Home / Romansa / PREDESTINATION / τέσσερα

Share

τέσσερα

Author: Mashimeow
last update Last Updated: 2021-04-12 12:58:27

Hari terakhir masa orientasi sekolah dimulai dari apel pagi sekaligus pelepasan kartu identitas bagi seluruh peserta mos. Pada hari pertama pemimpin upacara dipimpin oleh Dito dan di hari terakhir ini dipimpin oleh Resta. Dengan ada Ken, Cakra dan Aisha sebagai danton untuk masing-masing kelas.

Seusai apel semua peserta digiring untuk masuk kembali ke dalam aula karena akan ada demo eksrakuliler dan beberapa acara lainnya sebagai penutupan. Demo ekskul pun dimulai. Tidak munafik juga peserta mos maupun anak osis menikmati sekali hiburan ini walaupun mereka capeknya luar biasa.

Di tengah keriuhan acara di aula tidak ada yang sadar kalau Juna dan Rachel itu menghilang sebentar untuk ngomong di ruang osis. Mereka ini masih ada darah sepupu dan sebenarnya Juna dan Rachel sudah seperti kakak dan adik sungguhan. Juna cukup khawatir melihat keadaan Rachel dari awal masuk memakai masker berwarna hitam pula.

“Kenapa tuh muka lo? Jerawatan?” tanya Juna sambil menutup pintu ruang osis biar tidak ada yang masuk dulu.

“Bukan,” jawab Rachel datar.

“Terus?” sebelah alisnya Juna terangkat heran.

Rachel membuka maskernya dan menunjukkan pipi sebelah kanannya merah nyaris sudah bengkak karena tamparan dari Jaka kemarin. “Kemarin bokap ga segan nampar gua buat belain wanita uler itu,”

Juna yang posisi duduknya diatas meja depan Rachel ini langsung mencondongkan badannya untuk melihat betapa merah pipi sepupunya ini. “Anjing, ga ada otak kali bapak lo. Merah banget anjir pipi lo, Chel.”

Rachel memakai lagi masker di wajahnya. “Makanya itu gua pengen pindah ke rumah nyokap sama papi aja gua berasa anak tiri bangsat kalo di rumah.”

“Dito udah tau?” tanya Juna hati-hati.

“Belom, gua gatau reaksi dia gimana ntar apalagi dia berani banget ama papa. Inget ga sih lo kejadian papa narik gua kasar buat pulang dari acara gathering osis tuh kalo ga gua tahan si Dito ya bakal nonjok papa pasti,” ucap Rachel seraya menghempuskan nafasnya panjang.

“Ya gua juga pasti bakal kaya gitu lah orang masih bahas proker eh Om Jaka main narik aja seenak udel. Jelas gua juga bakal marah.” Juna menyedekapkan kedua tangan di dadanya.

“Maka dari itu jangan sampe tau dulu dia. Lo sama Geezca baik-baik aja kan?” tanya Rachel mengalihkan pertanyaan.

Kini giliran Juna yang mengusap tengkuk nya canggung. “Gua udah denger kalo Geezca masih naksir ke Dito. Selama ini dia bohong ama gua ternyata. Ya gua bisa ngerasain kalo dia sayang sama gua, tulus ke gua tapi semua ilang begitu dia liat Dito.”

“Gua ga bisa nyalahin Dito karena itu juga bukan kesahalan dia, jelas kan dia bucin banget sama lo,” sambung nya.

“Hm, udah ayo keluar nanti anak-anak nyariin lagi mana nih ketos galak nya mereka.” Rachel berdiri dan keluar dari ruang osis duluan.

“Sialan.” Juna pun menyusul Rachel keluar.

***

Selama menghilangnya Juna dan Rachel ini untungnya tidak ada yang mencari sih kan ada Rahdan gitu yang menyusun semua acaranya. Sampai pada demo ekskul selesai berganti menjadi acara anak mos memberikan surat cinta juga coklat untuk para kakak osis nya.

Agak lumayan lama saat memberikan surat cinta juga coklat nya dan pasti juga banyak sekali anak cewe yang kasih coklat buat para kakel cowo. Sudah pasti yang dapet menang banyak itu Rahdan, Cakra, Harris, Reinan, Resta, Juna gitu lah.

