# Sekte Pedang Malaikat # Sekte Pedang Malaikat menempati bangunan yang sangat luas melebihi Perguruan Tapak Naga.Bangunan utama tepat berada di tengah-tengah halaman yang luas dari sekte ini. Sedangkan paviliun-paviliun kecil menempati sisi kiri dan kanan yang dperuntukkan bagi tamu ataupun untuk murid-murid anggota sekte yang sedang belajar ilmu bela diri.Utusan cantik ini langsung membawa Candaka dan Rinjani ke bangunan utama tanpa dicegah oleh siapapun juga. "Tuan Raksawangsa sudah menunggu Pendekar naga Biru di dalam. Silahkan masuk!" kata utusan cantik ini."Kurang ajar! Seharusnya ketuamu keluar menemui Raja Kamandaria, bukan Raja yang masuk menemuinya!" kata Rinjani penuh kemarahan."Aku hanya menuruti perintah ketua, Nona Rinjani! Jangan menyalahkanku! kalau Nona tidak senang, bisa langsung ke ketua!" balas utusan cantik ini."Sudahlah, Adinda Rin! Kita kan menjelajahi Kamandaria ini juga untuk meminta bantuan pendekar-pendekar tangguh untuk bergabung dengan Kerajaan Kam
Desa Kabut Hitam sedang ramai-ramainya saat Candaka dan Rinjani berkunjung ke desa ini.Turnamen Persilatan yang membuat desa yang ramai ini semakin ramai saja oleh pendatang dari luar Desa kabut Hitam yang hendak menyaksikan ataupun mengikuti Turnamen Persilatan ini."Sudah lama aku tidak mengikuti Turnamen Persilatan, Adinda Rin!" seru Candaka dengan girang saat membaca selebaran Turnamen Persilatan yang ditempel dimana-mana.TURNAMEN PERSILATANHADIAH :JUARA 1 : KITAB KULTIVASI PERSILATANJUARA 2 : PEDANG KULTIVASIJUARA 3 : KITAB DEWA OBATATURAN PERTANDINGAN 3 BABAK :BABAK 1 : PERTARUNGAN TANGAN KOSONGBABAK 2 : PERTARUNGAN PEDANGBABAK 3 : PERTARUNGAN BEBASBAGI JUARA 1 TURNAMEN PERSILATAN INI APABILA PRIA BISA MENIKAHI PUTRI DARI KETUA SEKTE PEDANG MALAIKAT SETELAH MENGALAHKAN PUTRI CHITRA AISHWARYA. APABILA WANITA AKAN MENJADI SAUDARA TUAN PUTRI."Kanda ikut bukan untuk memperebutkan Putri Chitra Aishwarya kan?" tanya Rinjani dengan mata yang melotot tajam."Tidak, Adinda Ri
Kemarahan yang menguasai Rinjani membuat Dewi Racun ini bergerak dengan cepat untuk menyerang Malaikat Racun Chitra Aishwarya. "Tunggu, Adinda Rin!" Plaak! Candaka terpaksa maju dengan cepat melindungi Putri Chitra Aishwarya karena para pengawal sekte bergerak kalah cepat dengan kecepatan lari Rinjani. "Kanda menangkisku? Kenapa Kanda melindungi Putri sialan itu?" tanya Rinjani masih dengan wajah amarahnya. "Tenang dahulu! Putri Chitra boleh berkata apa saja, tapi keputusan akhir tetap di tanganku!' ucap Candaka. "Aku sudah memilih Kanda Candaka untuk menjadi suamiku! Begitu aturan Turnamen Persilatan ini, jadi aku tidak salah!" seru Putri Chitra Aishwarya. "Tidak bisa! Kanda hanya mengikuti turnamen ini untuk kesenangannya saja dan memenangkan hadiah Kitab Kultivasi Kegelapan, jadi menikahimu bukan termasuk hadiah turnamen!" sahut Rinjani. "Ada aturan tambahan yang memperbolehkan pemenang turnamen persilatan untuk memilihku sebagai pasangan! Aku yang memilih Pendekar Naga Bir
