Home / Romansa / PREDESTINATION / Actundwanzig

Share

Actundwanzig

Author: Mashimeow
last update Last Updated: 2022-04-22 11:41:47

Kejadian penangkapan dari Resta beberapa waktu yang lalu, cukup menghebohkan seluruh siswa dan para guru yang mengenal baik bagaimana seorang Naresta Shaquille Tjandranegara, tidak ada yang pernah menyangka dan terbersit di pikiran mereka kalau Resta akan bisa bersikap seperti seorang psikopat berhati dingin, tidak berperasaan dan mati rasa terhadap semua korbannya.

Dengan adanya peristiwa tersebut pun membuat sekolah langsung mengeluarkan Resta, walaupun pemuda itu sudah banyak menyumbangkan banyak piala penghargaan untuk sekolah, melalui prestasi yang sudah pemuda itu capai dari berbagai kejuaraan sains. Keputusan tepat demi melindungi nama baik sekolah juga beberapa siswa yang diduga berada di bawah tekanan Resta.

Rahdan yang mengetahui semua kejadian itu secara tidak langsung, ikut bertanggung jawab atas kesehatan mental teman-temannya. Pasti tidak mudah mengalami semua masa itu sendirian. Terlebih lagi untuk Lia. Korban nyata untuk semua kekerasan yang sudah

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • PREDESTINATION   Neunundzwanzig

    Rahdan, Juna, dan Rachel datang menyusul Serena dan Simon yang sudah lebih dulu datang ke rumah sakit. Rachel langsung mendekat ke arah Serena lalu memeluk erat tubuh gadit itu yang sedang ada di titik paling rendah hidupnya, apalagi Serena melihat sendiri bagaimana keadaan Reinan usai kecelakaan itu terjadi.Juna meliha ke dalam ruangan unit unit gawat darurat yang lampunya saja masih menunjukkan warna merah, tanda operasi Reinan belum selesai. Setelah dilarikan ke rumah sakit, dokter segera mengambil tindakan untuk meminimalisir hal yang tidak mereka inginkan pada Reinan. Rahdan mendudukkan dirinya di sebelah Simon, pria paruh baya yang sudah menganggap ia, Juna, dan Dito sebagai anaknya sendiri, karena sudah berteman dengan Reinan sejak anak itu masih duduk di bangku taman kanak-kanak.“Gimana bisa Reinan kecelakaan kayak gini?” tanya Juna lirih.“Tadi gua kan lagi jajan sama dia, beliin pesanan kalian, terus Reinan liat Harris jalan dan pos

    Last Updated : 2022-04-22
  • PREDESTINATION   ένας

    Rahdan memarkirkan ninja warna hitamnya tepat di depan rumah gadisnya. hari ini memang mereka ada janji untuk berangkat ke sekolah bersama. Sebagai anak baik jadi pemuda itu memberikan salam ke Wira—kakak tertua dari Becca yang membukakan dia pintu. Becca hanya tinggal bertiga saja bareng Wira dan Jaden karena orang tua gadis itu sudah meregang nyawa saat ada kecelakaan pesawat tahun 2017 lalu.“Assalamualaikum, Bang hehe,” sapa Rahdan lalu tersenyum manis sampai mata nya pun ikut tersenyum.“Walaikumsalam. Pagi amat jemput adek gua lo nya udah sarapan belom? Kalo belom sekalian aja tuh barengan,” sambut Wira ramah juga.“Alhamdulilah udah tadi sama bunda sarapan nya. Becca nya udah siap kan, Bang? Soalnya gua sama dia harus jaga depan gerbang checkin ketertiban nya anak-anak.” Rahdan liat jam di pergelangan kiri tangan nya.“Sabar lagi pake sepatu nih, tungguin!” seru Becca dari dalam rumah.