Setelah acara pemberian surat cinta Juna memberitahukan kepada peserta mos untuk melihat pembagian kelas di mading dekat koridor kelas 11. Dan masa pembelajaran akan dimulai keesokan harinya.

Semua anak segera keluar sampai ada yang terjatuh karena berdesak-desakan. Semua anak osis berada di ruang osis sekarang. Diatas meja sudah banyak makanan dari para peserta mos. Rachel memandang banyaknya coklat tanpa minat sekali pun.

“Ada yang mau ambil bagian gua ga?” tanya Rachel pada teman-temannya.

“Kenapa?” tanya Gavin yang berjalan mendekat kearah Rachel.

“Gua ga suka coklat item,” jawab nya datar.

“Buat gua aja sini, Chel,” sahut semangat Serena lalu Becca juga ikut berjalan mendekat. “Gua juga mau hehe.”

“Ambil aja terserah kalian semua juga boleh.” Rachel memilih untuk bermain handphonenya setelah itu.

“Makasih cangtip.” Serena dan Becca pun memilih coklat mana yang mau mereka bawa. Dan yang lain juga ikut menyerbu karena Brina, Adine, Sheena doyan coklat juga

Rachel menoleh sekilas waktu melihat ada dua tangan yang terulur memberikan 3 varian coklat dengan rasa yang sama. Varian white chocolate sesuai dengan kesukaan Rachel. tangan yang memberi coklat itu Dito dan Juna.

“Makan ini aja dari aku sama Juna.” Dito mengacak rambut milik Rachel.

“Kasian anak nya mama Sella kalo ga di kasih coklat nanti nangis,” ledek Juna.

Satu ruangan bisa melihat dengan jelas bagaimana bucinnya atau budak cinta seorang Arrasyid Dito ke Alana Rachel. Akan menjadi jahat sekali kalau ada yang tega memisahkan mereka. Becca setelah melihat kearah Rachel beralih ke cowo ganteng di depannya.

Becca mengacak surai hitam Rahdan gemas sedangkan Rahdannya tidak protes karena pemuda itu sedang asik bermain game di handphone milik Becca. Main cooking mama.

“Bang Jaden ngajakin main futsal bareng nih sama temen kuliah nya. Tapi aku mau nongkrong dulu sama anak osis cowo ke warung Mak Ecih,” kata Rahdan yang pandangan matanya masih fokus pada kegiatannya menggoreng ayam di handphone milik Becca.

“Ya nongkrong aja dulu tapi Kak Jaden ngajakin nya jam berapa?” tanya Becca.

“Abis isya sih.” Rahdan menutup permainannya lalu memberikan fokusnya beralih ke Becca.

“Hum gitu. Pasti pulang nya malem banget deh. Sekalian aja nginep di rumah tapi nanti kamu tidur sama Kak Jaden.” Becca memainkan jari milrik Rahdan. dia tekuk-tekuk.

“Sama kamu aja lah tidur nya masa sama Bang Jaden, ga ada yang bisa di duselin dong,” cengir goblok Rahdan.

“Heh! Tuman!” Becca nya tertawa lalu memukul pelan lengannya Rahdan.

Sementara itu Geezca yang duduk berhadap-hadapan dengan Juna itu terus memandang kearah Dito yang sedang bercanda bersama Rachel. Juna yang posisi duduknya menyamping diatas meja ketosnya dia ini diam-diam tersenyum getir. Juna menarik dagu Geezca agak memberikan atensi seutuhnya hanya untuk Juna.

“Ngeliatin apa sih? Hm? Aku nya disini loh.” Juna memandang kearah matanya Geezca teduh.

Geezca tersenyum manis lalu menggeleng. “Mau keluar ga? Disini sumpek,” ucap gadis itu pelan.

Juna bangun dari duduknya. “Kantin aja sekalian aku mau cari minum.” Juna menggandeng keluar tangan nya Geezca.

“Mau kemana, Jun?” tanya Surya noleh ke Juna.

“Kantin. Kenapa? Mau nitip lo?” tanya balik Juna.

“Mau pocari dong tapi pake duit lo dulu tar gua ganti,” jawab Surya.

