Beranda / Rumah Tangga / PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan) / 203. Investasi Tambang Batu Bara (Bagian C)

Share

203. Investasi Tambang Batu Bara (Bagian C)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-22 02:53:55

203. Investasi Tambang Batu Bara (Bagian C)

Lisa menghela nafas dengan sangat dalam, dan merasa luar biasa bodoh karena sudah mengira kalau Ramlah akan mengikuti kata-katanya. Dan dia hanya bisa pasrah, saat Ramlah menariknya memasuki bank.

Sementara di rumah!

"Kamu ini jujur, Ji. Uang itu ada atau tidak?!" tanya Sri dengan nada tegas.

Aji diam, dia tidak menyahut. Dari tadi dia hanya bermain ponsel, dan Sri serta yang lainnya sudah sangat bosan melihatnya. Bahkan Abi sekarang ini sudah merebahkan dirinya di ruang keluarga, tepat dia atas karpet yang ada di depan televisi.

Lelaki itu tertidur pulas, ditemani kipas angin yang menyala dan berputar, menghembuskan angin ke seluruh ruangan. Sedangkan Ana, Aji, Sri, dan juga Amran masih berada di ruang tamu.

Anna sudah kepalang bosan, bermain ponsel dari tadi. Dan akhirnya dia mengambil keputusan untuk ikutan merebahkan diri di samping Abi, dia beranjak dan berjalan ke ruang keluarga.

Namun, telinganya masih bisa mendengar dengan sangat jel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   204. Sepuluh juta! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)204. Sepuluh juta! (Bagian A)"......""Cuma berapa? Kok, diem kamu, Ji?" Sri semakin gusar.Apalagi melihat Aji yang tiba-tiba terdiam, lelaki itu seolah sedang berpikir dan akhirnya menggeleng pelan. Dia menatap Sri dan juga Amran dengan pandangan lekat, dan juga dalam."Sudahlah, Bu. Yang penting, hasilnya akan sangat banyak!" sahut Aji sekenanya."Ji, Ibu nggak perlu tahu itu! Yang Ibu pertanyakan, berapa uang kamu yang sudah masuk ke sana?" tanya Sri dengan ketus. "Ibu nggak mau yah, sampai kamu ketipu investasi bodong!" lanjut Sri lagi."Bener apa yang dibilang ibumu, kamu ini kok polos banget sih, Ji? Investasi, kok sama manusia yang nggak pernah kamu lihat wujudnya!" Amran juga angkat bicara.Aji menghela nafas dengan panjang dan juga berat, dia merasa kalau orang tuanya ini terlalu berlebihan. Walau tidak tahu wujudnya, tapi Marwan kan, tahu! Adik iparnya itu yang menangani semuanya, dan Aji tinggal beres.Dia malah bers

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   205. Sepuluh juta! (Bagian B)

    205. Sepuluh juta! (Bagian B)"Bu, kan udah aku bilang, Marwan itu bukan orang lain. Dia adik iparku, masak aku harus ragu, sih?" jawab Aji dengan cepat.Sri dan Amran hanya bisa mengelus dada mereka, karena balasan yang diberikan oleh Aji benar-benar membuat mereka frustasi dan juga merasa geram luar biasa."Oke, kalau begitu! Kalau memang kamu sangat percaya kepada Marwan karena dia adalah adik iparmu, maka Ibu mau tanya sama kamu. Jika Abi yang menawarkan proyek itu, dan meminta uang enam ratus juta darimu, apakah kamu percaya? Apakah kamu mau memberikan uang itu kepada dia?" tanya Sri dengan tegas.Aji langsung terdiam, dia kelihatannya tidak menyangka kalau Sri memberi pertanyaan seperti itu. Lelaki itu mengunci mulutnya serapat mungkin, namun pandangannya bergerak liar ke kiri dan ke kanan. Seolah-olah tengah bingung bagaimana cara menjawab pertanyaan itu."Kenapa kamu diam? Jawab, dong. Apakah kamu mau memberikan uang sebegitu banyaknya kepada adikmu? Hah?" tanya Sri lagi."Yah

