Tetangga Herman hanya menghela nafas panjang, melihat warga sekitar yang hobi mengurusi dan mengosip pekerjaan orang. bahka urusan orang juga di campurinnya untuk membuat suasana makin memanas.
Mobil pik up Herman sampai ketempat salah satu acara kampanye partai di selenggarakan. saat mobil berhenti dengan sempurna, Para pegawai Herman bergegas turun untuk memindahkan bahan bakso ke dalam ruangan yang merupakan tempat para anggota dan elit politik untuk makan siang bersama.
Kuatnya aroma kuah bakso yang di tuangkan ke dalam panci milik elit partai mengeluarkan aroma nikmat. yang membuat liur menetes di mulut para anggota partai politik yang bertugas mengawasi ruang makan.
Salah satu pegawai Herman menghidupkan gas untuk memanaskan kuah bakso dan yang lainnya menyusun pentol kuah bakso di tepian panci. Di meja, Lala dan satu pegawai muda menyusun bahan bakso seperti kecambah, sayuran hijau, kuetiaw dan mie kuning di atas meja
Sedangkan Herman sibuk meminda
BrukAndika mengebrek meja kasir dengan kuat, hingga mengejutkan berapa pengunjung yang makan di tempat. mereka menoleh ke arah Andika secara bersamaan.Sadar akan tatapan para pengunjung. Herman segera minta maaf. Bahwa ia sedang emosi karena melihat film ikatan cinta di tv.Para pengujung tertawa terbahak-bahak. Karena mereka tidak percaya, pria tipe seperti Andika melihat sinetron seperti itu. yang sebagian pengemar adalah para ibu-ibu rumah tanggaEmosi Andika masih belum surut sama sekali. Ia tidak percaya dengan kelakuan Herman yang benar-benar memanasinnya.***Keesokkan harinya, dua pasangan sejoli ini tidak masuk ke sekolah. Karena lelah bersetubuhan semalaman dengan berapa puluhan ronde yang membuar Narnia terkapar tidak bertenaga di atas tempat tidur Adam. Sedangkan Adam masih ada tenaga sedikit. Ia masih mengais sisa lendir Narnia dari inti tubuh Narnia yang belum sadarkan diri.Melihat hasilnya sedikir, Adam bergegas berd
“Puaskan dirimu, Nar. kau pasti akan merasakan kenikamtan yang luar biasa," bisikAdam yang mengecup perut rata Narnia hingga ke bagian bibir. lalu ke bagian telinga.“Anggaplah vibrator yang berada di dalam liangmu adalah rudalku,” bisik Adam dengan sensual di dekat telinga Narnia dan tak lupa salah satu tangannya meremas dada Narnia yang bergerak tidak nyaman dengan bagian bawah di siksa oleh vibrator.Narnia mengulum bibirnya, ia berusaha tenang setenangnya. Karena ia belum pernah merasakan vibrator di dalam liangnya seperti ini.“Atur nafasmu,” Adam kembali berbisik sambil mengulum puncak dada Narnia yang sudah tegang dan matanya menatap ke bagian bawah. untuk memastikan lendir yang keluarkan oleh Narnia masuk ke dalam wadah secara tepat.“Ya, seperti itu dan gerakkan pinggulmu seolah aku sedang memompa rudalku di dalam liangmu,” ucap Adam yang menutup mata Narnia dengan dasi sekolah berwarna abu-abu.
