Share

Gara-Gara Jengkol

Author: Aisyah Ais
last update Last Updated: 2023-07-25 12:05:59

     Kanaya kembali ke kantin, menghampiri Resti dan Mili. Dia benar-benar panik dan tidak bersemangat setelah mendapat ancaman dari Cintia. Dia takut dan bingung harus berbuat apa.

        "Loh, kok kesini? Ntar Alex marah lagi! Tuh dia masih nungguin kamu!" ujar Resti.

    Kanaya menatap Alex dari kejauhan. Alex tampak tersenyum ke arahnya dan melambaikan tangan. Apa yang harus ia katakan pada Alex jika Cintia benar-benar menyebarkan berita pernikahan dan penggrebekannya itu.

     Apa jadinya jika Alex dan keluarganya tahu, pasti akan membuat Kanaya semakin tersudut.  Dulu, Kanaya pernah bertemu dengan Bu Mirna ibunya Alex, saat ia tengah berada di toko buku bersama Alex. Bu Mira menarik tangan Alex dan menanyai Alex tentang dirinya.

    Saat itu Kanaya tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka. Bu Mira terdengar tidak menyukai Kanaya karena dianggap berbeda status sosialnya. 

    Tapi permasalahan kali ini berbeda, karena ia kini telah menjadi seorang istri dari seorang tukang ojek yang semalam menikahinya. Mungkin menjauh pelan-pelan dari Alex adalah hal yang harus dia lakukan.

    "Aku mau balik dulu, ya!" Kanaya pergi meninggalkan Resti dan Mili tanpa menemui Alex terlebih dahulu. Hatinya kacau saat ini.

    "Loh loh loh, kok pergi sih! Ay!" teriak Resti namun tidak digubris oleh Kanaya. 

     Alex yang melihat Kanaya pergi pun bangkit, "Kemana, Aya?" tanyanya pada Resti.

    "Nggak tahu, tiba-tiba bilang mau balik," jawab Resti.

    Alex merasa ada yang aneh pada Kanaya. Tidak seperti biasanya dia bersikap seperti itu. Alex memberikan sejumlah uang pada Resti untuk membayar makanan mereka dan berlari mengejar Kanaya.

   "Ay!" Alex mencekal tangan Kanaya saat gadis itu hendak menyetop angkutan. 

    "Alex!" 

    "Kenapa pergi begitu saja? Kamu seperti menghindar dariku. Ada apa? Apa ada yang menyakitimu?"

    "Enggak. Nggak ada apa-apa. Aku hanya mau pulang karena capek," jawabnya.

   "Ya sudah, ayo aku antar!" 

    "Nggak usah, aku naik angkot saja," tolak Kanaya yang memang ingin menjauhi Alex.

     "Kenapa? Takut dilihat tetanggamu?" Kanaya mengangguk.

    "Aku antar sampai pertigaan, ya!" 

  

    "Nggak usah, Lex! Itu sudah ada angkot." Kanaya menghentikan angkutan, tapi saat Kanaya hendak masuk, Alex mencekal tangan Kanaya dan memberikan uang pada sopir angkot agar segera pergi. Kanaya hanya bisa pasrah dengan apa yang dilakukan Alex. Niat ingin menghindar tapi ia gagal. 

    "Sudah, yuk berangkat!" Alex menggandeng tangan Kanaya menuju tempat parkir di mana motor sport miliknya terparkir di sana. Terpaksa Kanaya mengikuti Alex. 

    Kanaya dibonceng oleh Alex. Kini mereka telah meninggalkan kampus, begitu juga dengan kedua temannya yang mengikuti dari belakang. "Terima kasih ya, Lex. Sudah mengantarkanku pulang."

     "Iya, sama-sama. Aku balik dulu, ya!"

  

     "Hati-hati." Kanaya melambaikan tangannya saat Alex berlalu dari hadapannya. 

    "Ya ampun, baru saja digrebek dan dinikahkan eeh, sudah ada yang baru lagi! Emang dasar ya, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, dasar gatel!" ujar tetangga Kanaya yang memang selalu julid padanya. 

    Namun Kanaya tak ambil pusing tingkah tetangganya itu. Dia bergegas masuk ke dalam rumah tanpa memperdulikan Bu Sumi. Tetangganya itu memang terkenal julid dan selalu suka menyebar gosip.