    Last Updated : 2021-04-09
  • PREDESTINATION   δύο

    Di luar aula Juna memberikan instruksi pada Rachel, Harris, Serena, Dito, Reinan, Ken dan Joyce selaku anak ketertiban.“Gausah nanggung nanggung kalo mau galak bukan mau senioritas tapi lo pada ngerti kan anak sekarang tuh kalo ga di kerasin pada ngelunjak gatau aturan,” kata Juna.“Ada Ken, Serena ama Dito ini tenang aja lah kita,” ceplos asal Reinan. Lalu dihadiahi lirikan sinis dari ketiga nya.“Mereka harus ngerasain gimana dulu kita di mos sampe ga tidur semaleman cuman buat mikir tugas doang. harus impas,” ucap Joyce yang kaya nya mau balas dendam.“Gini deh berhubung ini masih hari pertama biasa aja dulu jangan yang terlalu wah baru besok nya kita gembleng abis abisan,” usul Harris malah langsung tolak mentah-mentah oleh teman-teman nya.“Jangan. Lo pada ga liat apa tadi muka adek kelas nya pada ngeselin semua. Apalagi yang cewe tuh masa baru mos aja udah dandan,” sungut kesal Rach

    Last Updated : 2021-04-09
  • PREDESTINATION   τρία

    Kegiatan hari ini diawali dengan senam bersama yang sudah dilakukan tadi dan sekarang berganti semua peserta mos harus mendapatkan tanda tangan dari semua kakak osis tanpa terkecuali. Jadi harus dapet semua. Ada yang gampang dimintain ada juga yang susah kalo tipe orang nya keras.Acara minta tanda tangan ini juga sebenernya hiburan buat para panitia karena bisa mengerjai para peserta mos nya. contohnya seperti yang dilakukan oleh Reinan, Owen,Harris, Cakra dan Hanif ini.Sebut saja mereka Delvin, Chiko, Rasha, Madha dan Barga yang sudah keringat dingin nih tidak tahu akan diberi tantangan apa hanya untuk sebuah tanda tangan.Harris berjalan sambil menyedekapkan tangan di dada menatap satu persatu kearah calon adek kelas nya ini. “Tegang amat sih muke lo pada, santai aja kali. Kita ga bakal galak kalau lo pada ga ngeyel.”“Kesini mau ngapain?” tanya Hanif singkat.“Mau minta tanda tangan, Kak.” Jawab mereka seren

    Last Updated : 2021-04-09
  • PREDESTINATION   τέσσερα

    Hari terakhir masa orientasi sekolah dimulai dari apel pagi sekaligus pelepasan kartu identitas bagi seluruh peserta mos. Pada hari pertama pemimpin upacara dipimpin oleh Dito dan di hari terakhir ini dipimpin oleh Resta. Dengan ada Ken, Cakra dan Aisha sebagai danton untuk masing-masing kelas.Seusai apel semua peserta digiring untuk masuk kembali ke dalam aula karena akan ada demo eksrakuliler dan beberapa acara lainnya sebagai penutupan. Demo ekskul pun dimulai. Tidak munafik juga peserta mos maupun anak osis menikmati sekali hiburan ini walaupun mereka capeknya luar biasa.Di tengah keriuhan acara di aula tidak ada yang sadar kalau Juna dan Rachel itu menghilang sebentar untuk ngomong di ruang osis. Mereka ini masih ada darah sepupu dan sebenarnya Juna dan Rachel sudah seperti kakak dan adik sungguhan. Juna cukup khawatir melihat keadaan Rachel dari awal masuk memakai masker berwarna hitam pula.“Kenapa tuh muka lo? Jerawatan?” tanya Juna sambil

    Last Updated : 2021-04-12
  • PREDESTINATION   πέντε

    Kira-kira di warung Mak Ecih ada 20 anak osis yang memang lagi nongkrong disitu. Memanfaatkan kecepatan wifi yang cepat kalau untuk bermain game membuat Haikal, Pasha, Alby, Felix, Hanif, Eric, Gavin, Bintang dan Cakra ini mabar di handphone mereka masing-masing.Di bagian tempat lain ada Rahdan, Harris, Dean, Reinan, Resta, Ken, Dito dan Gio sedang asik merokok. Jangan salah walaupun mereka di sekolah mempunyai jabatan yang lumayan tinggi mereka semua tetaplah anak sma biasa yang ingin kebebasan. Di sebelahnya ada Surya dan Sandya yang lagi menghabiskan makan siang mereka.Juna ingin minum sesuatu yang dingin untuk menjernihkan pikirannya ini pun membuka kasar kulkas lalu ngambil kaleng coca cola. Dia meneguk cola tersebut sampai habis. Kaleng yang dipegang sampe tidak berbentuk lalu dia lempar ke tempat sampah.“Bangsat,” desis nya pelan.Juna ngambil satu batang diatas meja dan dia ikut menghirup kepulan

