Pagi-pagi sekali Candaka dan Rinjani sudah terbangun oleh suara hiruk pikuk di depan penginapan."Apa benar ada Pendekar Naga Biru yang menginap di sini?" tanya salah satu penduduk Distrik Seiryu yang berkerumun di depan penginpan."Mohon agar tidak menganggu tamu penginapan kami!" mohon pemilik penginapan tapi dengan nada suara yang tegas."Kami hanya ingin bertemu Pendekar Naga Biru yang terkenal! Kami akan pergi setelah bertemu dengannya!" seru salah satu penduduk."Tidak ada yang namanya Pendekar Naga Biru! Apa kalian melihat ada pasukan kerajaan di penginapan ini?" tanya pemilik penginapan."Apa hubungannya Pendekar Naga Biru dengan pasukan kerajaan?" tanya penduduk ini lagi."Katanya penggemar Pendekar Naga Biru, tapi informasi tentang dia saja kalian tidak tahu! Pendekar Naga Biru sekarang adalah Raja Kamandaria, jadi kalau kemana-mana pasti membawa pasukan kerajaan untuk melindunginya!" jelas pemilik penginapan."Sejak kapan Pendekar Naga Biru jadi Raja?" tanyanya lagi."Kali
"Aku akan memilih penasehatku yang paling cerdik untuk menjadi pemimpin sementara. Aku tetap harus mengatur Distrik Seiryu ini, Kak Rinjani. Kalau tidak, distrik ini akan hancur oleh distrik lainnya apabila aku melepaskan jabatanku."Elder Ling Tse menjawab dengan diplomatis pertanyaan Rinjani."Tidak masalah bagiku Nona Ling, tapi aku pernah dengar dari Ratu Belinde kalau naga di Desa Sembilan Naga waktu itu tidak bisa keluar dari desa! Kalau memaksa keluar, akan hancur menjadi debu! Apa masih berlaku sekarang?" tanya Candaka."Itu dulu, Candaka! Sekarang naga di sini bisa berkeliaran juga di luar Kota Naga Sakti!" sahut Elder Ling Tse."Berbahaya juga ya kalau ada naga yang jahat karena Kota Naga Sakti masih masuk wilayah Kamandaria," ujar Candaka."Kita bisa mencegahnya kalau Kota Naga Sakti dan Kota Naga Emas telah menjadi Kota Kembar nantinya.""Bagaimana kalau kita jalan-jalan dahulu di Distrik Seiryu ini?" saran Rinjani."Aku bisa menunjukkan tempat makan terlezat di distrikku
"Ratu Belinde! Ternyata Ratu ada di sini!" seru Candaka dengan perasaan gembira begitu Elder Draconis mengantar mereka menemui Ratu yang sudah tidak menjabat lagi. "Aku bukan Ratu lagi, Candaka! Desa Sembilan Naga sudah tidak ada digantikan Kota Naga Sakti yang dipimpin Klan yang berasal dari Naga. Aku menerimanya demi kemajuan Dunia Naga. Kami tidak boleh ketinggalan dengan Dunia Pendekar tempatmu berasal!' seru Ratu Belinde. "Terima kasih, Draconis!" Elder Draconis langsung mohon diri sambil menghaturkan hormat kepada Ratu Belinde. Walaupun Ratu Belinde sudah tidak menjabat lagi, tapi dia selalu dianggap sebagai Tetua Naga yang dihormati oleh lima Klan pemimpin Kota Naga Sakti.Jadi, mengherankan juga kalau Drakenis tidaak mengetahui tempat tinggal Ratu Belinde.Rumah Ratu Belinde yang terletak di daerah pegunungan ini sangat indah dengan banyaknyaa pepohonaan rindang di halaman rumah ratu ini yang membuat suasana sangat sejuk di sekitar rumahnya.Ratu Belinde masih tampak anggun
