"Endrea, kita bertemu lagi disini," teriak seorang pria dari arah belakang Endrea,dengan ragu Endrea membalikkan tubuhnya dan matanya melebar melihat pria yang sedang berdiri dibelakangnya.
"Pak Arya," ujar Endrea setengah tidak percaya, dimana Kevin kenapa dia hanya sendiri dengan membawa tas yang lumayan besar dipunggungnya, Endrea mengira tas itu berisi peralatam untuk memeotret.
"Iya, bagaimana kabarmu?" tanya Arya basa basi.
"Baik, emmm dimana Kevin?" tanya Endrea awalnya dirinya ragu tapi rasa penasaran itu lebih besar.
"Ohh... kamu ingin bertemu dengan Kevin bukan denganku, datang malam ini ke klub ini," perintah Arya dengan memberikan alamat klub malam terbesar dikota.
Endrea menerima itu dan langsung meninggalkan Arya masuk ke dalam angkot, kebetulan dengan dirinya menerima alamat itu angkot tujuan ke rumah Paman Dimas datang.
Arya melihat Endrea penuh dengan kekaguman pantas saja keponakannya dibuat jatuh ci
"KAU.... " ucap Endrea penuh dengan kemarahan melihat ke arah Arya."Kemana Kevin yang dulu, kembalikan Kevin yang pernah aku kenal," teriak Endrea dengan berjalan maju ke arah Arya."Ini semua pasti karena kamukan Kevim yang pernah Aku kenal tidak seperti itu, dan sekarang hanya terpisah satu minggu saja dia sudah lupa denganku," ucap Endrea dengan memukul dada bidang Arya.Arya malah semakin tertarik dengan wanita yang ada di depannya sekarang, bagaimana rasanya bibir manis itu."Lebih baik kamu kencan denganku saja," ujar Arya tangannya diletakan dipundak Endrea.Mendengar Arya membuka suaranya membuat Endrea semakin emosi apalagi mendapat setuhan darinya, Endrea menarik tangan Arya dan menjatuhkan ke tanah, karena Arya yang tidak siap jadi Endrea dapat menjatuhkan tubuh kekar itu dengan mudah."Jangan macam-macam denganku, aku bisa saja mematahkan tanganmu tapi aku tidak akan melakukannya," Endrea memperingatkan Arya da
Tapi karena ini di kantor jadi Endrea masih berusaha untuk memedam emosinya dengan menarik nafas lalu menghembuskan dengan perlahan, Endrea menunggu pintu lift terbuka dan terkejut saat sebuah tangan memegang lengannya.Endrea membalikkan badannya dan tidak jadi masuk ke dalam lift, Endrea melihat seorang pria yang sekarang dia suka dan juga benci menjadi satu.Kevin menarik tangan Endrea ke depan lift khusus untuk para petinggi, Kevin mensecreen sebuah kartu tidak lama kemudian pintu lift terbuka Endrea dan Kevin masuk ke dalamnya."Lepaskan tanganku," geram Endrea kepada Kevin yang masih saja memegang pergelangan tangan Endrea.Pergelangan tangan Endrea mulai terasa kebas, Endrea mengibaskan tangan Kevin sedikit kasar hingga terlepas dari tangannya."Dilantai berapa kamu bekerja?" tanya Kevin tanpa melihat ke arah Endrea, setelah semalam dirinya memikirkan siapa wanita yang menemuinya ternyata gadis yang dia suka selama ini.
