Resti yang melihat kepergian Narnia hanya bisa berdecak kesal dan bersabar untuk memuluskan rencana."Sabar.... aku harus sabar," batin Resti yang penuh amarah keserakahan.Sesampai di rumah, Narnia melihat ayah Herman sedang duduk di ruang keluarga dengan Lala.“Selamat pulang, Sayang. Bagaimana sekolahmu?" sapa Herman dengan sikap yang di buat-buat seperti seorang ayah pada putrinya.Narnia hanya membalas dengan senyuman kecil.“Nar, ayah dan ibumu mau pergi malam minggu. Kamu tidak keberatan untuk menjaga rumahkan?” tanya Lala dengan nada tidak enak hati pada Narnia.Langkah kaki Narnia terhenti, ia melihat kedua orang yang masih duduk di sofa besar.“Tentu saja aku tidak keberatan dan selamat bersenang-senang,” balas Narnia yang memperlihatkan senyuman manis.Setelah Narnia pergi ke lantai atasHerman dan Lala berjalan ke arah pakiran, kemudian masuk kedalam mobil. Di dalam hati Herman mengutuk dukun Joko yang meminta melakukan ritual tanpa busana di malam ini. padahal Herman berni
Ardi tiba-tiba melepas cengkeraman pada tangan Narnia. Kali ini Ardi melembutkan sikapnya dan Narnia tidak lagi ketakutan.“Kita main ciuman saja, dengan begitu kau akan mahir saat mendapatkan Adam nanti?” ucap Ardi yang masih dengan niat jahat untuk menipu Narnia yang tergila-gila pada Adam karena pengaruh ilmu pelet dari dukun Joko."Tapi?" ragu Narnia akan perkataan Ardi."Hanya ciuman dan tidak akan merugikanmu. aku jamin kau akan mahir melayani Adam dari wanita manapun," jelas Ardi yang langsung mulai mempraktekkanya ke bibir Narnia yang selembut bunga mawar.Narnia mulai menerima perlakuan intim Ardi dengan sepenuh hati karena merasa apa yang di katakan oleh Ardi ada benarnya. Selama ini ia melihat banyak wanita yang di setubuhi oleh Adam sangat agresif dan mahir. Sehingga ia berpikir tidak ada salahnya belajar ciuman dari Ardi. walau ia tahu, Ardi pasti mendaptkan keuntungan juga dari ciuman erotis yang semakin memanas dan mulai saling bertukar saliva satu sama lain.“Balas cium
Ardi mencium bibir Narnia dengan brutal hingga Narnia merasa perih di bibirnya yang tiba-tiba berdarah.“Hiks...” lirih Narnia saat Ardi meremas kedua buah kembarnya dengan kasar hingga menimbulkan banyak bekas kemerahan di sana di sertai bekas gigitan di puncak dada.“Sakit....” rintih Narnia, ketika Ardi tidak memperdulikan perasaanya.Ardi menciumi leher Narnia dan membelai seluruh tubuh tersebut. Termasuk berlama-lama memainkan salah satu dada Narnia. Setelah puas, Ardi memaksa kedua kaki Narnia untuk terbuka lebar. Membuat Narnia menjerit panik, tapi langsung di bungkam oleh Ardi dengan sebelah tangan.“Tertipu,” ucap Ardi dengan nada candaan.Ardi langsung melepaskan Narnia, membiarkan Narnia pergi dari kamarnya. Karena Ardi memang sengaja menjebak Narnia lebih dalam lagi.Narnia yang kembali ke kamarnya, ia menangis meraung-raung karena Ardi selalu melecehkannya. Ia tidak mengerti, kenapa Ardi selalu melakukan pelecehan pada.Pagi hari datang lebih cepat, Ardi berdecak kesal. Ia