Candaka dan Rinjani memutuskan pergi ke daerah pegunungan untuk melacak keberadaan Naga Centurion seperti yang dikatakan oleh Naga Draken."Benarkah ada Naga Centurion ini, Kanda?" tanya Rinjani."Kita tidak pernah tahu kalau belum mencoba mencarinya, Adinda Rin!" sahut Candaka."Kalau benar ada Naga Centurion ini, bisa menolong Kerajaan Kamandaria dari kehancuran ya, Kanda?" tanya Rinjani lagi."Benar, Adinda Rin! Kita memerlukan Naga Centurion untuk melawan Infinity Dragon!" sahut Candaka."Apa Kanda yakin kalau Naga Centurion ini bisa mengatasi Infinity Dragon?" tanya Rinjani."Aku tidak tahu, Adinda Rin! Semoga saja naga ini sehebat yang dikatakan orang!" jawab Candaka tanpa keraguan."Aku punya ide untuk menghadapi Infinity Dragon juga, Kanda!" ujar Rinjani berhati-hati."Kanda kan sering bertanya-tanya tentang asal usulku?" tanya Rinjani."Benar, tapi kamu tidak pernah memberitahukannya!" sahut Candaka."Ada alasannya, Kanda! Semua karena Naga Merah!" ujar Rinjani.Candaka agak
Sementara itu ...Naga Selatan Ling Nan terkejut dengan kondisi Candaka yang tampak biasa saja melihat wajahnya.Tidak ada dampak apapun dari pesona kecantikannya yang membahayakan Pendekar Naga Biru ini."Benar dugaanku! Pendekar Naga Biru adalah jodohku! Dia tidak terpengaruh sama sekali dengan wajahku," batin Naga Selatan.Naga Selatan tidak bisa berlama-lama dengan Candaka karena dia tahu Dewi Racun akan muncul mencari Pendekar Naga Biru ini."Aku pasti bisa membuatmu jatuh hati kepadaku, Pendekar Naga Biru! Kita lihat saaja nanti!" gumam Naga Selatan sambil melesat menghilang di pegunungan ini.*****"Kanda ... kemana saja? Aku cari di sekitar pegunungan ini tidak ketemu juga!" ujar Rinjani yaang tampak kesal."Lah! Kan sekarang ketemu juga!" sahut Candaaka sambil bergurau."Siapa gadis yang Kanda ajak bicara tadi?' tanya Rinjani yang sempat melihat perginya Naga Selatan meninggalkan Candaka."Aku tidak tahu! Aku mengira gadis ini dirimu tapi ternyata bukan!" sahut Candaka."Apa
"Kanda masih ingin menjelajahi Kota Naga Sakti ini?" tanya Rinjani."Aku penasaran dengan Distrik Pendekar! Distrik ini mirip dengan Kota Pendekar di Lembah Naga yang melatih para pendekar dari kalangan Naga dan manusia berdarah naga seperti Pendekar Naga!" ujar Candaka."Ada baiknya kita ke sana, Kanda! Tidak ada salahnya kita berkenalan dengan semua Elder dari Lima Klan Naga di Kota Naga Sakti ini. Siapa tahu, suatu saat nanti kita membutuhkan bantuan mereka!" saran Rinjani."Aku juga berpikir demikian, Adinda!" "Kita berangkat besok pagi saja, Kanda! Aku mau istirahat dahulu!" ujar Rinjani."Tidak ada salahnya kita jelajahi kedai makanan di Distrik Seiryu ini nanti malam, bagaimana?" tanya Candaka."Besok pagi kita temui Elder Bhalendra yang aku rasa lebih bersahabat denganmu, Kanda!" ujar Rinjani.*****Distrik Pendekar merupakan distrik yang cukup ramai di Kota Naga Sakti. Kota ini memang dikhususkan untuk pendatang yang merupakan naga murni atau manusia berdarah naga yang ingin
"Berhenti!"Candaka dan Rinjani berbalik serentak mendengar teriakan penjaga Distrik Pendekar ini."Ada apa lagi ini? Bukannya tadi baik-baik saja?' batin Candaka."Ada apa, Kisanak?" tanya Rinjani begitu penjaga ini mendekati mereka."Maaf! Kebiasaan menghentikan seseorang dengan berteriak! Aku lupa menyampaikan pesan dari gadis naga yang menitipkan Pedang Dewi Naga ini kepada Tuan Candaka alias Pendekar Naga Biru!" sahut penjaga distrik.Pedang yang diserahkan oleh penjaga distrik ini sangat unik karena pedang ini bisa lentur seperi ikat pinggang tapi juga bisa sekeras baja pada pedang. Ukiran naga yang cantik pada salah satu sisi pedang dan ukiran gadis cantik yang bagaikan bidadari pada sisi lainnya."Kok gadis naga itu memberikanku pedangnya? Bukannya lebih cocok buatmu, Adinda Rin?" tanya Candaka."Apa kamu tahu siapa gadis naga ini?" tanya Rinjani yang penasaran."Tidak tahu! Dia membawa stempel kekuasaan naga tertinggi, jadi aku tidak bisa menolaknya!" sahut penjaga distrik.
