Beranda / Rumah Tangga / PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan) / 254. Double Kill! Kerja sama Aji dan Abi. (Bagian C)

Share

254. Double Kill! Kerja sama Aji dan Abi. (Bagian C)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-01 04:26:21

254. Double Kill! Kerja sama Aji dan Abi. (Bagian C)

Jadi, kesimpulannya, jika Mas Aji meminjam uang tiga ratus juta kepada juragan Karta, maka , dia harus membayar bunga sebanyak tiga puluh juta setiap bulannya. Pantas saja akhir-akhir ini ke kehidupan Mas Aji dan juga Lisa menjadi oleng. Ternyata mereka harus membayar bunga sebegitu banyaknya kepada juragan Karta setiap bulan.

“Sudahlah! Kalian kenapa sih, harus bertengkar seperti ini? Seperti anak kecil saja!”seru Marwan tiba-tiba.

Aku menatapnya dengan pandangan jijik, bagaimana bisa dia berbicara seperti itu kepada Mas Aji dan juga Lisa? Padahal dialah biang biang kerok utamanya.

“Wah kalau begitu kamu harus mengembalikan uang Mas Aji secepatnya dong, Wan! Mereka sudah terlilit hutang kepada rentenir sebegitu banyaknya, tentu saja mereka harus mengembalikan pinjaman mereka agar kebun sawit yang sudah diberikan oleh Ibu dan Bapak tidak diambil oleh juragan Karta!” sahut Mas Abi dengan cepat.

“Yah, ini bukan urusan kamu juga kan, B
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Iia Chaiiank Bundda
kapan up thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   255. Pertengkaran! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)255. Pertengkaran! (Bagian A)"Ngomong apa?" tanya Mas Aji bingung. Dia menatap Marwan dan juga Lisa secara bergantian, tapi sayangnya wanita itu malah memalingkan wajahnya dan menatap ke arah lain. Dia sengaja menghindari tatapan Mas Aji yang sedang bertanya-tanya."Kamu buat masalah apalagi sih, Dek?" Mas Aji mendesah lelah."Masalah?" Lisa menoleh cepat, nada suaranya terdengar tidak terima. "Kok, kamu ngomong gitu sih, Mas? Masalah apa yang bisa aku buat emangnya? Hah? Kok, kayak menghakimi aku banget!" serunya emosi."Ya jelas aku begini, karena aku tahu banget kamu itu gimana. Dan sekarang apa? Masalah apa lagi yang kamu buat? Uang apa yang dimaksud adikmu ini? Hah?!" Mas Aji membentak kuat, dia terlihat sangat kesal sekarang.Aku bingung, haruskah aku dan juga Mas Abi pulang sekarang? Tapi, bagaimana jika ketika kami pulang nanti suasana tambah parah? Bisa saja ujung-ujungnya mereka berkelahi.Mas Aji sepertinya sangat em

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-03
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   256. Pertengkaran! (Bagian B)

    256. Pertengkaran! (Bagian B)“Ya kalau kamu emang nggak nerima uang itu, Mas. Tapi aku nerima! Trus apa bedanya? Kita ini suami istri, Mas. Aku itu istri kamu, dan kamu itu suami aku. Mau aku yang meminjam uang, atau kamu yang meminjam uang itu, tetap saja sama hitungannya. Sama-sama harus dibayar,” sahut Lisa dengan santai.“Oh, iya nggak dong! Kalau aku yang meminjam uang, aku jelas tahu ke mana larinya. Aku dari dulu, sama sekali tidak pernah meminjam uang kepada siapapun terkecuali kepada juragan Karta. Itu juga karena desakan kamu yang ingin berinvestasi pada Marwan,” kata Mas Aji dengan ketus. “Nah, sekarang kalau kamu yang meminjam uang, dan aku nggak tahu uang itu untuk apa. Terus gimana aku mau bayarnya? Kamu itu menghormati aku sebagai suami nggak, sih? Kamu itu kalau minjem apa-apa, seharusnya tuh ngomong sama aku, konsultasi terlebih dahulu, bukannya malah diem-diem seperti ini!” lanjut Mas Aji lagi.Aku bisa melihat Lisa yang kembali cemberut, dia melipat kedua tangannya