    Kanaya memasuki rumah dan merebahkan tubuhnya di kasur setelah membersihkan badan.  "Dimana laki-laki  itu? Apa dia pulang ke rumahnya? Ah, ngapain juga aku mikirin dia." Kanaya tidak melihat laki-laki yang telah menjadi suaminya. Siang ini cuaca sedikit mendung, ia tertidur setelah melaksanakan sholat dzuhur.

    

   Kanaya keluar dari kamar setelah mendengar suara adzan ashar. Begitu pulas ia tidur sampai-sampai sudah waktu ashar. Ia mendapati laki-laki yang berstatus suaminya tengah tidur pulas di atas kursi kayu jati. 

    

   Kanaya mendekatkan wajahnya dan melihat wajah tampan Devan. Tanpa sadar ia tersenyum melihatnya, "Tampan juga," gumamnya.

    "Hah!" Merasa ada yang bergumam, Devan terbangun dari tidurnya dan kaget saat melihat wajah Kanaya begitu dekat dengannya.

      Kanaya pun terlonjak kaget karena ketahuan mengintip wajah tampan itu. Ia yang hendak menghindar, malah terpeleset sandal Devan dan terjatuh. Devan dengan sigap menangkap tubuh ramping Kanaya. Untuk kedua kalinya, Kanaya hampir terjatuh dan ditangkap oleh Devan. 

     Kini, ia berada di atas tubuh Devan dengan posisi sangat intim. Wajah mereka saling berdekatan dengan mata saling menatap. Terdengar irama jantung yang berdetak kencang diantara keduanya. 

    Entah apa yang ada dalam pikiran keduanya saat ini, yang jelas mereka adalah sepasang suami istri. Tentu berdekatan seperti ini adalah hal yang wajar jika bagi pasangan lain. Berbeda halnya dengan Kanaya dan Devan. Karena mereka tidaklah saling mengenal tapi harus tinggal seatap.

      Sadar dengan posisi mereka, Devan pun melepaskan Kanaya, "Maaf," ucapnya. 

    "Aku yang minta maaf karena mengganggu tidurmu," ucap Kanaya yang terlihat merasa canggung dengan kejadian yang baru saja dialami.

      ***

     Kanaya mengambilkan nasi dan semur jengkol di piring lalu menaruhnya di depan Devan, "Silakan." Dengan santainya, Kanaya menyantap jengkol dari Bi Siti, makanan favoritnya, tanpa melihat Devan yang ternyata menutup hidungnya setelah mencium aroma dari jengkol di hadapannya. 

    Ternyata laki-laki itu tidak menyukai jengkol. Bahkan mencium baunya saja dia sudah tidak tahan. 

   "Masakan Bi Siti memang tiada duanya." Kanaya menghabiskan suapan terakhirnya. "Kenapa tidak dimakan? Apa kamu tidak suka sama jengkol?" tanya Kanaya yang melihat Devan tidak menyentuh piringnya.

    "Maaf, tapi aku tidak tahan dengan baunya," jawab Devan.

     "Masa' sih? Jengkol ini tuh enak banget tau'! Coba deh satu saja, pasti bakal ketagihan!" Kanaya mengambil alih piring Devan dan mengambilkan satu suap jengkol lalu mendekatkannya di mulut Devan.

    Laki-laki itu menutup hidung dan mulutnya, tapi Kanaya tetap memaksanya. Alhasil jengkol masuk ke dalam mulut Devan. Namun beberapa saat kemudian, Devan mual dan pergi ke kamar mandi memuntahkan semua isi dalam perutnya. 

    "Huweek ... huweek." 

    Kanaya menyusul Devan karena merasa bersalah telah memaksanya memakan makanan yang tidak disukai Devan. Dia pikir semua orang bisa menerima makanan kesukaannya itu.

    "Aduh, maafkan aku ya, kupikir tidak sampai seperti ini." Kanaya mengambilkan air minum untuk Devan.

    "Tidak apa-apa! Maaf merepotkanmu." Ujar Devan setelah meneguk air putih pemberian Kanaya. "Aku tadi dari kampusmu, tapi katanya kamu sudah pulang. Dan benar saja, aku melihat sepatumu sudah ada di depan pintu. Jadi aku menungguimu di kursi tamu sampai ketiduran." 