Candaka dan Rinjani tiba di penginapan saat malam sudah mulai menjelang. Namun pemilik penginapan masih tampak murung, sehingga Candaka terusik untuk menanyakan keadaan pemilik penginapan ini.'Ada apa paman? Kenapa wajah paman sangat murung?" tanya Candaka."Sudah beberapa bulan terakhir ini, kami terancam kembali oleh Kabut Hitam yang terkadang datang ke Desa ini setelah malam tiba! Kami khawatir kalau Kabut Hitam ini sama persis dengan Kabut Hitam yang pernah menghantui desa ini sebelum Tiga Pendekar mengusir Kabut Hitam ini. Salah satu Pendekar itu adalah Pendekar Naga Biru. Apa Paduka Raja bisa menolong kami?" tanya pemilik penginapan."Kenapa tidak minta bantuan Dewa Persilatan?" tanya Candaka. "Bukannya Raksawangsa yang memimpin Desa Kabut Hitam ini?" tanya Candaka."Tuan Raksawangsa menganggap Kabut Hitam ini sebagai Kabut Hitam biasa saja, tapi aku pernah merasakan Kabut Hitam yang berbahaya ini, Paduka! Menurutku, Iblis Naga Hitam telah bangkit kembali dan bekerjavsama denga
Mentari masih belum muncul dari peraduannya. Angin pagi yang sejuk bertiup sepoi-sepoi membuat orang enggan untuk keluar dari rumah. Langit masih gelap bertabur bintang, tapi sudah tampak ada kesibukan di luar penginapan Desa Kabut Hitam.Candaka dan Rinjani memutuskan untuk berangkat pagi-pagi sekali sebelum warga desa terbangun untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. "Paman, kami pamit dahulu ... Kabut hitam tidak akan datang lagi ke desa ini, jadi paman tidak perlu khawatir lagi!" ujar Candaka."Terima kasih, Paduka! Kapanpun Paduka Raja ke Desa Kabut Hitam, penginapan akan selalu tersedia untuk Paduka Raja!" jawab pemilik penginapan dengan wajah berseri-seri.Hilangnya kabut hitam yang meresahkan akan membuat Desa Kabut Hitam dikunjungi warga sekitar desa ini. Sekarang desa ini ramai hanya karena Turnamen Persilatan tapi setelah turnamen selesai, desa akan sepi kembali."Ini untuk bayaran kami menginap, paman!" kata Candaka sambil menyerahkan beberapa koin emas.'Tidak perlu, P
"Gayatri? Kamu masih hidup?" tanya Candaka dengan wajah yang penuh tanda tanya."Kamu menyangka kalau aku sudah mati, Kak Candaka?" tanya Gayatri."Panggil Paduka Raja! Tidak ada rasa hormatnya terhadap Raja Kamandaria!" sahut Rinjani dengan ketus."Tidak apa-apa, Adinda Rin! Gayatri masih keluargaku!" ujar Candaka."Kamu dengar apa kata Kak Candaka, perempuan galak!" seru Gayatri tidak kalah ketusnya."Kamu kemana saja? Terakhir kamu bergabung dengan Iblis Naga Hitam ... setelah itu aku tidak mendengar kabar darimu lagi!" sahut Candaka."Aku mengikuti kakiku melangkah saja! Kakek sudah tiada, jadi aku tidak ada sanak keluarga lagi!" ujar Gayatri."Aku masih saudaramu, Yatri! Kamu bisa tinggal di istana apabila kamu mau!" sahut Candaka menawarkan bantuannya dengan tulus. Biar bagaimanapun, gadis ini tetaplah keluarganya walaupun pernah ada rasa di anatara mereka tapi semua itu telah berlalu."Tinggal bersama perempuan galak ini? Tidak sudi!" tolak Gayatri."Lagian siapa yang mau tingg
"Kenapa Naga Ungu ini belum juga menemui Kanda? Apa ada yang salah dalam mimpi Kanda?" tanya Rinjani."Aku masih bingung dengan kondisi Lembah Terlarang ini, karena dalam mimpiku lembah ini sangat dingin dan berkabut!" ujar Candaka.Pendekar Naga Biru ini mulai ragu kalau dia berada di tempat yang benar, karena kondisi alam di Lembah Terlarang sangat berbeda dengan kondisi alam di dalam mimpinya."Apa ada dunia khusus di Lembah Terlarang ini, tempat Naga Ungu ini tinggal, Kanda?" tanya Rinjani."Dunia seperti apa?" tanya Candaka."Dunia alternatif yang diciptakan oleh Naga Ungu sendiri, seperti Naga Merah yang hidup di Alam Mimpi!""Mungkin saja! Seperti saat aku mendapatkan Kitab Naga Merah yang Naga Merahnya berada di Alam Mimpi! Apa Naga Ungu juga tidak berada di dunia nyata Lembah Terlarang ini ya?" kata Candaka penuh tanda tanya."Seingatku Lembah Terlarang memang dingin dan berkabut, Kanda! Aku juga tidak tahu kenapa lembah ini jadi panas seperti ini!" sahut Rinjani."Apa semua