“Sial,” maki preman tersebut dengan menendang salah satu kaki meja untuk melampiaskan kekesalan di hati.“Sabar bro, aku punya rencana he he he,” ucap Ardi dengan rencana jahat ketika melihat para pelayan menghindangkan minuman ke arah mereka.“Kau mau apa?” tanya preman itu yang penasaran dengan apa yang akan di lakukan oleh Ardi.Ardi mengeluarkan berapa tablet obat di dalam saku celana abu-abu.“Aku yakin mereka akan ke club malam, saat itu kita bereaksi!” ucap Ardi yang melemparkan berapa tablet obat perangsang kepada preman.Para preman itu terkekeh garing, menerima obat tersebut. Bahkan ada yang sudah tidak sabaran untuk mencicipi para wanita berbadan aduhai tersebut.Seperti dugaan Ardi. Adam bersama para wanita itu menuju ke salah satu club malam di iringi berapa mobil. Dengan sekali lihat saja, semua orang tahu. Para wanita yang bersama dengan Adam adalah wanita kaya. Kebanyakkan dari sekolah elit dan bergengsi.Para preman yang merupakan teman Ardi mulai berpencar. Mereka se
“Aku tahu, lain kali tidak akan ceroboh lagi!” decak Ardi yang masih kesal saat melihat saldo yang masuk ke rekening.Herman menantapi Ardi yang berjalan keluar dengan gaya malas, ia sudah tidak ingin mengurusi Ardi dan fokus dengan bahan masakkan dulu.Ardi berjalan naik ke atas tangga menuju ke arah kamar, ia sempat melirik ke kamar yang di huni oleh Narnia.Senyuman jahat, timbul di hati Ardi. Ia ingin memastikan Narnia ada di dalam kamar atau tidak. Berapa kali pintu di ketuk oleh Ardi dan tidak ada jawaban di dalam.Dengan nafas panjang, Ardi memilih pergi dari depan kamar Narnia dan bersamaan Adam naik ke lantai atas.BukSatu tinju melayang di wajah Ardi yang terlambat menghindari pukulan Adam.“Berani sekali kau mencari masalah denganku," maki Adam yang hendak memukul Ardi ke dua kalinya. Tapi Ardi berhasil menghindar dan satu pukulan hampir melayang di wajah Adam.Ardi sengaja menghentikan pukulannya, karena akan berefek fatal juga padanya. Jika wajah Adam sampai cacat, maka A
Santy terkekeh garing, ia menjauhi jemari dari gundukkan yang sudah mengeras dan membuka tasnya. kemudian mengeluarkan satu lembar cek asli. lalu menyerakan cek tersebut kepada Adam yang bersikap jutek padanya sedari tadi.Mata Adam melirik angka yang tertera di atas cek dan tetiba ia curiga. apakah ini merupakan cek kosong. Maka, Adam masih memasang wajah tetap dingin kepada wanita bernama Santy.“Berapa nomor rekeningmu?” tanya Santy tetiba. karena ia menyadari pria muda ini curiga dengan cek pembeliannya yang di anggap sebagai cek palsu.Adam memutar matanya dengan malas.“Aku tidak mau uang, aku mau mobil itu!” ucap Adam yang menujuk mobil lamborhigi edisi terbatas punya Ardi.“Oh mau mobil jelata itu? baiklah, akan aku berikan untukmu, di rumah aku ada berapa buah mobil seperti itu.”Adam tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh wanita di depannya yang nampak seperi wanita pembohong.“Lo tante Santy, kapan datang ke sini?” ucap Ardi yang sudah selesai melakukan ritual panasny
"Sungguh tidak berguna. Termasuk dengan air bening yang dapatkan dari Santy," batin Herman mengumpat.Lala yang berjaga di toko cabang, hanya bisa menatap pastrah hasil penjualan yang tidak sesuai target.“Duh… kenapa malah turun 40%,” gerutu Lala dalam hati yang mencemaskan uang jajan yang pasti akan menyusut banyak dari hasil sebelum.Satu demi satu pembeli banyak yang keluar tanpa mengoder banyak atau hanya sekedar untuk minum di dalam kafe.Lala menatapi pembeli yang makan di tempat dan yang gofood tidak sebanyak dulu, ia semakin putus asa. Memikirkan bagaimana menghabiskan semua bakso yang tersisa. Karena kuah yang memakai air bening persugihan tidak mungkin bertahan sampai besok, di sebabkan kekuatan untuk daya tariknya pasti sudah nol besar dan rasa amis akan terasa.Dengan terpaksa, Lala memberikan discon 50% dengan alasan ikut promo system GoFoot. Berapa pengunjung yang tergiur discon, ada yang membelinya untuk di bawah pulang dan system oderan semakin meningkat dari pihak apl
