"Kita tinggalkan Kota Naga Sakti ini setelah mengunjungi Distrik Naga!" ujar Candaka saat menemui Rinjani kembali.Candaka merahasiakan pertemuannya dengan Jayanti agar tidak menimbulkaan masalah dengan Rinjani di sepanjang perjalanannya. Lagian, dia juga tidak yakin kalau sosok Jayanti benar-benar mengunjunginya karena tidak terlihat wujud nyata Jayanti."Baik, Kanda! Tapi, hati-hati! Aku ada firasat kalau Klan Sembilan Naga ini tidak sesederhana Klan lainnya yang menerima dirimu, Kanda!" ujar Rinjani. "Menurutmu begitu? Apa karena mereka berdarah naga murni?" tanya Candaka. "Mungkin itu sebabnya mereka agak menganggap rendah darah naga campuran seperti dirimu, Kanda!" sahut Rinjani. "Kita lihat saja nanti! Tidak ada salahnya bertemu pimpinan klan mereka, Elder Long Hu!" ujar Candaka. "Mungkin saja aku salah, Kanda! semoga saja Elder Long Hu ini bersahabat seperti Elder lainnya di distrik ini!" "Mudah-mudahan saja begitu! Klan Naga merupakan klan terbesar di Kota Naga Sakti, Dun
Sementara itu di saat yang bersamaan di Benua Terlarang yang letaknya tidak jauh dari Lembah Terlarang.Benua yang hampir terlupakan oleh rakyat Kamandariaa karena letaknya yang terpencil dan sulitnya mencapai benua ini dari lautan yang ganas, dengan ombak besarnya disertai batuan karang taajaam yaang menghiasi hampir di sekeliling Benua Terlarang ini.Mulai bangkit kekuatan lama yang akan mengancam keselamatan Candaka dan Rinjani yang sedang menuju ke Lembah Terlarang ini untuk menuntaskan misi mendapatkan Kitab Naga Ungu yang merupakan kitab kelima dari Kitab Sembilan Naga Sakti.Kekuatan yang mungkin akan menggemparkan Benua Kamandaria, bahkan bisa ke seluruh Bumi Karimun.Benua Terlarang merupakan benua yang jarang dikunjungi oleh siapapun, yang terletak di ujung utara Bumi Karimun. Sebagian benua ini tertutup salju dan es sepanjang tahun, dan sebagian lagi dilanda panas dan lingkungan seperti gurun pasir sepanjang tahun juga.Jadi tidak mengherankan kalau pemuda-pemuda dari Benu
Sikap Rinjani yang mulai terbuka membuat Candaka agak senang dibuaatnya.Perjalanan dirinya mencari Kitab Sembilan Naga Sakti terutama Kitab Naga Ungu bersama Rinjani ini mulai membuat Dewi racun ini menguak cerita masa lalunya."Masih banyak yang harus diceritakan, Kanda ... nanti saja! Kita masih banyak waktu!' sahut Rinjani."Apa kamu masih ingin menginap di Paviliun Persik ini atau kita pergi saja sekarang?' tanya Candaka."Kita ke Distrik Seiryu saja dahulu cari makanan dan bersenang-senang sedikit mumpung masih pagi ... setelah itu siangnya kita ke Distrik Naga untuk melihat kondisi kota di distrik ini dan mengunjungi Elder Long Hu. Bagaimana menurutmu?" tanya Candaka."Setuju!" teriak Rinjani sambil memeluk Candaka.*****"Raja dan Ratu sudah mau pergi?" tanya Elder Ling Tse saat Candaka dan Rinjani mengunjungi Elder ini di Distrik Seiryu."Benar, Adik Ling! Kami harus segera kembali juga ke istana jadi kami akan mempercepat perjalanan ini!' sahut Rinjani."Berarti Kak Rinjani
