Beranda / Urban / PERJAKA MENIKAHI JANDA / Membahas Perbedaan Umur

Share

Membahas Perbedaan Umur

Penulis: Erwin Fathar
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-07 18:56:45

"Mas, aku mau ngomong serius ini," ucap Nisa mendekatiku.

"Kenapa Nis," aku menggeser posisi anaknya menyamping.

"Aku takut Mas, jika umurku nanti berkurang dan aku bertambah tua, kamunya bertambah dewasa, apa yang terjadi nanti, apa bila tidak lagi bisa melayanimu," ungkap Nisa dengan perlahan.

Sontak aku terdiam dengan perkataannya, berpikir sejenak membayangkan perbedaan umur aku dengannya. Saat ini Nisa berumur 36 tahun, andai menikah di tahun ini. 14 tahun kemudian umurnya jika panjang menjadi 50 tahun dan aku menjadi 38 tahun. Omongannya menggores angan-anganku.

"Mas, kok diam saja. Nah! Kamu membayangkannya ya, saat nanti aku tua dan kamu baru dewasa matang," Nisa mencolekku yang diam.

"Eh, gak Nis. Bukan gitu! Aku gak masalah kok, menjalani alur saja," aku menjawab seperti itu.

"Bohong Masnya, ih! Jujur saja Mas, pentingnya kamu memikirkan ke depannya, bagaimana nanti kalau aku tidak lagi bisa melayani kamu, sedangkan usia kematangan kamu nanti lagi sedang hot-hotnya, apa masih mau melanjutkan? Atau mundur sampai sini saja," tegas Nisa.

"Lanjut Nis, aku sudah yakin dan benar-benar telah jatuh hati pada kamu," sahutku.

"Gak apa-apa Mas, kalau kamu mau pikirkan kembali, gak harus bicarakan sekarang, yakinkan dulu, bagaimana?" Nisa meminta agar aku jangan terburu-buru memutuskannya.

"Pokoknya aku sudah yakin, Nis, tetap pada keinginan hatiku, serius mau menikah dengan kamu secepatnya kalau perlu," aku menjawab sesuai hati.

"Apa? Kamu mau secepatnya! Serius Mas. Kapan itu Mas, kalau memang sudah yakin ya, kamu tanyakan dulu keluarga kamu, belum tentu jugakan orang tua kamu merestui," Ujarnya.

"Iya Nis, seriuslah, ya udah nanti Mas coba ngomong dulu sama orang tua Mas," menjawabnya dengan penuh keraguan di hati karena belum tahu apa nanti yang akan orang tuaku katakan.

"Ya sudah Mas, semoga direstui ya, Mas, biar cepet halal, hee," cetusnya tersenyum membuatku melupakan ketakutanku.

"Aamiin, iya jandaku, heee."

"Kita mau kemana lagi Mas," tanya Nisa.

"Duduk dan ngopi yuk," aku mengajak mencari tempat untuk ngopi.

"Ayuk, Mas suka ngopi ya."

"Iya Nis, Mas suka kopi."

"Kopi apa Mas, hitam, ya."

"Apa saja Nis, kadang kopi hitam atau yang lainnya."

Masih berjalan mencari tempat duduk dan bisa meminum kopi dengan santai, aku masih menggendong anaknya Nisa, sepertinya ini anak sudah nempel sekali. Apakah ini naluri anak yang membuatku jadi yakin untuk menikahi Nisa.

"Nah, kita ngopi di situ aja, Nis," aku menunjuk sebuah tempat yang sedang sepi saat itu.

"Boleh, Mas."

Kami lanjut melangkah dan masuk ke dalam, mencari tempat duduk yang paling enak menurutku dan jauh dari kasir.

Setelah duduk aku pindahkan Dede, kepangkuan Nisa.

"Om pesan dulu, ya. Kamu mau kopi apa? Nis," tanyaku.

"Aku mah, kopi cream saja Mas," cetus Nisa.

"Ya udah, sebentar ya, De."

Aku mengusap Dede dan Nisa tersenyum dengan manisnya, seperti biasa senyumannya itu mampu menembus dengan kecepatan yang luar biasa.

Melangkah menuju kasir dan memesan.

"Mba, kopinya dua, ya. Kopi cream saja," aku memesan.

"Baik Mas, nanti diantarkan kopinya." Jawab Mbaknya.

