Mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Dragon, Roger mengusap wajahnya dengan kasar. Merasa sulit untuk menjawab pertanyaan tersebut karena permasalahan yang sekarang membelit ia dengan istrinya adalah akibat dirinya yang tidak bisa membiayai pengobatan sang istri hingga akhirnya mereka terjerat dalam permainan Moreno."Dia butuh duit, karena Moreno menguasai bininya."Yang menjawab pertanyaan Dragon pada Roger adalah Ridwan, dan Dragon terkejut mendengar hal itu. "Apa benar yang dikatakan oleh Ridwan? Mitha dikuasai Moreno sampai kamu melakukan hal seperti ini?""Ini urusanku, tidak perlu ikut campur...."Grep!!Dragon menarik kerah pakaian yang dipakai oleh Roger ketika Roger seperti malas menjawab dengan benar pertanyaan yang dilontarkannya pada pria tersebut."Jawab aku, Roger! Apa yang dikatakan oleh Ridwan itu benar? Jawab!"Jika tadi, Roger tidak mau menatap wajah Dragon meskipun kerah kemejanya ditarik oleh pria itu, kali ini Roger menatap wajah sang rider tersebut dengan s
"Tapi aku yakin, Mitha bukan wanita seperti itu! Aku sangat yakin!""Kenyataannya emang kayak gitu, dia wanita yang memiliki suami dua, tanya aja sendiri dengan Moreno atau dia!"Setelah bicara demikian, Rani langsung membantu Ridwan untuk ia bawa ke klinik terdekat agar luka yang diderita oleh Ridwan bisa segera diobati. Rani tidak mempedulikan reaksi Dragon yang benar-benar terlihat masih terkejut dengan apa yang sudah dikatakannya. Gadis itu berharap, setelah ia mengatakan hal itu, Moreno akan dibenci oleh sesama rider dan Rani sangat menanti hal itu terjadi.Sepeninggal Rani dan juga Ridwan, Dragon akhirnya berniat ingin pergi meninggalkan tempat itu juga dengan pikiran yang penuh. Tidak habis pikir dengan apa yang baru saja ia dengar dan rasanya ia tidak mau percaya jika apa yang baru saja dikatakan oleh gadis tadi benar-benar sebuah kenyataan."Apa yang sebenarnya terjadi? Tidak mungkin Mitha melakukan tindakan demikian, bersuami dua? Astaga, aku benar-benar ingin tahu, apa yan
"Kalo lu bohong, gimana?" tanya Moreno terlihat ragu untuk mempercayai apa yang diucapkan oleh Mister X."Terserah. Kalau kamu tidak percaya aku akan menepati janji, terserah, kamu boleh kembali sekarang!"Sambil bicara seperti itu, Mister X melangkah meninggalkan motornya, menuju bangunan tersebut tanpa peduli dengan reaksi Moreno akibat mendengar apa yang diucapkannya.Moreno jadi kesal sendiri, jika ia pulang sedangkan masalahnya dengan si pemotor misterius itu belum sepenuhnya selesai, sampai kapanpun hidupnya dengan keluarganya akan terus diusik, karena itulah, Moreno akhirnya memutuskan untuk mengiyakan saja apa yang diinginkan oleh Mister X meskipun ia kesal karena menurutnya itu terlalu membuang waktu.Ketika Moreno turun dari motornya agar ia bisa mengikuti si pemotor misterius tersebut, ponselnya berdering kembali, dan kali ini Moreno mengeluarkan benda itu dari saku jaket yang dipakainya. Jee memanggil....{Apaan?}Moreno menerima panggilan Jee dengan nada suara terpaksa.
