Share

33. Lapor Polisi (Bagian C)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-21 03:26:23

33. Lapor Polisi (Bagian C)

"Aku percaya dengan istriku, Bu! Anak tidak akan bertindak seperti itu jika kalian tidak memulainya terlebih dahulu!" sahut Mas Abi dengan tegas.

"Cukup!" Bapak kembali mengeluarkan suara. "Setelah bapak amati, dan bapak mendengar masing-masing argumen kalian. Bapak sudah bisa mengepulkan sesuatu!" Lanjutnya sambil kembali mengepulkan asap rokok dari bibirnya.

"Apa, Pak? Kasih keadilan buat Lisa, dia babak belur begini. Ya Allah, Nduk! Huhuhu …." Kini Ibu yang menangis, sambil ngesot menuju Mbak Lisa dan menangkup kedua tangan menantunya itu.

Kemudian kedua orang itu menangis bersamaan, tersedu-sedu, terisak-isak! Ya Allah, tukang drama!

"Ana, minta maaf pada mbakmu! Kau salah sudah memfitnah, dan juga menghajarnya!" ujar Bapak dengan tegas.

Namun ketegasannya itu sama sekali tidak berdampak untukku, dia tegas hanya untuk membela si Lampir. Tak sekalipun dia bersikap tegas saat Ibu dan si Lampir itu membully ku, dia seolah menutup mata akan kelakuan istri d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Andika Widya
hmm nah lo..gemes aku ama lisa.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   34. Kompensasi! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)34. Kompensasi! (Bagian A)"Apa?" tanya si Lampir lagi.Aku tidak menyahuti, namun hanya menatap ke depan sana dengan pandangan tajam. Menatap wajah Bapak yang mulai ikut memucat, lalu senyum sinis aku sunggingkan dan mengintimidasi mereka lewat tatapan."Pak kades, saya harap kejadian ini diproses saja. Toh, Bapak ada di sini dan bisa menjadi saksi." Aku menatap Pak Kades dengan pandangan memohon."Kalau Mbak Ana maunya begitu, baiklah! Saya akan menjadi saksi," kata Pak kades kooperatif."Apa-apaan kamu ini, Ana! Kamu mau melaporkan mbakmu sendiri?!" tanya Ibu naik pitam."Loh? Apa Ibu tidak bisa mendengar? Dialah yang ingin melaporkan aku terlebih dahulu," kataku dengan ketus. "Aku hanya meladeni apa yang dia inginkan!" ujarku lagi."A—apa?" tanya Ibu tak percaya."Aku adalah orang biasa dan jika aku dilaporkan ke kantor polisi maka aku sudah siap! Palingan aku hanya akan menjalani hukuman selama beberapa tahun, tapi jika dia

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   35. Kompensasi! (Bagian B)

    35. Kompensasi! (Bagian B)"Ana tidak akan meminta maaf!" Bukan aku yang menyahutinya, tetapi Mas Abi yang berujar dengan tegas dari sebelah sana. Wajahnya terlihat mengeras, dengan urat-urat yang tercetak jelas di keningnya."Aku yakin Ana tidak akan mau, dan andaikata dia mau pun. Dia tidak aku izinkan untuk meminta maaf!" Lanjutnya dengan sangat tegas. "Istriku tidak bersalah! Lalu, kenapa dia harus yang meminta maaf?" tanyanya dengan nada yang sangat ketus.Bapak terlihat murka dia menatap wajah Mas Abi dengan pandangan yang menghunus tajam, seolah-olah jika pandangan bisa membunuh maka suamiku itu sudah tergeletak tak berdaya di lantai rumah ini."Aku juga tidak sudi meminta maaf, dia yang memfitnahku!" jawabku emosi. "Aku akan tetap melanjutkan perkara ini!" kataku dengan tegas.Wajah si Lampir semakin memucat, keringat dingin terlihat menggantung di dahinya. Aku yakin dia saat ini tengah ketakutan, namun aku sama sekali tidak mau terlihat lemah dan langsung mengalah.Biar dia

