Share

Lautan Asmara

Mas Yudis berbalik ke arahku, mendekat dengan senyum mengembang. Sementara aku masih menyembunyikan tubuh di dalam selimut. Hanya terlihat kepalaku saja.

"Apa ACnya terlalu dingin, Sayang?" tanya Mas Yudis lembut.

Dipanggil sayang begitu pipiku terasa panas. Dadaku seperti ada yang menggedor-gedor.

"Oh, enggak, Mas," jawabku gugup.

Mas Yudis mengernyitkan dahi, kemudian duduk di tepi ranjang. Tepat di sebelahku.

"Terus kenapa selimutan sampai atas begitu?" tanyanya heran.

Aku menggigit bibir, malu mengatakannya. "Emh, itu, Mas, emh ... aku ... aku enggak ada baju ganti," jelasku malu-malu.

"Loh, bukannya Adista sudah aku minta buat nyiapin perlengkapanmu?"

Tak menunggu jawabanku, Mas Yudis langsung melangkah menuju lemari yang khusus disediakan untukku. Aku menutup mata dengan kedua telapak tangan saat dia membukanya. Penasaran dengan reaksi Mas Yudis aku mengintip dari celah jari.

Lelaki itu terlihat memegangi lingerie merah menyala. Senyum lebar tampak di wajahnya. Kemudian menaruh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status