"Ahhh malas, lebih baik tutup saja toko untuk sementara dan kita selesaikan ritual persugihan dari Joko gimana?” tawar Lala yang sudah bosan ikut ritual persugihan di malam hari, saat dirinya sedang ada urusan penting. Malah di minta ikut ritual persugihan di tempat gelap dan banyak nyamuk lagi.“Hhhmmm boleh juga, kita konsultasi dulu dengan dukun Joko. Bagaimana baiknya,” balas Herman yang memutar mobil ke arah lain yang menuju ke salah satu jalan yang sepi. Jalan yang bernuasa angker dengan udara berbeda dengan sekitar yang merupakan jalan menuju jalan rumah dukun Joko.Joko yang di dalam kediaman, sudah mempredeksi ke datangan pasutri bernama Herman dan Lala. Ia meminta Tia untuk mempersiapkan berapa sajian untuk menyambut kedua tamu yang sebentar lagi akan tiba sebentar lagi.Kedatangan Herman dan Lala di sambut oleh Tia yang bekas gundik Adam. Mata Lala menatap ke arah Tia dengan tatapan cemburu. Karena Tia begitu cantik dan lekuk tubuhnya aduhai. Tidak lupa dengan kedua benda ke
Kedua pria masih saling tatapan penuh kebencian mau pun persaingan.Smith yang sejak tadi diam dengan rasa penasaran tinggi. Kini ia memilih bersuara untuk mendamaikan kedua pria tersebut sebelum terjadi tumpah darah.Bukannya damai, Ardi dan pria itu langsung menyerang secara dadakan.Smith yang terkejut berhasil menghindar dari keduanya. Sehingga ia selamat dari tendangan mau si pria berpakaian formal tersebut."Duhh... sial," umpat Smit yang hampir saja jadi Samsat tinju oleh kedua pria tersebut.Ardi berulang kali menghindari tendangan kaki pria tersebut yang mengarah ke arah kepala."Ternyata sekarang kau sudah bisa ilmu beladiri," Ardi yang masih menghindari tendangan dari pria itu mulai mencibir.Kesal dengan kemampuan Ardi yang meningkat tajam. Pria itu mengubah teknik berkelahi secara mendadak.Ardi yang sudah malas bermain-main. Ia segera mengayunkan salah satu kaki ke arah dada pria itu.Tubuh pria itu terpental mengenai Smith.Smith yang mencoba kabur berakhir na'as di tim
Bartender bar itu tidak bertanya lagi setelah pria itu memilih diam. Ardi yang tidak sabaran, ia berjalan ke arah pria itu dengan sikap percaya diri dan berwibawa. "Vodka satu gelas," ucap Ardi yang memesan minuman keras di saat suasana perutnya tidak baik. Pria itu menatapi Ardi sejenak di saat Ardi tidak sadar. "Anak sialan ini ternyata lebih tampan dari aku, termasuk tubuhnya juga kekar. Benar-benar tipe yang aku inginkan. Kapan aku bisa mendapatkan tubuh seperti itu," batin pria itu menatapi Ardi dari atas hingga bawah tanpa melewatkan sedikitpun. Pria itu menelan saliva dengan susah payah. Ia terobsesi untuk mendapatkan tubuh Ardi yang sempurna seperti yang di inginkan selama ini. Ardi menoleh ke arah pria itu dengan tatapan mencibir. "Ada yang salah dengan penampilan aku?" ucap Ardi dengan kata sinis. Pria itu menurunkan tatapan matanya, kemudian menghabiskan semua minuman di gelas dengan tergesa-gesa. Sejujurnya pria itu sangat takut dengan Ardi yang bisa membokar inden
