Cynthia akhirnya terjebak dalam permainannya sendiri. Dengan kepintaran Anggun, ia berhasil meyakinkan Romi untuk kembali ke Jakarta dan menekan Cynthia serta membawanya kembali ke Malaysia.
"Kamu nggak mau ngaku juga, Cynthia? Oke, kalau gitu aku akan ...." Belum usai, Cynthia pun sudah memotongnya."Oke, oke. Aku akan jelaskan semuanya," sergah Cynthia dengan wajah panik.Cynthia pun terpaksa menceritakan semuanya. Ia tidak mau mengambil resiko jika harus bercerai dari Romi. Terlebih Romi kini sudah sukses membangun bisnisnya sendiri."Gila kamu, Cynthia!" hardik Romi begitu mengetahui rencana jahat istrinya dan Reno."Mas, dengarkan aku. Tolong kasih aku waktu menjelaskan semuanya. A-aku ....""Kamu pikir, setelah semua pengkhianatan kamu kali ini, aku bisa memaafkanmu?" pekik Romi yang terlanjur kecewa."Anggun, aku sudah jelaskan semuanya. Tolong bantu aku agar Romi tidak menceraikDesi yang tidak terima ketika Cynthia menghardik Maminya pun langsung mengusir kakak iparnya itu di tengah malam, tanpa rasa kasihan."Des, aku minta maaf. Mami, maafkan aku ...." pinta Cynthia memelas."Pergi kamu dari sini. Mas, tolong usir dia. Aku enggak mau dia menyakiti Mami. Cepat pergi!" hardik Desi.Kedua orang tuanya bahkan tidak bisa mencegah Desi mengusir Cynthia. Romi akhirnya memesan taksi online untuk mengantarkan Cynthia pulang hingga Jakarta."Mas, kamu jahat!" pekik Cynthia terisak."Aku jahat? Kamu nggak sadar apa ya? Apa yang kamu lakukan padaku. Pada Mami, itu lebih kejam," hardik Romi.Cynthia pun dipaksa masuk oleh suaminya itu dan setelah Romi memberikan sejumlah uang, supir taksi itupun langsung meluncur meninggalkan kediaman orang tua Romi itu.Romi pun kembali masuk ke rumahnya dan menenangkan kedua orang tuanya dan sang adik."Mas, Mas. Lebih ba
Hari-hari Nindya di Jakarta hanya tinggal hitungan jam saja. Hari ini, tengah malam nanti Nindya akan berangkat menuju Dubai, memulai hidupnya yang baru. Demi kebahagiaan Ghania, ia rela menahan perihnya sendiri."Nindya, apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu?" tanya Anggun memastikan hari Nindya."InsyaAllah," jawab Nindya tegas.Anggun tahu, Nindya merasa Ghania jauh menyayanginya daripada dia yang sudah melahirkan sang putri. Namun, Anggun justru khawatir jika hubungan ibu dan anak itu akan semakin jauh ketika Nindya memilih pergi ke Dubai.ssasa"Apsakah alasanmu karena Ghania ....""Anggun, aku percaya ikatan Ibu dan anak itu sangat kuat. Jadi kamu nggak perlu merasa jika kepergianku karena Ghania lebih menyayangi kamu. Kamu pantas kok mendapatkan cintanya," ujar Nindya tersenyum."Sudah kubilang, ini masalah ekonomi, tidak lebih," sambungnya.Nindya dan Anggun akhirnya berpelukan
Sejak kepergian Nindya, Sara pun tinggal di kediaman Anggun bersama Luthfi demi menemani Ghania. Sang keponakan yang harus kehilangan kasih sayang ibu kandungnya."Andai bukan karena Ghania, aku enggan di rumah ini," gumam Sara.Sikap Anggun memang begitu baik menerimanya, begitupun dengan Luthfi. Namun, rasa risih itu timbul ketika beberapa kesempatan Luthfi terlihat mendekatinya.Suatu malam, ketika Anggun belum pulang ke rumahnya, Sara diminta menemani di balkon atas. Dengan terpaksa, Sara pun menemani Luthfi berbincang santai ditemani segelas kopi hangat dan cemilan yang dibuatnya."Sara, kamu sudah punya pacar?" tanya Luthfi membuat Sara kaget."Memangnya kenapa, Mas?" sahut Sara."Kalau belum, kamu mau enggak, jadi pacarnya Mas? Ya, tanpa sepengetahuan Anggun?" bujuk Luthfi dengan tatapan menggoda."Gila! Dia pikir aku perempuan apaan? Jangan samakan aku dan Mbak Nindya yang polos
Sara yang baru saja kembali dari olahraga paginya pun dibuat terkejut ketika mendengar pembicaraan Anggun dan Luthfi. Adik satu-satunya Nindya itu cemas karena semalam dia mengalami mimpi yang aneh, sama seperti Anggun.Sara pun mulai bercerita tentang mimpinya. Anggun pun syok mendengarnya. Aneh. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Nindya. Bahkan hingga saat ini, tidak ada satupun chat maupun telepon yang direspon Nindya.Saat semua sedang cemas, Pras pun datang dengan membawa sejuta rasa penasaran. Sama seperti Anggun dan Sara, Pras pun merasakan mimpi yang sama."Jadi kamu mimpi juga, Pras?!" tanya Anggun. cemas."Iya," sahut Pras mengangguk.Anggun, Luthfi serta Pras dan Nindya dibuat cemas. Sara pun menangis. Ia memohon pada Anggun untuk terus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Nindya di negeri orang."Ah! Dari awal kan aku sudah nggak setuju. Aku ragu jika Nindya ...." gerutu Pras.
