Share

196. Amarah Bapak! (Bagian B)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-18 03:42:28

196. Amarah Bapak! (Bagian B)

Aku hanya bergidik ngeri, kemudian menatap ke arah depan dengan pasti. Namun diam-diam mataku tetap memantau Ibu dan juga pasangan Mas Aji serta Lisa di belakang, menggunakan kaca spion.

Aku bisa melihat wajah Ibu yang memerah, terlihat sekali kalau beliau sedang menahan amarah.

"Ibu tidak mau tahu kalian itu punya janji dengan siapa, mau itu presiden kek, gubernur kek, yang penting kalian harus ke rumah sekarang! Karena Ibu dan Bapak mau berbicara dengan kalian, dengar?!" kata Ibu dengan ketus.

Dia lalu naik ke boncengan, namun matanya tetap menoleh ke belakang. "Cepat! Kalian berjalan duluan, dan kami yang di belakang. Karena kalau tidak begitu, Ibu tidak yakin kalau kalian akan mengikuti kami. Bisa saja kalian kabur!" kata Ibu lagi.

Aku bisa melihat wajah Mas Aji dan juga Lisa yang terlihat ogah-ogahan, tapi melihat amarah Ibu mereka sepertinya ciut juga. Karena Mas Aji langsung naik ke motor, begitu juga dengan Lisa dan mereka melaju di depan kami den
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   197. Amarah Bapak! (Bagian C)

    197. Amarah Bapak! (Bagian C)"Iya, bisa mencapai puluhan juta. Bayangin aja, soalnya si Jessi itu kan sampai lima juta sendiri, si Alif enam ratus ribu, belum lagi yang lain-lainnya. Bisa jadi ada yang satu jutaan, ada yang lima ratus ribuan, ada yang tiga ratus ribuan, kan kita nggak tahu," kata Bi Ramlah sambil mengangkat bahunya."Wah, banyak banget ya, Bi," kataku sambil menggeleng kecil, merasa takjub juga mendengarnya."Ya banyak, cuman kita nggak tahu uangnya itu untuk apa. Nggak kelihatan uangnya, kan? Buktinya motor mereka sampai ditarik loh sama pihak leasing, kan itu artinya mereka tidak mengalokasikan uang tabungan itu untuk membayar motor mereka. Jadi pertanyaannya sekarang adalah, uang tabungan itu ke mana?" tanya Bi Ramlah dengan nada bijak.Aku mengangguk membenarkan, memang pertanyaan ini masih sering bercokol di pikiranku ke mana sebenarnya uang mereka yang banyak itu? Tetapi aku juga tidak punya hak untuk mempertanyakannya, jadi aku hanya menatap Bi Ramlah sambil t

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-18
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   198. Lisa dan Aji mati kutu! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)198. Lisa dan Aji mati kutu! (Bagian A)"A—apa?" Lisa memekik kecil.Dia langsung menatap Mas Aji dengan pandangan gamang, dia kelihatannya sedang gugup dan juga panik saat ini matanya bergerak liar, ke kiri dan ke kanan. Sedangkan tubuhnya terlihat bereaksi, hal yang sama dengan mimik wajahnya. Dia bergerak gelisah, seolah dia tengah menduduki duri-duri tajam. Padahal yang dia duduki adalah sofa empuk dan mahal milik Ibu."Iya, silahkan sekarang kalian ke bank dan ambil uang itu. Lalu tunjukkan kepada Bapak, jika memang uang tabungan anak muridmu masih utuh!" kata Bapak lagi.Lisa dan juga Mas Aji langsung bertatapan, namun setelahnya aku bisa melihat Lisa yang memberi kode kepada Mas Aji sehingga membuat Kakak sulung suamiku itu menggeleng. Entah apa yang mereka pikirkan, tapi aku yakin mereka saat ini pasti sedang merencanakan sesuatu."Pak, sepertinya ini bukan ide yang bagus kalau sekarang kami ke bank. Karena aku dan juga L