Adam dengan cepat melepaskan vibrator yang menancap di liang Narnia yang sudah berdenyut-denyut.“Ahhh..” desah Narnia dengan suara merdunya.Saat vibrator itu di ganti dengan rudal Adam yang masuk ke dalam liangnya.Narnia yang berada di atas Adam berusaha menaik dan menurunkan tubuhnya. Membuat rudal Adam keluar masuk intinya dengan cepat dan nikmat."Ahhhh..." desah Narnia dengan sura binalnya.Berapa kali Narnia berhenti karena lelah. Adam yang tidak puas, langsung menghentakkan rudalnya dari bawah. Hingga Adam terus menusukkan rudalnya dengan cepat dan menggila.Narnia berteriak tak tertahankan sambil mencengkeram bahu Adam. Ketika tubuhnya bergetar karena orgasme. Namun Adam terus menusukkkan rudalnya ketika menyemburkan sperma ke dalam liang Narnia yang sudah di siksa habis-habisan oleh vibrator barusan.“Ahhhkkk…” tubuh Narnia bergerak tak karuan di atas tubuh Adam. Ketika merasakan sperm*a Adam
***Pagi harinya, kabar Herman dan Lala akan pulang ke Jakarta pada jam dua siang. mengaketkan Narnia, yang awalnya masih mau menginap di kediaman Adam untuk bisa bercinta dengan Adam beronde-ronde."Sial, kenapa mesti pulang sih mereka. jadi semua apa yang ku inginkan jadi gagal," batin Narnia yang marah atas kedua orang tua tirinya yang pulang lebih cepat dari jadwal liburan. sehingga niatnya untu menginap di tempat Adam menjadi tidak jadi dan harus ia segera pulang kerumah. untuk menghindari apa yang dirinya lakukan selama ini di kediaman Adam.“Baru tahu pulang,” cibir Ardi yang pulang duluan kerumah. ketika melihat Narnia masuk ke dalam kerumah.“Bukan urusan mu,” balas Narnia yang bergegas naik ke atas tangga.Ardi yang hendak mengejar Narnia menjadi tidak jadi, ketika mendengar suara mobil di luar. Yang di pastikan suara mobil orang tuannya.Ardi berjalan dengan hati marah menuju ke arah pintu untuk membuka pin
Para pesaing yang kalah debat dengan Herman langsung memilih pergi dari toko baru Herman di jakarta pusat kawasan kemayoran. mereka pergi dengan sumpah serapahnya terhadapa herman dan akan melakukan hal lain untuk membuat Herman bangkrut dari bisnis yang semakin menjaya tersebut.***Sebelum pembukaan toko baru, Herman dan Lala mendatangi dukun Joko untuk meminta solusi apa yang akan di lakukannya.“Nanti saya kabarin. Sementara jalanin saja usahanya dengan baik dan jangan sampai orang lain tahu apa yang kalian gunakan untuk persugihan,” jelas dukun Joko.Herman dan Lala mengangguk mengerti dengan apa yang di katakan oleh dukun Joko. Sehingga mereka pulang dengan hati lega. Karena takut dukun Joko akan meminta tumbal yang susah mereka penuhi.Di apertemen Adam, Narnia memandangi dirinya di depan cermin. Ia menatapi kedua dadanya yang kini semakin kian membesar. Terlintas di pikirannya untuk tidak memakai bra saat kuliah nanti.Na
Sesampai di gerbang rumah, Adam memberhentikan mobilnya dan Narnia sempat menatapi Adam sesat.“Besok aku jemput,” ucap Adam dengan mencium bibir Narnia sekilas.Wajah Narnia terlihat bahagia. Ia pun segera turun dari dalam mobil Adam dan masuk ke dalam rumah.Seperti biasa berpapasan dengan Ardi yang duduk di ruang tamu dengan tangan bersedekap di dada.Narnia tidak perduli dengan keberadaan Ardi, ia berjalan melewati Ardi dengan cuek dan menaiki anak tangga dengan santainya.“Benar-benar jalang haus sentuhan,” cibir Ardi dengan suara kerasnya dan Narnia tidak perduli dengan apa yang di katakan oleh Ardi barusan.Wajah Ardi semakin hitam dan menghitam, ia bersumpah akan memberikan pelajaran pada Narnia yang lebih memihak Adam daripada dirinya.Hari mulai malam, Narnia yang sudah selesai makan. Di minta oleh Lala untuk memanggil Ardi keluar dari kamar. karena kekasih Ardi datang bertamu.Awalnya Narnia i