    "Ooh, itu. Aku pulang bareng teman-temanku, lagian kenapa kamu menjemputku? Aku 'kan sudah bilang tidak perlu," ujar Kanaya. Entah mengapa ada perasaan bersalah dalam dirinya saat mengetahui Devan menjemputnya tapi ia malah pulang bersama Alex.

     "Kenapa? Apa kamu malu?" tanya Devan.

     "Malu? Untuk apa?" Kanaya kembali bertanya. 

   "Mungkin saja malu jika dijemput suamimu yang hanya tukang ojek."

    "Bukan begitu, maksudku kamu 'kan harus kerja, jadi tidak perlu repot jemput aku. Jadi, kamu benar-benar tidak makan jengkol? Apa mau aku buatkan yang lain?" 

     "Tidak usah, aku sudah makan tadi. Ini ambillah! Ini hasil kerjaku hari ini." Devan menyerahkan beberapa lembar uang ratusan dan lima puluhan pada Kanaya. Gadis itu berusaha menolak, tapi Devan tetap memaksanya.

     "Apa ini tidak berlebihan? Bahkan kita baru mengenal dan ...." Kanaya tidak melanjutkan kata-katanya.

    "Tidak masalah. Meski pernikahan ini hanya sebatas karena keterpaksaan, tapi aku tetap berkewajiban menafkahimu. Jadi pergunakan saja ini untuk kebutuhanmu."

     "Nafkah?" Kanaya menjadi gagal fokus mendengar kata 'nafkah'. Ia berpikir kalau laki-laki di hadapannya itu mengatakan hal lain yang dari kata 'nafkah', yang menjurus pada hubungan pria dan wanita atau lebih tepatnya, suami-istri.

    "Tidak usah berpikir macam-macam, aku tidak seburuk yang ada di pikiranmu. Lagian kalau pun iya, itu juga tidak masalah karena aku ini suamimu," goda Devan. Ia tahu jika gadis di depannya itu berpikir ke arah sana.

    "Jangan berani macam-macam dan berusaha mencari kesempatan!" bentaknya.

     "Tenang saja, aku tidak akan berani padamu. Galak sekali." Devan tersenyum karena merasa berhasil menggoda Kanaya. 

     Kanaya meninggalkan Devan dan membawa piring kotor untuk dicuci. Namun saat selesai, ia melihat ada lima kardus dan satu karung beras yang berada di samping dapur.

 

     Ia membuka kardus yang berisi  mie instan, roti, biskuit, gula, kopi, minyak goreng dan bahan sembako lainnya. Ada juga makanan ringan minuman kemasan. 

     Saat ia membuka kulkas, ternyata sudah penuh dengan makanan. Ada daging sapi dalam kemasan, daging ayam, ikan yang sudah dibersihkan. Serta banyak sayur-sayuran dan buah-buahan serta minuman dingin yang sudah ditata rapi. 

    "Ya ampun, dia yang beli ini semua?" Kenapa tukang ojek memiliki uang untuk membeli sebanyak ini? Siapa sebenarnya dia?" gumam Kanaya. "Jangan jangan ...." 

     

    

    

    

     

Related chapters

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Godaan

    Suasana malam yang begitu sunyi dengan ditemani suara jangkrik. Kanaya membuka jendela kamarnya, menatap ke arah luar. Hatinya bingung dengan keadaan yang terjadi pada dirinya. Tinggal seatap dengan laki-laki yang berstatus suaminya, tetapi ia tidak tahu siapa sebenarnya laki-laki itu. "Apa yang harus aku lakukan?" Ia bersandar di samping jendela. Puas merenung, Kanaya pergi ke kamar mandi. Saat Kanaya melewati kamar sang ayah yang saat ini ditempati Devan, ia mendengar suara laki-laki itu yang sepertinya sedang berbicara. "Sudahlah, kamu urus saja semua urusan yang di sana, aku serahkan tugas itu padamu. Aku akan mengabarimu nanti saat ada waktu." Samar-samar, terdengar suara Devan. Kanaya mendekatkan telinganya di daun pintu. Namun tiba-tiba pintu dibuka dari dalam, ia pun pura-pura membersihkan gorden. "Ada apa? Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Kanaya yang merasa Devan menatapnya penuh selidik. "Aku hanya heran saja, malam-malam begini masih bersih-ber

    Last Updated : 2023-07-26
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Dasar Pencuri Kesempatan!