"Dasar pria lemah," cibir Smith yang melihat ke arah Ardi yang muntah berulang kali. Daripada mendengar cibiran Smith yang seperti anak bebek yang berisik, Ardi memilih untuk mengeluarkan isi perut yang masih tersangkut. "Sudah aku nasehati untuk bawa kantong untuk berjaga-jaga, Kau ini kenapa bandel sih?" Smith masih tiada henti-hentinya mencibir Ardi. Kemudian bersedekap dada melihat Ardi yang mengalami penderitaan. Ardi ingin memaki-maki Smith dengan sumpah serapah, Tapi niat tersebut tidak bisa di lakukan sekarang. Melihat Ardi masih muntah, Smith berinsiatif membawa Ardi keluar dari dalam ruangan. Sedangkan para pekerja masih mengumpulkan bukti yang ada di TKP untuk menemukan siapa pelaku pembunuhan dan indentitas korban. Di dalam mobil, Smith menyerahkan satu tablet obat mual dan satu botol air mineral untuk Ardi. Ardi menatapi kebaikkan Smith dengan tatapan curiga. Tahu apa maksud tatapan Ardi yang menyebalkan itu. Smith menghela nafas panjang. Kemudian memperlihatkan w
Narnia yang sedang makan roti panggang, ia menaikkan sebelah alis dengan memperlihatkan wajah binggung atas perkataan Ardi barusan."Jangan sok polos, kita bukan anak kecil lagi. Apa kau lupa dengan apa yang kita lalui bersama," ucap Ardi yang berjalan mendekati Narnia. Kemudian menaikkan dagu Narnia dengan jemari.Narnia menatapi pria di depan dengan tatapan benci,marah, jijik dan sebagainya. "Bagaimana aku bisa lupa sikap bejadmu itu," batin Narnia yang asli marah kepada Ardi.Melihat Narnia yang hanya diam diri tanpa perlawanan, Ardi semakin semangat untuk bisa mencicipi tubuh Narnia di pagi hari."Bagaimana jika kita olahraga pagi sebentar," bisik Ardi secara sensual dengan jemari menjempol menyentuh bibir merah Narnia."Amit-amit deh," seru Narnia mengempis tangan Ardi secara kasar."Wah... kau masih seperti dulu," goda Ardi yang semakin bernafsu akan perlawanan Narnia."Jangan sentuh aku," pekik Narnia merontah-rontah ketika tubuh mungil di himpit oleh Ardi.Ardi memperlihatkan
Desa xxx. Seorang pria menatapi sosok tampan yang terpantul di air sungai yang mengalir. Pria itu tersenyum lebar. Apa yang di harapkan dan di korbankan di masa lalu, kini menjadi kenyataan. “Aku kembali untuk mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini,” tawa pria itu terbahak-bahak di dalam hutan yang tidak berpenghuni. Berulang kali, pria itu masih menatapi sosok tampan yang masih terpantul di dalam air. Pria itu seakan terhipnotis akan sosok tampan yang kini menjadi wadah. “Inilah yang aku harapkan, wajah tampan, tubuh seperti atletik. Kedepan akan sangat menyenangkan,” seru pria itu yang sudah puas menatapi sosok yang kini di dapatkan. Pria itu berjalan santai tanpa busana menuju ke arah tempat dirinya pernah di korbankan 10 tahun lalu. Kedua mata pria itu melihat segala sisi tempat yang sudah di tutupi rumput tinggi. “Tidak terasa sudah 10 tahun berlalu sejak kejadian itu,” gumam pria itu menyentuh rahang yang di tumbuhi jambang tipis. Kedua mata pria itu menatapi bekas
Ardi kembali diam dan tidak tahu harus bagaimana, tetiba Ardi merasa tangisan Narnia menghilang dan tubuh Narnia lemas. "Nar, apa yang terjadi padamu?" seru Ardi yang cemas, ia berusaha mengendong Narnia ke arah ruang perawatan dan beruntungnya masih ada dokter di sana. Dokter yang kebetulan di ruangan adalah dokter spesialis tulang. "Aku tidak tahu pasien ini sakit apa, lebih baik di bawa ke rumah sakit untuk di periksa!" perintah dokter yang menyarankan Ardi membawa Narnia kerumah sakit. Ardi yang panik, segera menghubungi Andi. karena hanya Andi yang membawa mobil. Andi yang sedang makan di kagetkan oleh pangilan ponsel dari Ardi. "Iya... aku segera ke sana," ucap Andi yang meraih gelas berisi cocacola dan sempat meraih kentang goreng. Andi berjalan cepat ke arah pakiran dan ia melihat Ardi sudah mengumpat kepadanya. "Aduh.... apa yang kau lakukan padanya?" tanya Andi yang membuka pintu penumpang untuk Ardi.
