Share

247. Kedatangan Marwan! (Bagian B)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-30 04:05:23

247. Kedatangan Marwan! (Bagian B)

"Oh, memang ada perlu apa ke rumah tiba-tiba banget?" sahut Mas Aji ingin tahu.

Aku mengamati dan juga mendengarkan di dalam diam, sepertinya Mas Aji sudah jauh berubah. Dia tidak terlihat antusias, berbicara dengan Marwan sangat berbeda dari yang dulu. Kalau dulu jika ada Marwan dan juga Mas Abi di sana, maka Mas Aji akan lebih memilih bercerita dan juga bersenda gurau dengan Marwan dan mengabaikan adik kandungnya sendiri.

Tapi sekarang Mas Aji kelihatan ogah-ogahan berbicara kepada Marwan, dia kelihatannya tidak semangat dan juga tidak terlalu senang untuk berbincang dengan lelaki itu.

"Mengenai masalah tadi malam—"

"Oh, apalagi yang mau dibahas? Aku tidak mau membicarakan masalah tadi malam, Wan!" sahut Mas Aji dengan cepat, dia bahkan memotong ucapan Marwan sehingga membuat laki itu menatap Mas Aji dengan pandangan tidak suka.

Tetapi Kakak iparku itu hanya bersikap cuek, dan mengalihkan pandangannya ke arah jalanan, menunjukkan kalau dia tidak m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   248. Kedatangan Marwan! (Bagian C)

    248. Kedatangan Marwan! (Bagian C)Memangnya apa yang terjadi tadi malam? Dan ada apa dengan uang tiga ratus ribu?Saat suasana hening, aku bisa melihat Mas Abi yang masuk ke dalam pekarangan. Dia tidak memarkirkan motornya di halaman, melainkan di depan toko bersanding dengan motor milik Marwan yang terlihat mentereng."Loh, Wan, tumben ke sini? Apa kabar?" tanya Mas Abi dengan ramah, dia Lalu bersalaman dengan Marwan dan ikut mendudukkan dirinya di sana."Baik, Bi, Alhamdulillah. Kamu gimana kabarnya?" balas Marwan dengan cepat."Oh, aku baik-baik saja, Alhamdulillah juga," sahut Mas Abi sekenanya."Enak ya hidup kamu sekarang, Bi, nggak perlu susah-susah jadi kuli bangunan lagi," kata Marwan tiba-tiba, sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling toko.Aku dan Aina langsung mendongak secara bersamaan dan menatap ke arah Marwan dengan pandangan tajam, aku bisa melihat Mas Abi Yang menggaruk tengkuknya. Terlihat serba salah dengan pertanyaan yang baru saja Marwan lontarkan."Iya, Al

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-30
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   249. Savage-nya Anna! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)249. Savage-nya Anna! (Bagian A)"Bukan sama Mas aja, aku juga perlunya sama Mbak Lisa. Karena sebenarnya yang berurusan sama aku itu adalah Mbak Lisa, tapi dia tadi menyuruh aku untuk menemui Mas terlebih dahulu," sahut Marwan dengan santai.Dia menghisap rokoknya dalam-dalam, dan menghembuskannya ke udara dengan gaya pongah. Sanggup membuat aku benar-benar ingin menghantamkan kepalanya dengan asbak yang tersedia di atas meja, aku meyakini kalau keluarga Lisa memang menyebalkan semua.Dari mulai Bu Maryam, Marwan, sampai Lisa. Mereka benar-benar pintar menguji kesabaran orang lain, bahkan jika mereka tidak melakukan apapun orang lain sudah merasa kesal melihatnya.Hanya dengan melihat tingkah mereka yang pongah, orang sudah merasa muak dan juga merasa sebal. Mereka ini tipe-tipe orang yang merasa kalau dunia ini adalah milik mereka, dan yang lain itu hanya ngontrak."Memangnya harus ada aku juga? Nggak bisa kamu ngomong sama mba