Juna mengangguk lalu keluar dari ruangan osis bersama dengan Geezca. Memang semua anak yang masuk kedalam osis mengalami kisah nya masing-masing. Banyak dari mereka yang mengalami cinta lokasi alias cinlok.

Related chapters

  • PREDESTINATION   πέντε

    Kira-kira di warung Mak Ecih ada 20 anak osis yang memang lagi nongkrong disitu. Memanfaatkan kecepatan wifi yang cepat kalau untuk bermain game membuat Haikal, Pasha, Alby, Felix, Hanif, Eric, Gavin, Bintang dan Cakra ini mabar di handphone mereka masing-masing.Di bagian tempat lain ada Rahdan, Harris, Dean, Reinan, Resta, Ken, Dito dan Gio sedang asik merokok. Jangan salah walaupun mereka di sekolah mempunyai jabatan yang lumayan tinggi mereka semua tetaplah anak sma biasa yang ingin kebebasan. Di sebelahnya ada Surya dan Sandya yang lagi menghabiskan makan siang mereka.Juna ingin minum sesuatu yang dingin untuk menjernihkan pikirannya ini pun membuka kasar kulkas lalu ngambil kaleng coca cola. Dia meneguk cola tersebut sampai habis. Kaleng yang dipegang sampe tidak berbentuk lalu dia lempar ke tempat sampah.“Bangsat,” desis nya pelan.Juna ngambil satu batang diatas meja dan dia ikut menghirup kepulan

    Last Updated : 2021-04-14
  • PREDESTINATION   έξι

    Rachel, Serena, Juna dan Reinan masuk ke kelas mereka secara bersamaan karena memang mereka satu kelas. Serena bingung saat Reinan memindahkan tasnya dari kursi sebelah Juna ke bangku milik Felix dan otomatis Serena jadi duduk sebelahan sama Felix.Reinan lebih banyak diam dan tidak menggoda ke Serena membuat gadis itu merasa ada yang janggal. Agak menjauh terus menjaga jarak juga kesannya. Serena mencubit pundak Juna yang duduk di depan bangku dia sama Rachel.“Apasih anjing? Sakit tau!” Juna memutar badannya menghadap belakang.“Si Reinan kenapa sih kok aneh gitu. Ga biasanya dia diem gitu jir,” kata Serena sesekali melirik kearah Reinan yang menyumbat telinganya menggunkana headset.Felix dan Juna berpandang-pandangan. “Di ceritain ga?” tanya Felix ke Juna.“Kenapa emang?” tanya Serena penasaran.“Sebelum gua cerita, lo ada hubungan apa sama Harris?” tanya balik Juna.

    Last Updated : 2021-04-14
  • PREDESTINATION   επτά

    Pulang sekolah seperti biasa ada rapat osis untuk membahas proker yang akan dilaksanakan termasuk perayaan Sukma Cup sebagai bentuk dukungan perayaan hari ulang tahun sekolah mereka.Sebelum rapat ada jeda setengah jam buat jajan dan segala macem. Juna, Surya, Resta dan Haikal pergi ke kamar mandi. Tujuan anak cowo ke kamar mandi bareng selain buat pipis apalagi kalo bukan merokok. Tapi Surya, Resta dan Haikal masih sadar diri untuk tidak merokok dan memilih vape aja.Juna mengeluarkan rokok yang sudah dia bawa sebelumnya. Menyenderkan badannya ke tembok dan menghembuskan perlahan asap tidak sehat ini. Biasanya kalau ada razia rokok si Juna akan maju paling depan tapi sekarang malah dia yang ada disini dan sedang menikmati barang yang sebenernya pantang untuk dia sentuh lagi.“Lewat mah lewat aja! gausah julidin gua, mau gua sundut rokok congor lo?!” sentak Juna dengan tatapan mengintimidasi ke para siswa yang lewat sambil berbisik.&

