Beranda / Romansa / PRAMESWARI / Hari Yang Penuh Warna

Share

Hari Yang Penuh Warna

last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-08 03:48:08

Baru saja menyeruput lemon tea hangatnya untuk yang pertama kali, Prameswari sudah harus bekerja lagi. Berdasarkan keterangan yang tertera di atas memo dari Tiara, tamunya duduk di meja nomor tiga, jadi dia harus segera ke sana dan nggak boleh dalam keadaan cemberut, manyun atau semacamnya. Di sini, apapun yang terjadi hanya boleh ada satu hal ini dalam dirinya, tersenyum manis. Lebih lengkapnya tersenyum manis, bersikap santun, berkata sopan dan berpenampilan anggun. Mempesona. Keharusan terakhir yang dia belum menemukan cara plus chemistry-nya. 

Anggun dan mempesona, memangnya seperti apa, sih? 

Pertanyaan inilah yang sering kali mengusik ketenangan hatinya. Jangankan begitu, masih bisa tersenyum padahal sebenarnya menahan pedih di kaki yang lecet karena sepatu high heels saja sudah Alhamdulillah. Itu prinsipnya tapi apa hendak dikata?

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PRAMESWARI    Atas Nama Cinta

    Peony benar-benar nggak mau berdekatan dengan Giga. Jangankan berdekatan, melihat dirinya dari jarak yang cukup jauh saja sudah mual dan muntah-muntah hebat. Jadi, selama hampir satu bulan ini, Giga bebas. Artinya, Peony nggak mempermasalahkan sama sekali, apakah dia mau berada di rumah atau di mana yang penting jangan mendekati dirinya. Apalagi sampai menyentuhnya. Waaahhh, bisa-bisa Peony terkulai lemas karena terlalu banyak muntah dan akhirnya kekurangan cairan. Hemmm, tentu saja, Giga nggak mau itu terjadi. Repot dan ribet, urusannya.Sebenarnya Giga juga heran. Kok bisa, orang ngidam sampai seperti itu? Selama ini, yang dia dengar, orang ngidam itu ya ingin makan atau minum apa dan harus dituruti. Kalau nggak, bisa bad mood, cengeng atau malah ngambek. Ada juga yang sampai menyuruh suaminya mencari yang diinginkannya sampai ke ujung dunia. Pokoknya, nggak boleh pulang kalau belum d

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15
  • PRAMESWARI    Atas Nama Cinta

    Peony benar-benar nggak mau berdekatan dengan Giga. Jangankan berdekatan, melihat dirinya dari jarak yang cukup jauh saja sudah mual dan muntah-muntah hebat. Jadi, selama hampir satu bulan ini, Giga bebas. Artinya, Peony nggak mempermasalahkan sama sekali, apakah dia mau berada di rumah atau di mana yang penting jangan mendekati dirinya. Apalagi sampai menyentuhnya. Waaahhh, bisa-bisa Peony terkulai lemas karena terlalu banyak muntah dan akhirnya kekurangan cairan. Hemmm, tentu saja, Giga nggak mau itu terjadi. Repot dan ribet, urusannya.Sebenarnya Giga juga heran. Kok bisa, orang ngidam sampai seperti itu? Selama ini, yang dia dengar, orang ngidam itu ya ingin makan atau minum apa dan harus dituruti. Kalau nggak, bisa bad mood, cengeng atau malah ngambek. Ada juga yang sampai menyuruh suaminya mencari yang diinginkannya sampai ke ujung dunia. Pokoknya, nggak boleh pulang kalau belum d

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15
  • PRAMESWARI    Cinta Buta