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   206. Sepuluh juta! (Bagian C)

    206. Sepuluh juta! (Bagian C)Aji yakin setelah pulang dari sini Lisa pasti akan mencecarnya dengan pertanyaan yang begitu banyak, dan Aji juga tidak yakin kalau istrinya itu akan senang ketika dia tahu kalau Aji baru saja membocorkan salah satu rahasia mereka kepada Sri."Iya, yang penting itu apa?" tanya Lisa lagi."Udah deh, kamu nggak usah kepo, Sa. Ini urusan Ibu dan juga Aji, kamu nggak berhak untuk tahu!" sahut Sri dengan tajam. "Udah! Mana uang yang kamu ambil dari bank? Sini tunjukkan kepada Ibu dan juga Bapak, cepat!" lanjut Sri lagi.Lisa cemberut, apalagi saat Sri berbicara dengan ketus pada dirinya. Dia merasa gondok, dan juga kesal, karena Ibu mertuanya semakin lama, semakin ketus pada dirinya."Sabar dulu lah, Bu. Belum juga minum," kata Lisa dengan santai."Ya sudah, cepat minum. Ngapain malah tanya-tanya hal yang nggak penting pada Ibu," sahut Sri dengan ketus.Lisa menghela nafas dengan panjang, kesal luar biasa. Tapi dia harus menahannya, bisa dirajang oleh Sri dia,

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   207. Ada apa dengan Abi? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)207. Ada apa dengan Abi? (Bagian A)POV ANNAPerbincangan mereka semakin alot, dan juga semakin panas. Ibu dan juga Bapak tidak percaya, kalau uang tabungan anak-anak hanya sepuluh juta rupiah. Dan Bi Ramlah juga semakin menekan Lisa, dia sepertinya juga ikut sangsi.Lisa sendiri terus berkilah dan mengatakan kalau uang tabungan anak-anak yang ada pada dirinya hanya berjumlah sepuluh juta saja. Dan dia juga mengatakan, kalau mereka semua hanya menabung seratus sampai dua ratus ribu per orang. Yang banyak hanyalah Jesi yang merupakan cucu juragan Karta.Namun, di saat dia berbicara seperti itu, kami semua dikejutkan oleh seseorang yang mengatakan, kalau Pak Anwar mengatakan bahwa anaknya juga menabung banyak kepada Lisa.Kami semua menoleh dan menatap ke arah ruang tamu, di sana ada Mas Abi yang baru saja bangkit dan berjalan menuju kami. Suamiku itu terlihat masih mengantuk, tetapi dia sudah jauh lebih segar dan juga terlihat jau

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   208. Ada apa dengan Abi? (Bagian B)

    208. Ada apa dengan Abi? (Bagian B)"Ya logika aja Mas, mana mungkin anak orang kaya menabung hanya seratus atau dia ratus dalam setahun. Sedangkan si Alif saja, anak si Badra dan Ruli menabungnya itu sampai enam ratus ribu. Ini kok, anak juragan beras cuma nabung sedikit, guyon kamu ya," kata Bi Ramlah menimpali."Udah, udah! Sekarang gini aja, kamu ngaku sebenarnya berapa uang tabungan anak-anak itu?!" kata Ibu sambil menatap Lisa dengan pandangan tajam. "Ingat, Sa. Jika kamu tidak mau mengaku kepada Ibu sekarang ini, Ibu tidak akan mau berurusan lagi. Dan nanti terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan akibat kasus ini, maka Ibu harap, Ibu tidak akan ada hubungannya dengan hal itu. Dan kamu juga tidak usah meminta bantuan kepada Ibu! Bagaimana?" tanya Ibu lagi. Lisa langsung terdiam dia menghindari tatapan dari semuanya, baik itu tatapan dari suaminya, dari Ibu dan juga Bapak, begitu juga dengan kami."Bu, sudah aku bilang, uang itu hanya sepuluh juta rupiah. Tapi kenapa kalian ti