    Last Updated : 2021-04-14
  • PREDESTINATION   οκτώ

    Serena berangkat ke sekolah menggunakan kaca mata hitam yang jelas menarik perhatian satu sekolah. Banyak yang nyinyir, julidin dan yang heran juga banyak. Termasuk teman-teman sekelasnya kecuali Reinan lah.Padahal kaca mata nya ini untuk menutupi mata gadis itu yang bengkak karena menangis semalaman. Pak Joshua yang notabene guru yang acuh pun sampai menanyakan kenapa muridnya pakai kaca mata hitam selama pelajaran.“Serena, kenapa itu pake kacamata item dalem kelas?” tanya Pak Joshua.“Lagi sakit, Pak. Malu saya kalo di buka,” jawab asal Serena.“Haduh kenapa ga di rumah aja ampe sembuh? Nanti kalo malah nularin temen-temen kmu gimana?” omel Pak Joshua.“Ya ga bisa gitu dong, Pak. Kan saya semangat banget buat ikut jam nya Bapak jadi saya harus masuk. Ga bakal kena kalo saya ga copot kacamata nya Pak.” Pinter banget ngeles nya.“Yaudah, keluarkan kertas kita ulangan.”&ldq

    Last Updated : 2021-04-14
  • PREDESTINATION   εννέα

    Geezca mendatangi kelas Dito di 11 IPA 3 lalu mengajak pemuda itu ke taman karena ada yang ingin dibicarakan. Onda dan Hanif sudah heboh saja saat Geezca mendatangi Dito. Mereka duduk disalah satu kursi taman yang tidak banyak didatangi siswa lain.“Kalo ga ada yang mau di omongin gua cabut,” ucap Dito datar.“Tunggu. Gua bingung mau ngomong nya dari mana.” Geezca menggigit bibir bawahnya gugup.Dito liat jam di tangan kiri nya. “Cepet. 5 menit lo ga ngomong gua tinggal.”Geezca mengangguk dan menoleh ke Dito yang duduk di samping kanannya. “Gua sayang sama lo, Dit. Gua mau lo jadi cowo gua,” kata Geezca.Dito langsung berdiri dan melihat Geezca dengan tatapan tajamnya. “LO GILA?! OTAK LO DIMANA? GA ADA OTAK LO!” Bentak Dito kasar.Geezca pun juga ikutan berdiri. “Iya! Dan semua nya itu karena lo!”“Sampe kapan pun juga gua ga akan pernah nerima cewe sakit k

    Last Updated : 2021-04-14
  • PREDESTINATION   δέκα

    Juna sudah menghabiskan waktu nya hampir 4 jam di balkon rumah nya untuk meninju sarung yang biasa Juna pakai untuk latihan kick boxing. Peluh sudah membanjir di semua bagian kaus yang pemuda itu pakai.Juna yang masih dalam fase hancur ini terus melanjutkan kegiatan nya untuk meredakan emosi sekaligus menaikkan suasana hatinya. Pintu kamarnya diketuk pun tidak menghentikan Juna dari aktifitasnya.Tok tok”Masuk!”Bi Esih memasuki kamar milik Tuan Muda nya ini dan memberitahukan ada yang sedang mencari Juna“Koh, di bawah ada temen nya tuh nyariin Kokoh,” kata Bi Esih.“Cewe atau cowo?” tanya Juna yang melepas sarung tinjunya lalu mengambil handuk diatas meja. Mengelap keringat yang ada dimuka gantengnya.“Cewe, Koh. Meuni geulis pisan, Koh,” jawab Bi Esih.Juna mengerutkan alisnya heran. “Yaudah suruh nunggu dulu, Bi. Aku mau beresin

    Last Updated : 2021-04-15
  • PREDESTINATION   έντεκα

    Rumah milik Brian—Papinya Rachel sedang ramai sekali karena mereka sedang open house seusai merayakan perayaan imlek kemarin. Saudaranya Sella, Brian dan Rachel semua tadinya ada walaupun setengah dari mereka sudah pulang. Rachel juga mengundang teman dekatnya untuk datang. Karena sebagian sahabatnya adalah anak OSIS makanya Rachel mengundang mereka semua.Selesai mengisi perut sampai kekenyangan para anak cowok mengatakan ingin bermain basket di lapangan dekat perumahan rumahnya Rachel. Niatnya ingin membakar lemak setelah menghabiskan banyak makanan.Rahdan mengambil alih bola basket yang awalnya dipegang oleh Ken lalu memainkannya sebentar. Rahdan memilih Reinan, Juna, Devon dan Dito untuk menjadi teman satu timnya sedangkan untuk tim lawan ada Resta, Eric, Gio, Cakra dan Gavin.Sebagian dari anak laki-laki yang tidak ikut bermain menyuarakan suara mereka untuk yang sedang bermain di lapangan. Becca yang sedang duduk melihat saja tahu kalau Rah