"Sini Kamu," perintah Kevin untuk mendekat dan Kevin mulai membisikan beberapa kata kepada Yuana, Yuana mengangguk mengerti."Baik Pak, akan saya lakukan," jawab Yuana lalu pergi dari hadapan Kevin.Yuana kembali ke ruangan miliknya dan memerintahkan dua orang wanita yang disana, untuk mmeberitahu semua pekerja tidak terkecuali tukan bersih-bersih yang ada dikantor untuk berkumpul di lantai satu.Jam sepuluh semua sudah berkumpul di lantai satu semua terdiam saat kedua pria keluar dari lift khusus untuk atasan, dia adalah Kevin dan Arya."Selamat siang semuanya, maaf kami meminta waktu kalian sebentar," ucap Arya dengan memegang mikrofon berdiri di depan."Kami ingin mengadakan acara makan malam untuk kalian semua dan kami sangat berharap semua yang ada disini hadir tidak terkecuali, nanti akan saya beritahu dimana tempatnya," ucap Arya dan semua yang berada disana tepuk tangan."Terimakasih atas waktunya semua,
Selesai mandi Endrea berjalan ke arah Bag yang dia letakkan di meja kamar dan mulai membuka bag yang diberikan oleh Emue di dalamnya ada satu gaun warna biru laut dengan panjang selutut dan belahan bagian dada sangat rendah, dan juga heals dengan warna hitam dan ber hak tinggi,ada juga selembar kertas bertuliskan.'Pakai gaun ini malam ini,' isi tulisan itu.Endrea meletakkan kertas itu dimeja,Endrea memang tidak pandai dalam merias wajah tapi dia bisa, selesai make up Endrea melihat jam sudah menunjukkan jam enam Endrea mengganti bajunya dengan gaun yang diberikan oleh Emue.Apa ini tidak terlalu pendek pikir Endrea, dirinya merasa sangat tidak nyaman Endrea masih sibuk dengan gaunnya, Endrea berputar-putar di depan cermin kamarnya.Tin... Tin...Yuda membunyikan tlakson mobilnya Endrea yang gugup langsung mengambil heals yang ada dilantai dan langsung keluar kamar, diluar kamar dirinya melihat Bibi Mun sedang mel
Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan menampakan seorang pria yang tersenyum ke arah Endrea "Kamu!" pekik Endrea dengan mata terbelalak."Iya Bu ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan wanita yang diberi tugas untuk mengantarkan makanan ke kamar Endrea oleh Arya."Ah tidak, maaf aku berbicara dengan nada tinggi," ucap Endrea, awalnya tadi dia mengira yang datang seorang lelaki karena rambut panjangnya disanggul ke belakang ternyata dirinya salah."Oh iya apakah kamu tahu siapa yang membawaku kesini?" tanya Endrea dengan perasaan bingung, semalam bukannya dirinya sedang makan malam dengan teman kantor yang lain."Saya juga tidak tahu Bu, kalau sudah tidak ada yang dibutuhkan saya pamit," pamit wanita itu, Endrea mengangguk setelah pelayan itu tidak lagi terlihat Endrea berjalan ke kamar mandi.Saat dirinya keluar dari kamar mandi dirinya melihat satu bag yang diletakkan disofa, Endrea berjalan dan melihat apa isinya.Sama seper
Endrea dan Yuana melihat ke arah suara, dan terkejut melihat siapa orang yang sedang dimarahi."Eva ada masalah apa dia?" tanya Yuana dengan nada terkejut kepada Endrea."Entahlah aku juga belum tahu, oh iya Yuana kamu repot apa tidak?" tanya Endrea."Tidak terlalu, memangnya kenapa?" Yuana balik bertanya kepada Endrea, tapi Endrea belum menjawab sudah memberikan dua gaun yang dibawanya kepada Yuana, lalu Endrea meninggalkan Yuana."Endrea kamu mau kemana?" teriak Yuana tapi tidak dipedulikan oleh Endrea.Endrea terus berjalan ke sampin Eva yang sedang menunduk, Endrea menepuk pelan pundak Eva."Ev ada apa ini?" tanya Endrea."Mbak ini bawa minuman aja ngga becus masa bisa tumpah ke bajuku, kan bajuku jadi kotor karena ulahnya," ujar pria dengan nada tinggi dibajunya bertag nama Adam.Endrea berjalan maju ke arah Adam, dengan menatap tajam matanya Endrea menghela nafas kemudian berkata "Buka baju a
