Share

353. Lisa Mau Kabur! (Bagian C)

Author: Aksara Ocean
last update Last Updated: 2022-09-02 05:00:20

353. Lisa Mau Kabur! (Bagian C)

Tapi, untuk mengatakan hal itu pun aku tak kuasa. Malas kena omel tepatnya.

“Iya kan, An? Kk ada manusia seperti Ru—”

“Bi!”

Ucapan Bi Ramlah langsung aku potong, setengah berteriak aku demi menghentikan omelannya yang sepertinya masih panjang.

“Apa?” tanyanya dengan nada ketus. “Kebiasaan, orang ngomong dipotong!” omelnya lagi.

“Ngomel aja, nanti cepat tua baru tahu rasa!” kataku sambil terkekeh. “Iniloh, aku kok nggak nemuin Mbak Suci sama Bude Jum ya?” Aku menjelaskan.

Posisi kami sudah sampai di pasar, pusat kota kecamatan. Tetapi mataku sama sekali belum ada menemukan keberadaan Mbak Suci maupun Bude Jum, mereka ke mana? Masak mereka teleportasi, nggak mungkin, kan?

“Ya udah lanjut aja,” sahut Bi Ramlah santai. “Mereka kan tahu kalau Lisa tinggal di kecamatan sebelah, pasti mereka nunggu di gapura batas kecamatan.” Bi Ramlah lanjut berbicara.

“Aaaaaa ….” Aku hanya mengangguk, sambil bergumam pelan.

Yang dikatakan Bi Ramlah benar juga, mereka pasti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   354. Kalung Kreditan (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)354. Kalung Kreditan (Bagian A)Yang pertama kali bergerak adalah Bi Ramlah, dia langsung berlari ke tempat di mana Lisa dan juga Bu Maryam terjatuh. Aku harus mengakui, kalau Bi Ramlah benar-benar terlihat sangat cekatan.Bahkan aku dan Mbak Suci saja yang berusia jauh lebih muda malah hanya bisa tercengang, karena kami benar-benar terkejut dengan insiden yang baru saja terjadi di depan mata kami secara langsung."Ya Allah, Mbak! Itu Bu Maryam dan juga Mbak Lisa yang jatuh, Mbak?" tanya wanita yang berada di rumah sebelah dengan nada panik.Dia kelihatannya ingin sekali membantu Lisa dan juga Bu Maryam, tetapi kondisinya yang masih menggendong anaknya, membuat dia harus mengurungkan niatnya tersebut."Iya, Mbak. Itu Mbak Lisa dan Bu Maryam jatuh," sahutku sekenanya.Setelah menyahut seperti itu, aku lantas ikut berjalan di belakang Bude Jum. Aku dan Mbak Suci mengekor Bi Ramlah dan juga Bude Jum dengan santai.Kalau Mbak Suci si

    Last Updated : 2022-09-02
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   355. Kalung Kreditan (Bagian B)

    355. Kalung Kreditan (Bagian B)"Kasihan juga sih ngelihat Mbak Lisa tadi, tubuhnya bau got," ujar Mbak Suci tiba-tiba.Aku menatapnya dalam diam, tidak mengucapkan apapun. Tetapi aku sedikit banyak setuju dengan apa yang Mbak Suci katakan, melihat Lisa terjatuh ke dalam parit dengan ditindih motor seperti tadi benar-benar membuat aku merasa kasihan dengan dirinya."Halah ngapain kalian kasihan, dia aja nggak kasihan tuh sama Mbak Jum. Sudah tahu ada orang datang ke sini mau nagih hutang, eh, malah mau kabur seenaknya. Memanglah, dia itu lama-lama kayak nggak punya otak!" kata Bi Ramlah nyelekit.Yah, harus aku akui, aku juga setuju dengan kata-kata Bi Ramlah barusan. Lisa memang benar-benar keterlaluan, karena saat dia melihat ada Bude Jum dan juga kami di sini dia langsung ingin kabur begitu saja.Padahal dia sudah tidak membayar angsurannya selama dua bulan, tapi ketika bertemu dengan orang yang bersangkutan, dia malah ingin melarikan diri."Aku itu sama sekali nggak ada kasihan-ka