Paviliun Persik memiliki pekarangan dan taman yang sangat luas dengan aneka tanaman warna warni khas dunia naga. Candaka yang telah selesai mandi sangat menikmati pemandangan di depannya, apalagi dia ditemani oleh Rinjani. “Indahnya hidup ini..tapi aku bukan mau bersenang-senang di sini," pikirnya.Bangunan di Paviliun Persik ini sangat besar terbentang dari halaman depan sampai ke ujung bangunan yang berbatasan dengan hutan pribadi paviliun ini. Bangunan yang besar ini terbagi menjadi 3 bagian bangunan yang terpisah satu sama lain.Bangunan Utama yang terletak di depan merupakan tempat tinggal utama Elder Bhalendra. Tidak ada yang tahu isi bangunan utama ini selain pelayan wanita yang ditugaskan untuk membersihkan bangunan ini. Namun mereka telah disumpah untuk menjaga kerahasiaan bangunan utama ini. Bangunan kedua merupakan tempat untuk tamu Elder beristirahat. Letaknya tidak jauh dari Kolam yang indah di depan pohon persik yang dilihat Candaka sebelumnya. Pohon-pohon Persik tampa
Pertempuran di Kota Naga Biru Laut yang tadinya dikhawatirkan akan berlangsung sengit, ternyata selesai dengan lebih cepat.Gandar akhirnya memutuskan untuk menyerang armada kapal Benua Timur untuk memberi efek jera kepada Kaisar Xian Ming agar tidak lagi berambisi untuk menguasai Benua Kamandaria dan juga terutama Kerajaan Malaka.Seluruh kapal tempur Kerajaan Malaka menyerang habis-habisan kapal-kapal Benua Timur. Bunyi dentuman dan ledakan serta terlihat kobaran api di mana-mana menunjukkan betapa dasyat dan kejamnya sebuah pertempuran yang harus mengorbankan banyak nyawa.Sementara itu pertarungan antara Rinjani dan Jayanti juga selesai dengan perginya Iblis Naga Biru meninggalkan pertarungan mereka begitu melihat kehancuran kapal-kapal tempur Benua Timur."Selamat tinggal, Rinjani! Semoga kamu bisa membahagiakan Kanda Candaka! Aku akan pergi dari Kamandaria untuk selama-lamanya!" ucap Jayanti sambil lenyap begitu saja dari hadapan Rinjani.Rinjani juga tidak memiliki niat lagi be
Naga Emas Gandar meluncur di dalam air dengan kecepatan tinggi menerjang Naga Long Wan yang sedang mengejar Naga Air Rinjani hingga terpental beberapa meter.Naga Long Wan yang merasa terganggu oleh Gandar langsung berbali dan mulai menerjang balik Naga Emas Gandar yang telah menerjangnya tadi.Tubuh Naga Emas Gandar terdorong oleh terjangan Naga Long Wan ini tapi Naga Emas tidak menyerah begitu saja.Dia berbalik dengan cepat menerjang tubuh Naga Long Wan yang besar sampai terjatuh ke dasar samudra.Naga Long Wan yang terjatuh langsung bangkit kembali dan menerjang dengan cepat ke arah Naga Emas Gandar tanpa bisa dihindarinya. Tubuhnya langsung terpental lagi dengan sedikit luka akibat kuku tajam dari Naga Long Wan.Pertarungan antara Naga Long Wan melawan Naga Emas Gandar masih berlangsung sengit. Belum tampak siapa yang akan menjadi pemenangnya.Naga Long Wan yang bertubuh besar dengan ekor panjangnya yang tajam bergerak berusaha menusuk tubuh Naga Emas Gandar. Tapi kulit dan sisi