    "Eh, ya senyuuum, dooong!" Giga menyahut dengan setengah gugup, "Kan, sudah ketemu sama kesayangannya?" Giga meraih pucuk-pucuk rambut panjang sepinggang Mbak Honey, menciumnya dengan lembut dan hangat, "Haruuummm, emmmhhh …!"Diberi sikap semanis itu oleh Giga, Mbak Honey tersenyum tersanjung. Wajahnya bersemburat merah oleh rasa malu tapi mau yang merambati hatinya, "Ah, masaaa? Nggak percaya, tuh?"Tanpa mengulur waktu lebih lama lagi, Giga berdiri mendekati Mbak Honey. Menggenggam jari-jemari tangannya, mengantarkan kehangatan dan kelembutan yang tak terjemahkan oleh kata-kata. Sekarang, di antara rasa kesal dan jengkel dengan semua polah tingkah Peony, rasa rindu juga cemburu pada Prameswari yang mulai membakar pinggiran hatinya, Giga memeluk Mbak Honey. Pelukan spesial, berbeda dari saat bertemu di ruang tamu

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15
  • PRAMESWARI    Perlahan-lahan Namun Pasti

    Mbak Honey dan Giga berjalan ke luar kamar dengan perasaan yang luar biasa bahagia. Seolah-olah sepasang kekasih yang baru saja menikmati madu asmara. Suara tawa riang mereka terdengar lirih namun mesra, mengiris tipis-tipis hati Prameswari yang masih berdiri di depan pintu ruang keluarga. Tentu saja, dia nggak mau melihat Mbak Honey dan Giga yang dalam keadaan dilanda cinta seperti itu tapi apalah daya. Entah bagaimana, dari ruang tamu tadi dia berniat mencari Mbak Honey di sini. Karena tahu ada mobil Giga di depan, Prameswari berpikir, nggak mungkin mereka berduaan saja di kamar. Paling nggak, di ruang keluarga lah, kalau nggak di ruang tamu tapi nyatanya?"Mbaaak …?" Prameswari menyapa dengan raut wajah setengah mendelik, "Mas Gigaaa …?"Mbak Honey hanya tersenyum tipis, sebagai jawaban. Giga yang sebenarnya te

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15
  • PRAMESWARI    Evan dan Yuka untuk Wari

    Perlahan-lahan namun pasti, Evan dan Yuka berjalan ke taman bunga kecil di sayap kanan Honey Karaoke and Cafe. Sebenarnya, Evan sudah menyusun rencana ini sejak lama. Sejak bertemu dengan Mytha, Ladies Companion yang menurutnya mirip sekali dengan Wari alias Prameswari Shalihatun Nisa, puteri Abah dan Ummi di Pondok Pesantren Al-Hidayah. Tapi baru malam ini bisa terlaksana karena Yuka baru bisa berangkat ke Yogyakarta dari Tangerang hari ini. Tadi pagi, baru sampai di tempat kost puteri yang sudah dicarikan Evan beberapa hari sebelumnya.Keputusan untuk mengajak Yuka ke HKC ini, sudah disetujui oleh Abang sekaligus Ustadz Rayyan yang didapuk Abah untuk menjadi penanggung jawab khusus dalam pencarian Prameswari. Bukan hanya menyetujui, mereka juga memberikan biaya akomodasi dan transportasi selama waktu pencarian yang berdasarkan musyawarah, akan dilangsungkan selama satu bulan. Dengan h

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-16
  • PRAMESWARI    Gugur Bunga

    Panik, Prameswari mencari contact Giga di ponsel Mbak Honey dan meneleponnya. Untungnya, layar belum kembali terkunci, karena memang baru beberapa detik yang lalu diletakkan Mbak Honey di meja makan. Bukan, ini bukan tentang perasaan cinta butanya pada Giga atau semacamnya. Masalahnya, tanpa terduga sebelumya, tiba-tiba Mbak Honey pingsan. Jelas, Prameswari terkejut, takut dan panik. Terlebih setelah menyadari kalau seluruh tubuh Mbak Honey dingin dan terlihat pucat. Bayangan-bayangan buruk itu langsung menjejali benaknya dan menjadi padat. Berat."Halooo, ya, Mbak?" suara sexy Giga di seberang sana, "Ada apa, Mbak?"Semakin gemetar karena panik yang meningkat pesat, Prameswari menyahut, "Ini Mytha, Mas. Mbak Honey pingsan, Mas. Tolong, Mas?"Tanpa berpanjang kata lagi