    Last Updated : 2022-09-02
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   356. Kalung Kreditan (Bagian C)

    356. Kalung Kreditan (Bagian C)"Suruhlah suamimu yang kaya itu, membayar semua hutang-hutangmu. Jangan sampai setiap hari ada orang yang datang ke sini untuk menagih. Buat malu saja!" kata wanita itu dengan ketus.Dia kemudian masuk ke dalam rumah dengan kaki yang menghentak, setelah sebelumnya melemparkan senyuman mengejek kepada Lisa dan menganggukkan kepalanya ke arah kami.Yah, setidaknya wanita itu walaupun dalam keadaan marah, masih mempunyai sopan santun terhadap orang lain. Mungkin dia hanya tidak mempunyai rasa sopan terhadap Lisa saja."Dari mana, Sa?" tanya Bude Jum tiba-tiba.Lisa yang memang sudah kehilangan lawannya langsung menata Bude Jum dengan pandangan tidak enak, dia menggaruk pelipisnya dan tersenyum sungkan."Dari rumah Pakde, Bude. Ayo masuk! Tidak enak jika dilihat orang tamu duduk di luar," kata Lisa sambil masuk terlebih dahulu ke dalam rumahnya.Bude Jum kemudian mengajak kami semua masuk ke dalam rumah, walaupun aku dan juga Bi Ramlah menolak, tetapi Bude

    Last Updated : 2022-09-02
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   357. Lapor Polisi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)357. Lapor Polisi (Bagian A)“Apa?!” Bu Maryam memekik kecil, dan menatap ke arah Bude Jum dengan pandangan kaget. "Nggak usah sembarangan ngomong, ya! Ini kalung, dikasih sama anak saya, dan kamu itu nggak berhak nuduh-nuduh seperti itu!" kata Bu Maryam dengan nada ketus."Nuduh bagaimana? Lah, saya ini ngomong fakta. Itu kalung memang kalung kreditan, yang dikredit sama Lisa pada saya," sahut Bude Jum dengan nada tak kalah ketus.Aku bisa melihat wajah Bu Maryam yang memerah sempurna, dia terlihat marah dan juga malu. Aku tidak bisa memastikan raut wajahnya. Sedangkan Bude Jum malah menyunggingkan senyum sinis, dan menatap Bu Maryam dengan pandangan mengejek.Lisa sendiri hanya bisa menunduk dalam, tidak mampu menatap wajah Bu Maryam maupun wajah Bude Jum."Akting sedih dan akting takut. Benar-benar menjengkelkan!" Bi Ramlah berbisik ke telingaku.Aku hanya menghela nafas dengan panjang dan melirik Bi Ramlah dengan lelah, Bibi

    Last Updated : 2022-09-05
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   358. Lapor Polisi (Bagian B)

    358. Lapor Polisi (Bagian B)"Sekarang gini saja, kalau kamu memang tidak punya uang untuk membayar angsuran kamu, kembalikan kalung itu!" ujar Bude Jum tiba-tiba.Aku bisa melihat Bu Maryam yang langsung melotot, dia sepertinya tidak terima dengan kata-kata yang baru saja Bude Jum lontarkan."Heh! Maksud kamu apa nyuruh kembalikan kalung ini? Tidak bisa, ya! Karena kalung ini sudah saya pakai, berarti kalung ini adalah milik saya. Enak saja mau diambil, dasar orang tua nggak tahu diri!" kata Bu Maryam dengan sangat sadis."Lah, yang nggak tahu diri itu kamu. Itu kan kalung kreditan, dan anakmu ini menunggak pembayarannya. Wajar dong kalau aku ambil, di mana-mana yang namanya sistem kreditan itu begitu. Kalau misalnya si nasabah tidak bisa membayar, maka aku bisa mengambil barang yang sudah dikreditkan!" kata Bude Jum dengan ketus."Ya, iyalah, di mana-mana juga begitu sistemnya. Kalau yang namanya kreditan itu tidak dibayar, ya barangnya diambil lagi. Situ ini ngerti apa nggak, sih?!