"Kamu sudah menemukan Pedang Naga Ungu?" tanya Naga Ungu kepada Candaka."Sudah, Naga Ungu!" kata Candaka sambil memperlihatkan Pedang Naga Ungu."Bagus! Berarti kamu pantas untuk mendapatkan Kitab Naga Ungu Menembus Langit yang berisi ilmu bela diri dan ilmu pedang yang dasyat!" sahut Naga Ungu. Candaka menerima Kitab Naga Sakti kelima ini dengan hati-hati. "Mulai sekarang kamu tidak mesti mempelajari Kitab kelima ini dahulu untuk mendapatkan kitab selanjutnya. Aku dengar kalau Iblis Naga Hitam mulai bangkit kembali, jadi kamu harus bergegas mempelajari seluruh Kitab Sembilan Naga Sakti ini, Pendekar Naga Biru!""Jadi, ada kemungkina aku bisa mendapatkan seluruh Kitab Sembilan Naga Sakti ini sekaligus?" tanya Candaka."Mungkin saja! Keadaan sudah sangat mendesak, jadi kemungkinan kamu akan membdapatkan mimpi secara berturut-turut untuk menemukan Kitab Sembilan Naga Sakti yang tersisa juga sangat besar!" kata Naga Ungu."Baiklah! Aku permisi dahulu, Naga Ungu! Kami akan kembali ke De
Pertempuran di Kota Naga Biru Laut yang tadinya dikhawatirkan akan berlangsung sengit, ternyata selesai dengan lebih cepat.Gandar akhirnya memutuskan untuk menyerang armada kapal Benua Timur untuk memberi efek jera kepada Kaisar Xian Ming agar tidak lagi berambisi untuk menguasai Benua Kamandaria dan juga terutama Kerajaan Malaka.Seluruh kapal tempur Kerajaan Malaka menyerang habis-habisan kapal-kapal Benua Timur. Bunyi dentuman dan ledakan serta terlihat kobaran api di mana-mana menunjukkan betapa dasyat dan kejamnya sebuah pertempuran yang harus mengorbankan banyak nyawa.Sementara itu pertarungan antara Rinjani dan Jayanti juga selesai dengan perginya Iblis Naga Biru meninggalkan pertarungan mereka begitu melihat kehancuran kapal-kapal tempur Benua Timur."Selamat tinggal, Rinjani! Semoga kamu bisa membahagiakan Kanda Candaka! Aku akan pergi dari Kamandaria untuk selama-lamanya!" ucap Jayanti sambil lenyap begitu saja dari hadapan Rinjani.Rinjani juga tidak memiliki niat lagi be
Naga Emas Gandar meluncur di dalam air dengan kecepatan tinggi menerjang Naga Long Wan yang sedang mengejar Naga Air Rinjani hingga terpental beberapa meter.Naga Long Wan yang merasa terganggu oleh Gandar langsung berbali dan mulai menerjang balik Naga Emas Gandar yang telah menerjangnya tadi.Tubuh Naga Emas Gandar terdorong oleh terjangan Naga Long Wan ini tapi Naga Emas tidak menyerah begitu saja.Dia berbalik dengan cepat menerjang tubuh Naga Long Wan yang besar sampai terjatuh ke dasar samudra.Naga Long Wan yang terjatuh langsung bangkit kembali dan menerjang dengan cepat ke arah Naga Emas Gandar tanpa bisa dihindarinya. Tubuhnya langsung terpental lagi dengan sedikit luka akibat kuku tajam dari Naga Long Wan.Pertarungan antara Naga Long Wan melawan Naga Emas Gandar masih berlangsung sengit. Belum tampak siapa yang akan menjadi pemenangnya.Naga Long Wan yang bertubuh besar dengan ekor panjangnya yang tajam bergerak berusaha menusuk tubuh Naga Emas Gandar. Tapi kulit dan sisi