    Last Updated : 2021-04-14
  • PREDESTINATION   έξι

    Rachel, Serena, Juna dan Reinan masuk ke kelas mereka secara bersamaan karena memang mereka satu kelas. Serena bingung saat Reinan memindahkan tasnya dari kursi sebelah Juna ke bangku milik Felix dan otomatis Serena jadi duduk sebelahan sama Felix.Reinan lebih banyak diam dan tidak menggoda ke Serena membuat gadis itu merasa ada yang janggal. Agak menjauh terus menjaga jarak juga kesannya. Serena mencubit pundak Juna yang duduk di depan bangku dia sama Rachel.“Apasih anjing? Sakit tau!” Juna memutar badannya menghadap belakang.“Si Reinan kenapa sih kok aneh gitu. Ga biasanya dia diem gitu jir,” kata Serena sesekali melirik kearah Reinan yang menyumbat telinganya menggunkana headset.Felix dan Juna berpandang-pandangan. “Di ceritain ga?” tanya Felix ke Juna.“Kenapa emang?” tanya Serena penasaran.“Sebelum gua cerita, lo ada hubungan apa sama Harris?” tanya balik Juna.

    Last Updated : 2021-04-14
  • PREDESTINATION   επτά

    Pulang sekolah seperti biasa ada rapat osis untuk membahas proker yang akan dilaksanakan termasuk perayaan Sukma Cup sebagai bentuk dukungan perayaan hari ulang tahun sekolah mereka.Sebelum rapat ada jeda setengah jam buat jajan dan segala macem. Juna, Surya, Resta dan Haikal pergi ke kamar mandi. Tujuan anak cowo ke kamar mandi bareng selain buat pipis apalagi kalo bukan merokok. Tapi Surya, Resta dan Haikal masih sadar diri untuk tidak merokok dan memilih vape aja.Juna mengeluarkan rokok yang sudah dia bawa sebelumnya. Menyenderkan badannya ke tembok dan menghembuskan perlahan asap tidak sehat ini. Biasanya kalau ada razia rokok si Juna akan maju paling depan tapi sekarang malah dia yang ada disini dan sedang menikmati barang yang sebenernya pantang untuk dia sentuh lagi.“Lewat mah lewat aja! gausah julidin gua, mau gua sundut rokok congor lo?!” sentak Juna dengan tatapan mengintimidasi ke para siswa yang lewat sambil berbisik.&

    Last Updated : 2021-04-14

Latest chapter

  • PREDESTINATION   Neunundzwanzig

    Rahdan, Juna, dan Rachel datang menyusul Serena dan Simon yang sudah lebih dulu datang ke rumah sakit. Rachel langsung mendekat ke arah Serena lalu memeluk erat tubuh gadit itu yang sedang ada di titik paling rendah hidupnya, apalagi Serena melihat sendiri bagaimana keadaan Reinan usai kecelakaan itu terjadi.Juna meliha ke dalam ruangan unit unit gawat darurat yang lampunya saja masih menunjukkan warna merah, tanda operasi Reinan belum selesai. Setelah dilarikan ke rumah sakit, dokter segera mengambil tindakan untuk meminimalisir hal yang tidak mereka inginkan pada Reinan. Rahdan mendudukkan dirinya di sebelah Simon, pria paruh baya yang sudah menganggap ia, Juna, dan Dito sebagai anaknya sendiri, karena sudah berteman dengan Reinan sejak anak itu masih duduk di bangku taman kanak-kanak.“Gimana bisa Reinan kecelakaan kayak gini?” tanya Juna lirih.“Tadi gua kan lagi jajan sama dia, beliin pesanan kalian, terus Reinan liat Harris jalan dan pos

  • PREDESTINATION   Actundwanzig

    Kejadian penangkapan dari Resta beberapa waktu yang lalu, cukup menghebohkan seluruh siswa dan para guru yang mengenal baik bagaimana seorang Naresta Shaquille Tjandranegara, tidak ada yang pernah menyangka dan terbersit di pikiran mereka kalau Resta akan bisa bersikap seperti seorang psikopat berhati dingin, tidak berperasaan dan mati rasa terhadap semua korbannya.Dengan adanya peristiwa tersebut pun membuat sekolah langsung mengeluarkan Resta, walaupun pemuda itu sudah banyak menyumbangkan banyak piala penghargaan untuk sekolah, melalui prestasi yang sudah pemuda itu capai dari berbagai kejuaraan sains. Keputusan tepat demi melindungi nama baik sekolah juga beberapa siswa yang diduga berada di bawah tekanan Resta.Rahdan yang mengetahui semua kejadian itu secara tidak langsung, ikut bertanggung jawab atas kesehatan mental teman-temannya. Pasti tidak mudah mengalami semua masa itu sendirian. Terlebih lagi untuk Lia. Korban nyata untuk semua kekerasan yang sudah

