Mendengar apa yang diucapkan oleh Moreno, Dafa mengarahkan pandangannya pada beberapa anak buahnya yang memang sudah tumbang di lantai bangunan setelah tadi bertarung dengan Mister X. Perasaan Dafa jadi ciut, kesombongannya karena memiliki uang seolah musnah ketika melihat Mister X melangkah ke arahnya. Tanpa sadar, ia berlindung di belakang Moreno, hingga hal ini membuat Moreno jadi sebal.Laki macam ini yang mau dijadiin suami sama si Maira? Cemen amat, tadi aja sok kuat, sekarang ngeliat si pemotor misterius itu bisa ngerobohin anak buahnya, dia macam trenggiling yang mau kabur....Moreno menggerutu di dalam hati, sambil menyingkirkan tangan Dafa yang memeluk lengannya. Sementara itu, Mister X sudah sampai di hadapan mereka, berdiri menatap ke arah Dafa dengan tatapan mata ingin membunuh dan juga ke arah Moreno, seolah-olah ia menantang Moreno bertarung dengannya jika tetap memilih untuk bersekutu dengan Dafa. "Lu mau bertarung sama gue?" tanya Moreno pada Mister X. "Aku hanya
Mendengar apa yang dikatakan oleh Moreno, Pak Salim mengepalkan telapak tangannya. Ingin sekali ia menghajar Moreno dengan tangannya tapi ia tidak boleh melakukan itu langsung karena pasti akan membuat tangannya yang tidak pernah melakukan aksi seperti itu bisa saja membengkak.Ia mengarahkan pandangannya pada Dafa yang sekarang seolah seperti sedang dilema. "Kamu ingin berkhianat padaku, Dafa?" tanyanya pada mantan tunangan Maira tersebut."Tidak, aku bisa menjelaskan.""Lah, ini gimana? Beberapa menit yang lalu lu bilang kesel sama Pak Salim karena dia naksir sama Maira, sedangkan lu masih pengen balikan sama Maira, sekarang kenapa lu bilang enggak lagi? Plin-plan amat?" protes Moreno pada Dafa yang masih tidak mau diketahui oleh Pak Salim bahwa ia memiliki rencana sendiri."Moreno, kamu itu bau kencur, kamu tidak tahu yang namanya trik? Hal semacam ini sudah biasa terjadi dalam kerja sama, apakah kamu benar-benar berpikir bahwa aku memang ingin bekerjasama dengan kamu?"BUKK!!Seb
Mister X tersenyum kecut mendengar apa yang diucapkan oleh Roger padanya."Kamu itu benar-benar bikin aku terganggu! Sekarang aku sedang sibuk mengurus urusanku, kamu datang minta uang yang aku janjikan? Apakah kamu yakin semua syarat sudah dipenuhi?""Aku sudah mengalahkan anak buah kamu, apa itu belum cukup?""Tapi, bagian tugas yang lain kamu belum bisa melakukannya!""Meminta para rider turun ke jalan seperti yang kamu mau?""Ya!""Aku sudah melakukannya, tapi mereka tidak mau turun, apakah itu kau anggap gagal?""Tentu saja. Aku sudah membayarmu beberapa persen, dan kamu tidak menyelesaikan tugas seluruhnya kenapa kamu masih ingin menagih uang itu padaku?""Aku sangat memerlukan uang itu, Mister X, malam ini juga aku harus mendapatkannya, kalau tidak -""Istrimu akan dikawini oleh Moreno?""Berikan saja uangnya, tidak perlu ikut berkomentar ini dan itu!""Minta seluruh rider level A untuk datang ke area balap yang ada di sana, kamu lihat itu, kan? Aku berikan waktu setengah jam m
"Diamlah, kau tidak perlu ikut campur, ini urusanku!""Asalkan kau tidak meminta uang padaku untuk membayar pria ini, aku tidak peduli!""Aku bilang diam!"Pak Salim menanggapi apa yang dibisikkan oleh Dafa sambil terus mengarahkan pandangannya pada Roger yang terlihat masih berpikir atas tawaran yang diberikannya. Ia mengabaikan gerutuan yang diucapkan oleh Dafa padanya, memilih fokus menanti jawaban yang akan diberikan oleh Roger atas tawarannya tadi. "Kapan aku harus melakukan apa yang kamu inginkan?" tanya Roger setelah beberapa saat ia terdiam."Besok, aku akan memanggil beberapa wartawan dan mereka akan meliput apa yang kamu katakan secepatnya.""Jadi malam ini apakah aku pulang dulu baru datang lagi?""Tidak perlu. Kamu tetap di sini, jangan keluar dari bangunan ini tanpa izin dariku.""Bagaimana dengan uangnya? Kamu bisa membayar jika aku melakukan hal itu?""Tentu saja, tapi aku ingin kamu melakukannya dahulu baru aku membayarmu."Roger akhirnya mengiyakan apa yang dikatakan
