Share

Terkunci

Sakil sudah tidak sabar lagi. Lima belas menit ia telah menunggu Ibad dan Pita yang katanya mengambil barang yang telah dicuri dari ruangannya dalam keheningan. Berkali-kali ia, Wira, dan Yudi saling melirik, sama-sama tak tahu apa yang harus dikatakan dalam situasi tersebut. AKBP Neco kelihatannya bisa menanti dengan lebih tenang, ia justru tiduran dengan damai di ranjangnya.

Seraya menunggu, Sakil yang tidak bisa penasaran lebih lama lagi tentang info mengejutkan yang dibawa Ibad akhirnya memberanikan diri bertanya setelah memastikan suasana hati atasannya tengah kondusif untuk ditanyai soal kabar sensitif.

“Eng… maaf, Komandan, tapi kami penasaran mengenai berita yang disampaikan Ibad tadi tentang upaya penculikan di rumah makan XX. Apa benar tidak ada apa-apa di sana? Apa kita tidak perlu bertindak, Komandan? Misalnya mengirimkan intel kita ke sana?”

Sakil melihat jidat AKBP Neco mengernyit saat mendengar pertanyaannya. Ia menegang. Ini bukan pertanda yang baik
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status