    Devan berusaha memejamkan matanya dengan posisi masih dipeluk Kanaya. Dadanya semakin bergemuruh, ia tidak berani menatap wajah Kanaya. Kini ia menatap langit-langit kamar dengan sedikit pencahayaan dari ponselnya. Devan menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan, berusaha menetralkan perasaan aneh dalam tubuhnya. Ia laki-laki normal, tentu ada perasaan lain saat bersentuhan dengan seorang gadis. Namun sebisa mungkin, ia tepis semua itu karena ia ingin menjaga gadis yang telah dinikahinya tersebut. Meski saat ini, halal baginya untuk menyentuh gadis di sampingnya, tapi ia tidak ingin membuat Kanaya membencinya. Jika pun ia harus melakukannya, ia hanya ingin Kanaya sendiri yang memintanya. *** Kokok ayam membangunkan insan yang terlelap dari tidurnya. Masih terdengar sisa tetesan air hujan semalam. Perlahan-lahan, Kanaya membuka matanya yang masih lengket. Ia menguap dan menggeliat. Namun tiba-tiba ia merasakan hembusan napas seseorang. Ia me

    Last Updated : 2023-07-27
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Lari Dari Rumah

    "Aku hanya membantumu mengurangi rasa sakit, dan supaya darahnya juga nggak mengalir terus." Kanaya melepaskan tangannya dari tangan Devan, "Biarin!" ketusnya. Dengan sedikit kesal, Kanaya melanjutkan aktifitasnya. Devan merasa aneh dengan sikap Kanaya. Baru tadi pagi bersikap baik, sekarang tiba-tiba ketus padanya. *** "Apa?! Kamu menikahi seorang gadis dan mengaku sebagai tukang ojek? Bagaimana bisa!" teriak Radit dalam sambungan telepon. Devan menjauhkan ponsel dari telinga, karena suara sekretaris sekaligus saudara angkatnya itu terdengar memekakkan telinga. "Iya, dan aku tinggal bersama di rumahnya. Dia seorang gadis cantik yang mandiri, aku suka melihatnya." Devan tersenyum mengingat wajah Kanaya. "Gila! Pergi dari rumah gara-gara tidak mau dinikahkan, sekarang malah udah nikahin anak orang tanpa pemberitahuan, dasar aneh! Lagian apa sih kurangnya Zalia, wanita sholehah dan cantik putri seorang ustadz terkenal, malah ditinggal pergi!"

    Last Updated : 2023-07-29
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Cemburu

    "Maaf, ikut berteduh ya," ucap Devan. Ia berdiri agak berjauhan dengan seorang gadis muda yang ternyata sudah ada di pos ronda, dan juga sedang berteduh. Hujan semakin deras, membuat hawa dingin semakin terasa. Devan melihat gadis muda di depannya kedinginan karena tidak memakai jaket. Merasa kasihan, ia melepas jaket yang ia kenakan dan memberikannya pada gadis itu. "Tidak usah, Mas. Buat Mas aja, lagi pula rumahku dekat dari sini, kalau aku pakai, nanti Masnya yang kedinginan. Sepertinya Mas ini bukan orang sini," tolak gadis muda itu. "Tidak apa-apa, aku kan laki-laki, tidak akan kedinginan." Saat menyerahkan jaketnya, Devan malah terpeleset karena tempatnya licin. Kanaya yang hendak menolong, juga ikut terjatuh dan berada tepat di atas tubuh Devan. Saat hendak berdiri, tiba-tiba mereka diteriaki oleh seorang bapak-bapak yang membuat beberapa orang pun berdatangan. Mereka menuduh Devan tengah berbuat asusila bersama Kanaya. Posisi mereka yang terliha

    Last Updated : 2023-07-30
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Video Yang Tersebar