    Last Updated : 2022-09-05
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   359. Lapor Polisi (Bagian C)

    359. Lapor Polisi (Bagian C)"Maaf, Bude. Tapi kemarin aku memang belum bercerai dengan Mas Aji, jadi aku mengira Mas Aji akan mau untuk membayarkan angsuran ku kepada Bude," kata Lisa dengan lemah."Jadi, ya sudah kalau begitu. Sekarang Aji sudah bukan suamimu lagi, dan dia sudah tidak punya tanggung jawab untuk membayar apapun yang sudah kau ambil kepadaku. Jadi sekarang aku minta pertanggung jawabanmu, silahkan bayar tunggakanmu yang tiga bulan itu, atau kembalikan kalung yang berada di leher ibumu sekarang ini!" kata Bude Jum dengan tegas."Aku tidak punya uang sekarang ini, Bude," kata Lisa lagi dengan nada lemah."Ya, kalau begitu kembalikan kalung itu!" kata Bude Jum sambil menunjuk leher Bu Maryam."Oh, tidak bisa. Aku tidak akan mau mengembalikan kalung ini kepadamu!" kata Bu Maryam dengan sinis. "Lisa, urus ini dulu. Ibu tidak mau tahu, Ibu tidak mau kalung yang ada di leher Ibu ini diambil oleh mereka!" kata Bu Maryam lagi."Tapi, aku nggak punya uang, Bu. Gimana aku mau ba

    Last Updated : 2022-09-05
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   360. Menyerah dengan mudah (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)360. Menyerah dengan mudah (Bagian A)Bu Maryam langsung menatap Lisa dengan pandangan tajam, sedangkan yang ditatap langsung kembali menundukkan pandangannya dengan dalam, karena menghindari tatapan Bu Maryam yang setajam silet.Dengusan nafas yang terdengar amat kasar keluar dari belah bibir Bu Maryam, wanita paruh baya itu terlihat amat kesal dan juga geram, entah kepada Bude Jum atau kepada Lisa anaknya sendiri.Aku, Mbak suci, dan juga Bi Ramlah langsung saling berpandangan saat mendengar kata-kata Bude Jum barusan. Kami sama sekali tidak mempunyai ekspektasi, kalau surat perhiasan itu masih berada di tangan Bude Jum.Jika begini caranya, maka mengambil kalung yang dikreditkan kepada Lisa adalah hal yang mudah. Karena ternyata surat dari kalung itu masih di tangan Bude Jum, dan itu artinya kalung itu masih sepenuhnya milik Bude Jum sebelum Lisa melunasi nya.Sekali lagi aku menatap ke arah Lisa, aku bisa melihat tangannya ya

    Last Updated : 2022-09-05
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   361. Menyerah dengan mudah (Bagian B)

    361. Menyerah dengan mudah (Bagian B)Aku tidak lagi menyahuti kata-kata Bi Ramlah. Sebenarnya, aku memang tidak mau terlalu mencampuri urusan kehidupan Lisa. Tetapi melihat dia yang terlihat begitu lesu dan juga berubah seperti tadi, membuat aku menjadi sedikit kepo.Bagaimana kehidupannya setelah diceraikan oleh Mas Aji? Bagaimana kehidupan Salsa dan juga Naufal? Karena bagaimanapun juga aku tidak melihat kedua keponakanku tadi berada di sana."Yah tetapi aku sih Alhamdulillah, karena kalung Mbak Jum bisa kembali ke tangannya," kata Bi Ramlah tiba-tiba."Iya, Bi. Aku juga merasa sangat bersyukur karena ternyata acara pengambilan kalung ini tidaklah sesulit yang aku kira," kataku menyahuti."Lah, pikiran kita sama, An. Aku juga ngira kalau ngambil kalung yang ada di Lisa ini bakal penuh drama, teriak-teriakkan, jambak-jambakan. Eh, ternyata termasuk cukup mudah," kata Bi Ramlah sambil terkekeh kecil."Yah, itu karena surat kalung itu masih berada di tangan Bude Jum. Kalau surat itu s

    Last Updated : 2022-09-05

Latest chapter

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status