Lanjut aku kembali ke mejaku, dari kejauhan melihat Nisa tersenyum lagi kepadaku.

"Ini Nisa, gemesin terus, ih." 

Ungkapku dalam hati sembari berjalan ikut tersenyum juga memandanginya. Jiwa mudaku meronta-ronta. Rasa nafsu melanda jiwa namun aku mampu mengendalikannya. Selama ini pergaulanku yang penuh kesibukan, bisa melewati semua dengan kegiatan yang positif dan menjauhi pergaulan yang negatif.

Sampai di hadapan Nisa dan aku duduk kembali berdekatan dengannya.

"Kamu pesan kopi apa? Mas."

"Sama Nis, kopi cream juga, hee."

"Dih, ikut-ikut! Sok yes kamu, Mas, haaa."

"Supaya jadi sehati, Nis, uhuhhuh."

"Ciee, udah Mas, makanya cepetan kalau memang mau sehati, nanti aku yang buatkan kamu kopi dan masakin kamu, haaa."

"Hemm, enak kali ya, Nis."

"Ya enaklah Mas, saling memberi semangat dan perhatian."

"Ah, Mas jadi pengen segera deh, besok deh Mas mau ngomong sama orang tua."

"Yakin, Mas, apa gak mau mengenal lebih lama lagi."

"Ya sama aja Nis, kalau sudah menikah baru bisa kenal, kalau jauhan gimana kenalnya, yang ada Masnya cemburu terus lihat banyak yang menggoda kamu."

"Eh, Mas. Aku gak pernah meladeni buaya-buaya darat itu loh, sebatas komen saja, yang inbox aku acuhkan, apa lagi yang udah mulai rese atau jorok, langsung aku blok. Kalau di komen umum jadi terlihat, aku gak sembarangan Mas chat di inbox."

Perkataan Nisa membuat aku semakin yakin dengan pilihan aku ini, rasanya sudah bulat tekatku menikahinya.

"Bagus itu Nis, Mas suka yang begitu, tidak genit dan tebar pesona."

"Ya sudah nanti demi Mas, aku akan hapus foto-fotoku di sosial media, bagaimana?"

Nisa mengambil kuputusan membuatku merasa dihormati dan didengarkan.

"Beneran Nis, kalau memang kamu mau seperti itu lebih baik dan bagus."

"Beneran Mas, apa perlu sekarang?" 

Nisa menantang mau menghapusnya sekarang.

"Ya jangan sekarang juga Nis, terserah kamu deh, heee."

"Ya sudah sambil ngopi aku hapusin foto-fotonya."

Ternyata Nisa beneran melakukan itu, aku semakin senang saja.

"Permisi, kopi creamnya."

Pesanan kopi telah sampai, kami menikmati suasana sembari meminum kopi, menghabiskan waktu bersama.

"Suuts ... Sutts, Nis. Dede ngantuk tuh," lirih pelan suaraku dan mencolek Nisa.

"Oh iya, Mas," Nisa merebahkan pada sofa di dekatnya.

Melanjutkan lagi saling bertanya dan berserita. Aku lupa hingga memegang tangannya.

"Mas, sabar, nanti Mas nafsu lagi," Nisa melepaskan genggamanku secara perlahan.

"Ma ... Maaf Nis, gak sengaja," ucapku.

"Gak apa-apa Mas, aku cuma takut Masnya nafsu," jawab Nisa merapikan rambutku.

Gemetar rasanya saat Nisa mengusap rambutku dengan lembutnya, berasa aku diperhatikan dan disayang. Jujur memang hawa nafsu itu telah merengkuh hatiku, hingga tadi aku terlupa menggengam tangannya.

… Sekarang atau lima puluh tahun lagi

Ku masih akan tetap mencintaimu

Tak ada bedanya rasa cintaku

Masih sama seperti pertama bertemu

Jiah, lagu dan musik terdengar membuat kami berdua semakin menikmatinya.

Bersambung.