  • PREDESTINATION   sechsundzwanzig

    Lia tepat berdiri di depan rumah berwarna hijau daun setelah memarkirkan mobilnya di halaman. Suasana rumah yang terkesan sunyi dari luar, malah membuat degup jantungnya berdetak semakin kencang. Ia menghembuskan napas panjangnya sesaat sebelum benar-benar masuk ke dalam rumah tersebut.Gadis itu menetralkan degup jantungnya yang berdetak tak karuan. Lia menoleh pada sekelilingnya untuk memastikan apakah Rahdan dan yang lainnya sudah datang atau belum. Reinan dan Juna melambaikan tangannya dari balik tong sampah besar yang ada di depan rumah tetangga pemuda itu. Sementara Rahdan dan Harris bersembunyi di balik semak belukar yang tumbuh liar di sekitar halaman rumah Resta.Sebelum mereka sepakat untuk memulai aksi terbuka ini, Lia akan memecahkan apapun yang ada di sekitarnya sebagai pertanda kalau gadis itu memerlukan bantuan segera. Rahdan juga sudah konfirmasi ke Lia, untuk urusan polisi, Rahdan meminta bantuan kepada ayahnya yang bergerak di bidang itu dan beliau su

  • PREDESTINATION   fünfundzwanzig

    Selang beberapa waktu saat kesehatannya memulih, Lia mampir sebentar ke rumah sakit tempat Dito dirawat selama pemuda itu masih mengalami masa koma, memberi semangat pada Rachel dan orang tua Dito yang tidak pernah absen untuk menunggu kapan pemuda itu akan bangun. Ia menguatkan mereka yang masih setia di samping ranjang pemuda yang terlelap dalam damai.Setelah menjenguk Dito di rumah sakit, Lia beralih untuk menjalankan kuda besi yang ia kendarai menuju tongkrongan di mana Rahdan dan teman-temannya biasa berkumpul. Semua yang terjadi belakangan ini sudah melebihi batasan yang ia, Geezca, Aisha dan Eric lakukan untuk menghentikan Resta.Lia benar-benar nggak bisa menerima kejahatan yang pemuda itu lakukan. Apalagi menyangkut nyawa seseorang yang dia kenal dengan baik. Walaupun banyak kejahatan lainnya yang ia nggak tau atau Resta berusaha menyembunyikan terkait dengan dendam dia dimasa lalu.Gadis itu keluar dari mobil diikuti langkah kakinya yang tergesa-gesa

  • PREDESTINATION   vierundzwanzig

    Semilir angin berhembus dari barat ke timur, membuat daun-daun yang ada di sepanjang halaman menuju parkiran sekolah, hawa disekeliling pun menjadi sejuk karena matahari yang sudah mulai turun ke peraduan. Dari arah kanan, sebelah ruang osis muncul Dito yang membawa tas juga tangan nya yang aktif memainkan kunci motor.Ia melangkahkan kakinya menuju parkiran sekolah, menjemput rodeo—kuda besi besar yang selama ini menjadi tumpangannya ke sekolah dan juga mengikuti kegiatan balapan liarnya yang masih ia ikuti.Dito menoleh ke kanan dan kiri saat mendengar sebuah suara di belakang sana sebelum ia memakai helm full face dikepalanya, pada jam seperti ini seharusnya semua siswa sudah pulang semua, menyisakan dirinya dan satpam yang berjaga di pos depan.Kegiatan di sekolah hari ini sungguh membuatnya ingin segera pulang ke rumah dan beristirahat dengan segera. Tugas sekolah, ulangan mendadak belum lagi kewajiban nya sebagai ketua ekstakulikuler paskibra, benar-