"Ternyata Iblis Naga Biru tidak memiliki pengikut ... hanya sendiri saja membawa prajurit emas yang sudah pernah kami kalahkan!' ejek Rinjani. Kesempatan bagi Rinjani menumpahkan segala kekesalannya. Tadinya dia mendukung Candaka untuk mencari Jayanti dan mengangkatnya menjadi Ratu keempat Kamandaria, tapi begitu melihat sikap Jayanti, tidak ada lagi rasasungkan di hati Rinjani."Tidak perlu pengikut kalau hanya ingin mengalahkanmu! Aku ingin tahu, seberapa hebat Dewi Racun yang berhasil memikat Pendekar Naga Biru!" balas Jayanti.Naga Merah Swantara berukuran lebih besar daripada Iblis Naga Biru, tapi untuk kecepatan masih unggul Iblis Naga Biru."Sudah cukup kekacauan yang kamu timbulkan, Iblis Naga Biru! Bekerja sama dengan bangsa asing untuk menjajah negeri sendiri sangat tidak bisa diampuni!" ujar Rinjani."Masih mending aku daripada dirimu, perebut kekasih orang!" tuduh Jayanti yang langsung menekan Rinjani dengan aura kegelapan miliknya."Cuih! Siapa yang merebut kekasihmu? Kau
TRAAANG!Saat Kanaya yang tidak berdaya pasrah dengan nasibnya, mendadak puluhan anak panah yang turun dari atas langit terpental jauh dan tidak mengenai tubuh Kanaya.Bahkan Kubilai juga terpaksa melepaskan golok emas kembarnya saat dirinya diserang oleh beberapa sosok yang bergerak sangat cepat. AAARRRGGGH!Teriakan Kubilai yang terluka sungguh mengejutkan Kanaya. Bukan hanya dirinya yang lepas dari ancaman maut anak panah tapi Kubilai juga terpaksa melepaskan jepitan golok emas kembar pada Pedang Petir-nya karena tubuhnya terluka oleh sabetan prdang."Siapa yang membantuku? Gerakannya cepat sekali!" batin Kanaya yang merasa bersyukur masih bisa selamat saat nyawanya sudah di ujung tanduk.Saat ketiga bayangan ini menampakkan wujud aslinya barulah Kanaya mengenali beberapa di anataranya. "Isyana? Gayatri?" ujarnya pada kedua gadis yang masing-masing memegang pedang dan tongkat. Kanaya tidak mengenali pria yang bersama mereka. "Aku, Brahmana ... aku datang atas undangan Ratu Rinjan
Kaisar Xian Ming berdiri gagah dengan pakaian bertarungnya setelah melepaskan jubah emas kekaisarannya. "Kamu terlalu lemah, Candaka! Untuk menjadi pemimpin sejati, kita harus mengorbankan semua yang kita kasihi dan sayangi! Tidak boleh ada kelemahan sedikit-pun yang bisa dimanfaatkan oleh lawan kita!" seru Kaisar Xian Ming.Raja Candaka tidak kalah gagahnya berdiri di hadapan Kaisar Xian Ming. "Kamu yang salah, Xian Ming! Pemimpin sejati tidak akan mengorbankan sanak saudara dan sahabatnya. Pemimpin sejati selalu mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri! Kamu menghancurkan satu benua hanya untuk mempermudahmu melintas? Sungguh kaisar yang tidak layak menduduki tahta kerajaan!"Sindiran Candaka membuat marah Kaisar Xian Ming. "Tahu apa kau tentang menjadi pemimpin? Kamu sudah ditakdirkan menjadi Raja bahkan sejak kau terlahir sebagai anak naga! Seharusnya hanya Kaisar yang bisa dianggap sebagai anak naga, penerus tahta kerajaan! Aku berjuang agar mampu menjad
GWAAARRR ...!!! Belasan Naga Wrath terbang di atas kerumunan kapal tempur Benua Timur dan membakar habis beberapa kapal dengan prajurit di dalamnya yang berlarian dengan kondisi tubuh terbakar melompat ke dalam lautan. Terlihat Naga Biru yang terbang meliuk-liuk dengan indahnya turut menyemburkan api ke kapal tempur Benua Timur. Namun, berbeda dengan Naga Wrath yang menyembur tanpa belas kasihan, untuk Naga Biru ini melakukannya dengan raungan terlebih dahulu untuk memberi kesempatan prajurit Benua Timur melompat ke laut barulah dia menyemburkan api membakar kapal tempur mereka. Teriakan menyayat hati terdengar dari ratusan prajurit yang terbakar hidup-hidup oleh semburan api naga Wrath. Suasana di perairan Kota Naga Emas sudah mirip kobaran api dengan banyak kapal yang terbakar. Sepertinya kemenangan akan diraih dengan mudah, tapi Zhu Fei terlalu menganggap remeh Panglima Xian Shung. KWAAAK! Tiba-tiba terdengar teriakan dari beberapa Naga Wrath yang terjatuh ke dasar lautan. Nag