"Itu terlalu beresiko.""Ayolah, aku akan menanggung resikonya sendiri, kamu enggak usah khawatir, ya?" "Tapi-""Aku enggak peduli dengan izinmu, Ridwan! Aku harus ke sana bertemu dengan si brengsek itu!"Tanpa menunggu respon Ridwan atas permintaannya, Rani segera beranjak dari tempatnya dan bergegas melangkah ke arah bangunan di mana Pak Salim dan lainnya mengurung Moreno dan Roger di sana. Tujuannya cuma satu, ia harus bertemu dengan Dafa, sekedar untuk memastikan, bahwa pria itu memang benar-benar sudah tidak peduli lagi dengannya atau tidak. Rani kesal bukan main, ia yang selama ini selalu mengorbankan waktu dan tubuh untuk Dafa tapi pria itu tidak tergerak sama sekali untuk mencintainya bahkan masih saja berpikir agar Maira bisa menjadi miliknya kembali, itu yang membuat Rani sangat membenci Dafa.Melihat Rani pergi sendiri ke bangunan tersebut, Ridwan mau tidak mau mengejar. Ia tidak mau Rani mengacaukan semuanya hingga niatnya sendiri tidak terealisasi.Sampai akhirnya, kedu
"Jadi, kamu mau membunuh aku di sini?" tanya Rani dengan tatapan mata mencemoohnya pada Dafa. "Aku bisa saja melakukan hal itu, kalau kamu ikut campur dalam urusan aku!""Moreno itu musuhku juga, jadi aku ingin melakukan sesuatu padanya untuk membalas rasa sakit hatiku padanya, bukan cuma kamu aja yang ingin balas dendam, jadi aku mau kamu jangan menguasai dia sendirian!""Apa yang ingin kamu lakukan padanya?""Sesuatu yang dibencinya.""Baik! Aku antar kamu ke ruang di mana dia berada, setelah itu kamu harus pergi dari sini karena jika kamu merusak semua rencana yang kami buat, kamu akan tau akibatnya!""Oke, tapi kamu jangan menggangguku saat aku melakukan pembalasan!"Dafa tidak menanggapi apa yang diucapkan oleh Rani, ia berbalik dan melangkah meninggalkan tempat di mana ia tadi berdiri dan Rani buru-buru mengikutinya. Di waktu yang sama, Danu yang mulai curiga karena Moreno tidak kunjung pulang semenjak pergi dari rumah meminta teman-temannya untuk memeriksa semua area yang sek
"Apa yang ingin kamu lakukan padanya?""Apa yang ingin aku lakukan? Tentu saja sesuatu yang mungkin membuat Moreno marah.""Lakukan saja, tidak perlu meminta aku keluar.""Kamu yakin?""Kenapa aku tidak yakin? Memangnya kamu bisa melakukan apa sampai aku harus marah?"Baiklah, aku akan membuat kamu panas dingin saat aku menyentuh Moreno, Dafa, agar kamu tahu, tidak ada seorang wanita seperti aku yang bisa memuaskan kamu!Hati Rani bicara seperti itu, dan gadis seksi berambut panjang itu segera membalikkan tubuhnya lalu fokus kembali dengan Moreno yang berbaring di atas tempat tidur tanpa kasur tersebut. "Berani lu sentuh gue, gue patahin semua jari lu!"Baru saja Rani ingin menyentuh Moreno, pria itu membuka mata dan bicara seperti itu padanya. Mendengar ancaman yang dikatakan oleh Moreno, Rani tersenyum kecut."Kamu itu sedang dibius, Sayang, mana bisa kamu matahin jariku segala, nikmati aja apa yang akan aku lakukan untuk kamu, sebagai balasan penolakan sadis kamu beberapa waktu ya
Seraya bicara demikian, Rani mengusap permukaan celana yang dipakai Moreno di bagian bawah perutnya, hingga membuat Moreno murka sampai wajahnya merah padam. Moreno memaki tiada henti dan Rani justru semakin bersemangat mendengar makian yang diberikan oleh Moreno padanya hingga Dafa yang melihat hal itu harus mengusap wajahnya dengan kasar.Ketika Rani sibuk ingin membuka celana yang dipakai oleh Moreno agar perempuan itu leluasa menyentuh tubuh Moreno, tiba-tiba saja pintu ruangan tersebut digedor dari luar. Membuat Rani menghentikan kegiatannya, dan berpaling ke arah Dafa. "Siapa? Aku belum selesai, lho! Bisa kamu tahan dulu enggak orang yang ada di luar itu untuk aku?" katanya pada Dafa. "Sudahlah, sampai di situ saja, Rani. Aku tidak mau kamu merusak semua rencana kami, kamu sudah menyentuh Moreno, sudah cukup membuat dia marah, berhenti saja!""Tidak! Aku belum selesai, aku belum melakukan apapun padanya, baru juga buka baju, kamu tahan dulu aja orang di luar itu, aku enggak