“Ahhh ahhh ahhha ahhh ahahhh... Ar..udah,” rintih Narnia dengan intinya yang berkedut yang menandakan akan orgasme.Ardi segera menghentikan aktivitas jarinya dan melepaskan pelukkannya.Narnia menatapi Ardi dengan tatapan marah menandakan ia sedang protes kepada Ardi.“Marah? Bukannya katanya ngak mau,” goda Ardi lalu Narnia mengerucutkan bibirnya.Ardi melihat Narnia sangat lucu, sangat manis. Ia langsung mencium bibir Narnia sesat dengan melumatnya.“Ieeehhh...lepasin,” tolak Narnia.“Narnia... Ardi sudah bangun belum?” teriak Lala dari arah bawah. karena sejak tadi tidak melihat batang hidung Ardi.Teriakan Lala membuat Narnia melotot ke arah Ardi dan tubuhnya menengang. Lalu ia bangkit dan berbalik berteriak.“Udah Bu,”Ardi berdecak kesal, karena Narnia langsung cepat-cepat berdiri dan merapikan bajunya.Sebelum Narnia membuka pintu kamar, Ardi lang
Di depan gerbang sekolah, Narnia melihat Adam di keliling oleh para fans. Ia hanya bisa menghela nafas panjang dengan perasaan sakit. Narnia ingin memiliki Adam seutuhnya, hanya menjadi miliknya seorang tanpa harus berbagi dengan wanita lain.Mata Narnia sedikit redup, ada kecemburuan besar di hatinya kepada para wanita yang mengelilingi Adam.Sedangkan Adam tidak perduli dengan Narnia yang menatapinya. Ia sibuk mencari para fans yang perawan untuk di setubuhi malam ini.Dengan putus asa, Narnia pulang ke rumah untuk istirahat. Karena tubuhnya lelah di setubuhi oleh Ardi semalam dengan gila-gilaan.***Di acara pembukaan toko baru, belum satu jam antrian yang ingin mencicipi bakso buatan Herman sudah seperti ular naga. Antrian begitu panjang sampai-sampai ada pihak kepolisian yang ikut mengamankan acara tersebut. untuk menjaga ketertiban dan keamanan para pengunjung.Herman terpaksa membagikan semua baksonya secara gratis untuk menutup t
Kedua pria masih saling tatapan penuh kebencian mau pun persaingan.Smith yang sejak tadi diam dengan rasa penasaran tinggi. Kini ia memilih bersuara untuk mendamaikan kedua pria tersebut sebelum terjadi tumpah darah.Bukannya damai, Ardi dan pria itu langsung menyerang secara dadakan.Smith yang terkejut berhasil menghindar dari keduanya. Sehingga ia selamat dari tendangan mau si pria berpakaian formal tersebut."Duhh... sial," umpat Smit yang hampir saja jadi Samsat tinju oleh kedua pria tersebut.Ardi berulang kali menghindari tendangan kaki pria tersebut yang mengarah ke arah kepala."Ternyata sekarang kau sudah bisa ilmu beladiri," Ardi yang masih menghindari tendangan dari pria itu mulai mencibir.Kesal dengan kemampuan Ardi yang meningkat tajam. Pria itu mengubah teknik berkelahi secara mendadak.Ardi yang sudah malas bermain-main. Ia segera mengayunkan salah satu kaki ke arah dada pria itu.Tubuh pria itu terpental mengenai Smith.Smith yang mencoba kabur berakhir na'as di tim
Bartender bar itu tidak bertanya lagi setelah pria itu memilih diam. Ardi yang tidak sabaran, ia berjalan ke arah pria itu dengan sikap percaya diri dan berwibawa. "Vodka satu gelas," ucap Ardi yang memesan minuman keras di saat suasana perutnya tidak baik. Pria itu menatapi Ardi sejenak di saat Ardi tidak sadar. "Anak sialan ini ternyata lebih tampan dari aku, termasuk tubuhnya juga kekar. Benar-benar tipe yang aku inginkan. Kapan aku bisa mendapatkan tubuh seperti itu," batin pria itu menatapi Ardi dari atas hingga bawah tanpa melewatkan sedikitpun. Pria itu menelan saliva dengan susah payah. Ia terobsesi untuk mendapatkan tubuh Ardi yang sempurna seperti yang di inginkan selama ini. Ardi menoleh ke arah pria itu dengan tatapan mencibir. "Ada yang salah dengan penampilan aku?" ucap Ardi dengan kata sinis. Pria itu menurunkan tatapan matanya, kemudian menghabiskan semua minuman di gelas dengan tergesa-gesa. Sejujurnya pria itu sangat takut dengan Ardi yang bisa membokar inden
