Share

Depresi

Anehnya, Profesor Gani tidak bertemu dengan satu kepala pun saat menuju tempat yang disebut si penelpon: lorong utama kampus. Ruang kelas yang ia lewati juga semuanya kosong. Tapi, begitu mendekati lokasi tujuannya, Profesor Gani bisa melihat punggung-punggung yang dibungkus pakaian beraneka warna mengerumuni satu orang yang telah rela menggantikannya diuber-uber reporter. Ana.

"...Neta. Saya kenal dia sejak tahun pertama kuliah karena kami di kelas yang sama, lama-lama kami jadi akrab."

Potongan jawaban itu mampir di telinga Profesor Gani ketika ia mendekat. Mahasiswa yang menyadari kehadirannya jadi kehilangan fokus karena berbisik dan tidak malu-malu menudingnya dengan ekspresi mencela.

Meskipun wajah Profesor Gani mempertontonkan raut tenang, jantungnya tidak bisa disetel agar tidak berdegup terlalu cepat, terlebih semakin banyak mahasiswa yang memberinya lirikan sinis.

"Bagaimana sifat Neta menurut Anda?"

Suara seorang reporter kedengaran bertanya, tapi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status