Narnia yang kesal, langsung mendorong pria itu menjauh dari tubuhnya."Aku akan melaporin kamu atas pelecehan sexual, ini Amerika dan hukum adil di sini?" lanjut Narnia dengan ancamanya kepada pria yang masih duduk terdiam membisu.Andi yang sudah naik darah dan sebentar lagi akan darah tinggi. segera berjalan ke arah pria itu. lalu menarik helm pembalap dari belakang secara mendadak. hingga memperlihatkan wajah pria itu di depan Narnia.Kedua mata Narnia terbelalak besar. menatapi pria yang memiliki wajah seperti anaknya. sekaligus pria yang ia rindukan selama ini."Ardi?" ucap Narnia dengan suara bergetar."Maaf," gumam Ardi yang bergegas berdiri untuk mejauhi Narnia. ia tidak ingin ada maksud memperlihatkan diri kepada Narnia. karena kata terakhir Narnia masih tergiang-giang di telinganya.Andi menepuk dahinya dengan keras.Narnia yang sadar dari keterkejutannya, segera berlari mengejar Ardi yang berjalan menjauh dari hadapannya de
***Butuh waktu untuk Narnia menata perasaan dan segala apa yang ia lalui saat membesarkan Ardiansyah.Narnia kembali menghubungi Darwin, ia mengatakan kepada Darwin tidak bisa menerima perasaan Darwin. karena hatinya tidak ada rasa.Darwin tidak keberatan, ia menghargai keputusan Narnia yang menolaknya. karena ia sadar diri tidak akan bisa memaksa perasaan Narnia untuknya."Kapan-kapan pulang ke sini," ucap Darwin yang kini berpakaian formal yang mengajar di salah satu kampus ternama di indonesia."Iya, kapan-kapan aku akan kembali. sekarang sedang sibuk-sibuknya mendesain mobil pembalap dan bagaimana kabar yang lain?" tanya Narnia yang penasaran."Anton kini menjadi ustad dan sudah berkeluarga, Resti dan wina masih di rumah sakit jiwa. aku dan anton kadang-kadang menjenguk keduanya. tapi ya sepertinya tidak ada perkembangan sama sekali, hanya tahu dari desas desus yang beredar saja. keduanya mencuri sesuatu dari desa Lendir. hingga jadi se
***KKN desa Lendir akhirnya berakhir dengan tragedi menyedihkan dan juga membahagiakan karena banyak yang terselamatkan dan Wina terpaksa di kirim ke rumah sakit jiwa oleh kedua orang tuanya. hal ini tidak membuat Narnia bahagia. karena ia kehilangan Ardi untuk selamanya.Sedangkan Lesti merasakan ketakutan luar biasa, ia takut akan seperti Wina. sehingga selalu mengkonsumsi obat-obatan yang membuatnya mengalami depresi berat dan akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa menyusul Wina.Darwin selalu di sisi Narnia untuk mendapatkan jawaban Narnia yang tak kunjung di jawab oleh Narnia.Berapa bulan kemudian, Pihak kampus mengatakan kepada Narnia untuk melanjutkan kuliah di luar negeri sudah bisa di laksanakan. karena segala biaya sudah di bayar oleh seseorang hingga semester kuliah berakhir.Narnia tahu siapa yang melakukan semua itu, air matanya semakin deras. bersamaan dengan pihak asuransi mendatangi dirinya untuk tanda tangan surat wasiat dar