    Devan mendapatkan pesan dari orang-orang suruhannya yang mengawasi Kanaya. Ia membuka video Kanaya yang tersenyum membawa bunga mawar merah dan diiringi suara pengamen yang menyanyikan lagu cinta. Hatinya terasa perih dan dadanya panas seperti terbakar. Apa lagi saat melihat ada laki-laki di samping Kanaya. Laki-laki itu adalah Alex. Devan merasa frustasi. Setelah sekian lama tidak merasakan perasaan indah pada seorang wanita, kini dia dapat merasakannya kembali pada gadis yang tiba-tiba ia nikahi. Namun ia harus sadar jika ternyata ada Alex diantara mereka. Sejak patah hati pada cinta pertamanya yang bermain di belakang dengan sahabatnya, ia tidak percaya lagi pada wanita dan cinta. Banyak wanita yang mendekatinya, tapi ia selalu acuh dan tidak peduli. Namun saat melihat Kanaya, hatinya merasakan cinta itu hadir kembali. Tapi lagi-lagi, ada laki-laki lain yang juga dekat dengan wanita yang ia cintai. Itu membuatnya kecewa. "Kenapa baru pulang?" Devan menanyai Kanaya yang baru saj

    Last Updated : 2023-08-02
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Dilema

    Kanaya dipanggil oleh dosennya. Rupanya pihak kampus juga sudah mengetahui tentang video itu. Namun karena tidak ingin berita ini tersebar luas, pihaknya meminta seluruh mahasiswa yang mendapatkan video itu untuk segera menghapusnya dan tidak menyebarluaskannya. Menurutnya, Kanaya adalah mahasiswa terbaik di kampus. Pihak kampus tidak mau jika nama Kanaya menjadi buruk akibat video tersebut. Itulah sebabnya, video itu bisa segera diatasi. Meski sedikit heran karena Kanaya tidak mendapat sanksi apa-apa, semua mahasiswa hanya bisa diam. "Gimana, Ay?" tanya Mili. "Aman. Nggak tau gimana ceritanya, tapi semua ponsel milik mahasiswa yang punya video itu, sudah disita dan dihapus permanen oleh pihak kampus. Tapi aku bersyukur banget sih, meski itu tetap tidak akan membuat keadaan kembali seperti dulu lagi," ucap Kanaya penuh kelegaan. "Iya, ponselku juga tadi diminta sama Pak Iyan," sahut Mili. "Syukurlah, jadi video itu sudah nggak ada lagi sekarang."

    Last Updated : 2023-08-05
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Satu Garis Merah

    Kanaya baru saja sampai di depan rumah. Ia heran mengapa terdengar suara orang bercengkrama di dalam rumahnya. Setelah mendekat, ia baru mengenali bahwa itu adalah suara paman dan bibinya. "Assalamualaikum." "Wa alaikumussalam, Aya, baru pulang, Ndhuk? Sini, duduk!" ajak Bu Siti, sang bibi yang tadinya sedang berbicara dengan suaminya dan juga Devan. "Ada apa, Bibi dan Paman tiba-tiba ke sini?" Tanya Kanaya setelah duduk di samping bibinya. "Ini, Bibi hanya memastikan saja katanya kamu ada tanda-tanda hamil, jadi Bibi cepat-cepat kemari. Jadi benar kamu hamil, Ndhuk? Kalau lagi hamil, lebih baik istirahat saja, jangan pergi kuliah dulu. Pasti boleh ijin, kan, kalau memungkinkan harus istirahat?" tanya Bu Siti yang membuat Kanaya kebingungan. "Ha-hamil?" "Iya, Bibi senang sekali mendengarnya." Bu Siti kelihatan begitu bahagia saat berbicara dengan Kanaya. Sementara Kanaya, gadis itu bingung dengan paman dan bibinya yang tiba-tiba datang dan me

    Last Updated : 2023-08-06
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Singa Manja