"Pertolongan seperti apa yang Elder harapkan?" tanya Candaka."Ada penghianat di antara kami berlima sebagai Elder di Kota Naga Sakti ini!" sahut Elder Long Hu."Kenapa Elder berpikir demikian? Menurut kami, para Elder ini baik-baik saja saat kami kunjungi!" ujar Candaka.Elder Long Hu terlihat berpikir dalam-dalam menanggapi ucapan Candaka."Kata Paduka Raja, keempat Elder lainnya baik-baik saja di hadapan Paduka?" tanya Elder Long Hu."Memangnya kenapa?" tanya Candaka."Setahuku, keempat Elder lainnya ini sangat membenci Pendekar Naga Biru. Mereka menganggap Iblis Naga Hitam bagaikan dewa mereka yang akan membangkitkan tradisi naga di seluruh Kamandaria serta dunia naga di dalamnya. Jadi, kekalahan Iblis Naga Hitam dari Pendekar Naga Biru sangat disesali oleh mereka. Harapan mereka langsung hilang dengan kembalinya manusia berkuasa atas naga!" jelas Elder Long Hu."Hati-hati kalau bicara, Elder! Fitnah itu termasuk kejahatan yang serius!" sahut Candaka."Aku bicara apa adanya, Padu
"Kita harus menyelidiki masalah ini dahulu, Adinda Rin! Sangat berbahaya apabila yang dikatakan Elder Long Hu ini benar adanya!" ujar Candaka."Kanda percaya terhadap ucapan Elder Long Hu?" tanya Rinjani."Katanya dalam waktu dekat, keempat Elder ini akan menyerang dirinya yang tidak setuju bergabung dengan mereka untuk menguasai Kota Naga Sakti dan menyiapkan penyerangan ke Kerajaan Kamandaria! Mereka menungguku untuk pergi terlebih dahulu ... aneh saja menurutku! Bagaimana menurutmu, Adinda Rin?" tanya Candaka."Sama! Untuk apa menunggu Kanda pergi kalau memang mereka mengincar Kanda! Lebih mudah untuk melenyapkan kita di Kota Naga Sakti ini!" sahut Rinjani."Apa Elder Long Hu ini berbohong ya? Untuk apa dia membohongi kita?" tanya Candaka."Kalau melihat sikapnya tadi yang membiarkan anak panah lewat terus ke arah Kanda, aku agak curiga padanya!" sahut Rinjani."Mungkin saja memang dia tidak sempat menyingkirkan anak panah yang tiba-tiba meluncur kencang ini, Adinda Rin!"Rinjani h
# Naga Tengkorak #Candaka terkejut dengan tantangan yang dikeluarkan Rinjani terhadap Malaikat Iblis, padahal Ratu Kamandaria ini barusan membongkar kejahatan yang akan dilakukan Elder Draconis.Pendekar Naga Biru ini cemas dengan kondisi mereka yang hanya berdua saja, sedaangkan pasukan dari Naga Ashura mungkin bukan hanya Malaikat Iblis saja."Adinda Rin ... kamu yakin menantang Malaikat Iblis untuk keluar menghadapi kita?" tanya Candaka."Kenapa?" tanya Rinjani. "Kanda khawatir tidak mampu menghadapi Malaikat Iblis dan Elder Draconis?" Ekspresi wajah Rinjani yang dingin disertai ucapannya yang tegas kadang membuat ngeri Candaka. Ekspresi yang timbul saat Dewi Racun merasakan ancaman terhadap keluarga yang disayanginya.Candaka sudah tahu kosekuensi apa yang akan dihadapi lawan-lawan Dewi Racun ini apabila kondisi Rinjani sudah seperti ini.Sosok lama Dewi Racun yang kejam dan tanpa ampun seakan muncul kembali setelah sekian lama terpendam sejak Rinjani bertemu Candaka."Jangan kh
# Dewi Racun vs Malaikat Iblis # BLAAASSST! "Tapak Dewi Racun!" Rinjani langsung melompat ke udara daan menerjang ke arah Malaikat Iblis sambil melancarkan pukulan sinarnya yang sangat beracun ini. Malaikat Iblis terkejut dan tidak menyangka kalau siasatnya terbaca oleh Rinjani yang sekarang menyerang dirinya. "Sungguh hebat! Tidak kusangka kalau kau bisa menebak siasatku ini!" Tanpa kesulitan, Malaikat Iblis mengeluarkan sinar merah dari batu merah di tongkatnya untuk menangkis sinar hijau beracun dari Dewi Racun. DUUUAAARRR! Ledakan besar terjadi akibat dua energi besar yang bertubrukan di udara. "Siasat murahan macam begini tidak akan berhasil padaku!" sahut Dewi Racun sambil melancarkan serangan baru kembali sebelum Malaikat Iblis ini berhasil menghimpun kekuatannya kembali. "Naga