  • PREDESTINATION   veintitrés

    Pekarangan rumah milik Rachel penuh dengan dua mobil yang berjejer rapi dengan bagasi bagian belakang pintunya terbuka lebar. Padahal hanya berlibur dua hari satu malam saja tapi barang-barang yang di bawa oleh para anak perempuan begitu banyak. Seperti ingin pergi lebih dari sebulan saja. Di halaman yang tidak begitu luas, mereka—para anak adam—terlihat sedang memasukkan barang-barang bawaan berupa koper, bahan makanan dan peralatan untuk makan yang nanti nya akan mereka bawa ke vila. Rahdan dan Cakra menyesuaikan bentuk barang agar semua kebutuhan bisa masuk semua ke dalam bagasi. Nggak lupa juga Reinan membeli tiga set kembang api berukuran lumayan besar yang akan di nyalakan saat menjelang malam tiba. Mereka yang semula nya akan berlibur dengan jumlah personil lima belas orang harus menyusut menjadi kurang lebih sebelas orang saja. Di mobil pertama dengan Dito yang duduk di belakang kemudi, lalu Rachel yang duduk di sebelah nya sebagai navigasi berjaga-ja

  • PREDESTINATION   είκοσι δύο

    Di minggu pagi yang cerah, suasana di rumah milik Rahdan terlihat sangat ramai dan penuh. Suara teriakan, canda tawa, sampai umpatan kotor pun bercampur menjadi satu. Mereka memang sepakat untuk pergi ke puncak tepat pukul sepuluh pagi. Tapi, dari jam delapan rumah Rahdan sudah ramai dengan keberadaan teman-temannya.Becca, Lia, Tyas dan Adine membantu Ranti membuat minuman dan membawa beberapa camilan untuk teman-teman anaknya. Serena, Shasha, Nancy, Gio dan Gavin sedang membuat video yang sedang ramai dibicarakan oleh banyak orang di salah satu situs menari.Sementara bujang seperti Juna, Harris, Cakra dan Rahdan memainkan game online bersama-sama, maklum sedang push rank. Begitulah bahasa gaulnya yang sering dipakai oleh remaja kekinian jaman sekarang.“Dito lama bener sih jemput Rachel, jangan-jangan pake kencan dulu kali mereka ya?” tuduh protes Juna mentah-mentah.“Paling lagi di jalan, gausah bawel,” timpal Gavin.

  • PREDESTINATION   είκοσι δύο

    Pada jam pulang sekolah, semua murid berhamburan keluar dari sekolah. Jalanan terlihat penuh dan ramai dengan banyaknya murid yang sedang menunggu jemputan, membeli jajanan di depan sekolah atau sekedar nongkrong. Sama halnya di Warung Mak Ecih. Di parkiran warung banyak berjejer motor berbagai warna dan bentuk.Suasana di dalam warung pun sangat gaduh. Suara para bujang yang saling meneriaki satu sama lainnya. Juga, kepulan asap rokok yang menguap dimana-mana membuat ramai keadaan. Tidak banyak yang datang tapi ramainya luar biasa. Rahdan, Haikal, Dito, Dean, Darrel, Cakra, Harris dan bahkan Reinan pun ada disana. Walaupun awalnya pemuda itu enggan karena Harris ikut juga. Tetapi bujukan Dito mampu meluluhkannya.Rahdan dan Dean terlihat asik bermain gitar, sembari sebelah tangan mereka mengapit satu batang rokok dengan bara api yang menumpuk pada ujungnya. Dean yang bernyanyi sedangkan Rahdan juga mengiringi menggunakan gitar yang ia pangku di pahanya. Semuanya melak

  • PREDESTINATION   είκοσι ένα

    Rahdan berjalan masuk menuju sebuah kafe tempat ia memiliki janji dengan teman-temannya, Eric, Geezca dan Aisha. Ia dihubungi oleh Eric, pemuda itu mengajaknya makan siang bersama. Saat memasuki kafe, keadaan ramai dengan orang-orang yang menghabiskan jam makan siang mereka di tempat ini. Semua meja terisi penuh baik yang di dalam maupun di luar ruangan. Banyak pelayan yang berlalu lalang membawa buku menu dan baki berisi makanan ke meja setiap pengunjung yang duduk.Rahdan tertegun dengan banyaknya pengunjung di kafe itu. ia kesulitan mencari teman-temannya. Bahkan saat Eric melambaikan tangan padanya, ia masih kesulitan untuk menemukan mereka. dengan sedikit usaha akhirnya, ia sampai di meja. Baru saja Rahdan mendudukkan badannya di kursi, Geezca sudah mencecarnya dengan berbagai pertanyaan saat Eric ingin memberikan buku menu pada Rahdan“Kemarin lo ngomong apa aja sama Resta? Dia nggak macem-macem kan? Lo ada yang luka nggak?” cecar Geezca dalam satu ka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status