Pertanyaan yang diajukan oleh Pak Marvel benar-benar membuat sekujur tubuh Maira membeku. Perempuan itu mendadak tidak tahu apa yang akan ia katakan karena khawatir pertanyaan itu adalah pertanyaan jebakan. "Kau tidak bisa menjawab?" Suara Pak Marvel terdengar kembali hingga Maira semakin merasa terdesak sekarang. Jika ia tidak membenarkan salah satu kesimpulan yang diberikan oleh ayah Moreno, pasti pria itu akan semakin curiga ada yang tidak beres dengan pernikahan antara dirinya dengan Moreno.Maira memejamkan matanya sesaat seolah berusaha untuk menguatkan hati, bahwa apa yang akan dilakukannya adalah sebuah keputusan yang tepat. Sampai akhirnya...."Saya ... Hamil, Pak...."Bedebah kamu, Maira! Kebohongan apalagi yang kamu lakukan? Saat Maira mengucapkan kata bahwa ia hamil di depan Pak Marvel, suara hati Maira langsung mengutuk wanita tersebut dengan keras.Maira sebenarnya tidak ingin melakukan sebuah kebohongan lagi, tapi apa mau dikata, ia terpaksa, dan ia tidak bisa lari
"Janji apaan? Gue enggak pernah mengingkari janji, tapi orang selalu ingkar kalo janji sama gue!""Termasuk mantan kamu?""Lu enggak ada hak untuk membahas dia sama gue!"Maira terdiam. Jemari tangannya mencengkram pahanya sendiri seolah ingin mengendalikan perasaannya yang tiba-tiba saja menjadi sangat sesak, entah kenapa. "Aku ingin membahasnya karena tadi kamu mengigau soal dia....""Apa?"Moreno terlihat terkejut ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Maira."Ya. Kamu terlihat sangat terpuruk tadi, seperti sangat disakiti, hingga rasanya aku ingin sekali melihat wanita seperti apa yang bisa membuat seorang Moreno menjadi seperti sekarang."Moreno tersenyum kecut mendengar ucapan Maira."Terus, lu mau apa? Kalo udah tau, lu mau apa? Ngigau doang lu ributin, itu kan enggak nyata!""Orang yang mengigau itu artinya tidak pernah melupakan orang yang hadir di alam bawah sadarnya....""Ya, terus?""Kamu hidup seperti sekarang karena dia?""Bukan urusan lu!""Selama kita bekerjasama, ma
Maira bingung ingin merespon bagaimana perkataan bos-nya, karena jika ia terlihat tidak tahu dengan apa yang dikatakan oleh suami Viona tersebut, ia khawatir bos-nya akan menilai dirinya dan Moreno memang tidak menikah dengan sungguh-sungguh."Itu masa lalu yang buruk memang, tapi saya percaya Moreno tidak melakukan hal itu, Pak."Akhirnya, Maira memilih untuk bersikap seolah-olah tahu, meskipun ia tidak tahu dan sejujurnya sangat terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya dari Pak Salim, tapi, Maira tidak ingin semuanya terbongkar jika bosnya itu curiga dengan sikapnya. "Kau tidak keberatan dengan catatan kriminal yang pernah dilakukan suamimu itu?""Semua orang punya masa lalu, Pak, jadi asalkan di masa sekarang Moreno berubah, saya tidak keberatan.""Dafa mantan tunanganmu itu pengusaha, kalian nyaris menikah tapi kemudian putus, padahal antara Dafa dan Moreno kurasa masa depan kamu lebih terjamin dengan Dafa.""Bapak bekerjasama dengan Dafa?"Karena sedang membahas Dafa, Mair
"Apa? Hamil?""Tuan tidak tahu?"Melihat Danu yang terkejut mendengar ucapannya, Moreno menahan diri untuk mendamprat. Otaknya langsung berpikir, jangan-jangan ada yang terjadi saat Maira ke rumahnya, dan bertemu dengan ayahnya, hingga sang asisten pribadi ayahnya sampai bicara seperti itu padanya."Baiklah, pulanglah, jaga bokap dengan baik, gue pikirkan lagi untuk apa yang sudah lu katakan tadi."Danu menarik napas lega ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Moreno. Tadinya, ia sudah berpikir, Moreno tidak tahu tentang kehamilan Maira hingga reaksi wajah anak majikannya itu terasa aneh di matanya. Hampir saja ia berpikir kehamilan Maira tidak benar, jika saja Moreno membahas itu lebih lanjut. Danu segera pamit pada Moreno, sementara itu, Moreno langsung bergegas menuju rumah untuk memberikan perhitungan pada Maira, apalagi yang diperbuat perempuan itu sampai asistennya mengatakan bahwa ia sebentar lagi jadi ayah?"Maira!!" teriaknya saat sudah sampai di dalam rumah.Maira yang bar