Merah Menerkam Jiwa!" Jurus yang sudah lama tidak digunakan oleh Dewi Racun, yang dipelajarinya dari pendekar abadi saat berada di Lembah Racun ini membuat Rinjani bergerak cepat bagaikan n
BLAAASSST!Rinjani menggerakkan tongkat hitam dari Malaikat Iblis untuk melenyapkan semua Naga Tengkorak yang masih dihadapi oleh Candaka."Wuih! Untung kamu cepat datang, Adinda Rin! Sulit sekali menghadapi Naga Tengkorak yang terus bangkit ini!" seru Candaka sambil mengibaskan debu di pakaiannya"Malaikat Iblis telah pergi! Aku tidak tahu apa Naga Ashura juga mengirim Dewa Seribu Petaka ke Kota Naga Sakti ini!" sahut Rinjani."Apa yang akan kita lakukan terhadap Elder Draconis?' tanya Candaka."Kita harus menangkapnya karena sudah jelas terbukti dia bersekongkol dengan Malaikat Iblis untuk menguasai Kota Naga Sakti!" Dewi Racun ini sepertinya tidak akan melepaskan Elder Draconis begitu saja."Apa kita perlu memberitahukan Elder Long Hu dahulu tentang masalah ini?" tanya Candaka."Tidak perlu, Kanda! Kita juga masih belum tahu peran Elder Long Hu terhadap semua krisi di Kota Naga Sakti ini!" sahut Rinjani."Kita harus cari Elder Draconis kemana, Adinda Rin? Pasti dia sudah pergi jauh
Pertempuran di Kota Naga Biru Laut yang tadinya dikhawatirkan akan berlangsung sengit, ternyata selesai dengan lebih cepat.Gandar akhirnya memutuskan untuk menyerang armada kapal Benua Timur untuk memberi efek jera kepada Kaisar Xian Ming agar tidak lagi berambisi untuk menguasai Benua Kamandaria dan juga terutama Kerajaan Malaka.Seluruh kapal tempur Kerajaan Malaka menyerang habis-habisan kapal-kapal Benua Timur. Bunyi dentuman dan ledakan serta terlihat kobaran api di mana-mana menunjukkan betapa dasyat dan kejamnya sebuah pertempuran yang harus mengorbankan banyak nyawa.Sementara itu pertarungan antara Rinjani dan Jayanti juga selesai dengan perginya Iblis Naga Biru meninggalkan pertarungan mereka begitu melihat kehancuran kapal-kapal tempur Benua Timur."Selamat tinggal, Rinjani! Semoga kamu bisa membahagiakan Kanda Candaka! Aku akan pergi dari Kamandaria untuk selama-lamanya!" ucap Jayanti sambil lenyap begitu saja dari hadapan Rinjani.Rinjani juga tidak memiliki niat lagi be
Naga Emas Gandar meluncur di dalam air dengan kecepatan tinggi menerjang Naga Long Wan yang sedang mengejar Naga Air Rinjani hingga terpental beberapa meter.Naga Long Wan yang merasa terganggu oleh Gandar langsung berbali dan mulai menerjang balik Naga Emas Gandar yang telah menerjangnya tadi.Tubuh Naga Emas Gandar terdorong oleh terjangan Naga Long Wan ini tapi Naga Emas tidak menyerah begitu saja.Dia berbalik dengan cepat menerjang tubuh Naga Long Wan yang besar sampai terjatuh ke dasar samudra.Naga Long Wan yang terjatuh langsung bangkit kembali dan menerjang dengan cepat ke arah Naga Emas Gandar tanpa bisa dihindarinya. Tubuhnya langsung terpental lagi dengan sedikit luka akibat kuku tajam dari Naga Long Wan.Pertarungan antara Naga Long Wan melawan Naga Emas Gandar masih berlangsung sengit. Belum tampak siapa yang akan menjadi pemenangnya.Naga Long Wan yang bertubuh besar dengan ekor panjangnya yang tajam bergerak berusaha menusuk tubuh Naga Emas Gandar. Tapi kulit dan sisi