Benar-benar pria yang brengsek mantan Maira ini, lihat aja gue mau tahu apa yang sekarang dia rencanakan, dia berkhianat sama si Salim itu dan kedepannya bisa aja ntar gue yang ditusuk rame-rame sama dia, benar-benar orang yang enggak bisa dipercaya!Hati Moreno bicara demikian sambil menatap wajah Dafa yang saat itu masih menanti jawabannya."Terus, gimana dengan kerja sama lu dengan si pemotor misterius itu? Lu pengen gue mati, kan? Lu bayar dia buat bikin hidup gue enggak tenang?""Kalau kamu bersekutu dengan aku, aku tentu akan menghentikan semuanya, dia sudah tidak akan aku pekerjakan lagi, bagaimana?""Bagaimana dengan pembayarannya?"Sebuah suara terdengar dari arah belakang mereka, membuat mereka segera berpaling dan Mister X muncul dari sana lalu menyeruak anak buah yang mengelilingi Dafa dan Moreno, untuk bisa mendekati posisi Dafa berada. "Akan dikurangi karena misi tidak berjalan dengan tuntas!""Kamu cari mati?" kata Mister X mendengar apa yang diucapkan oleh Dafa padany
Mendengar apa yang diucapkan oleh Moreno, Dafa mengarahkan pandangannya pada beberapa anak buahnya yang memang sudah tumbang di lantai bangunan setelah tadi bertarung dengan Mister X. Perasaan Dafa jadi ciut, kesombongannya karena memiliki uang seolah musnah ketika melihat Mister X melangkah ke arahnya. Tanpa sadar, ia berlindung di belakang Moreno, hingga hal ini membuat Moreno jadi sebal.Laki macam ini yang mau dijadiin suami sama si Maira? Cemen amat, tadi aja sok kuat, sekarang ngeliat si pemotor misterius itu bisa ngerobohin anak buahnya, dia macam trenggiling yang mau kabur....Moreno menggerutu di dalam hati, sambil menyingkirkan tangan Dafa yang memeluk lengannya. Sementara itu, Mister X sudah sampai di hadapan mereka, berdiri menatap ke arah Dafa dengan tatapan mata ingin membunuh dan juga ke arah Moreno, seolah-olah ia menantang Moreno bertarung dengannya jika tetap memilih untuk bersekutu dengan Dafa. "Lu mau bertarung sama gue?" tanya Moreno pada Mister X. "Aku hanya
Mendengar apa yang dikatakan oleh Moreno, Pak Salim mengepalkan telapak tangannya. Ingin sekali ia menghajar Moreno dengan tangannya tapi ia tidak boleh melakukan itu langsung karena pasti akan membuat tangannya yang tidak pernah melakukan aksi seperti itu bisa saja membengkak.Ia mengarahkan pandangannya pada Dafa yang sekarang seolah seperti sedang dilema. "Kamu ingin berkhianat padaku, Dafa?" tanyanya pada mantan tunangan Maira tersebut."Tidak, aku bisa menjelaskan.""Lah, ini gimana? Beberapa menit yang lalu lu bilang kesel sama Pak Salim karena dia naksir sama Maira, sedangkan lu masih pengen balikan sama Maira, sekarang kenapa lu bilang enggak lagi? Plin-plan amat?" protes Moreno pada Dafa yang masih tidak mau diketahui oleh Pak Salim bahwa ia memiliki rencana sendiri."Moreno, kamu itu bau kencur, kamu tidak tahu yang namanya trik? Hal semacam ini sudah biasa terjadi dalam kerja sama, apakah kamu benar-benar berpikir bahwa aku memang ingin bekerjasama dengan kamu?"BUKK!!Seb
Mister X tersenyum kecut mendengar apa yang diucapkan oleh Roger padanya."Kamu itu benar-benar bikin aku terganggu! Sekarang aku sedang sibuk mengurus urusanku, kamu datang minta uang yang aku janjikan? Apakah kamu yakin semua syarat sudah dipenuhi?""Aku sudah mengalahkan anak buah kamu, apa itu belum cukup?""Tapi, bagian tugas yang lain kamu belum bisa melakukannya!""Meminta para rider turun ke jalan seperti yang kamu mau?""Ya!""Aku sudah melakukannya, tapi mereka tidak mau turun, apakah itu kau anggap gagal?""Tentu saja. Aku sudah membayarmu beberapa persen, dan kamu tidak menyelesaikan tugas seluruhnya kenapa kamu masih ingin menagih uang itu padaku?""Aku sangat memerlukan uang itu, Mister X, malam ini juga aku harus mendapatkannya, kalau tidak -""Istrimu akan dikawini oleh Moreno?""Berikan saja uangnya, tidak perlu ikut berkomentar ini dan itu!""Minta seluruh rider level A untuk datang ke area balap yang ada di sana, kamu lihat itu, kan? Aku berikan waktu setengah jam m
"Diamlah, kau tidak perlu ikut campur, ini urusanku!""Asalkan kau tidak meminta uang padaku untuk membayar pria ini, aku tidak peduli!""Aku bilang diam!"Pak Salim menanggapi apa yang dibisikkan oleh Dafa sambil terus mengarahkan pandangannya pada Roger yang terlihat masih berpikir atas tawaran yang diberikannya. Ia mengabaikan gerutuan yang diucapkan oleh Dafa padanya, memilih fokus menanti jawaban yang akan diberikan oleh Roger atas tawarannya tadi. "Kapan aku harus melakukan apa yang kamu inginkan?" tanya Roger setelah beberapa saat ia terdiam."Besok, aku akan memanggil beberapa wartawan dan mereka akan meliput apa yang kamu katakan secepatnya.""Jadi malam ini apakah aku pulang dulu baru datang lagi?""Tidak perlu. Kamu tetap di sini, jangan keluar dari bangunan ini tanpa izin dariku.""Bagaimana dengan uangnya? Kamu bisa membayar jika aku melakukan hal itu?""Tentu saja, tapi aku ingin kamu melakukannya dahulu baru aku membayarmu."Roger akhirnya mengiyakan apa yang dikatakan