Perlahan, kedua mata Maira terpejam, seolah menunggu sentuhan yang seperti ingin diberikan oleh Moreno.Sedetik, dua detik, sampai satu menit apa yang ditunggu Maira tidak terjadi, bahkan suara Moreno terdengar sangat dekat di telinganya mengatakan...."Lu pengen gue cium? Jangan ngimpi!" katanya lalu dengan kasar, Moreno menyingkirkan tubuh Maira yang menghalangi pintu. Karena tadi sempat terhipnotis dengan apa yang dilakukan oleh Moreno, Maira jadi tidak fokus untuk berjaga. Dengan mudah, Moreno berhasil menyingkirkan dirinya dari pintu dan dalam sekejap, pria itu membuka pintu lalu keluar dari rumah meskipun Maira berusaha untuk memanggilnya mencegah agar ia jangan pergi.Moreno berlari melintasi pekarangan rumah untuk ke jalan, karena motor Kenzie masih ada di bengkel lantaran mengalami sedikit kerusakan akibat saat ia parkir di parkiran rumah sakit, motor itu ambruk.Mereka pulang dari rumah sakit saja diantar oleh Danu dengan mobil, karena itulah, Moreno pergi dari rumah mengan
Mendengar apa yang diucapkan oleh Rani, bayangan Moreno saat berbicara dengan perempuan berjilbab saat di rumah sakit langsung berkelebat di benak Maira.Ingin membantah, tapi apa yang dikatakan oleh Rani ada benarnya. Adam sendiri mengatakan bahwa Moreno belum bisa melupakan mantannya tersebut. Namun, apakah benar perempuan itu juga masih mengharapkan Moreno hingga merancang rencana membuat Moreno bercerai dengan dirinya?Hati Maira mendadak gelisah...."Maira, aku akui, aku memang sempat jahat sama kamu, aku tidak berpikir panjang saat berusaha untuk menarik perhatian Dafa, itu karena aku kurang kasih sayang, sekarang, aku merasa bersalah, aku minta maaf, ya? Apa yang harus aku lakukan untuk bisa membuat kamu memaafkan aku?"Suara Rani membuyarkan lamunan Maira, hingga perempuan itu menghela napas panjang."Aku enggak dendam sama kamu, apa yang sudah terjadi, aku rasa ada hikmahnya, sekarang aku sudah menikah, aku enggak mau memikirkan masalah itu lagi.""Jadi, kamu mau memaafkan ak
Suara Moreno lemah saat mengucapkan kalimat itu pada Andy. Membuat Andy membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah Moreno dengan spatula di tangan. "Lu cinta sama Mitha, tapi kagak bisa memahami dia, artinya lu egois, masalah macam ini aja lu kagak tau, lu liat Jee? Dia emangnya dapat restu dari bokap dan kakak Mitha? Kagak juga, tapi Mitha mutusin Jee karena dia tertekan Jee selalu babi buta kalo cemburu!""Woy!! Kalian yang di dapur, gue tendang satu-satu gosipin gue!!"Teriakan Jee terdengar dari depan ketika Andy baru saja menuntaskan ucapannya pada Moreno."Kagak gosipin lu, gue cuma memberikan pencerahan buat Moreno!" balas Andy untuk teriakan Jee. "Jangan sebut nama gue! Bayar 100 ribu kalo sebut nama gue!"Andy menatap Moreno ketika Jee berteriak demikian padanya. "Disuruh bayar noh, mahal kalo mau sebut nama Jee," bisiknya, lalu ia segera membalikkan tubuhnya untuk fokus kembali dengan masakannya. Moreno diam untuk beberapa saat, selama ini ia berpikir bahwa Mitha memutusk
"Rentenir?" ulang Moreno seolah mencerna dan menghubungkan kejadian yang menimpanya dengan cerita yang disampaikan oleh Dragon."Iya, biasanya rentenir itu emang ngasih pinjaman uang sama orang yang benar-benar butuh uang tapi nyekik abis lewat bunga pinjaman, sayangnya dia sulit disentuh hukum karena ada dukungan dari orang yang berpengaruh, jadi ya gitu, mending lu berhenti balapan, daripada terlibat jauh dengan preman macam Combro.""Apakah itu alasan lu enggak mau balapan sama gue? Karena gue terlibat dengan Combro?""Gue balapan bukan mau menang, tapi cuma mau melampiaskan emosi doang.""Balapan sendiri?""Ya!""Tapikan enggak dapat duit?""Mau dapat duit ya ke sirkuit aja, kagak usah balapan liar, banyak resikonya.""Gue lagi berusaha untuk mewujudkan itu.""Gabung sama sebuah manajemen, entar hobi lu disalurkan.""Bisa bantu gue?""Gue cuma bisa bantu salah satu, dari dua permintaan lu itu.""Pelit amat lu!""Bomat!""Oke, sekarang gue lagi butuh motor, itu aja deh yang lu bant