"Ternyata Iblis Naga Biru tidak memiliki pengikut ... hanya sendiri saja membawa prajurit emas yang sudah pernah kami kalahkan!' ejek Rinjani. Kesempatan bagi Rinjani menumpahkan segala kekesalannya. Tadinya dia mendukung Candaka untuk mencari Jayanti dan mengangkatnya menjadi Ratu keempat Kamandaria, tapi begitu melihat sikap Jayanti, tidak ada lagi rasasungkan di hati Rinjani."Tidak perlu pengikut kalau hanya ingin mengalahkanmu! Aku ingin tahu, seberapa hebat Dewi Racun yang berhasil memikat Pendekar Naga Biru!" balas Jayanti.Naga Merah Swantara berukuran lebih besar daripada Iblis Naga Biru, tapi untuk kecepatan masih unggul Iblis Naga Biru."Sudah cukup kekacauan yang kamu timbulkan, Iblis Naga Biru! Bekerja sama dengan bangsa asing untuk menjajah negeri sendiri sangat tidak bisa diampuni!" ujar Rinjani."Masih mending aku daripada dirimu, perebut kekasih orang!" tuduh Jayanti yang langsung menekan Rinjani dengan aura kegelapan miliknya."Cuih! Siapa yang merebut kekasihmu? Kau
TRAAANG!Saat Kanaya yang tidak berdaya pasrah dengan nasibnya, mendadak puluhan anak panah yang turun dari atas langit terpental jauh dan tidak mengenai tubuh Kanaya.Bahkan Kubilai juga terpaksa melepaskan golok emas kembarnya saat dirinya diserang oleh beberapa sosok yang bergerak sangat cepat. AAARRRGGGH!Teriakan Kubilai yang terluka sungguh mengejutkan Kanaya. Bukan hanya dirinya yang lepas dari ancaman maut anak panah tapi Kubilai juga terpaksa melepaskan jepitan golok emas kembar pada Pedang Petir-nya karena tubuhnya terluka oleh sabetan prdang."Siapa yang membantuku? Gerakannya cepat sekali!" batin Kanaya yang merasa bersyukur masih bisa selamat saat nyawanya sudah di ujung tanduk.Saat ketiga bayangan ini menampakkan wujud aslinya barulah Kanaya mengenali beberapa di anataranya. "Isyana? Gayatri?" ujarnya pada kedua gadis yang masing-masing memegang pedang dan tongkat. Kanaya tidak mengenali pria yang bersama mereka. "Aku, Brahmana ... aku datang atas undangan Ratu Rinjan
Kaisar Xian Ming berdiri gagah dengan pakaian bertarungnya setelah melepaskan jubah emas kekaisarannya. "Kamu terlalu lemah, Candaka! Untuk menjadi pemimpin sejati, kita harus mengorbankan semua yang kita kasihi dan sayangi! Tidak boleh ada kelemahan sedikit-pun yang bisa dimanfaatkan oleh lawan kita!" seru Kaisar Xian Ming.Raja Candaka tidak kalah gagahnya berdiri di hadapan Kaisar Xian Ming. "Kamu yang salah, Xian Ming! Pemimpin sejati tidak akan mengorbankan sanak saudara dan sahabatnya. Pemimpin sejati selalu mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri! Kamu menghancurkan satu benua hanya untuk mempermudahmu melintas? Sungguh kaisar yang tidak layak menduduki tahta kerajaan!"Sindiran Candaka membuat marah Kaisar Xian Ming. "Tahu apa kau tentang menjadi pemimpin? Kamu sudah ditakdirkan menjadi Raja bahkan sejak kau terlahir sebagai anak naga! Seharusnya hanya Kaisar yang bisa dianggap sebagai anak naga, penerus tahta kerajaan! Aku berjuang agar mampu menjad
GWAAARRR ...!!! Belasan Naga Wrath terbang di atas kerumunan kapal tempur Benua Timur dan membakar habis beberapa kapal dengan prajurit di dalamnya yang berlarian dengan kondisi tubuh terbakar melompat ke dalam lautan. Terlihat Naga Biru yang terbang meliuk-liuk dengan indahnya turut menyemburkan api ke kapal tempur Benua Timur. Namun, berbeda dengan Naga Wrath yang menyembur tanpa belas kasihan, untuk Naga Biru ini melakukannya dengan raungan terlebih dahulu untuk memberi kesempatan prajurit Benua Timur melompat ke laut barulah dia menyemburkan api membakar kapal tempur mereka. Teriakan menyayat hati terdengar dari ratusan prajurit yang terbakar hidup-hidup oleh semburan api naga Wrath. Suasana di perairan Kota Naga Emas sudah mirip kobaran api dengan banyak kapal yang terbakar. Sepertinya kemenangan akan diraih dengan mudah, tapi Zhu Fei terlalu menganggap remeh Panglima Xian Shung. KWAAAK! Tiba-tiba terdengar teriakan dari beberapa Naga Wrath yang terjatuh ke dasar lautan. Nag