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-18
  • PRAMESWARI    Menyemai Indah Harapan

    'Apa yang harus aku lakukan sekarang?' batin Prameswari bertanya, 'Mbak Honey sudah nggak ada …!' batinnya lagi sambil duduk termangu di depan jendela kamar, 'Hemmm, kok bisa ya ada orang sebaik dia? Padahal, kalau menurut ceritanya kan, aku bukan siapa-siapanya dia? Dia hanya menemukan aku di jalan, terus dibawa pulang …?"Prameswari mengusap-usap rambut cepak yang mulai lebat menumbuhi kepalanya, "Masa sih, dia bukan siapa-siapa aku? Gila saja menurutku, mewariskan semua harta kekayaan pada orang yang nggak dikenal sama sekali!"Sekali lagi, Prameswari berdecak kagum, "Ini tuh nggak sedikit, lho! Ya Allah, aku jadi takut, sungguh. Gimana caranya coba, menjaga harta peninggalan Mbak Honey yang sebanyak ini?"Sreeekkk …!&

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-20
  • PRAMESWARI    Keraguan Hati Peony

    Mendadak, Peony menaruh curiga pada Giga lagi, sama seperti beberapa bulan yang lalu sebelum hamil. Curiga, khawatir sekaligus takut kalau ternyata suaminya itu telah bermain serong di belakang. Kehamilannya sudah memasuki trimester ke dua sekarang. Semua rasa sebal, muak dan juga benci sudah hilang. Berganti dengan rasa cemburu dan curiga. Awalnya dia mengira kalau itu karena fase yang harus dilalui dalam masa kehamilannya tapi ternyata bukan. Buktinya, walaupun Giga berada di rumah dua puluh empat jam sekali pun dia tetap cemburu. Tetap curiga, bingung dan khawatir.Jadi, di sinilah Peony siang ini, di dalam taxi hendak menuju Giga 1000. Sebenarnya misi Peony kali ini adalah mencari tahu sumber kecurigaan dan kecemburuannya terhadap Giga tapi bersembunyi di dalam hantaran makan siang. Itu yang paling mungkin untuk dilakukan, biar Giga nggak berpikir yang nggak-nggak tentangnya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21

Bab terbaru

  • PRAMESWARI    Demi Allah, Cinta dan si Buah Hati

    "Neng Wari, sekarang kamu sudah sah menjadi istri Ustadz Rayyan." Abah memegangi kedua pundak Prameswari. "Abah bermaksiat kepadamu, jadilah istri yang shalihah ya, Neng Wari? Taatilah suamimu, jangan kecewakan hatinya. Semoga Allah menjadikan kalian keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah dan barakah."Tak urung jua, air mata Abah merembes hangat. Menetes-netes deras, selayaknya gerimis sehingga Prameswari tersentuh keharuan yang begitu mendalam. Tak terasa, tangisnya pun merebak. Membuncah tumpah ruah dalam pelukan kasih sayang Abah."Neng Wari, sudah Neng." ucap Abah lirih, sembari melepaskan pelukannya, "Abah yakin, ini yang terbaik dari Allah untuk kamu. Insya Allah Ustadz Rayyan hamba yang shalih dan amanah, Neng. Kamu tak perlu khawatir. Ada Allah yang akan selalu menjaga dan melindungi kamu. Ingat ya Neng, kalau kamu