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   199. Lisa dan Aji mati kutu! (Bagian B)

    199. Lisa dan Aji mati kutu! (Bagian B)Dan sekarang inilah, aku bisa melihat Ibu dan juga Bapak yang menghela nafas bersamaan. Lalu menyandarkan tubuh mereka di sandaran sofa, sambil menatap Mas Aji dan juga Lisa dengan pandangan lelah."Kamu itu nggak kasihan sama Ibu, Ji? Ibu itu udah capek banget, ngeliatin tingkah laku kalian yang selalu membuat onar, yang selalu membuat ulah. Ibu ini udah tua, Ji. Bapak udah tua! Apa kalian itu nggak bisa membuat kami ini tenang? Jangan ada masalah, gitu loh!" kata Ibu dengan nada putus asa. "Belum masalah motor kalian yang ditarik pihak leasing, belum lagi masalah kalian yang tidak mempunyai uang, eh … sekarang malah kasus memakan uang tabungan anak sekolah. Ibu pusing, Ji! Ibu pusing, Sa! Kalian ini kenapa tidak pernah memberikan ketenangan dan kebahagiaan kepada Ibu? Selalu saja membuat masalah, selalu saja membuat orang menjadi gelisah!" lanjut Ibu lagi.Lisa memutar bola matanya dengan malas, dan di titik ini aku benar-benar merasa geram me

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   200. Lisa dan Aji mati kutu! (Bagian C)

    200. Lisa dan Aji mati kutu! (Bagian C)"Apa maksud Bibi? Bibi bermaksud, kalau kami ini berbohong? Iya begitu?" tanya Lisa tidak terima."Loh, aku nggak ada bilang kalian itu berbohong, tapi logikanya saja … kalau memang uang itu ada di tabungan kalian, jelas saja kalian tuh gampang mengambilnya dan membagikannya kepada siswa yang sudah menabung pada Lisa. Tapi nyatanya apa? Sampai satu minggu pembagian raport, kalian itu belum bisa mengembalikan uang tersebut. Aku jadi penasaran, sebenarnya uang itu berada di mana? Apa mungkin uang itu digunakan Lisa untuk suntik broson lagi?" tanya Bi Ramlah sambil menaikkan alisnya."Kromosom, Bi! Kromosom!" kataku membenarkan kata-katanya."Iya, An, Iya! Brosom, kan?" tanya Bi Ramlah dengan percaya dirinya.Aku hanya mengangguk, karena aku tahu semua ini akan sia-sia saja. Bi Ramlah tidak akan bisa mengikuti kata-kata kromosom yang sudah aku katakan dia hanya tahu borosom. Jadi sepertinya, akan sulit jika harus dipaksakan, dan lebih baik aku meng

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   201. Investasi Tambang Batu Bara (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)201. Investasi Tambang Batu Bara (Bagian A)POV AUTHOR“Jangan ngebut-ngebut, Bi. Aku belum mau mati!” Lisa berujar ketus.Dia yang saat ini sedang berada di boncengan, menepuk bahu Ramlah beberapa kali. Sedangkan wanita yang masih muda, namun sudah dipanggil Bibi itu hanya mendengus dan melajukan motornya semakin kencang, tidak menghiraukan permohonan yang baru saja Lisa ajukan.Ramlah sepertinya memang ingin menulikan telinganya, dari permohonan-permohonan Lisa yang sedari tadi sudah terdengar, mulai dari mereka keluar dari halaman rumah Sri, Lisa sudah memohon.Yang harus pelan-pelan lah, yang mau kencing lah, yang mau minumlah, dan masih banyak yang lainnya. Ramlah jadi mengambil kesimpulan, kalau Lisa sepertinya ingin mengulur waktu dan memperlambat perjalanan mereka menuju bank.“Bi, dengar nggak, sih? Aku bilang, jangan ngebut-ngebut bawa motornya!” Lisa kembali berujar, sedikit berteriak sebenarnya dan hal itu sanggup mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   202. Investasi Tambang Batu Bara (Bagian B)