"Ini bagaimana aku tidak mau jadi model untuk baju ini, masa iya harus seperti ini!" teriak salah satu model yang menggenakan gaun hitam dan terlihat sangat pendek saat dia menggunakannya."Terus bagaimana dengan ini, baju ini harus dipotret sekarang juga karena besok kita sudah harus meeting?" tanya Arya kemudian menggeleng bagaimana bisa model bajunya menjadi seperti ini saat dipakai.Jika ditarik ke bawah bagian dada akan sangat terlihat, saat di tarik ke bagian atas bagian bawah juga sangat terlihat, Arya melihat ke arah Yuana dengan tatapan mata tajam."Siapa yang membuat baju ini, kenapa bisa seperti ini Yu?" tanya Arya dengan nada tinggi dirinya juga emosi pikirannya buntu karena harus hari ini, ini hari terakhir pemotretannya.Arya mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian berjalan kesana kemari untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini.Endrea yang sudah bosan kesana kemari dirinya ingin sekali melihat walau c
Deg...Jantung Arya langsung berdetak lebih kencang, saat tangannya menyentuh tubuh lembut Endrea. "Pakai ini," ucap Arya dengan menitupi pundak Endrea dengan jas miliknya. "Terimakasih," ujar Endrea dirinya juga merasa kedinginan dengan baju seperti ini, karena biasanya dirinya selalu memakai celana dan baju yang panjang, ini kedua kalinya dia memakai baju dres pendek. "Ayo ikut Aku," ajak Arya, Endrea mengekor dibelakang Arya. Endrea sangat bersyukur Arya menyiapkan pemotretan untuk dirinya diruang yang terpisah, saat melakukan pemotretan berulang kali Arya dibuat tidak fokus oleh kemolekan tubuh Endrea. Saat tidak sengaja menyetuh bagian tubuh Endrea dada Arya selalu berdetak lebih kencang, yang mana perasaan itu sudah sangat lama dirinya tidak rasakan, meski setiap hari dia memegang tubuh wanita tetapi saat memegang Endrea ada rasa berbeda dihatinya. Arya menarik nafas panjang kemudian berjalan ke arah Endrea untuk mengatu
Endrea dan Semuel duduk berdampingan, Tuan Wu memerintahkan mereka untuk makan Endrea sedikit ragu saat ingin memasukan makanannya ke dalam mulut takutnya makanan itu sudah diberi racun."Makanlah," perintah Tuan Wu kembali. Kemudian mereka mulai menikmati makan malam dengan diam, setelah makan malam Tuan Wu mengajak Endrea dan Semuel untuk ke ruang keluarga ada sesuatu yang ingin Tuan Wu sampaikan."Sem...." panggil Tuan Wu."Iya Kek," jawab Semuel kemudian membenarkan duduknya melihat ke arah Kakeknya."Intan sudah lama meninggalkan kita bersama disini, apa kamu belum bisa muve on darinya?" tanya Tuan Wu."Maksud Kakek apa?" tanya Semuel."Hehe... Kakek tahu kamu sudah bisa melupakan Intan dan kamu juga sudah menemukan calon penggantinya, jangan kira Kakek tidak tahu dengan apa yang kalian lakukan," Tuan Wu menghentikkan ucapannya."Jadi kapan kali