"Ternyata Iblis Naga Biru tidak memiliki pengikut ... hanya sendiri saja membawa prajurit emas yang sudah pernah kami kalahkan!' ejek Rinjani. Kesempatan bagi Rinjani menumpahkan segala kekesalannya. Tadinya dia mendukung Candaka untuk mencari Jayanti dan mengangkatnya menjadi Ratu keempat Kamandaria, tapi begitu melihat sikap Jayanti, tidak ada lagi rasasungkan di hati Rinjani."Tidak perlu pengikut kalau hanya ingin mengalahkanmu! Aku ingin tahu, seberapa hebat Dewi Racun yang berhasil memikat Pendekar Naga Biru!" balas Jayanti.Naga Merah Swantara berukuran lebih besar daripada Iblis Naga Biru, tapi untuk kecepatan masih unggul Iblis Naga Biru."Sudah cukup kekacauan yang kamu timbulkan, Iblis Naga Biru! Bekerja sama dengan bangsa asing untuk menjajah negeri sendiri sangat tidak bisa diampuni!" ujar Rinjani."Masih mending aku daripada dirimu, perebut kekasih orang!" tuduh Jayanti yang langsung menekan Rinjani dengan aura kegelapan miliknya."Cuih! Siapa yang merebut kekasihmu? Kau
TRAAANG!Saat Kanaya yang tidak berdaya pasrah dengan nasibnya, mendadak puluhan anak panah yang turun dari atas langit terpental jauh dan tidak mengenai tubuh Kanaya.Bahkan Kubilai juga terpaksa melepaskan golok emas kembarnya saat dirinya diserang oleh beberapa sosok yang bergerak sangat cepat. AAARRRGGGH!Teriakan Kubilai yang terluka sungguh mengejutkan Kanaya. Bukan hanya dirinya yang lepas dari ancaman maut anak panah tapi Kubilai juga terpaksa melepaskan jepitan golok emas kembar pada Pedang Petir-nya karena tubuhnya terluka oleh sabetan prdang."Siapa yang membantuku? Gerakannya cepat sekali!" batin Kanaya yang merasa bersyukur masih bisa selamat saat nyawanya sudah di ujung tanduk.Saat ketiga bayangan ini menampakkan wujud aslinya barulah Kanaya mengenali beberapa di anataranya. "Isyana? Gayatri?" ujarnya pada kedua gadis yang masing-masing memegang pedang dan tongkat. Kanaya tidak mengenali pria yang bersama mereka. "Aku, Brahmana ... aku datang atas undangan Ratu Rinjan
Kaisar Xian Ming berdiri gagah dengan pakaian bertarungnya setelah melepaskan jubah emas kekaisarannya. "Kamu terlalu lemah, Candaka! Untuk menjadi pemimpin sejati, kita harus mengorbankan semua yang kita kasihi dan sayangi! Tidak boleh ada kelemahan sedikit-pun yang bisa dimanfaatkan oleh lawan kita!" seru Kaisar Xian Ming.Raja Candaka tidak kalah gagahnya berdiri di hadapan Kaisar Xian Ming. "Kamu yang salah, Xian Ming! Pemimpin sejati tidak akan mengorbankan sanak saudara dan sahabatnya. Pemimpin sejati selalu mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri! Kamu menghancurkan satu benua hanya untuk mempermudahmu melintas? Sungguh kaisar yang tidak layak menduduki tahta kerajaan!"Sindiran Candaka membuat marah Kaisar Xian Ming. "Tahu apa kau tentang menjadi pemimpin? Kamu sudah ditakdirkan menjadi Raja bahkan sejak kau terlahir sebagai anak naga! Seharusnya hanya Kaisar yang bisa dianggap sebagai anak naga, penerus tahta kerajaan! Aku berjuang agar mampu menjad
GWAAARRR ...!!! Belasan Naga Wrath terbang di atas kerumunan kapal tempur Benua Timur dan membakar habis beberapa kapal dengan prajurit di dalamnya yang berlarian dengan kondisi tubuh terbakar melompat ke dalam lautan. Terlihat Naga Biru yang terbang meliuk-liuk dengan indahnya turut menyemburkan api ke kapal tempur Benua Timur. Namun, berbeda dengan Naga Wrath yang menyembur tanpa belas kasihan, untuk Naga Biru ini melakukannya dengan raungan terlebih dahulu untuk memberi kesempatan prajurit Benua Timur melompat ke laut barulah dia menyemburkan api membakar kapal tempur mereka. Teriakan menyayat hati terdengar dari ratusan prajurit yang terbakar hidup-hidup oleh semburan api naga Wrath. Suasana di perairan Kota Naga Emas sudah mirip kobaran api dengan banyak kapal yang terbakar. Sepertinya kemenangan akan diraih dengan mudah, tapi Zhu Fei terlalu menganggap remeh Panglima Xian Shung. KWAAAK! Tiba-tiba terdengar teriakan dari beberapa Naga Wrath yang terjatuh ke dasar lautan. Nag