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   36. Dua Puluh Lima Juta dan juga Gelang (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)36. Dua Puluh Lima Juta dan juga Gelang (Bagian A)Aku sudah tidak sabar menerima uang dari Ibu, uangnya pasti akan terasa sangat manis. Aku tertawa jahat di dalam hati.Setelah menyelesaikan pekerjaanku, aku langsung keluar dan kembali duduk di tempat semula. Bapak dan ibu belum datang, mungkin mereka masih menghitung uang yang aku pinta."Kamu keterlaluan, An!" ujar Mas Aji dengan tajam.Aku melihatnya dengan dahi berkerut, dia masih berani ternyata. Padahal mereka ini dalam posisi terdesak loh, tapi kenapa masih sombong sekali ya?"Diam, Mas. Jangan gara-gara mulutmu itu, istrimu jadi korban!" sahutku tak kalah tajam.Dia langsung terdiam, dan menutup mulutnya rapat-rapat. Sedangkan Mas Abi terlihat menyunggingkan senyum kecil dari sana, dia pasti selalu berada di sisiku."Oh, ya Pak, Wak," ujarku memanggil Wak Cokro dan juga yang lainnya. "Jika kalian mau melihat bagaimana dia mengatai Ana menjual diri, kalian bisa melihat vi

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   37. Dua Puluh Lima Juta dan juga Gelang (Bagian B)

    37. Dua Puluh Lima Juta dan juga Gelang (Bagian B)“Apa? Aku tidak boleh memarahinya? Kalau begitu, ajari istrimu dengan baik, jangan bersikap seperti manusia gila!” kata Wak Cokro emosi. “Kalian ini adik-adikku, dan aku masih punya hak untuk mengajari kalian!” Lanjutnya menahan amarah.“Sudahlah, An! Hapus video itu, Bapak tidak berminat melihatnya. Hanya membuat masalah saja!” ujar Bapak dengan ketus.“Oke kalau begitu!” kataku dengan santai.Aku lalu memperlihatkan layar ponselku pada mereka, dan terlihatlah sebuah video yang masih terjeda, ada pohon rambutan dan juga pohon mangga di mana tadi kami baku hantam.Lalu aku menghapusnya dengan cepat. Aku juga beralih ke folder sampah, dan menghapus yang ada di sana. Mereka langsung menghela nafas dengan lega, keringat dingin yang tadi ada di kening mereka sudah di usap menggunakan tangan.Wajah Lisa yang tadi sepucat mayat, kini sudah mulai menunjukkan kehidupan. Aliran darah kembali ke wajahnya, dan terlihat kelegaan yang sangat besar

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   38. Dua Puluh Lima Juta dan juga Gelang (Bagian C)