  • PRAMESWARI    Ustadz Lapuk is Back

    "Wa Wari!" Audry memanggil dengan suara parau, "Tunggu, Wari?"Prameswari menghentikan langkah, memutar setengah badan menghadap Audry. "Ya, Audry?"Prameswari berusaha menggambar senyum untuk sahabat baik sekaligus Ummi barunya itu, menghalau rasa sesak yang memaksa masuk ke dalam rongga dada. Ini bukan kesalahan Audry, bukan. Siapa yang punya kuasa untuk mengusik kehendak Allah? Berat seperti apa pun, Prameswari mengharuskan diri untuk bisa menerima Audry sebagai umminya. Toh, selama ini mereka sudah bersahabat baik, bukan? Tak ada hal yang perlu disangsikan lagi. Satu lagi, Ummi sudah tenang dan bahagia di alam sana. Tak ada kaitan apa-apa lagi dengan kehidupan dunia."Wa Wari sudah makan?" tanya Audry penuh perhatian, "Maaf ya, tadi aku eh Ummi diajak Abah ke

  • PRAMESWARI    Ummi Baru Untuk Prameswari

    "Syukurlah, suhu tubuh kamu sudah mulai normal, Yuka!" Prameswari memberi tahu sahabat dekatnya itu sembari menggambar senyum simpul gembira, "Kami khawatir banget tahu, semalam?" sebagai pemanis rasa syukur, Prameswari mencubit kecil pinggang Yuka. Gadis berdarah Jepang - Indonesia itu pun meringis kesakitan, namun tawa lirihnya terdengar melegakan."Duh, makasih ya Wari?" ungkap Yuka dengan mata berkaca-kaca merah, "Audry juga. Eh ke mana dia, Wari? Oooh, ehem ehem baru siap-siap ya? Nanti malam kan, ada yang mau datang. Hihihi … Wari, kita harus cepet-cepet nyari kado spesial nih, buat si Calon Pengantin?"Audry pura-pura marah dan menjerit menja dari balik gorden pembatas kamar, "Iiihhh, Yuka!"Bukan Yuka namanya kalau tidak malah tertawa cekikik

  • PRAMESWARI    Memaafkan Karena Allah

    "Ning Wari?" tak ada lagi keberanian yang tersisa dalam diri Evan, meskipun hanya untuk sekadar mengangkat wajah. Hanya bisa menunduk malu oleh karena perbuatan jahatnya pada Prameswari dulu.Sebenarnya Prameswari sempat ragu untuk menyapa Evan, tetapi akhirnya terucap juga dari mulutnya yang kering dan pahit. "Evan!"Resmilah sudah, itu adalah sapaan pertama Prameswari untuk Meyka palsu setelah pertemuan singkat mereka di Al-Hidayah beberapa bulan yang lalu. Pertemuan singkat yang mampu mengungkap segala tindak kejahatan Evan. Lebih tepatnya setelah Abang menjebloskannya ke dalam penjara."Apa kabar kamu, Evan?" Prameswari bertanya sambil menarik pandangan turun ke lantai ruang pengunjung nara pidana. Tercekat lagi kerongkongannya sehingga hanya itu yang m

  • PRAMESWARI    Jodoh Yang Mendekat

    Dari tempatnya berdiri, tak jauh dari rak buku di belakang Prameswari, Ustadz Rayyan menatap malu-malu. Dia hanya mengambil hak pandangan pertamanya, lalu menunduk lagi setelah itu. Membaca baris-baris kalimat yang tertulis dengan apik dan rapi di buku motivasi yang ingin dibelinya nanti.Tak pernah menyangka sebelumnya, kalau di sore yang gerimis ini, akan bertemu dengan Prameswari, sungguh. Jangankan berharap, sedangkan untuk sedikit memikirkan pun Ustadz Rayyan tak memiliki cukup keberanian. Sampai detik ini, semenjak tragedi perjodohan yang ditawarkan Abah dulu, sebisa mungkin dia melupakannya.Pasrah. Menyerahkan urusan itu pada Allah. Terlebih setelah menyadari kalau Prameswari mengalami sesuatu yang bernama amnesia atau hilang ingatan. Dia selalu berjuang untuk mengutuhkan tawakal dalam dada. Percaya sepenuhnya, kalaulah