    "Ini negatif?" "Iya, Bi." "Owalah, tapi nggak apa-apa, nanti juga kalau sudah waktunya, pasti diberi kepercayaan sama Gusti Allah." Kanaya hanya mengangguk mengiyakan ucapan bibinya. "Jamu yang dibawa Alin tadi, nanti diminum, ya! Biar tubuhmu semakin sehat, dan juga biar cepat hamil," tambah Bu Siti. "Ah, Bibi. Lagian hamil kan bisa ditunda, nanti-nanti juga bisa." "Eh, nggak boleh gitu! Lihat Bibi, gara-gara nunda hamil terlalu lama, kandungan jadi kering. Akhirnya cuma punya Alin, itu pun saat usia Bibi sudah cukup tua." "Itu, 'kan dulu, Bi. Sekarang jaman sudah modern, apa-apa sudah bisa direncanakan dengan baik." "Jangan ngeyel, Aya. Atau, kamu belum bisa menerima pernikahan ini?" Kanaya hanya diam tanpa menjawab. "Dengarkan Bibi, Ndhuk, kalian sudah menikah dan dia sudah menjadi suamimu. Kamu harus menjadi istri yang baik untuk suamimu. Bibi lihat, Devan lelaki yang baik dan bertanggung jawab. Pamanmu juga bilang begitu. Malahan,

    Last Updated : 2023-08-08

Latest chapter

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Kehamilan Beruntun

    "Aya! Kamu kenapa, Sayang?" Bu Herlin menghampiri Kanaya yang berada di kamar mandi dapur. Menantunya itul tampak lemas dan pucat. "Bi, bantu bawa Aya ke kamarnya."Dengan bantuan Bi Karti, Bu Herlin membawa menantunya ke kamar. Sampai di sana, dia semakin terkejut melihat Devan yang juga tampak lemas dan tiduran di ranjang. "Istriku kenapa, Ma?" Dengan tubuh yang lemas, Devan mendekati istrinya yang kini dibaringkan di sampingnya. "Kamu kenapa, Sayang?Kanaya memegang perutnya, sementara Bu Herlin memijat kepala menantunya itu. "Aya muntah di kamar mandi," jawab Bu Herlin. "Kamu sakit juga, Dev?" "Kepalaku pusing, Ma, tapi aku lebih khawatir sama Aya. Biar kutelepon Aldo agar memeriksanya." Devan mengambil ponsel dan melakukan panggilan pada Aldo. "Apa? Lalu kamu tidak bisa ke sini? Ya sudah, tolong suruh Dokter Maria kemari untuk memeriksa istriku.""Gimana, Dev?""Aldo sedang mengurusi istrinya yang juga sakit, Ma. Sama seperti Aya, Resti juga muntah-muntah parah dan harus dirawa

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Setelah Bulan Madu Kedua

    Hari ini Kanaya akan menghadiri pernikahan Tini, setelah mendapatkan undangan yang diberikan Resti dua hari yang lalu. Kanaya sudah bersiap dan sedang menunggu Resti dan Mili. Tak lama kemudian, kedua sahabatnya itu datang bersama pasangannya masing-masing.Setelah ijab kabul yang dilaksanakan berbarengan dengan Mili, Resti akan ikut suaminya ke Jakarta, begitupun Mili yang akan ikut di mana suaminya tinggal. Namun, sebelum itu mereka akan menghabiskan beberapa hari lagi untuk menikmati suasana di kampung mereka. Seperti hari ini, ketiga pasangan itu sudah berada di salah satu gedung yang sedang diadakannya pesta pernikahan Tini dan Pak Iyan, dosen Kanaya dulu. Mereka tidak menyangka jika Pak Iyan yang sikapnya kadang lemah lembut seperti perempuan itu akhirnya menikah. Dan yang tidak disangka juga, Tini, yang dulu selalu mengutamakan ketampanan untuk menjadi pasangannya, kini menjatuhkan pilihan pada Pak Iyan."Hai, Aya, Mas Ganteng, selamat datang!" sapa Tini, setelah melihat kedat

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Menikah Hari Ini Juga!