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   250. Savage-nya Anna! (Bagian B)

    250. Savage-nya Anna! (Bagian B)Sudah sejak lama, sejak terakhir kali aku makan bakso berdua bersama Mas Abi. Karena kesibukan kami menjaga toko, kami tidak mempunyai waktu untuk sekedar berjalan-jalan berdua.Sepertinya apa yang dikatakan Aina benar, aku dan Mas Abi membutuhkan waktu berdua untuk refreshing agar otak kami merasa lebih fresh dan juga lega."Ya, udah, deh. Kalau gitu … sehabis dari rumah Mas Aji kami langsung keluar ya makan bakso. Nanti, kamu Mbak bungkusin bawa pulang," kataku sambil menatap Aina dengan pandangan memohon."Aman!" balas Aina dengan santai."Ya, sudah Ayo!" ujar Mas Abi dengan cepat.Mas Aji dan juga Marwan sudah menaiki motor mereka masing-masing, sedangkan Mas Abi langsung mengambil kunci motor milik ibunya dan juga langsung menaikinya sambil menatapku dengan pandangan menggoda."Ayo, Dek! Mas anter ke manapun yang kamu mau! Mumpung ada Aina kita bisa bebas hari ini," kata Mas Abi sambil mengerling menggoda."Oke, Mas. Pokoknya setelah dari rumah Ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   251. Savage-nya Anna! (Bagian C)

    251. Savage-nya Anna! (Bagian C)"Aku sebenarnya males banget ke sini," kataku sambil mendesah lelah. "Sudah sejak lama semenjak aku menginjakkan kaki terakhir kali di rumah ini," kataku lagi."Sudah, sudah. Selesai urusan kita nantiz kita pulang, terus makan bakso. Terus kita akan berjalan-jalan ke pantai," kata mas Abi menjanjikan.Membayangkan makan bakso dan juga berjalan-jalan ke pantai saja, sudah membuat aku senang bukan kepalang. Dan jika kalian berpikir pantai yang kami bicarakan adalah pantai di laut lepas, maka kalian salah pantai. Yang kami maksud hanyalah pantai di tepi sungai yang sangat besar yang ada di kecamatan kami, sungai itu sangat lebar dan di pinggir-pinggirnya terdapat batu-batu dan juga pasir yang cantik. Makanya warga di sini menyebutnya dengan sebutan pantai.Aku dan juga Mas Abi langsung memasuki rumah Lisa dan juga Mas Aji, setelah mengucapkan salam aku masuk ke rumahnya dengan perasaan canggung. Dulu rumah inilah yang aku impikan, rumah inilah yang menja

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   252. Double Kill! Kerja sama Aji dan Abi. (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)252. Double Kill! Kerja sama Aji dan Abi. (Bagian A)Aku bisa melihat wajah Marwan yang langsung memerah menahan amarah, dia sepertinya sangat emosi saat aku mengatakan investasi yang ditawarkannya tadi adalah investasi bodong.Begitu juga dengan wajah Lisa yang menampakkan hal yang sama, dia sepertinya juga ikut tidak terima karena aku mengatakan kalau usaha yang ditawarkan oleh adiknya tadi adalah usaha penipuan untuk orang lain.Namun, aku tidak peduli. Sekali lagi, karena Lisa dan juga keluarganya memang patut untuk diberikan balasan seperti itu, agar mereka tidak semena-mena dan juga menganggap kalau seluruh orang yang ada di dunia ini harus mengikuti keinginan mereka.Bahkan, jika harus diupahi dan dibayar sekalipun, aku tidak akan pernah mau untuk berinvestasi dan juga mengadakan kerjasama bersama Marwan.Selain karena investasinya itu adalah investasi yang belum jelas, alias bodong. Melihat karakteristik Marwan yang juga

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-01
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   253. Double Kill! Kerja sama Aji dan Abi. (Bagian B)

