"Apakah pria itu sudah meracuni cara berpikir kamu?" tanya Roger dan itu membuat Ridwan tersenyum kecut saat mendengar apa yang diucapkannya."Aku bukan anak kecil yang otaknya bisa mudah diracuni, aku bisa membedakan yang baik dan yang buruk, yang salah dan yang benar, jadi tidak perlu mengatakan sesuatu hingga seolah-olah kamu itu tidak bersalah.""Lalu, apakah kamu tahu kakakmu itu memiliki perangai seperti apa?""Dia memang seenaknya, tapi apakah itu alasan yang tepat untuk membenarkan bahwa pembunuhan kakakku itu wajar?""Tidak ada yang membunuh kakakmu, kakakmu itu bunuh diri, bukan dibunuh, jikapun dia dibunuh pasti pembunuhnya sudah ditangkap karena saat kejadian itu beberapa rider juga turun tangan untuk melakukan penyelidikan.""Apa aku percaya dengan apa yang kamu katakan itu? Seorang Red One bunuh diri? Aku bisa percaya hal itu terjadi jika saja istrimu itu mempermainkan kakakku, sekarang saja dia memiliki dua suami, kamu dan juga Moreno, benar, kan? Jadi, yang jadi racun
Ia segera berjongkok untuk memeriksa apakah pria yang kecelakaan itu terluka parah sambil membuka helm yang dipakai pria itu. "Ridwan! Kamu tidak apa-apa?" tanyanya ketika ia sudah membuka helm yang dipakai pria tersebut, wajahnya terlihat dan ternyata yang tergeletak adalah Ridwan. Berarti yang mengalami kecelakaan itu adalah Ridwan."Tubuhku sakit semua...."Ridwan mengeluh sambil mengerenyit menahan sakit. Sementara itu sebuah motor berhenti tidak jauh dari tempat mereka berada, dan pemilik motor itu buru-buru turun dari motornya."Apakah dia terluka parah?" tanyanya pada Dragon. "Sepertinya tangan dan kakinya lumayan terluka parah, kita harus membawanya ke klinik terdekat.""Bagaimana dengan motornya?""Nanti ada yang mengurus yang penting orangnya dulu yang harus kita utamakan.""Baik, mari kita bawa ke klinik terdekat."Pria yang baru datang yang tidak lain adalah Roger itu ingin berjongkok membantu Dragon yang akan mengangkat tubuh Ridwan, tapi Ridwan mencegah. "Tinggalkan
Mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Dragon, Roger mengusap wajahnya dengan kasar. Merasa sulit untuk menjawab pertanyaan tersebut karena permasalahan yang sekarang membelit ia dengan istrinya adalah akibat dirinya yang tidak bisa membiayai pengobatan sang istri hingga akhirnya mereka terjerat dalam permainan Moreno."Dia butuh duit, karena Moreno menguasai bininya."Yang menjawab pertanyaan Dragon pada Roger adalah Ridwan, dan Dragon terkejut mendengar hal itu. "Apa benar yang dikatakan oleh Ridwan? Mitha dikuasai Moreno sampai kamu melakukan hal seperti ini?""Ini urusanku, tidak perlu ikut campur...."Grep!!Dragon menarik kerah pakaian yang dipakai oleh Roger ketika Roger seperti malas menjawab dengan benar pertanyaan yang dilontarkannya pada pria tersebut."Jawab aku, Roger! Apa yang dikatakan oleh Ridwan itu benar? Jawab!"Jika tadi, Roger tidak mau menatap wajah Dragon meskipun kerah kemejanya ditarik oleh pria itu, kali ini Roger menatap wajah sang rider tersebut dengan s
"Tapi aku yakin, Mitha bukan wanita seperti itu! Aku sangat yakin!""Kenyataannya emang kayak gitu, dia wanita yang memiliki suami dua, tanya aja sendiri dengan Moreno atau dia!"Setelah bicara demikian, Rani langsung membantu Ridwan untuk ia bawa ke klinik terdekat agar luka yang diderita oleh Ridwan bisa segera diobati. Rani tidak mempedulikan reaksi Dragon yang benar-benar terlihat masih terkejut dengan apa yang sudah dikatakannya. Gadis itu berharap, setelah ia mengatakan hal itu, Moreno akan dibenci oleh sesama rider dan Rani sangat menanti hal itu terjadi.Sepeninggal Rani dan juga Ridwan, Dragon akhirnya berniat ingin pergi meninggalkan tempat itu juga dengan pikiran yang penuh. Tidak habis pikir dengan apa yang baru saja ia dengar dan rasanya ia tidak mau percaya jika apa yang baru saja dikatakan oleh gadis tadi benar-benar sebuah kenyataan."Apa yang sebenarnya terjadi? Tidak mungkin Mitha melakukan tindakan demikian, bersuami dua? Astaga, aku benar-benar ingin tahu, apa yan
"Kalo lu bohong, gimana?" tanya Moreno terlihat ragu untuk mempercayai apa yang diucapkan oleh Mister X."Terserah. Kalau kamu tidak percaya aku akan menepati janji, terserah, kamu boleh kembali sekarang!"Sambil bicara seperti itu, Mister X melangkah meninggalkan motornya, menuju bangunan tersebut tanpa peduli dengan reaksi Moreno akibat mendengar apa yang diucapkannya.Moreno jadi kesal sendiri, jika ia pulang sedangkan masalahnya dengan si pemotor misterius itu belum sepenuhnya selesai, sampai kapanpun hidupnya dengan keluarganya akan terus diusik, karena itulah, Moreno akhirnya memutuskan untuk mengiyakan saja apa yang diinginkan oleh Mister X meskipun ia kesal karena menurutnya itu terlalu membuang waktu.Ketika Moreno turun dari motornya agar ia bisa mengikuti si pemotor misterius tersebut, ponselnya berdering kembali, dan kali ini Moreno mengeluarkan benda itu dari saku jaket yang dipakainya. Jee memanggil....{Apaan?}Moreno menerima panggilan Jee dengan nada suara terpaksa.