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   209. Ada apa dengan Abi? (Bagian C)

    209. Ada apa dengan Abi? (Bagian C)"Lah itu kan dugaan semata, Bi. Belum tentu juga lah itu untuk suntik kromosom dia," kataku sekenanya. "Lagi pula uang motor kan sudah untuk suntik kromosom," kataku lagi, masih belum mengerti dari mana lucunya. Aku bisa melihat wajah Ibu dan Bapak yang berubah menjadi keruh, tetapi aku tidak tahu apa yang menyebabkan mereka begitu. Apakah mungkin akibat kata-kataku barusan ataukah ada hal lainnya?"Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Ayo kita pulang saja!" kata Mas Abi sambil bangkit berdiri. "Lebih baik kita membuka toko saja, daripada mengurusi urusan mereka!" lanjut Mas Abi dengan ketus.Aku menatap suamiku itu dengan pandangan heran, namun aku tetap ikut bangkit dan berjalan menuju dapur demi mengambil ikan yang aku simpan di sana. Bi Ramlah mengikutiku dari belakang, tanpa banyak berbicara."Abi terlihat mengerikan ya, An!" kata Bi Ramlah dengan nada cepat."Mengerikan kenapa, Bi?" tanyaku ingin tahu."Ya, mengerikan saja!" sahut Bi Ramlah singk

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   210. Kedatangan tamu! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)210. Kedatangan tamu! (Bagian A)POV AUTHOR"Ji!"Aji dan lisa yang sedang berada di teras rumah mereka mendongak, dan menemukan Pak Anwar di sana. Dan yang lebih membuat mereka terkejut adalah, ada juragan Karta bersama mereka."Juragan, mau ke sini kok, nggak bilang-bilang!" Aji langsung bangkit, lelaki itu menyalami juragan Karta dan juga Pak Anwar dengan cepat.Lisa sendiri juga ikut bangkit, dan menyalami kedua tamunya. Dia segera pergi ke dapur untuk membuatkan minum, karena sedikit banyaknya Lisa tahu, apa yang mereka inginkan ke sini."Pak Anwar apa kabar?" tanya Aji dengan ramah."Baik Mas Aji, Alhamdulillah," sahut Anwar dengan cepat. "Mas Aji dari mana? Tadi saya lihat lewat dari depan rumah, mau menegur, tapi kok kayaknya serius banget wajahnya. Saya jadi sungkan," kata Anwar lagi."O—oh, saya dari rumah Bapak, Pak," jawab Aji sekenanya.Dia ingat, memang dari semenjak keluar dari rumah orang tuanya tadi, dia dan Lisa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   211. Kedatangan tamu! (Bagian B)

    211. Kedatangan tamu! (Bagian B)"Mbak Lisa mau ke mana? Duduk saja di sini!" katanya dengan tegas, memberi perintah yang terdengar absolute.Lisa membatu, dia berdiri tegak dengan nampan yang berada di pelukannya. Tidak mampu menggerakkan kakinya, dan juga tidak mampu mengeluarkan suara sedikitpun."Iya, Mbak Lisa. Kami mau bicara sama Mbak," sahut Anwar dengan nada sopan.Glek!Aji dan Lisa menelan ludah secara bersamaan, mendengar Anwar berbicara seperti itu sukses membuat Aji semakin yakin kalau apa yang tadi Abi katakan adalah kebenaran. Uang tabungan Gina pasti banyak, pasti tidak dalam jumlah yang sedikit.Aji segera melirik Lisa dengan tajam, dan dengan isyarat mata dia menyuruh agar istrinya itu kembali ke tempat mereka dan duduk di sampingnya. "Duduk, Dek. Nggak enak kalau tamu kita tinggal!" Aji berujar santai, namun terdengar dingin dan juga kaku.Lisa menelan ludah susah payah, dia ingin pergi dari sana. Tapi, tubuhnya tidak bisa diajak bekerja sama. Dia takut, dia takut

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24

Bab terbaru

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status