    Kanaya dan Devan mengajak semua tamunya untuk masuk. Mereka duduk bersantai di belakang rumah, yang mana ada dua gazebo yang baru saja dipesan oleh Devan dari meubel Pak Karman. Tempatnya yang rindang, membuat mereka betah berlama-lama di sana. Terlebih ada banyak mangga yang sudah tua dan ada yang sudah masak dari pohonnya. Kemarin setelah menghabiskan waktu di gazebo yang disediakan warga, Devan mempunyai inisiatif untuk membuat gazebo juga di belakang rumah sang istri. Kapan-kapan ia akan mengajak seluruh keluarganya untuk ke sini, sambil membuat tenda dan bermalam di belakang rumah. Sudah lama sekali tidak melakukan kegiatan seperti itu. Tidak masalah meski harus kemah di belakang rumah karena suasananya sudah seperti di hutan, banyak pohon yang rindang. "Ayo ambil lagi! Itu yang atas ada yang sudah masak, My Sweety. Aku mau yang di atas yang warnanya sudah kuning." Mili berteriak pada sang kekasih yang kini naik ke atas pohon mangga. Andre mengambil beberapa mangga muda serta

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Dua Pria Tampan

    "Aku hanya bercanda, Sayang. Aku tahu tidak akan ada yang bisa menandingi pesonaku," kata Devan dengan percaya dirinya."Jadi, kamu mau memberinya pekerjaan?""Iya. Nanti akan kuminta Andre untuk menanyakan posisi yang masih membutuhkan karyawan di kantor cabang yang ada di sini." Kanaya pun tersenyum bahagia.Mereka menikmati jajanan yang tadi dibawanya, ditemani angin sepoi-sepoi dan lucunya Mira yang sesekali merebut makanan Kanaya."Kali ini biar aku yang menggendongnya. Setelah ini kita langsung istirahat," tegas Devan saat melihat istrinya lelah. Dengan membawa payung, Devan menggendong Mira dan menggandeng istrinya. Sungguh pemandangan yang membuat banyak orang merasa iri pada Kanaya. Memiliki suami yang tampan dan juga kaya, serta perhatian dan penuh kasih."Waduh, jadi ngerepotin Nak Devan. Sini Mira, sama Nenek." Bu Sumi langsung menyambut Mira yang berada di gendongan Devan dan Devan pun menyerahkan balita itu setelah sampai di rumah Bu Sumi."Nggak ngerepotin kok, Bu," sa

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Lelaki Pecemburu

    Cintia menatap Devan, yang membuat laki-laki juga menoleh. "Aku minta maaf karena membuatmu digerebek warga. Aku juga minta maaf atas kesalahan yang telah kulakukan pada Aya selama ini."Cintia menangkupkan kedua tangannya, membuat Kanaya memegang tangan itu. "Suamiku sudah memaafkanmu, iya, kan, Honey?" Kanaya lagi-lagi tersenyum, Devan hanya mengangguk."Papa, ayo kita pulang!" Anak kecil berusia dua tahun itu menarik lengan papanya."Iya, Sayang. Sebentar, ya.""Hai, anak manis, siapa namamu?" Kanaya menanyai anaknya Alex."Namaku Altaf, Tante," jawabnya dengan lancar. Meski baru dua tahun, anak itu sudah pandai berbicara dengan lancarnya. Hal itu membuat Kanaya senang karena dia memang sangat menyukai anak kecil."Oh ya, Altaf, Tante ada jajanan, kamu mau nggak?" Kanaya mengambil plastik berisi jajanan miliknya, memberikan pada Altaf.Anak kecil itu memilih-milih dan akhirnya mengambil klepon."Terima kasih, Tante.""Sama-sama, Sayang." Kanaya tersenyum ramah dan mengusap kepala A

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Pengakuan Cintia

    Alex dan Cintia sama terkejutnya kala melihat kedatangan Kanaya dan Devan. Namun, Alex bersikap ramah dan menyapa Devan serta Kanaya. "Hai, Ay. Bagaimana kabarmu dan suamimu?"Alex yang tadinya tengah duduk di gazebo akhirnya berdiri dan mendekat ke arah Kanaya dan Devan. Devan hanya menatapnya dengan tatapan datar, sementara Kanaya tersenyum ramah. "Baik, Lex, kami sangat baik," ujar Kanaya yang menoleh pada Cintia di samping Alex.Selain bersama Cintia, di sana juga ada Bu Mirna yang duduk di kursi roda. Kanaya sangat penasaran mengapa Bu Mirna berada di kursi roda dan sepertinya tidak begitu sehat. Belum sempat Kanaya bertanya, Cintia akhirnya berdiri sambil menggendong putranya. "Kapan kamu datang, Aya?""Kemarin. Ini anak kalian?" Kanaya menatap anak laki-laki yang matanya mirip dengan Alex."Iya, ini anak kami," sahut Cintia yang kini bersikap ramah, tidak seperti Cintia yang dulu. Ia bahkan memperhatikan balita yang berada di gendongan Kanaya. "Ini, kan, anaknya Lita, kok bisa