"Cuih! Kanda sudah salah terus merindukanmu! Ternyata kamu tidak pantas untuk diharapkan olehnya!' seru Rinjani dengan wajah penuh amarah."Hihihi ... kalian ini wanita yang bodoh! Pria yang bisa mencintai begitu banyak wanita bukanlah pria yang baik! Aku sudah tidak ingin kembali lagi kepada Candaka sejak tahu dia memilih wanita lain, bukan hanya satu wanita tapi tiga wanita sekaligus!"Tawa Jayanti yang agak mengerikan membuat Rinjani agak merinding. Ternyata wanita ini benar-benar iblis yang berwujud naga biru. Semula mereka mengira Jayanti masih bisa disembuhkan, tapi melihat kondisinya sekarang sungguh hal yang mustahil mengharapkan Jayanti kembali seperti dulu."Aku tidak keberatan karena Kanda adil terhadap kami! Ada satu yang kamu lupakan, Iblis Naga Biru!" ujar Rinjani sambil tersenyum sinis."Kamu tidak bisa kabur, Dewi Racun! Seluruh udara telah dijaga oleh pasukan nagaku!" sahut Jayanti dengan pandangan meremehkan Rinjani."Terlalu sombong! Kamu melupakan satu hal yang bis
Zhu Fei yang memegang kendali sebagai panglima tertinggi di Kota Naga Emas benar-benar serius menjalankan tugasnya setelah kepergian Raja Candaka dan Raja Gandar ke Kota Naga Biru.Rapat penting langsung diadakan oleh Zhu Fei untuk membahas strategi terbaik menghadapi Panglima Xian Shung yang diberi waktu tiga jam untuk mundur dari perairan Kota Naga Emas.Masa tiga jam itulah yang dimanfaatkan oleh Zhu Fei untuk menyusun strategi karena kemungkinan besar Panglima Xian Shung tidak akan menyerah. Pendekar Naga Sakti ini juga tidak mengetahui pasti apa Iblis Naga Biru dan Naga Ashura ikut dalam armada laut Panglima Xian Shung."Panglima Zhian, bagaimana situasi perbatasan darat dan udara Kota Naga Emas?" tanya Zhu Fei. Ketegasan Pendekar Naga Sakti ini sungguh jauh berbeda saat dia pergi menemui Zhian. Sekarang, Zhu Fei sudah lebih dewasa dan tidak mempermasalahkan lagi Zhian yang bersama Candaka."Perbatasan udara dijaga oleh kawanan Naga Wrath, Panglima! Untuk perbatasan darat mungkin
Candaka dan Rinjani berhasil tiba dengan cepat di Kota Naga Biru karena Naga Xarvis memiliki kemampuan teleportasi naga yang bisa dalam sekejab membawa Candaka dan Rinjani ke sana. Bahkan Gandar dan Alisha juga belum tiba di sana. Hanya ada Arjani yang menempatkan armada kapalnya menjaga perairan Kota Naga Biru Laut. "Kak Candaka! Kenapa Kakak ke sini?" tanya Arjani saat menemui Candaka. "Salam hormat, Ratu Rinjani!" lanjutnya dengan sopan. Rinjani hanya menganggukan kepalanya saja untuk menjawab penghormatan Arjani. "Arjani! Kamu cantik sekali! Sekarang kamu sudah hebat dengan menjadi panglima Kerajaan Malaka!' sahut Candaka dengan riang gembira. Rinjani agak sedikit cemburu melihat keakraban antara Arjani dan Candaka. "Hahaha ... Kak Candaka bisa saja! Apa yang telah terjadi? Kenapa kakak ke sini, bukannya beerada di Kota Naga Emas?" tanya Arjani. "Bukan hanya aku yang akan ke sini. Gandar juga sedang menuju kemari. Sebentar lagi dia kan tiba! Kami tertipu oleh siasat Kaisar Xia