    38. Dua Puluh Lima Juta dan juga Gelang (Bagian C)Bahuku disentuh dengan sangat lembut, saat aku menoleh aku bisa menemukan wajah Mas Abi yang terlihat mengeluarkan ekspresi yang tidak bisa aku artikan. Aku tahu Mas Abi pasti saat ini tengah khawatir dengan keadaanku yang tiba-tiba menjadi pendiam. Tetapi aku tidak bisa mengeluarkan suara, tenggorokanku tercekat, dan terasa sangat sakit.Aku tidak tahu kalau menahan tangisan ternyata rasanya sesakit ini!“Hei, kalau mau menangis, menangis saja. Mas pinjamkan bahu untuk kamu!” katanya sambil ikut duduk di ranjang.Aku tidak menjawab, rasanya tenggorokanku sakit sekali. Mas Abi terasa menepuk kepalaku dan meletakkannya di bahunya sendiri, dia tidak menoleh ke arahku sama sekali. Kami terdiam hingga beberapa menit, namun semakin di tahan aku semakin tidak mampu.Akhirnya aku menangis dengan sangat keras, terisak-isak di bahu suamiku yang juga berguncang. Dia juga menangis, aku tahu itu! Namun, kali ini saja aku ingin egois. Aku tidak ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   39. Gedebog pisang dikasih nyawa! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)39. Gedebog pisang dikasih nyawa! (Bagian A)"Pagiku cerah, matahari bersinar!" Aku menyapu halaman dengan riang gembira, bibirku mengalunkan lagu dengan sangat semangat."Kubawa sapu lidiku, ke halaman!" Aku rubah sedikit liriknya agar pas dengan kegiatanku, hatiku sedang berbunga-bunga. Sudah dapat uang lima puluh juta ya, kan? Hahaha, aku tertawa jahat."Eh, Annnnaaaaaa! Seneng banget kayaknya, bagi-bagi dong kalau ada kabar bahagia!" Bi Ramlah menegurku.Sepertinya dia baru saja pulang dari mengantar anak bungsunya yang sudah masuk TK, Bi Ramlah ini bukan orang kaya tapi gayanya selangit. Tapi juga bukan orang yang susah sepertiku, dia hidupnya berada di tengah-tengah.Suaminya juga bekerja sebagai kuli bangunan seperti Mas Abi. Tapi gaya Bi Ramlah, sudah seperti Syahrini saja, sebenarnya dia belum terlalu tua. Tetapi aku memanggilnya Bibi karena dia masih keluarga Bapak mertua, dan itu adalah tuturan panggilan.Bi Ramlah i

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   40. Gedebog pisang dikasih nyawa! (Bagian B)

    40. Gedebog pisang dikasih nyawa! (Bagian B)"Ya Allah, Bi. Kalau masalah tanah, sih, itu karena Ibu emang pilih kasih. Cuma mau ngasih Mas Aji, ngasih suamiku nggak mau!" kataku dengan nada sinis, biar dia sampaikan pada mertuaku. "Lagian, suamiku nggak kerja karena dia lagi ke toko bangunan! Bukan karena malas!" Lanjutku lagi semakin ngegas.Emosi sekali rasanya, satu keluarga kok kompak tidak menyukai suamiku ya? Heran aku! Bukan hanya Bapak dan Ibu saja, tetapi keluarga jauh lainnya lebih menyukai Mas Aji. Apa karena mereka berharta? Bisa jadi, sih! Soalnya bisa dibanggakan sebagai saudara, lah, kami ini tidak ada yang bisa dibanggakan. Eitttsss, tapi itu dulu, karena nanti aku akan bangkit dan juga melawan! Aku kemudian kembali melanjutkan kegiatanku menyapu halaman, meladeni Bi Ramlah hanya akan membuang energiku. Sedangkan hari ini aku punya banyak pekerjaan, nanti siang Aira alan menjemputku dan kami akan ke rumah Emak bersama.Mumpung Mas Abi tidak bekerja, aku berniat aka

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   41. Ibu kena Mental (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)41. Ibu kena Mental (Bagian A)"Mas, aku sama Aira ke rumah Ibu dulu, ya!" kataku berpamitan.Aira sudah datang, dia menaiki motor baru dengan merk viora. Hebat! Belum seminggu dia mendapatkan bagian dari Ibu, tapi dia sudah mempunyai motor baru. "Iya, Dek! Jangan ngebut ya, Ra!" kata Mas Abi mengingatkan.Dia sedang mengangkat semen ke dalam rumah, truk yang mengangkut semen dan juga genteng baru saja datang. Dan dari sopir truk, aku bisa mengetahui kalau truk pasir akan datang sore nanti karena mereka masih ada jadwal pengantaran ke kecamatan sebelah."Iya, Mas!" balas Aira dengan semangat.Kami lalu bergegas pergi setelah bergantian mencium punggung tangan suamiku, dia tersenyum kecil dan melambai saat motor Aira mulai melaju."Cepat banget beli motor baru, Ra," kataku padanya dengan sedikit keras."Nunggu apa, Mbak? Ya disegerakan saja lah!" balasnya dengan santai."Mertuamu tahu?" tanyaku ingin tahu."Beli motor? Ya tahu la

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21

Bab terbaru

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status