"Cuih! Kanda sudah salah terus merindukanmu! Ternyata kamu tidak pantas untuk diharapkan olehnya!' seru Rinjani dengan wajah penuh amarah."Hihihi ... kalian ini wanita yang bodoh! Pria yang bisa mencintai begitu banyak wanita bukanlah pria yang baik! Aku sudah tidak ingin kembali lagi kepada Candaka sejak tahu dia memilih wanita lain, bukan hanya satu wanita tapi tiga wanita sekaligus!"Tawa Jayanti yang agak mengerikan membuat Rinjani agak merinding. Ternyata wanita ini benar-benar iblis yang berwujud naga biru. Semula mereka mengira Jayanti masih bisa disembuhkan, tapi melihat kondisinya sekarang sungguh hal yang mustahil mengharapkan Jayanti kembali seperti dulu."Aku tidak keberatan karena Kanda adil terhadap kami! Ada satu yang kamu lupakan, Iblis Naga Biru!" ujar Rinjani sambil tersenyum sinis."Kamu tidak bisa kabur, Dewi Racun! Seluruh udara telah dijaga oleh pasukan nagaku!" sahut Jayanti dengan pandangan meremehkan Rinjani."Terlalu sombong! Kamu melupakan satu hal yang bis
Zhu Fei yang memegang kendali sebagai panglima tertinggi di Kota Naga Emas benar-benar serius menjalankan tugasnya setelah kepergian Raja Candaka dan Raja Gandar ke Kota Naga Biru.Rapat penting langsung diadakan oleh Zhu Fei untuk membahas strategi terbaik menghadapi Panglima Xian Shung yang diberi waktu tiga jam untuk mundur dari perairan Kota Naga Emas.Masa tiga jam itulah yang dimanfaatkan oleh Zhu Fei untuk menyusun strategi karena kemungkinan besar Panglima Xian Shung tidak akan menyerah. Pendekar Naga Sakti ini juga tidak mengetahui pasti apa Iblis Naga Biru dan Naga Ashura ikut dalam armada laut Panglima Xian Shung."Panglima Zhian, bagaimana situasi perbatasan darat dan udara Kota Naga Emas?" tanya Zhu Fei. Ketegasan Pendekar Naga Sakti ini sungguh jauh berbeda saat dia pergi menemui Zhian. Sekarang, Zhu Fei sudah lebih dewasa dan tidak mempermasalahkan lagi Zhian yang bersama Candaka."Perbatasan udara dijaga oleh kawanan Naga Wrath, Panglima! Untuk perbatasan darat mungkin
Candaka dan Rinjani berhasil tiba dengan cepat di Kota Naga Biru karena Naga Xarvis memiliki kemampuan teleportasi naga yang bisa dalam sekejab membawa Candaka dan Rinjani ke sana. Bahkan Gandar dan Alisha juga belum tiba di sana. Hanya ada Arjani yang menempatkan armada kapalnya menjaga perairan Kota Naga Biru Laut. "Kak Candaka! Kenapa Kakak ke sini?" tanya Arjani saat menemui Candaka. "Salam hormat, Ratu Rinjani!" lanjutnya dengan sopan. Rinjani hanya menganggukan kepalanya saja untuk menjawab penghormatan Arjani. "Arjani! Kamu cantik sekali! Sekarang kamu sudah hebat dengan menjadi panglima Kerajaan Malaka!' sahut Candaka dengan riang gembira. Rinjani agak sedikit cemburu melihat keakraban antara Arjani dan Candaka. "Hahaha ... Kak Candaka bisa saja! Apa yang telah terjadi? Kenapa kakak ke sini, bukannya beerada di Kota Naga Emas?" tanya Arjani. "Bukan hanya aku yang akan ke sini. Gandar juga sedang menuju kemari. Sebentar lagi dia kan tiba! Kami tertipu oleh siasat Kaisar Xia