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-03
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   257. Pertengkaran! (Bagian C)

    257. Pertengkaran! (Bagian C)"Kalau begitu, kamu minta uang itu kepada mbakmu. Jangan kepadaku, Wan. Karena aku tidak tahu apa-apa, bahkan dia meminjamnya saja aku tidak tahu," sahut Mas Aji dengan ketus. "Uang sepuluh juta yang kamu bilang adalah uang anak-anak, ternyata kamu pinjam kepada Marwan. Lalu uang anak-anak yang banyaknya hampir empat puluh juta itu ke mana, Dek? Kamu ini benar-benar membuat aku frustasi! Aku benar-benar pusing dengan segala tingkah lakumu, semakin lama kau semakin keterlaluan!” kata Mas Aji lagi.“Ya ampun, Mas! Mas! Kamu itu nggak usah berlebihan, deh. Kamu itu ... tinggal bayar aja. Apa susahnya, sih? Aku nggak punya uang, uang sepuluh juta yang kemarin sudah aku transfer ke temanku, untuk membayar arisan!” kata Lisa dengan ketus. “Jadi aku udah nggak punya uang untuk membayar Marwan pagi ini, makanya aku suruh dia untuk nemuin kamu. Kamu bayar dulu lah sepuluh juta, kamu itu kayak orang nggak punya uang! Kayak orang susah, tau nggak, sih?!” kata Lisa l

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-03
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   258. Keinginan Lisa (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)258. Keinginan Lisa (Bagian A)"Nggak ada apa-apa, dan kamu itu nggak usah kepo, Bi. Jadi manusia kok kepo banget, sih!" ketus Lisa sambil memalingkan wajahnya."Yah, aku kepo juga sama kakakku sendiri, Mbak. Kalau orang lain, mah … aku nggak peduli kali. Hanya saja, karena ini adalah Mas Aji, dan dia adalah kakak kandungku. Jadi, tentu saja aku harus kepo. Memangnya apa yang terjadi tadi malam sampai Mas Aji semarah ini?" tanya Mas Abi dengan ketus.Aku mengangguk membenarkan, wajarlah suamiku itu kepo. Namanya Mas Aji itu kan kakaknya, lagi pula Lisa juga tidak berhak berbicara seperti itu karena kelihatannya Marwan juga begitu mendominasi pembicaraan ini.Padahal Marwan adalah adiknya, dan itu artinya dia juga ikut campur dengan urusan Lisa dan juga Mas Aji. Lalu jika Marwan boleh ikut campur, kenapa Mas Abi tidak boleh?Suamiku kan, adiknya Mas Aji. Jadi sah-sah saja dong, kalau dia ikut campur seperti Marwan yang juga ikut c

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-03
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   259. Keinginan Lisa (Bagian B)

    259. Keinginan Lisa (Bagian B)"Ya ampun, Mas. Nggak usah terlalu besar-besarkanlah!" Lisa memekik kesal. "Apa salahnya kamu minta maaf sama ibuku? Dia udah membesarkan aku selama ini, dia sudah melahirkanku, membesarkanku, memberikan pendidikan, loh. Masa masalah begini aja kamu nggak mau minta maaf, sih? Dia itu orang tuaku, loh, Mas. Kamu nggak ngehargain orang tuaku? Nggak mau menghormati kedua orang tuaku? Iya?" tanya Lisa lagi.Saat ini, aku kembali lagi bisa melihat Lisa yang melakukan playing victim. Dia seolah berlagak menjadi korban, padahal dia adalah tersangka utamanya. Dia menatap Mas Aji dengan pandangan sedih, bahkan di pelupuk matanya sudah ada bulir bening yang hampir mengalir."Membesar-besarkan masalah? Bagaimana bisa kamu bilang seperti itu, Dek? Sedangkan kamu sendiri tahu, kalau tadi malam aku dihina oleh keluargamu. Kok, kamu kayaknya nggak ada simpati sedikitpun sama aku? Aku ini suamimu, loh!" ujar Mas Aji lagi.Dia mendengung kesal, langsung menghempaskan tub