    253. Double Kill! Kerja sama Aji dan Abi. (Bagian B)"Ya, tidak bisa dong, Wan. Bagaimanapun juga aku kan harus meyakinkan adik-adikku dan juga Emakku, kalau uang yang kami investasikan ke tempatmu akan menjadi berlipat ganda, seperti milik Mas Aji dan juga Mbak Lisa," kataku sambil menunjukkan raut menyesal. "Ya, Jadi intinya kalau mau aku berinvestasi di tempatmu, uang Mas Aji harus balik terlebih dahulu. Jadi aku bisa melihat uang itu ada atau tidak, ya. Bukan aku meragukan dirimu, tetapi orang di luaran sana itu kan bisa jadi penipu. Bisa saja temanmu itu menipu kamu," kataku dengan bijak."Ya, tapi temanku kan tidak seperti itu, An. Dia jujur, loh. Namanya dia juga pengusaha, dia pemilik tambang batubara," kata Marwan dengan cepat."Tapi itu kan temen kamu, Wan, bukan temen kami! Nggak ada kepastian juga kalau temanmu itu akan mengembalikan uang milik kami. Jadi ya cara satu-satunya untuk membuat kami percaya adalah dengan mengembalikan uang Mas Aji. Jika uang Mas Aji memang kemb

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-01
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   254. Double Kill! Kerja sama Aji dan Abi. (Bagian C)

    254. Double Kill! Kerja sama Aji dan Abi. (Bagian C)Jadi, kesimpulannya, jika Mas Aji meminjam uang tiga ratus juta kepada juragan Karta, maka , dia harus membayar bunga sebanyak tiga puluh juta setiap bulannya. Pantas saja akhir-akhir ini ke kehidupan Mas Aji dan juga Lisa menjadi oleng. Ternyata mereka harus membayar bunga sebegitu banyaknya kepada juragan Karta setiap bulan.“Sudahlah! Kalian kenapa sih, harus bertengkar seperti ini? Seperti anak kecil saja!”seru Marwan tiba-tiba.Aku menatapnya dengan pandangan jijik, bagaimana bisa dia berbicara seperti itu kepada Mas Aji dan juga Lisa? Padahal dialah biang biang kerok utamanya.“Wah kalau begitu kamu harus mengembalikan uang Mas Aji secepatnya dong, Wan! Mereka sudah terlilit hutang kepada rentenir sebegitu banyaknya, tentu saja mereka harus mengembalikan pinjaman mereka agar kebun sawit yang sudah diberikan oleh Ibu dan Bapak tidak diambil oleh juragan Karta!” sahut Mas Abi dengan cepat.“Yah, ini bukan urusan kamu juga kan, B

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-01
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   255. Pertengkaran! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)255. Pertengkaran! (Bagian A)"Ngomong apa?" tanya Mas Aji bingung. Dia menatap Marwan dan juga Lisa secara bergantian, tapi sayangnya wanita itu malah memalingkan wajahnya dan menatap ke arah lain. Dia sengaja menghindari tatapan Mas Aji yang sedang bertanya-tanya."Kamu buat masalah apalagi sih, Dek?" Mas Aji mendesah lelah."Masalah?" Lisa menoleh cepat, nada suaranya terdengar tidak terima. "Kok, kamu ngomong gitu sih, Mas? Masalah apa yang bisa aku buat emangnya? Hah? Kok, kayak menghakimi aku banget!" serunya emosi."Ya jelas aku begini, karena aku tahu banget kamu itu gimana. Dan sekarang apa? Masalah apa lagi yang kamu buat? Uang apa yang dimaksud adikmu ini? Hah?!" Mas Aji membentak kuat, dia terlihat sangat kesal sekarang.Aku bingung, haruskah aku dan juga Mas Abi pulang sekarang? Tapi, bagaimana jika ketika kami pulang nanti suasana tambah parah? Bisa saja ujung-ujungnya mereka berkelahi.Mas Aji sepertinya sangat em

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-03

Bab terbaru

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status