"Dasar pria lemah," cibir Smith yang melihat ke arah Ardi yang muntah berulang kali. Daripada mendengar cibiran Smith yang seperti anak bebek yang berisik, Ardi memilih untuk mengeluarkan isi perut yang masih tersangkut. "Sudah aku nasehati untuk bawa kantong untuk berjaga-jaga, Kau ini kenapa bandel sih?" Smith masih tiada henti-hentinya mencibir Ardi. Kemudian bersedekap dada melihat Ardi yang mengalami penderitaan. Ardi ingin memaki-maki Smith dengan sumpah serapah, Tapi niat tersebut tidak bisa di lakukan sekarang. Melihat Ardi masih muntah, Smith berinsiatif membawa Ardi keluar dari dalam ruangan. Sedangkan para pekerja masih mengumpulkan bukti yang ada di TKP untuk menemukan siapa pelaku pembunuhan dan indentitas korban. Di dalam mobil, Smith menyerahkan satu tablet obat mual dan satu botol air mineral untuk Ardi. Ardi menatapi kebaikkan Smith dengan tatapan curiga. Tahu apa maksud tatapan Ardi yang menyebalkan itu. Smith menghela nafas panjang. Kemudian memperlihatkan w
Narnia yang sedang makan roti panggang, ia menaikkan sebelah alis dengan memperlihatkan wajah binggung atas perkataan Ardi barusan."Jangan sok polos, kita bukan anak kecil lagi. Apa kau lupa dengan apa yang kita lalui bersama," ucap Ardi yang berjalan mendekati Narnia. Kemudian menaikkan dagu Narnia dengan jemari.Narnia menatapi pria di depan dengan tatapan benci,marah, jijik dan sebagainya. "Bagaimana aku bisa lupa sikap bejadmu itu," batin Narnia yang asli marah kepada Ardi.Melihat Narnia yang hanya diam diri tanpa perlawanan, Ardi semakin semangat untuk bisa mencicipi tubuh Narnia di pagi hari."Bagaimana jika kita olahraga pagi sebentar," bisik Ardi secara sensual dengan jemari menjempol menyentuh bibir merah Narnia."Amit-amit deh," seru Narnia mengempis tangan Ardi secara kasar."Wah... kau masih seperti dulu," goda Ardi yang semakin bernafsu akan perlawanan Narnia."Jangan sentuh aku," pekik Narnia merontah-rontah ketika tubuh mungil di himpit oleh Ardi.Ardi memperlihatkan
Desa xxx. Seorang pria menatapi sosok tampan yang terpantul di air sungai yang mengalir. Pria itu tersenyum lebar. Apa yang di harapkan dan di korbankan di masa lalu, kini menjadi kenyataan. “Aku kembali untuk mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini,” tawa pria itu terbahak-bahak di dalam hutan yang tidak berpenghuni. Berulang kali, pria itu masih menatapi sosok tampan yang masih terpantul di dalam air. Pria itu seakan terhipnotis akan sosok tampan yang kini menjadi wadah. “Inilah yang aku harapkan, wajah tampan, tubuh seperti atletik. Kedepan akan sangat menyenangkan,” seru pria itu yang sudah puas menatapi sosok yang kini di dapatkan. Pria itu berjalan santai tanpa busana menuju ke arah tempat dirinya pernah di korbankan 10 tahun lalu. Kedua mata pria itu melihat segala sisi tempat yang sudah di tutupi rumput tinggi. “Tidak terasa sudah 10 tahun berlalu sejak kejadian itu,” gumam pria itu menyentuh rahang yang di tumbuhi jambang tipis. Kedua mata pria itu menatapi bekas
Ardi kembali diam dan tidak tahu harus bagaimana, tetiba Ardi merasa tangisan Narnia menghilang dan tubuh Narnia lemas. "Nar, apa yang terjadi padamu?" seru Ardi yang cemas, ia berusaha mengendong Narnia ke arah ruang perawatan dan beruntungnya masih ada dokter di sana. Dokter yang kebetulan di ruangan adalah dokter spesialis tulang. "Aku tidak tahu pasien ini sakit apa, lebih baik di bawa ke rumah sakit untuk di periksa!" perintah dokter yang menyarankan Ardi membawa Narnia kerumah sakit. Ardi yang panik, segera menghubungi Andi. karena hanya Andi yang membawa mobil. Andi yang sedang makan di kagetkan oleh pangilan ponsel dari Ardi. "Iya... aku segera ke sana," ucap Andi yang meraih gelas berisi cocacola dan sempat meraih kentang goreng. Andi berjalan cepat ke arah pakiran dan ia melihat Ardi sudah mengumpat kepadanya. "Aduh.... apa yang kau lakukan padanya?" tanya Andi yang membuka pintu penumpang untuk Ardi.