Bab terkait

  • PERJAKA MENIKAHI JANDA   Orang Tua tidak Mengizinkan Aku Menikah Dengan Janda Anak 3

    "Eh, Nis. Kenapa lagunya sesuai dengan apa yang ada di hatiku, ya. Bisa aja nih yang memutarnya," aku bernyanyi mengikuti."Semoga Mas tidak berubah walau nanti umurku sampai 50 tahun lagi, heee," ungkap Nisa."Salat dulu yuk, Nis.""Ya sudah Mas salat dulu, aku menunggu di sini, aku sedang tidak salat.""Sebentar ya, Nis."Aku meninggalkan Nisa sebentar dan anaknya yang masih tidur di sofa. Mencari mushola di dalam Mal.Setelah selesai beribadah aku kembali lagi."Sudah ya, Mas," sembari Nisa tersenyum."Sudah Nis, terus kita mau kemana, lagi," aku membalas senyum dan duduk lagi di dekatnya.Nisa merapikan lagi rambutku, aku pasrah dan diam saja seperti anak yang mau pergi ke sekolah. Satu sisi merasakan seperti itu dan di sisi lain merasa disayang. Lalu merapikan kemejaku juga. Habis ini sepertinya aku bakal cium tangannya nih, heee. Be

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • PERJAKA MENIKAHI JANDA   Tidak Dapat Warisan Jika Memaksakan Nikah Dengan Janda

    "Nak, Bapak mau ngomong, bisa telepon Bapak, sekarang!"Masuk pesan dari Bapakku dan aku membaca pesan itu."Sepertinya Bapak marah nih, duh gimana ya?"Gumamku sambil berpikir kira-kira apa yang akan Bapak katakan, ya. Aku telepon saja deh.Tut ... Tut ..."Assalammualaikum, Pak," Bapak menjawab panggilan teleponku."Waalaikum salam Nak, kata Ibu calon kamu Janda, kenapa cari janda Nak! Yang masih Gadis banyak, pokoknya Bapak tidak setuju!" Ucap Bapak dengan nada marah."Yah Bapak, dia baik Pak dan juga masih terlihat muda," rayuku."Kamu ini Nak! Secantik apapun tetap saja namanya umur tidak akan bisa dibohongi, kalau dia bisa melahirkan lagi, kalau gak? Gimana! Memangnya kamu tidak mau punya keturunan dari Istrimu, andai juga dia bisa melahirkan, apa nanti umurnya yang sudah tua bisa mengurus anak-anaknya, sudah pasti akan kerepotan, sebaliknya jadi kamu yang kesulitan mengatur waktu

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • PERJAKA MENIKAHI JANDA   Orang Tuaku Berencana Menjodohkanku Dengan Seorang Gadis

    "Nah, ini kopinya Bro, minum dulu, loe mau curhat apa, Bro."Temanku membawakan dua gelas kopi untuk aku dan untuknya."Gue mau curhat masalah nikah, Bro, cuma gue jatuh hati dengan janda anak tiga, sedangkan keluarga gue gak setuju, kalau gue tetep nikah kata Bapak gue gak bakalan dapet warisan.""Wah! Loe dah, kenapa nyarinya janda, ya jelas aja berat keluarga loe menerimanya, eh! Jandanya pasti umurnya lebih tua jauh dari umut loe, ya?""Iya, waduh! Kok loe tahu sih, Bro.""Ya, kalau umurnya sepantaran loe sih, pasti setuju aja orang tua loe, repot Bro.""Yah Bro, gue udah bener-bener jatuh cinta Bro.""Parah loe dah, kayak apa sih wajahnya sampai loe jatuh cinta begitu, ada fotonya? Gue lihat coba!""Ada ... Bentar."Aku mengambil ponselku di atas meja dan mencari fotonya yang pernah aku ambil dari sosial medianya secara

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-10
  • PERJAKA MENIKAHI JANDA   Semakin Cinta

    Pagi ini aku bangun dengan lebih bersemangat lagi, setelah semalam video call Nisa dengan penuh mesranya, ahay.Hingga pagi ini masih sulit dilupakan wajahnya, dasternya dan apa lagi ya, apakah aku semakin cinta? Sepertinya, iya. Masalahnya andai aku melihat wajahnya merasa bahagia dan mendapatkan pesan darinya sudah sangat senang.Cling ....Pesan masuk dan aku melihat pesan itu dari Nisa, segera aku membacanya."Assalammualaikum, pagi Mas, jangan lupa sarapan, ya."Membacanya dengan tersenyum dan aku membalasnya dengan cepat."Walaikum salam Nis, iya nanti makannya, ini mau mandi dulu."Aku membalasnya."Auuu ... Kelihatan nanti Mas, heee, ya dah sana mandi," canda Nisa."Awas jangan ngintip Nis, hee, ya sudah nanti sambung lagi Nis.""Iya Mas, enggak ngintip, ya sudah nanti kabarin kalau sudah sarapan ya, Mas.""Iya Nis."Aku menyudahi dulu senyum-senyumnya, bisa saja Nisa meledekku, a