"Cuih! Kanda sudah salah terus merindukanmu! Ternyata kamu tidak pantas untuk diharapkan olehnya!' seru Rinjani dengan wajah penuh amarah."Hihihi ... kalian ini wanita yang bodoh! Pria yang bisa mencintai begitu banyak wanita bukanlah pria yang baik! Aku sudah tidak ingin kembali lagi kepada Candaka sejak tahu dia memilih wanita lain, bukan hanya satu wanita tapi tiga wanita sekaligus!"Tawa Jayanti yang agak mengerikan membuat Rinjani agak merinding. Ternyata wanita ini benar-benar iblis yang berwujud naga biru. Semula mereka mengira Jayanti masih bisa disembuhkan, tapi melihat kondisinya sekarang sungguh hal yang mustahil mengharapkan Jayanti kembali seperti dulu."Aku tidak keberatan karena Kanda adil terhadap kami! Ada satu yang kamu lupakan, Iblis Naga Biru!" ujar Rinjani sambil tersenyum sinis."Kamu tidak bisa kabur, Dewi Racun! Seluruh udara telah dijaga oleh pasukan nagaku!" sahut Jayanti dengan pandangan meremehkan Rinjani."Terlalu sombong! Kamu melupakan satu hal yang bis
Zhu Fei yang memegang kendali sebagai panglima tertinggi di Kota Naga Emas benar-benar serius menjalankan tugasnya setelah kepergian Raja Candaka dan Raja Gandar ke Kota Naga Biru.Rapat penting langsung diadakan oleh Zhu Fei untuk membahas strategi terbaik menghadapi Panglima Xian Shung yang diberi waktu tiga jam untuk mundur dari perairan Kota Naga Emas.Masa tiga jam itulah yang dimanfaatkan oleh Zhu Fei untuk menyusun strategi karena kemungkinan besar Panglima Xian Shung tidak akan menyerah. Pendekar Naga Sakti ini juga tidak mengetahui pasti apa Iblis Naga Biru dan Naga Ashura ikut dalam armada laut Panglima Xian Shung."Panglima Zhian, bagaimana situasi perbatasan darat dan udara Kota Naga Emas?" tanya Zhu Fei. Ketegasan Pendekar Naga Sakti ini sungguh jauh berbeda saat dia pergi menemui Zhian. Sekarang, Zhu Fei sudah lebih dewasa dan tidak mempermasalahkan lagi Zhian yang bersama Candaka."Perbatasan udara dijaga oleh kawanan Naga Wrath, Panglima! Untuk perbatasan darat mungkin
Candaka dan Rinjani berhasil tiba dengan cepat di Kota Naga Biru karena Naga Xarvis memiliki kemampuan teleportasi naga yang bisa dalam sekejab membawa Candaka dan Rinjani ke sana. Bahkan Gandar dan Alisha juga belum tiba di sana. Hanya ada Arjani yang menempatkan armada kapalnya menjaga perairan Kota Naga Biru Laut. "Kak Candaka! Kenapa Kakak ke sini?" tanya Arjani saat menemui Candaka. "Salam hormat, Ratu Rinjani!" lanjutnya dengan sopan. Rinjani hanya menganggukan kepalanya saja untuk menjawab penghormatan Arjani. "Arjani! Kamu cantik sekali! Sekarang kamu sudah hebat dengan menjadi panglima Kerajaan Malaka!' sahut Candaka dengan riang gembira. Rinjani agak sedikit cemburu melihat keakraban antara Arjani dan Candaka. "Hahaha ... Kak Candaka bisa saja! Apa yang telah terjadi? Kenapa kakak ke sini, bukannya beerada di Kota Naga Emas?" tanya Arjani. "Bukan hanya aku yang akan ke sini. Gandar juga sedang menuju kemari. Sebentar lagi dia kan tiba! Kami tertipu oleh siasat Kaisar Xia