  • PRAMESWARI    Kecewa dan Terluka Lagi

    "Wari!" Yuka memanggil dari balik gorden yang membatasi kamar mereka, "Kamu sudah tidur belum, Wari?"Sebenarnya Wari sudah mengantuk tapi karena Yuka memanggil, dia kembali duduk di tepi tempat tidur. Memandang ke arah tempat tidur Yuka sambil memeluk selimut yang masih terlihat rapi."Ada apa, Yuka?" Prameswari bertanya dengan memelankan suara, takut mengganggu Audry. Di antara mereka bertiga, Audry-lah yang memiliki jam tidur paling awal."Aku boleh ke kamarmu, sebentar?" Yuka balik bertanya membuat Prameswari tersenyum geli."Boleh," sahut Prameswari dengan dahi berkerut. Selama mereka menuntut ilmu di AISYAH baru kali ini Yuka seperti ini. Biasanya, menunggu pagi dulu baru menemui Prameswari. Kecual

  • PRAMESWARI    Menjaga Amanah Mbak Honey

    "Mytha," Mbak Honey memanggil lembut dan manja, "Kamu tahu nggak kenapa Mbak nakal?" kali ini Mbak Honey mengalihkan seluruh pandangan dan konsentrasi pada Prameswari yang tak dapat menutupi rasa terkejutnya. Dalam hati ia membatin, 'Kenapa tiba-tiba Mbak Honey bertanya seperti itu, ada apa?'Prameswari menggeleng-gelengkan kepala. "Nggak Mbak, Mytha nggak tahu. Enggg tapi menurut Mytha, Mbak Honey nggak nakal, kok. Mbak Honey baik, kok. Baik banget malah."Penuh sayang, Mbak Honey mencuil pipi Prameswari. "Hehehehe … Bisa aja nih, adek Mbak yang cantik kayak embun pagi?"Karena Mbak Honey mengembalikan pandangan ke kaca jendela, Prameswari pun melakukan hal yang sama. Menembus kaca jendela dengan kata bulat besar dan beningnya yang mulai terasa hangat. Terharu sekali

  • PRAMESWARI    Kesempatan Emas Untuk Prameswari

    Prameswari masih terlihat lemas di tempat tidur tapi tetap saja menggambar senyum tipis yang manis begitu tahu kalau Yuka datang menjenguknya. "Yuka … Kangen banget, tahu?"Tanpa basa basi dalam bentuk apa pun lagi, Yuka mendekati tempat tidur Prameswari. Menarik kursi tunggu dan menghempaskan tubuh langsingnya seolah-olah itu kasur empuk. Tak dirasakan lagi, bagaimana tulang ekornya terasa berdenyut saat itu terpenting bisa segera memeluk sahabat dekatnya. Ya, walaupun belum berani memeluk erat-erat seperti biasa, sih. Karena kan, luka bekas operasi di perut Prameswari masih belum sembuh. Masih belum dilepas pun perbannya. Alhasil, hanya pelukan pelepas rindu sajalah yang tercipta. Itu pun sudah sangat pantas untuk disyukuri. Sebab bagaimanapun Allah masih memberikan keselamatan pada Prameswari. Jika tidak?"Maaf,

  • PRAMESWARI    Wanita Ke Dua

    To: Prameswari Shalihatun NisaAssalamu'alaikum Warrahmatullahi WabarakatuhIzinkan saya, Hayyina Khansa memilih engkau untuk menjadi pendamping hidup suami saya, Eiden Malik. Jika engkau bersedia menerima apa yang menjadi maksud dan tujuan saya ini, tolong segera memberi kabar di nomor chat room ini: 082 … 272 atas nama Hayyina Khansa.Demikian surat ini saya tulis karena Allah Ta'ala. Semoga Allah memudahkan dan memberkahi setiap urusan kita. Aamiin Yaa Allah.Assalamu'alaikum Warrahmatullahi WabarakatuhFrom: Hayyina KhansaLagi dan lagi, Prameswari membaca surat dari Mbak Hayyina. Surat pina

DMCA.com Protection Status