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • PERJAKA MENIKAHI JANDA    Mengajak Nikah

    Aku harus mencari orang untuk sementara menggantikan karyawanku yang akan mudik hari senin nanti, Oh iya! Coba aku tanyakan saudaranya Nisa, mungkin saja ada yang mengganggur. Telepon atau ngomongnya kapan, ya? Hemm ... Sekarang aja kali, deh.Rencana akan bertemu Nisa lagi esok hari. Mungkin akan berbeda lagi dikarenakan anak-anaknya ikut semua. Wah! Harus siap dan bersikap dewasa lagi nih."Nak, kenapa kamu tidak telepon Bapak!" Pesan masuk dari bapakku.Aduh Bapakku tiap hari menanyakan itu terus, jadinya aku malas menelponnya. Aku harus bilang apa, lagian sudah gak mungkin juga aku mau dengan gadis itu lagi.Semoga saja Bapak sadar dengan caraku seperti ini, supaya tidak menjodohkanku terus."Bunda, lagi apa?"Aku mengirim pesan dengan penuh cinta.Pesan dibalasnya dengan cepat."Lagi sama anak-anak nih, Ayah," balas Nisa."Besok jadi ketemuannya, Bun.""Ya, terserah Ayah, Bunda ikut saja."

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-16
  • PERJAKA MENIKAHI JANDA   Nafsu

    Setelah menutup kios aku mengambil ponselku. Masuk pada aplikasi hijau dan mengklik histori chat paling atas, siapa lagi kalau bukan seseorang yang saat ini dekat denganku yaitu Nisa. Kemudian aku mengirimkan pesan hendak menanyakan kelanjutannya besok."Bunda kok belum ada kabar? Jadi bagaimana," pesan aku tambahkan emot harapan.Tidak lama kemudian masuk pesan balasan."Maaf ya Ayah, tadi Bunda sibuk mempersiapkannya , dah gitu mau tahu enggak Yah, anakku yang Gadis ngambek ingin ikut juga, ini Bunda dari tadi membujuknya agar engggak usah ikut dan di rumah saja. Terus gimana Yah? Boleh enggak, soalnya kekeh mau ikut juga."Hemmm ... Ya sudah ajak saja Bun, tapi enggak apa-apa gitu tidurnya nanti, soalnya Ayah sewa kontrakannya kecil."Yah enggak masalah Ayah, yang penting bisa tidur, besok mau jemput jam berapa Yah atau Bunda naik mobil online saja.""Nah, bener tuh Bun, ide bagus naik online saja, jadi Ayah ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-17
  • PERJAKA MENIKAHI JANDA   Nisa Cemburu Dengan Anaknya

    Pagi ini langit nampak cerah, secerah hatiku yang sedang menantikan kedatangan Nisa bersama ketiga anaknya. Bagaikan bunga yang tumbuh mekar di taman, sedap dipandang dan indah dimata. Semua terlihat mempesona, menenangkan hidup dan mendamaikan hatiku.Aku telah memberikan alamat lokasi yang akan di tuju. Ya, kontrakan rumah nantinya Nisa dan anak-anaknya tempati, mereka jadi lebih dekat dari kios dan tempat tinggalku.Ting ....Bunyi pesan masuk dan segera aku membukanya."Ayah, sebentar lagi Bunda berangkat, ya."Pesan itu dari Nisa, wanita yang sedang aku tunggu dan nantikan. Segera aku membalasnya."Ya sudah Bun, hati-hati ya, jangan sampai ada yang tertinggal, kabarin ya Bun, kalau sudah mau sampai.""Iya, Ayah."****"Kalian nanti kalau di sana jangan minta ini itu ya, sama calon Ayah kamu."Tanya Nisa kepada anak-anaknya saat hendak menunggu mobil online yang telah dipesan."Iya B

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-20
  • PERJAKA MENIKAHI JANDA   Aku Gemas Dengan Nisa