    Last Updated : 2021-04-15
  • PREDESTINATION   δώδεκα

    Juna menutup rapat hari ini yang membahas tentang persiapan Sukma Cup yang kurang beberapa hari lagi. belum lagi Juna harus mengobrak-abrik lemari karena setiap hari Rabu para murid di Suka Maju diwajibkan menggunakan pakaian daerah masing-masing. Karena sekolah ingin semua siswanya saling menghargai pentingnya toleransi antar agama dan kepercayaan.Masih ada yang belum ingin beranjak dari bangku mereka karena wifi sekolah kalau menjelang sore kecepatannya sangat cepat. Serena saja sekarang sedang melakukan live di instagram. Gadis itu berjalan mendekati teman-temannya satu persatu. Gadis itu sedang bermain permainan Kiss or Slap.“Tyas~ nanti pilih salah satu ya terus lo lakuin itu ke gua. kiss or slap,” kata Serena.“Utututu sayang nya Tyas, kiss dong.” Tyas lalu mencium pipi kanan milik Serena.Serena tertawa setelah itu beralih pada target yang lain. Karena sudah sangat dekat seperti

    Last Updated : 2021-04-15

Latest chapter

  • PREDESTINATION   Neunundzwanzig

    Rahdan, Juna, dan Rachel datang menyusul Serena dan Simon yang sudah lebih dulu datang ke rumah sakit. Rachel langsung mendekat ke arah Serena lalu memeluk erat tubuh gadit itu yang sedang ada di titik paling rendah hidupnya, apalagi Serena melihat sendiri bagaimana keadaan Reinan usai kecelakaan itu terjadi.Juna meliha ke dalam ruangan unit unit gawat darurat yang lampunya saja masih menunjukkan warna merah, tanda operasi Reinan belum selesai. Setelah dilarikan ke rumah sakit, dokter segera mengambil tindakan untuk meminimalisir hal yang tidak mereka inginkan pada Reinan. Rahdan mendudukkan dirinya di sebelah Simon, pria paruh baya yang sudah menganggap ia, Juna, dan Dito sebagai anaknya sendiri, karena sudah berteman dengan Reinan sejak anak itu masih duduk di bangku taman kanak-kanak.“Gimana bisa Reinan kecelakaan kayak gini?” tanya Juna lirih.“Tadi gua kan lagi jajan sama dia, beliin pesanan kalian, terus Reinan liat Harris jalan dan pos

  • PREDESTINATION   Actundwanzig

    Kejadian penangkapan dari Resta beberapa waktu yang lalu, cukup menghebohkan seluruh siswa dan para guru yang mengenal baik bagaimana seorang Naresta Shaquille Tjandranegara, tidak ada yang pernah menyangka dan terbersit di pikiran mereka kalau Resta akan bisa bersikap seperti seorang psikopat berhati dingin, tidak berperasaan dan mati rasa terhadap semua korbannya.Dengan adanya peristiwa tersebut pun membuat sekolah langsung mengeluarkan Resta, walaupun pemuda itu sudah banyak menyumbangkan banyak piala penghargaan untuk sekolah, melalui prestasi yang sudah pemuda itu capai dari berbagai kejuaraan sains. Keputusan tepat demi melindungi nama baik sekolah juga beberapa siswa yang diduga berada di bawah tekanan Resta.Rahdan yang mengetahui semua kejadian itu secara tidak langsung, ikut bertanggung jawab atas kesehatan mental teman-temannya. Pasti tidak mudah mengalami semua masa itu sendirian. Terlebih lagi untuk Lia. Korban nyata untuk semua kekerasan yang sudah

