Share

Tidak Peduli

Ena, kembali ke rumahnya, memasuki kamar dan menyandarkan punggungnya di pintu kamar. Air mata mengucur deras di pipinya, tapi bukan untuk menangisi Haris. Tapi untuk pernikahannya yang hancur setelah melewati 25 tahun. Ena melangkah gontai masuk ke kamar mandi, di tengah guyuran air shower, ia menangis, meluapkan segala amarah dan kesedihan. Hingga ia berhasil menguasahi emosinya. Ena menghembus napas pelan, kemudian beranjak keluar kamar mandi, dan berganti baju, duduk di meja rias, memberi polesan sedikit di wajahnya yang masih memancarkan kecantikan.

Jam dinding menunjukkan pukul enam pagi, ia pun berjalan memasuki kamar Nana, dilihatnya putri bungsunya masih terlelap tidur, kini langkahnya semakin dekat. Ena duduk di ranjang dan mengusap lembut rambut Ena. Sentuhan lembut Ena, membuat Nana terbangun.

“Mamah,” ucap Nana pelan.

“Nana, Mamah ingin bicara.” Ena, berucap dengan bibir bergetar, membuat Nana bangkit dari tidurnya, dan duduk menghadap Ena.

“Ada apa Mah, kenapa Mamah nam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status