    Memulai hari ini dengan bismillah, karrna hari ini aku berjualan dengan ditemani Nisa, karyawanku sudah pulang kampung berangkat dini hari tadi. Aku juga telah memberikannya uang dan ongkos transportasi, semoga hari ini ramai seperti biasanya. Hasil penjualan bukan hanya untuk aku saja, melainkan ada beberapa kepala yang insya Allah menjadi ladang pahala untukku dan mudah-mudahan berjalan dengan lancar.Jarak kontrakan Nisa dan rumahku serta kios hanya 500 meter, tetap saja aku masih komunikasi lewat ponsel, heee."Bunda, sudah bangun belum?" Aku mengirim pesan pagi hari sekali."Udah, Yah, Bunda jam berapa ke kios, Yah," balasan Nisa cepat."Anak-anak buatin sarapan dulu Bun, Ayah tunggu di depan ya, kita belanja sayuran dan lain-lain, yuk," pintaku pada pesan."Ya udah Yah, sekarang Bunda ke depan ya, Yah," balasnya mengiakan."Oke Bun, Ayah sekarang ke depan."Asik, senangnya pagi-pagi sudah bersama dengan orang yang tercinta. Kemudian aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-22

Bab terbaru

  • PERJAKA MENIKAHI JANDA   MENDATANGI RUMAH ORANG TUA MEMINTA IZIN MENIKAH

    Aku dan Nisa telah sampai pada sebuah rumah yang terlihat lumayan cukup luas, dengan warna cat kuning terkesan jelas bentuknya. Pekarangan halaman dengan berbagai macam pepohonan menambah mendamaikan hati. Ya, aku tengah berdiri di depan rumah Bapakku. Di wilayah ini Bapakku merupakan orang terpandang karena memiliki sawah yang luas serta perkebunan, memperkerjakan para petani yang berasal dari lingkungan daerah ini juga.Aku menoleh memandangi Nisa yang sedikit takjub melihat rumah Bapakku, jantung ini semakin berdegub kencang. Sempat aku hentikan langkahku untuk menghela nafas, mencoba menenangkan diri sebelum masuk ke rumah.Nisa merapikan dirinya dan mengusap serta membersihkan wajahnya."Yah, aku kok deg-degan, ya," lirih Nisa melepaskan genggaman tanganku."Sama Bun, Ayah juga nih, heee," cetusku mengelus dada."Dih Ayah, kok Ayah ikutan sih, masa sama orang tua sendiri Ayah takut, hayoo ... Karena aku seorang janda, ya," Nisa melontarkan kata-kata yang membuatku kaget."Eh, gak

  • PERJAKA MENIKAHI JANDA   Kenikmatan Sesat

    Aku membayar dan memberikan kartu identitasku, lalu kami di arahkan menuju ke kamar. Aku lihat Nisa hanya diam saja, masih aneh! Gumamku dalam hati. Kenapa ia tidak seperti biasa yang ada rasa takut jika terjadi suatu hal karena berdua dalam satu kamar, seringnya Nisa yang selalu mengingatkan supaya menjauhi agar menjaga sampai menikah. Tapi, ini kok malah ia yang mengajak, senyumnya serasa menghilang.Krek ...."Silahkan masuk Pak, mau ada pesanan lain, teh panas atau kopi mungkin?" tanya staff penginapan."Boleh deh Pak, teh manis panas dan kopi panas, ya," jawabku dan memesannya."Baik Pak, sebentar, ya," staff itu meninggalkan kamar kami.Aku merapatkan pintu kamar menunggu pesanan minumanku diantar."Ya udah, kamu tiduran dulu, Bun, Yah dah pesan teh manis," ucapku pada Nisa.Perlahan Nisa merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, aku menunggu duduk di bangku, sembari mengecharge ponselku."Tok ... Tok, permisi," suara dari lu