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Bertemu Lagi

    Suara jangkrik masih terdengar karena masih terlalu petang. Kanaya bangun pagi-pagi sekali. Sebelum suaminya bangun, ia sudah lebih dahulu berada di dapur setelah membersihkan tubuhnya. Rasanya ia lebih bersemangat pagi ini. Memasak beberapa menu masakan, wanita berambut panjang itu melakukannya dengan gembira.Jendela dan pintu sudah dibuka, Kanaya menghirup udara pagi yang begitu sejuk dan segar. Dirinya berdiri, merenggangkan otot-otot tangan, lalu memperhatikan keadaan di sekitar rumahnya. Beberapa sudah ada rumah baru, juga ada rumah yang sudah direnovasi."Aku mencarimu, Sayang." Devan memeluk Kanaya dari belakang. "Kupikir kamu kabur.""Untuk apa, aku kabur? Memangnya aku buronan?" Devan menghidu aroma istrinya dan menciumi tengkuknya. "Geli, Honey. Jangan menggodaku! Kalau tidak mau aku terkam!" Devan menyernyit, lalu melepaskan tangan yang melingkar di perut istrinya. Ia tertawa mendengar kata-kata istrinya yang seperti mengancam. "Kenapa kamu jadi begini, Sayang? Harusnya

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Agresif

    "Bagaimana keadaan anak-anak asuh? Aku sudah lama tidak ke sana." Radit memulai pembicaraan di tengah perjalanan menuju ruang tamu."Mereka baik-baik saja dan ... mereka menanyakanmu." Zalia menjawab tanpa menoleh.Sejak Bu Herlin memintanya untuk tinggal lagi di rumah, Radit hanya sesekali pergi ke desa Sumber Makmur, tempat di mana ia menghabiskan waktu untuk lebih dekat dengan Ustaz Zaki dan Zalia. Di tempat itu ia sering diajak Ustaz Zaki untuk mengurusi anak-anak asuh yang diambil dari jalanan. Radit yang pernah tinggal di jalanan, merasa sangat tergugah untuk membantu mengurusi mereka. Ia menghabiskan banyak uang untuk membantu pembangunan rumah anak-anak asuh itu."Oh ya? Aku juga sudah rindu pada mereka. Juga, pada kalian semua." Zalia menoleh sekilas, lalu menatap ke depan lagi. Jujur hatinya juga bahagia bisa melihat Radit lagi. Menurutnya, Radit adalah sosok yang baik dan penyayang. Selama di desa Sumber Makmur, Zalia sering melihat Radit membantu pembangunan masjid dan j

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Calon Mantu Baru

    Gerimis yang tiba-tiba mengguyur, seolah ikut merasakan kesedihan Kanaya. Di samping makam sang ibu yang masih basah, perempuan itu masih duduk berjongkok. Diusapnya pusara yang baru beberapa menit terpasang itu, berkali-kali pula menghapus air mata yang terus mengalir. Rasa sedih di hatinya tak bisa lagi ditahan. Untuk kedua kalinya ia merasakan kehilangan orang terkasih.Biar seperti apa pun, Dewi tetaplah ibu yang pernah mengisi hatinya. Kenangan indah sebelum ia memutuskan meninggalkan dirinya dan sang ayah pun masih ada dalam ingatan. Pun dengan pelukan hangat yang selalu dirindukannya. Kini, harapan untuk bisa mendapatkan pelukan hangat itupun telah sirna. Dewi, telah terbujur kaku di bawah sana. "Ayo kita pulang, Sayang. Di sini dingin," ajak Devan yang memegang bahu sang istri.Kanaya menoleh, menatap wajah teduh sang suami yang tersenyum hangat padanya. Sungguh, ia bersyukur masih memiliki Devan. Suami yang dikirimkan Tuhan, dengan segala kesempurnaan di matanya."Ayo, Sayan

DMCA.com Protection Status