  • PREDESTINATION   sechsundzwanzig

    Lia tepat berdiri di depan rumah berwarna hijau daun setelah memarkirkan mobilnya di halaman. Suasana rumah yang terkesan sunyi dari luar, malah membuat degup jantungnya berdetak semakin kencang. Ia menghembuskan napas panjangnya sesaat sebelum benar-benar masuk ke dalam rumah tersebut.Gadis itu menetralkan degup jantungnya yang berdetak tak karuan. Lia menoleh pada sekelilingnya untuk memastikan apakah Rahdan dan yang lainnya sudah datang atau belum. Reinan dan Juna melambaikan tangannya dari balik tong sampah besar yang ada di depan rumah tetangga pemuda itu. Sementara Rahdan dan Harris bersembunyi di balik semak belukar yang tumbuh liar di sekitar halaman rumah Resta.Sebelum mereka sepakat untuk memulai aksi terbuka ini, Lia akan memecahkan apapun yang ada di sekitarnya sebagai pertanda kalau gadis itu memerlukan bantuan segera. Rahdan juga sudah konfirmasi ke Lia, untuk urusan polisi, Rahdan meminta bantuan kepada ayahnya yang bergerak di bidang itu dan beliau su

  • PREDESTINATION   fünfundzwanzig

    Selang beberapa waktu saat kesehatannya memulih, Lia mampir sebentar ke rumah sakit tempat Dito dirawat selama pemuda itu masih mengalami masa koma, memberi semangat pada Rachel dan orang tua Dito yang tidak pernah absen untuk menunggu kapan pemuda itu akan bangun. Ia menguatkan mereka yang masih setia di samping ranjang pemuda yang terlelap dalam damai.Setelah menjenguk Dito di rumah sakit, Lia beralih untuk menjalankan kuda besi yang ia kendarai menuju tongkrongan di mana Rahdan dan teman-temannya biasa berkumpul. Semua yang terjadi belakangan ini sudah melebihi batasan yang ia, Geezca, Aisha dan Eric lakukan untuk menghentikan Resta.Lia benar-benar nggak bisa menerima kejahatan yang pemuda itu lakukan. Apalagi menyangkut nyawa seseorang yang dia kenal dengan baik. Walaupun banyak kejahatan lainnya yang ia nggak tau atau Resta berusaha menyembunyikan terkait dengan dendam dia dimasa lalu.Gadis itu keluar dari mobil diikuti langkah kakinya yang tergesa-gesa

  • PREDESTINATION   vierundzwanzig

    Semilir angin berhembus dari barat ke timur, membuat daun-daun yang ada di sepanjang halaman menuju parkiran sekolah, hawa disekeliling pun menjadi sejuk karena matahari yang sudah mulai turun ke peraduan. Dari arah kanan, sebelah ruang osis muncul Dito yang membawa tas juga tangan nya yang aktif memainkan kunci motor.Ia melangkahkan kakinya menuju parkiran sekolah, menjemput rodeo—kuda besi besar yang selama ini menjadi tumpangannya ke sekolah dan juga mengikuti kegiatan balapan liarnya yang masih ia ikuti.Dito menoleh ke kanan dan kiri saat mendengar sebuah suara di belakang sana sebelum ia memakai helm full face dikepalanya, pada jam seperti ini seharusnya semua siswa sudah pulang semua, menyisakan dirinya dan satpam yang berjaga di pos depan.Kegiatan di sekolah hari ini sungguh membuatnya ingin segera pulang ke rumah dan beristirahat dengan segera. Tugas sekolah, ulangan mendadak belum lagi kewajiban nya sebagai ketua ekstakulikuler paskibra, benar-

  • PREDESTINATION   veintitrés

    Pekarangan rumah milik Rachel penuh dengan dua mobil yang berjejer rapi dengan bagasi bagian belakang pintunya terbuka lebar. Padahal hanya berlibur dua hari satu malam saja tapi barang-barang yang di bawa oleh para anak perempuan begitu banyak. Seperti ingin pergi lebih dari sebulan saja. Di halaman yang tidak begitu luas, mereka—para anak adam—terlihat sedang memasukkan barang-barang bawaan berupa koper, bahan makanan dan peralatan untuk makan yang nanti nya akan mereka bawa ke vila. Rahdan dan Cakra menyesuaikan bentuk barang agar semua kebutuhan bisa masuk semua ke dalam bagasi. Nggak lupa juga Reinan membeli tiga set kembang api berukuran lumayan besar yang akan di nyalakan saat menjelang malam tiba. Mereka yang semula nya akan berlibur dengan jumlah personil lima belas orang harus menyusut menjadi kurang lebih sebelas orang saja. Di mobil pertama dengan Dito yang duduk di belakang kemudi, lalu Rachel yang duduk di sebelah nya sebagai navigasi berjaga-ja