  • PERJAKA MENIKAHI JANDA   Rumah Nisa Horor

    Aku memberanikan diri mengajak Nisa menemui kedua orang tuaku di kampung. Berhubung karyawanku sudah kembali. Jadi, kios sudah ada yang menjaganya.Rencananya besok aku dan Nisa berangkat. Sementara anak-anak di titipkan kepada saudaranya.Segera aku mempersiapkan semuanya."Semoga saja, Bapak dan Ibu menyetujuinya," gumamku sembari mengemas beberapa pakaian untuk aku bawa."Bunda, kamu udah siap-siap belum," tanyaku pada Nisa."Udah Yah, jam berapa kita berangkat Yah, menitipkan anak-anak dulu ya, Yah," cetus Nisa."Sore ini kali ya, Bun, jadi Ayah bermalam dulu di rumah kamu, besok pagi baru kita berangkat, gimana?" Pintaku."Ya udah Yah, Bunda bergegas kalau gitu," Nisa mengiakan.Aku memberi penjelasan pada karyawanku dan mempercayai semuanya untuk beberapa hari saja dan menekankan agar menjaga kesehatan, jangan paksakan jika sudah letih atau kondisi warung ramai, tidak harus tutup malam."Ayo Bun, kita berangkat," cel

  • PERJAKA MENIKAHI JANDA   Pelet Dan Sihir Dari Mantan Suami

    Pov : Yudi"Lihat aja! Gue, enggak akan tinggal diam, pokoknya berbagai cara pasti gue lakukan untuk mendapatkan Nisa kembali atau gue, buat Nisa tidak tidur nyenyak."Yudi berucap dalam hati, langkahnya dengan penuh kebencian karena kekecewaan seusai ke luar dari kontrakan Nisa. Hatinya telah tertutup kabut hitam, bisikkan jahat telah merasukinya."Ayo Pak, kita pulang," pintanya pada Supir yang telah menunggu cukup lama."Oke, Pak," Pak Supir tidak banyak berkata, melihat raut wajah Yudi yang terlihat berubah penuh dengan amarah.Pak Supir masuk ke dalam mobil, menyalakan mobil. Yudi duduk di bangku depan. Ia mengeluarkan ponsel dari sakunya, membuka menu kontak dan menskrolnya mencari sebuah nama kontak teman lamanya. Yudi membutuhkan bantuan perihal infornasi masalah pelet dan sihir. Berapapun biayanya akan ia bayar, asalkan mampu dan berhasil, apa yang menjadi keinginannya terwujud.Yudi telah menemukan kontak temannya lalu mengirim pesan

  • PERJAKA MENIKAHI JANDA   Ribut Dengan Mantan Suaminya(2)

    Hari yang paling tidak mengenakkan adalah disaat mantan Suaminya bertemu anaknya dan bersama itu juga aku melihatnya serta duduk bersama. Apa lagi dengan cara bodoh yang ia lakukan menguntil diam-diam, rasa cemburu ditambah terbakar lagi karena kini, ia mengetahui rumah kontrakan yang di tempati Nisa dan anak-anaknya.Aku emosi dan segera menghampirinya."Ayuk Bun, kita ke kontrakan, maunya apa sih mantan Suami kamu itu, enggak punya etika banget," ucapku."Ya udah yuk, Yah. Tapi jangan ribut ya Yah, ingat tetangga berdempetan, kalau kita diusir gimana? Wilayah ini juga kan tempat Ayah cari rejeki," tutur Nisa."Iya, ya. Bener juga kamu Bun," gumamku dalam hati sambil memikirkan perkataan Nisa, ada benarnya juga, ya. Bisa jelek di mata pelangganku nantinya."Oke, Bun, Ayah enggak akan marah-marah, kok," sahutku.Aku dan Nisa berjalan keluar kios, langkahku terasa malas dan berat. Panas mentari semakin menampakkan sinarnya, seiring bara di hatiku

  • PERJAKA MENIKAHI JANDA   Ribut Dengan Mantan Suaminya(1)

    Aku telah sampai dan berhenti tepat di gang rumah kontrakan Nisa. Kemudian aku membayar tarif taksi online, aku turun terlebih dahulu untuk menggendong anaknya Nisa, membuka pintu belakang mobil dan meraih anaknya yang tengah tertidur. Disusul kedua anaknya turun melalui pintu belakang mobil sebelah kanan.Terlihat wajah yang masih mengantuk diantara anak-anaknya, kami berjalan masuk melalui gang bersama-sama."Yah, tumben rame sih, Ibu-ibu," bisik Nisa."Udah biarin saja, permisi saja Bun, lirihku perlahan."Permisi, Bu ...," Aku dan Nisa berucap."Wah, habis jalan-jalan nih, Mas Farhan dan Mba Nisa," celetuk salah satu Ibu-Ibu."Iya Bu, persiapan nikah," aku menjawabnya dengan sengaja dan Nisa tersenyum mengangguk."Oh ya udah kalau gitu, cepat-cepat deh, Mas," Ibu itu menjawab.Jawabannya mengandung makna yang tidak mengenakkan."Insya Allah, Bu," ujarku sambil melangkah melanjutkan berjalan.****Kembali ke Yudi.