Narnia yang kesal, langsung mendorong pria itu menjauh dari tubuhnya."Aku akan melaporin kamu atas pelecehan sexual, ini Amerika dan hukum adil di sini?" lanjut Narnia dengan ancamanya kepada pria yang masih duduk terdiam membisu.Andi yang sudah naik darah dan sebentar lagi akan darah tinggi. segera berjalan ke arah pria itu. lalu menarik helm pembalap dari belakang secara mendadak. hingga memperlihatkan wajah pria itu di depan Narnia.Kedua mata Narnia terbelalak besar. menatapi pria yang memiliki wajah seperti anaknya. sekaligus pria yang ia rindukan selama ini."Ardi?" ucap Narnia dengan suara bergetar."Maaf," gumam Ardi yang bergegas berdiri untuk mejauhi Narnia. ia tidak ingin ada maksud memperlihatkan diri kepada Narnia. karena kata terakhir Narnia masih tergiang-giang di telinganya.Andi menepuk dahinya dengan keras.Narnia yang sadar dari keterkejutannya, segera berlari mengejar Ardi yang berjalan menjauh dari hadapannya de
***Butuh waktu untuk Narnia menata perasaan dan segala apa yang ia lalui saat membesarkan Ardiansyah.Narnia kembali menghubungi Darwin, ia mengatakan kepada Darwin tidak bisa menerima perasaan Darwin. karena hatinya tidak ada rasa.Darwin tidak keberatan, ia menghargai keputusan Narnia yang menolaknya. karena ia sadar diri tidak akan bisa memaksa perasaan Narnia untuknya."Kapan-kapan pulang ke sini," ucap Darwin yang kini berpakaian formal yang mengajar di salah satu kampus ternama di indonesia."Iya, kapan-kapan aku akan kembali. sekarang sedang sibuk-sibuknya mendesain mobil pembalap dan bagaimana kabar yang lain?" tanya Narnia yang penasaran."Anton kini menjadi ustad dan sudah berkeluarga, Resti dan wina masih di rumah sakit jiwa. aku dan anton kadang-kadang menjenguk keduanya. tapi ya sepertinya tidak ada perkembangan sama sekali, hanya tahu dari desas desus yang beredar saja. keduanya mencuri sesuatu dari desa Lendir. hingga jadi se
***KKN desa Lendir akhirnya berakhir dengan tragedi menyedihkan dan juga membahagiakan karena banyak yang terselamatkan dan Wina terpaksa di kirim ke rumah sakit jiwa oleh kedua orang tuanya. hal ini tidak membuat Narnia bahagia. karena ia kehilangan Ardi untuk selamanya.Sedangkan Lesti merasakan ketakutan luar biasa, ia takut akan seperti Wina. sehingga selalu mengkonsumsi obat-obatan yang membuatnya mengalami depresi berat dan akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa menyusul Wina.Darwin selalu di sisi Narnia untuk mendapatkan jawaban Narnia yang tak kunjung di jawab oleh Narnia.Berapa bulan kemudian, Pihak kampus mengatakan kepada Narnia untuk melanjutkan kuliah di luar negeri sudah bisa di laksanakan. karena segala biaya sudah di bayar oleh seseorang hingga semester kuliah berakhir.Narnia tahu siapa yang melakukan semua itu, air matanya semakin deras. bersamaan dengan pihak asuransi mendatangi dirinya untuk tanda tangan surat wasiat dar