  • PREDESTINATION   είκοσι δύο

    Di minggu pagi yang cerah, suasana di rumah milik Rahdan terlihat sangat ramai dan penuh. Suara teriakan, canda tawa, sampai umpatan kotor pun bercampur menjadi satu. Mereka memang sepakat untuk pergi ke puncak tepat pukul sepuluh pagi. Tapi, dari jam delapan rumah Rahdan sudah ramai dengan keberadaan teman-temannya.Becca, Lia, Tyas dan Adine membantu Ranti membuat minuman dan membawa beberapa camilan untuk teman-teman anaknya. Serena, Shasha, Nancy, Gio dan Gavin sedang membuat video yang sedang ramai dibicarakan oleh banyak orang di salah satu situs menari.Sementara bujang seperti Juna, Harris, Cakra dan Rahdan memainkan game online bersama-sama, maklum sedang push rank. Begitulah bahasa gaulnya yang sering dipakai oleh remaja kekinian jaman sekarang.“Dito lama bener sih jemput Rachel, jangan-jangan pake kencan dulu kali mereka ya?” tuduh protes Juna mentah-mentah.“Paling lagi di jalan, gausah bawel,” timpal Gavin.

  • PREDESTINATION   είκοσι δύο

    Pada jam pulang sekolah, semua murid berhamburan keluar dari sekolah. Jalanan terlihat penuh dan ramai dengan banyaknya murid yang sedang menunggu jemputan, membeli jajanan di depan sekolah atau sekedar nongkrong. Sama halnya di Warung Mak Ecih. Di parkiran warung banyak berjejer motor berbagai warna dan bentuk.Suasana di dalam warung pun sangat gaduh. Suara para bujang yang saling meneriaki satu sama lainnya. Juga, kepulan asap rokok yang menguap dimana-mana membuat ramai keadaan. Tidak banyak yang datang tapi ramainya luar biasa. Rahdan, Haikal, Dito, Dean, Darrel, Cakra, Harris dan bahkan Reinan pun ada disana. Walaupun awalnya pemuda itu enggan karena Harris ikut juga. Tetapi bujukan Dito mampu meluluhkannya.Rahdan dan Dean terlihat asik bermain gitar, sembari sebelah tangan mereka mengapit satu batang rokok dengan bara api yang menumpuk pada ujungnya. Dean yang bernyanyi sedangkan Rahdan juga mengiringi menggunakan gitar yang ia pangku di pahanya. Semuanya melak

  • PREDESTINATION   είκοσι ένα

    Rahdan berjalan masuk menuju sebuah kafe tempat ia memiliki janji dengan teman-temannya, Eric, Geezca dan Aisha. Ia dihubungi oleh Eric, pemuda itu mengajaknya makan siang bersama. Saat memasuki kafe, keadaan ramai dengan orang-orang yang menghabiskan jam makan siang mereka di tempat ini. Semua meja terisi penuh baik yang di dalam maupun di luar ruangan. Banyak pelayan yang berlalu lalang membawa buku menu dan baki berisi makanan ke meja setiap pengunjung yang duduk.Rahdan tertegun dengan banyaknya pengunjung di kafe itu. ia kesulitan mencari teman-temannya. Bahkan saat Eric melambaikan tangan padanya, ia masih kesulitan untuk menemukan mereka. dengan sedikit usaha akhirnya, ia sampai di meja. Baru saja Rahdan mendudukkan badannya di kursi, Geezca sudah mencecarnya dengan berbagai pertanyaan saat Eric ingin memberikan buku menu pada Rahdan“Kemarin lo ngomong apa aja sama Resta? Dia nggak macem-macem kan? Lo ada yang luka nggak?” cecar Geezca dalam satu ka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status