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-03
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   260. Keinginan Lisa (Bagian C)

    260. Keinginan Lisa (Bagian C)Dengan sangat pintarnya, dia terlihat berusaha membujuk Mas Aji dengan iming-iming yang sangat-sangat manis. Tentu saja dengan mengumpankan Naufal dan juga Salsa, maka siapapun tidak akan bisa menghakimi tindakannya.Toh, dia melakukan itu semua demi anaknya. Tetapi, aku tidak berpikir seperti itu. Karena aku yakin, Lisa melakukan ini semua hanya demi keegoisannya saja.Buktinya, dia nekat melakukan pinjaman kepada juragan kertas sebanyak tiga ratus juta, dengan bunga 10% setiap bulannya. Itu artinya dia sendiri yang tidak memikirkan Naufal dan juga Salsa.Karena Ibu memberikan kebun untuk dikelola oleh Mas Aji, adalah demi Naufal dan Salsa nanti ketika sudah besar. Kebun itu diharapkan bisa menjadi ladang usaha, untuk memberikan kehidupan dan juga pendidikan yang layak untuk kedua cucu Ibu dan Bapak itu.Tapi nyatanya apa? Lisa dengan mudahnya menggadaikan sesuatu yang bisa menjadi ujung tombak di kehidupan mereka, kepada juragan Karta. Itu saja sudah m

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-03
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   261. Keputusan Aji! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)261. Keputusan Aji! (Bagian A)“Mas, tunggu! Tunggu dulu!” kata Mas Abi menyela pembicaraan ini.Apalagi saat melihat Mas Aji yang akan berbicara, kami sudah bisa menduga kalau pembicaraan ini akan panjang dan juga lama. Jadi saat Mas Abi tiba-tiba memotong, aku tahu pasti suamiku itu ingin pulang dan undur diri dari sini.Mas Abi tersenyum kecil, saat Mas Aji menatapnya dengan pandangan ingin tahu. Suamiku itu terlihat salah tingkah karena saat ini, Marwan, Lisa, dan juga Mas Aji memusatkan perhatian kepada kami berdua.“Ada apa?” tanya Mas Aji penasaran.“Pembicaraan kalian kayaknya bakalan lama, deh. Jadi, aku sama Anna mendingan pamit dulu. Karena kami setelah ini juga ada kegiatan, mau makan bakso dulu,” kata Mas Abi menjelaskan.Aku mengangguk membenarkan, karena aku juga ingin segera selesai dan segera pergi dari suasana yang membosankan namun mencekam seperti saat ini. Aku bisa melihat Mas Aji yang menggeleng mantap, dia

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-04
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   262. Keputusan Aji! (Bagian B)

    262. Keputusan Aji! (Bagian B)"Mbak, didengar lagi deh … aku bilang itu, bukan diri Mbak yang tidak positif, tapi kejadian ini yang tidak ada positifnya. Masa orang nagih hutang dijadikan bahan pembicaraan, yang enggak lah! Yang membuat diri Mbak itu diperbincangkan oleh orang lain, ya diri Mbak sendiri. Bukan kami, ataupun warga sekitar. Toh, sewaktu motor Mbak ditarik saja, aku tidak ada di sana. Tapi, Mbak sudah jadi pembicaraan orang satu desa, kan?" kataku sambil mencebik sinis.Enak saja dia mau menjelek-jelekkan aku, dengan cara mengatakan aku akan membicarakan dirinya dan juga aib-aibnya kepada orang lain. Padahal aku tidak pernah melakukan itu sama sekali, bahkan ketika orang membicarakan Lisa aku sebisa mungkin menghindar agar aku tidak mendengar gosip tentang kakak iparku itu.Tapi apa? Dia malah menuduhku dengan tuduhan yang keji seperti tadi, benar-benar kurang ajar! Membuat aku merasa kesal saja, aku mengumpat di dalam hati."Halah … sama aja! Kamu itu terlalu pintar ng

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-04

Bab terbaru

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status