  • PERJAKA MENIKAHI JANDA   Mantan Suami Nisa Membuntuti Laju Mobil

    Pov : YudiSetelah kejadian itu, Rina masih terlihat murung bersedih dan Yudi terus menenangkannya agar Rina percaya dan tidak memperkarakan masalah itu. Akhirnya Yudi berhasil dengan segala bujuk rayunya, malam itu tepatnya pukul 11 malam Rina minta diantar pulang ke rumahnya dan Yudi mengiakannya.Kebetulan sekali Rina ingin pulang, dalam hati Yudi berkata, karena besok mau menemui Nisa dan anak-anaknya."Janji ya, Mas, enggak akan ninggalin aku," ucap Rina sebelum meninggalkan kamar hotel."Iya De, Mas sangat ingin menjadi Suami kamu, percaya deh, kamu tinggal bilang maunya kapan," jawab Yudi sembari membelai rambut Rina."Iya Mas, tunggu waktu yang tepat, sampai orang tuaku datang dan pulang ke rumah," sahut Rina."Iya De, Mas tunggu."Mereka telah siap dan Yudi telah memesan taksi online. Jemputan datang, Yudi dan Rina meninggalkan kamar hotel.Mobil menunggu di parkiran, melangkah turun menghampiri mobil, sikap Rina semakin man

  • PERJAKA MENIKAHI JANDA   Yudi Merenggut Rina Dalam Pelukannya

    Pov : YudiUsai makan siang dengan Rina wanita yang ia kenal di sebuah Mall dan merupakan karyawati toko. Yudi merasa tertarik dan ingin berusaha membuat Rina mau datang ke kamar hotelnya. Upaya awalnya mengajak makan sudah, memperlihatkan uang yang banyak juga sudah. Kini, tinggal merayu Rina, keinginan Yudi terhadap Rina untuk dapat memiliknya."Rin, ini Mas Yudi, kamu pulang jam berapa?" Yudi mengirim pesan pada Rina, sesudahnya sampai di kamar hotel.Merasakan ponselnya bergetar di balik kantong celana belakangnya, Rina mengambilnya dan membuka handphonenya. Setelah melihat pesan itu dari Yudi, Rina tersenyum, segera membalasnya."Pulang sore Mas, kenapa?" Balas Rina."Mas, mau jemput, hee," balasnya lagi."Jemput? Mas mau ke sini? Tanya Rina."Iya De, yang tadi Mas bilang, mau kenalan sama orang tua kamukan, gimana?"pinta Yudi pada pesan."Secepat itu Mas? Jangan sekarang Mas," balas Rani menolaknya."Ya, Mas mau nunjukin kes

  • PERJAKA MENIKAHI JANDA   Mantan Suami Nisa Membeli Hadiah Malah Menggaet Wanita

    Pov : Yudi "Memang hanya Nisa, ya, yang mengerti, aku sangat menyesal sekali telah menyia-nyiakannya, demi nafsu melihat wanita lain. Wanita yang aku nikahi ternyata matre, egois dan hanya mementingkan dirinya sendiri saja. Maunya uang banyak selalu ada, aku cape dan akhirnya aku bercerai lagi." Ungkap Yudi mantan Suami Nisa di kamar hotel menenangkan diri. "Tapi, apakah Nisa mau menerimaku kembali, ya, sedangkan ia mau menikah, aku harus cari cara agar bisa mendapatkannya lagi. Jangan sampai hartanya jatuh pada tangan Lelaki itu, tapi bagaimana? Pasti Nisa masih dengan berjuta kemarahan dan kebencian. Oh, iya! Anak-anak, aku harus bisa mendapatkan hati anak-anak lagi. Aha! Belikan mainan-mainan dulu deh, si Kaka akan aku belikan baju-baju yang ia sukai, oke! Berangkat." Yudi masih berbicara dalam hati, mencari cara untuk mendapatkan hati Nisa lagi melalui anak-anak. "Tapi, andai Nisa jadi menikah dengan Lelaki itu, aku akan terus mengganggu r

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status