Benar-benar pria yang brengsek mantan Maira ini, lihat aja gue mau tahu apa yang sekarang dia rencanakan, dia berkhianat sama si Salim itu dan kedepannya bisa aja ntar gue yang ditusuk rame-rame sama dia, benar-benar orang yang enggak bisa dipercaya!Hati Moreno bicara demikian sambil menatap wajah Dafa yang saat itu masih menanti jawabannya."Terus, gimana dengan kerja sama lu dengan si pemotor misterius itu? Lu pengen gue mati, kan? Lu bayar dia buat bikin hidup gue enggak tenang?""Kalau kamu bersekutu dengan aku, aku tentu akan menghentikan semuanya, dia sudah tidak akan aku pekerjakan lagi, bagaimana?""Bagaimana dengan pembayarannya?"Sebuah suara terdengar dari arah belakang mereka, membuat mereka segera berpaling dan Mister X muncul dari sana lalu menyeruak anak buah yang mengelilingi Dafa dan Moreno, untuk bisa mendekati posisi Dafa berada. "Akan dikurangi karena misi tidak berjalan dengan tuntas!""Kamu cari mati?" kata Mister X mendengar apa yang diucapkan oleh Dafa padany
Mendengar apa yang diucapkan oleh Moreno, Dafa mengarahkan pandangannya pada beberapa anak buahnya yang memang sudah tumbang di lantai bangunan setelah tadi bertarung dengan Mister X. Perasaan Dafa jadi ciut, kesombongannya karena memiliki uang seolah musnah ketika melihat Mister X melangkah ke arahnya. Tanpa sadar, ia berlindung di belakang Moreno, hingga hal ini membuat Moreno jadi sebal.Laki macam ini yang mau dijadiin suami sama si Maira? Cemen amat, tadi aja sok kuat, sekarang ngeliat si pemotor misterius itu bisa ngerobohin anak buahnya, dia macam trenggiling yang mau kabur....Moreno menggerutu di dalam hati, sambil menyingkirkan tangan Dafa yang memeluk lengannya. Sementara itu, Mister X sudah sampai di hadapan mereka, berdiri menatap ke arah Dafa dengan tatapan mata ingin membunuh dan juga ke arah Moreno, seolah-olah ia menantang Moreno bertarung dengannya jika tetap memilih untuk bersekutu dengan Dafa. "Lu mau bertarung sama gue?" tanya Moreno pada Mister X. "Aku hanya
Mendengar apa yang dikatakan oleh Moreno, Pak Salim mengepalkan telapak tangannya. Ingin sekali ia menghajar Moreno dengan tangannya tapi ia tidak boleh melakukan itu langsung karena pasti akan membuat tangannya yang tidak pernah melakukan aksi seperti itu bisa saja membengkak.Ia mengarahkan pandangannya pada Dafa yang sekarang seolah seperti sedang dilema. "Kamu ingin berkhianat padaku, Dafa?" tanyanya pada mantan tunangan Maira tersebut."Tidak, aku bisa menjelaskan.""Lah, ini gimana? Beberapa menit yang lalu lu bilang kesel sama Pak Salim karena dia naksir sama Maira, sedangkan lu masih pengen balikan sama Maira, sekarang kenapa lu bilang enggak lagi? Plin-plan amat?" protes Moreno pada Dafa yang masih tidak mau diketahui oleh Pak Salim bahwa ia memiliki rencana sendiri."Moreno, kamu itu bau kencur, kamu tidak tahu yang namanya trik? Hal semacam ini sudah biasa terjadi dalam kerja sama, apakah kamu benar-benar berpikir bahwa aku memang ingin bekerjasama dengan kamu?"BUKK!!Seb