Kevin masuk dan berjalan ke arah Yuana yang sedang bermain dengan Ardan di ruang keluarga, Kevin duduk di depan Ardan dan ikut bermain."Dik, Aku mau ke kantor sebentar setelah itu aku akan kembali lagi kesini," pamit Kevin kepada Yuana."Iya hati-hati di jalan Mas, kamu tenang saja disini ada aku," jawab Yuana.Kemudian Kevin berjalan ke arah kamar yang semalam digunakan oleh Yuana tidur, untung dirinya membawa baju ganti untuk ke kantor.Tiga puluh menit kemudian Kevin keluar dari kamar setelah berbicara dengan Yuana, Kevin keluar dari rumah dan membawa mobilnya menuju ke kantor.Tiga hari berlalu sekarang keadaan Endrea sudah membaik dan sudah bisa bekerja seperti biasa, saat ini Endrea, Kevin dan Yuana sedang menikmati udara segar dilantai atas rumah Endrea."Aku senang akhirnya kamu kembali seperti sedia kala lagi," ujar Kevin."Hanya sakit seperti itu saja, kenapa kalian khawatir sekali," jawan
"Ngga aku mau pulang saja, kasian Ardan di rumah sendirian," ucap Endrea dengan nada lemas"Iya sudah nanti aku antarkan ke rumah ya," ucap Semuel kemudian menyiapkan barang bawaan Endrea dan juga dirinya.Semuel mengeluarkan ponselnya dari saku dan menelepon Kevin, dipanggilan Kedua teleponnya baru diangkat."Halo, Vin kamu tolong jagain Ardan dulu sampai kami pulang ya," perintah Semuel kepada Kevin."Memangnya kalian dimana sih, dari semalam ngga pulang?" tanya Kevin diseberang sana."Nanti juga kamu tahu, sudah dulu ya," ucap Semuel kemudian mematikan sambungan teleponnya.Semuel membantu Endrea memakaikan sendalnya, kemudian memapah Endrea keluar dari kamsr hotel, Semuel mengantar Endrea ke kursi samping kemudi.Tidak lupa Semuel memasangkan sabuk pengaman, setelah itu Semuel menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Endrea."Kamu tidak mau periksa dulu En?" tanya Semuel kepada Endrea,
Selanjutnya mereka melakukan adegan yang seharusnya belum mereka lalukan sekarang, keduanya tenggelam dalam kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Satu jam kemudian Semuel membaringkan tubuhnya disamping Endrea, kemudian memeluk Endrea dengan sangat erat dibalik selimut.Endrea hanya terdiam memadangi langit-langit kamar, memikirkan apa yang baru saja dirinya lalukan bersama Semuel."Bagaimana kalau aku hamil?" celetuk Endrea, Semuel mencium pipi Endrea."Aku akan menikahimu segera, kamu tidak perlu khawatir," bisik Semuel ditelinga Endrea."Sekarang mandi ya setelah itu kita makan malam," perintah Semuel kepada Endrea."Tetapi aku tidak membawa baju ganti," ujar Endrea dengan melihat ke arah Semuel.Semuel keluar dari selimut dan berjalan ke arah sofa, kemudian kembali ke ranjang dan memberikan satu bag kepada Endrea."Ini aku sudah menyiapkannya tadi, tapi aku tidak tahu itu muat atau
"Sudah selesai, sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Semuel ketika sudah berada di depan Endrea, Endrea menatap mata Semuel kemudian menghela nafasnya. "Pulang dulu ya, aku mau ketemu sama Ardan setelah itu baru," jawab Endrea. "Baru apa kenapa tidak dilanjutkan?" tanya Semuel. "Baru kita ke hotel," jawab Endrea dengan berbisik ditelinga Semuel, Semuel tersenyum kemudian mengusap telinganya yang terasa geli. "Cepat buka mobilnya panas ini," perintah Endrea. "Perintahnya yang bener dong sayang," pinta Semuel, Endrea mendengus kemudian memalingkam wajahnya ke arah lain. "Buka mobilnya Mas panas ini," perintah Endrea, dengan tertawa Semuel membuka kunci mobilnya. Jam setengah dua siang Endrea baru sampai di rumah, tadi dirinya sudah makan siang bersama Semuel, tidak lupa Endrea membeli kue untuk Ardan. "Ardan," teriak Endrea saat masuk ke dalam rumah, Endrea melihat Ardan sedang menonton televisi.