    Tetapi ternyata pasangan keponakannya ini malah tidak mempunyai pikiran sama sekali. Mereka malah bertindak sesuka hati dan membuat kedua orang tuanya rugi. Ramlah tidak habis pikir, bagaimana bisa anak yang dulu begitu baik hati seperti Ajin menjadi anak yang begitu kurang ajar seperti saat ini."Bibi kok ikut-ikutan, sih? Bibi pikir aku nggak punya uang tabungan? Begitu?!" tanya Lisa tidak terima. "Yang bilang kamu itu nggak punya uang tabungan siapa? Aku sih bilang kalau uang anak-anak itu tidak ada di dalam tabunganmu! Bapak dan juga Ibumu jelas akan murka. Kalau uang tabungan, sih, bisa saja di dalam rekening kamu hanya ada uang seratus ribu. Nah itu uang tabungan juga kan? Tetapi yang dilihat kan nominalnya. Benarkah nominalnya itu ada pada tempatnya, ataukah sudah berkurang jauh?" kata Ramlah lagi. Lisa langsung Diam. Dia sama sekali tidak menanggapi kata-kata Ramlah, karena dia merasa bagaimanapun dia berbicara, tentu saja Ramlah akan tetap menangkis semua ucapannya. "Oh

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   203. Investasi Tambang Batu Bara (Bagian C)

    203. Investasi Tambang Batu Bara (Bagian C)Lisa menghela nafas dengan sangat dalam, dan merasa luar biasa bodoh karena sudah mengira kalau Ramlah akan mengikuti kata-katanya. Dan dia hanya bisa pasrah, saat Ramlah menariknya memasuki bank.Sementara di rumah!"Kamu ini jujur, Ji. Uang itu ada atau tidak?!" tanya Sri dengan nada tegas.Aji diam, dia tidak menyahut. Dari tadi dia hanya bermain ponsel, dan Sri serta yang lainnya sudah sangat bosan melihatnya. Bahkan Abi sekarang ini sudah merebahkan dirinya di ruang keluarga, tepat dia atas karpet yang ada di depan televisi.Lelaki itu tertidur pulas, ditemani kipas angin yang menyala dan berputar, menghembuskan angin ke seluruh ruangan. Sedangkan Ana, Aji, Sri, dan juga Amran masih berada di ruang tamu.Anna sudah kepalang bosan, bermain ponsel dari tadi. Dan akhirnya dia mengambil keputusan untuk ikutan merebahkan diri di samping Abi, dia beranjak dan berjalan ke ruang keluarga.Namun, telinganya masih bisa mendengar dengan sangat jel

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   204. Sepuluh juta! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)204. Sepuluh juta! (Bagian A)"......""Cuma berapa? Kok, diem kamu, Ji?" Sri semakin gusar.Apalagi melihat Aji yang tiba-tiba terdiam, lelaki itu seolah sedang berpikir dan akhirnya menggeleng pelan. Dia menatap Sri dan juga Amran dengan pandangan lekat, dan juga dalam."Sudahlah, Bu. Yang penting, hasilnya akan sangat banyak!" sahut Aji sekenanya."Ji, Ibu nggak perlu tahu itu! Yang Ibu pertanyakan, berapa uang kamu yang sudah masuk ke sana?" tanya Sri dengan ketus. "Ibu nggak mau yah, sampai kamu ketipu investasi bodong!" lanjut Sri lagi."Bener apa yang dibilang ibumu, kamu ini kok polos banget sih, Ji? Investasi, kok sama manusia yang nggak pernah kamu lihat wujudnya!" Amran juga angkat bicara.Aji menghela nafas dengan panjang dan juga berat, dia merasa kalau orang tuanya ini terlalu berlebihan. Walau tidak tahu wujudnya, tapi Marwan kan, tahu! Adik iparnya itu yang menangani semuanya, dan Aji tinggal beres.Dia malah bers

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22

Bab terbaru

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status