Desi yang tahu persis bagaimana karakter mantan iparnya itu enggan memaafkan Cynthia. Ia yakin jika wanita itu masih sama seperti dulu. Perempuan licik yang rela melakukan apapun demi tetap hidup dalam kekayaan."Aku nggak yakin, kamu sudah berubah. Kamu mengemis seperti ini karena Mas Romi sudah memiliki segalanya. Gimana kalau abangku ini hidup susah seperti dulu? Aku yakin, kamu akan membuangnya bak sampah!" pekik Desi. Desi pun mengusir Cynthia dengan kasar."Desi, aku mohon sama kamu. Please, maafkan aku, Des ...." rintih Cynthia dengan derai airmatanya."Pergi kamu, pergi!" bentak adik Romi itu. Desi memang begitu dendam pada mantan iparnya itu. Desi ingat betul, bagaimana dulu Romi diinjak harga dirinya, diselingkuhi berulangkali dengan Reno di saat Romi sedang terpuruk dalam ekonominya."Desi, tunggu!" cegah Romi.Romi pun menarik Cynthia. Ia menolong mantan istrinya itu agar bisa berdiri setelah
Derai tangis Nindya malam itu pecah. Penyesalan atas jalan yang dipilihnya itu tidak merubah keadaan. Hidup memang sebuah pilihan dan inilah jalan hidup yang menurutnya baik.Hari-hari Nindya kini dilewati dengan pekerjaannya sebagai LC yang sudah mulai ia nikmati. Segala kemewahan pun sudah didapatnya. Nindya sudah menemukan apa yang ia cari. Bahkan dalam 3 bulan saja, Nindya sudah menjadi primadona di clubnya.Nindya bisa pindah ke tempat baru. Apartemen yang ia beli dengan uangnya sendiri. Tanpa lagi harus menumpang di apartemen Rara. Mobil dan gadget mewah pun sudah didapatnya.Nindya pun tidak lupa mengirimkan uang untuk keperluan sang adik. Dalam sebulan Nindya mengirimkan 25 bahkan terkadang 30 juta setiap bulannya pada Sara yang akhirnya memilih tinggal di sebuah kos elite.Kehidupan Nindya yang begitu cepat berubah membuat Rara dan beberapa temannya yang sudah lama bekerja di club' itu justru timbul iri dengki. Mr Tom,
Rara panik. Berulangkali ia mengecek tubuh sahabatnya itu, tapi denyut nadinya pun tidak terasa. Apa yang sesungguhnya terjadi pada ibu kandung Ghania itu."Nindya, bangun. Aku enggak mau masuk penjara karena kamu. Nindya, bangun!" pekik Rara. Wajahnya terlihat begitu ketakutan saat ia memegang tubuh Nindya yang mulai dingin."Mama ...."Ghania tersentak. Ia bangun dari mimpi buruknya. Wajahnya pucat, dipenuhi keringat dan napasnya pun tersengal.Anggun yang mendengar teriakkan putri kesayangannya itupun langsung menemui Ghania di kamarnya."Sayang, kamu kenapa?" tanya Anggun saat duduk di tepi ranjangnya.Ghania tidak berkata apapun. Ia hanya memeluk sang Mami begitu erat dan terisak. Suara tangisnya yang tersedu membuat Anggun bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi."Ghania, kamu tenang. Sekarang kamu bicara sama Mami, kamu kenapa?" bujuk Anggun agar mau berkata jujur.
Anggun dan Luthfi akhirnya membawa Pras meninggalkan cafe. Pras nampak begitu terpukul mendengar berita tentang kematian Nindya yang tragis."Mas, tolong kamu bawa Pras ke rumah dulu ya. Ada beberapa hal yang harus ku urus dan sekalian cari Sara di kostnya nanti," pinta Anggun. Luthfi pun mengangguk dan membawa Pras masuk ke dalam mobilnya. Sedangkan Anggun pergi membawa mobilnya.Di dalam perjalanan, Anggun pun mengambil ponsel di dalam tasnya dan menghubungi anak buahnya untuk mencari keberadaan Sara.[Hallo, saya minta kalian cari Sara segera. Ini penting. Jika sudah ketemu, tahan dan hubungi saya. Jangan sampai ada yang mengetahui jika dia terlibat keberangkatan Nindya.][Baik, Bos.]Anggun pun melanjutkan perjalanannya menuju kantornya, ada beberapa meeting yang harus ia selesaikan. Anggun pun akan menemui Reno dan mengabarkan berita duka ini."Sara,apa sebenarnya yang membuat kam