"Kamu harus bertangung jawab Endrea, kamu sudah berkali-kali membuat kepalaku sakit," gumam Semuel, Endrea melototkan matanya apa maksud yang dipikirkan calon suaminya pikir Endrea."Maksudnya bagaimana daritadi aku diam saja?" tanya Endrea dengan nada kebingungan."Kamu tahu dengan sikapmu yang seperti itu mampu membangunkan sesuatu ditubuhku," celetuk Semuel."Ya terus aku harus apa?" tanya Endrea yang belum tahu apa maksud perkataan calon suaminya."Malam ini aku mau kamu menginap dihotel bersamaku, tapi tidak dengan anak-anak," pinta Semuel."Gila apa ngga aku ngga mau, kita itu baru calon suami istri aku ngga mau melakukan itu," ujar Endrea yang sekarang sudah tahu apa maksud Semuel."Aku tidak akan memaksanya, tapi aku mohon untuk malam ini saja," pinta Semuel dengan nada memohon."Ya sudah, malam ini dihotel tapi jangan macam-macam," ancam Endrea."Iya sayang," jawab Semuel kemudian me
Endrea berbalik ingin memukul Kevin tapi Kevin menghindar, Endrea mengejar Kevin dengan berkata "Bisa diam ngga sih,"."Mami lagi apa?" tanya Ardan yang baru turun dari kamarnya dan melihat Mami dan Omnya sedang berlarian."Ngga sayang, itu si Om nakal," jawab Endrea kemudian menggendong Ardan dan membawanya ke meja makan, Yuana hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya dan Endrea.Sebentar lagi Kevin sudah mau menjari seorang Ayah tapi tingkahnya masih seperti anak kecil saat bertemu dengan Endrea, tapi Yuana tidak pernah melarangnya selagi itu membuat suaminya bahagia."Makan yuk ini semuanya sudah siap," ajak Yuana kemudian mereka bertiga jalan ke arah meha makan dan mulai menikmati soto ayam buatan Yuana.Selesai sarapan Yuana dan Kevin pamit pulang karena mereka harus berangkat ke kantor, begitu juga Endrea harus bersiap untuk bekerja.Endrea mengantarkan Kevin sampai di depan rumahnya, Endrea kembali
"Lain kali jangan memaksa orang yang sedang hamil, itu tidak baik," gerutu Endrea, Kevin hanya bisa memamerkan giginya yang putih dan tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Jam sebelas malam mereka baru selesai makan malam, Kevin dan Yuan pulang terlebih dahulu malam ini mereka aka menginap di rumah Endrea.Sedangkan Endrea dan Semuel masih ingin menikmati malam berdua, Semuel memerintahkan Endrea untuk menatap ke arahnya."Coba lihat ke arahku dan tatap mataku," perintah Semuel kepada Endrea.Endrea menurut dan langsung menatap mata Kevin, mereka saling bertatap kemudian Semuel memalingkan wajahnya ke arah lain."Kamu cantik, aku tidak menyangka kamu mau menerima cintaku," ujar Semuel dengan menggengam tangan Endrea."Tugas kita masih satu lagi," ujar Semuel.Endrea melihat ke arah Semuel dengan menaikan sebelah alisnya kemudian bertanya "Apa?"."Kita harus mendapatkam restu Kakek, setelah itu kita b
"Seperti anak remaja saja yang mudah tersingung," gumam Endrea kemudian dirinya tersenyum dan mematikan ponselnya dan meletakan kembali ke meja kamar.Siang ini Endrea berencana ingin pergi ke mal untuk berbelanja barang yang sudah habis, karena Ardan baru saja tertidur jadi Endrea menitipkan Ardan kepada Lia, agar dirinya bisa leluasa belanja.Endrea berjalan ke arah garasi dan memgeluarkan mobil pajero putihnya, Endrea membawa dengan perlahan mobil itu ke mal.Semuel yang sedang berada dibalkon kamarnya melihat mobil Endrea keluar, Semuel menghembuskan nafas lega kemudian tersenyum itu artinya Endrea sudah tidak lagi marah dengan ucapan Kakeknya.Hari berganti hari tidak terasa sudah satu minggu sejak pernyataan cinta Semuel waktu itu, sekarang waktunya Endrea memberikan jawaban kepada Semuel.Dan selama satu minggu itu juga hubungan mereka semakim dekat, Ardan dan juga Qila juga terlihat sangat dekat Qila sudah mengangap