Seperti yang kukatakan sebelumnya, Ava bukanlah orang penting bagi kami, lalu mengapa ada orang yang mau menargetnya?Merrisa menghela nafas, “Kalau aku di situ, aku akan memukulmu, Emma. Kamu adalah pengacara dan kamu bersikukuh kalau adikmu mampu melakukan itu semua itu pada dirinya hanya untuk mendapatkan Rowan?”“Justru karena aku pengacara, aku yakin akan itu. Kamu tidak tahu seberapa gilanya wanita hanya untuk mendapat perhatian dari mantannya setelah mantannya melupakan segalanya,”Aku pernah menangani kasus mantan istri dan mantan pacar setelah mereka menyakiti orang lain dan orang yang mereka sayangi demi mendapatkan pria mereka lagi.“Orang-orang melakukan hal gila ketika mencintai, dan gila adalah nama tengah Ava.” Imbuhku.Ketika kami remaja, Ava melakukan apa pun untuk mendapatkan perhatian Rowan. Dia melakukannya sejauh sampai dia menyabotase kencan kami, menghancurkan gaun yang kupilih untuk bertemu Rowan dan dia pernah menaruh cat rambut hijau di sampoku. Itu hanya bebe
Hai para pembaca yang kukasihi, aku ingin meminta maaf sebelumnya karena aku tidak dapat memperbarui buku ini. Aku tahu aku akan bertentangan dengan kata-kata yang aku berikan kepada Anda dan untuk itu aku benar-benar minta maaf. Banyak hal yang terjadi pada diri aku sehingga kondisi mental aku berantakan dan aku tidak bisa fokus atau melakukan apa pun dalam hal ini.Aku menyukai buku ini dan aku memiliki ide-ide hebat untuknya, tetapi dengan kelelahan aku saat ini, aku takut akan merusaknya. Aku sudah merasa buku ini tidak mengalir seperti yang seharusnya. Tidak adil bagi Anda atau buku ini jika aku tidak memberikan yang terbaik atau hanya menulis demi menulis.Tolong pahami bahwa aku tidak meninggalkan atau menyerah pada buku ini, aku hanya butuh sedikit waktu untuk menenangkan pikiran aku sebelum aku bisa kembali menulis. Kalian berhak mendapatkan cerita yang luar biasa dan aku akan kecewa pada diri aku sendiri jika aku tidak memberikannya kepada kalian.Aku tidak akan pergi lama
AvaPikiranku masih melayang pada aksi Rowan beberapa hari lalu. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya. Apakah dia ingin menghancurkan hubungannya dengan Emma? Apakah dia ingin aku mendapat masalah lebih banyak dengannya?Dia sudah berpikir bahwa aku ingin mendapatkan prianya. Bahwa aku akan melakukan apa pun yang kubisa agar bisa mengambilnya dari dia. Apa yang tidak dimengerti olehnya adalah aku hanya ingin kedamaian. Aku tidak ingin Rowan. Aku sudah mengalaminya, mencobanya dan mendapat batunya.‘Apakah kamu yakin?’ Suara kecil yang menyebalkan itu muncul di kepalaku. ‘Kamu tidak bisa menghindar dari fakta bahwa kamu menyukai ciuman itu. Itulah ciuman yang selalu kamu dambakan. Ciuman yang membara.’Aku membuang pikiran itu. Itu salah. Aku sudah memutuskan untuk melupakan Rowan dan mencari kehidupan serta cintaku sendiri. Hanya karena reaksi tubuhku mengkhianatiku, itu tidak berarti apa pun. Reaksiku benar-benar wajar, tidak ada yang lebih.‘Teruslah berbohong pada dirimu.’ Suara
Kamu berhak untuk dicium seperti bumi dapat berakhir beberapa menit setelahnya.” Perkataan Ruby menarikku ke kenyataan. Tanganku digenggamnya, memberiku dukungan dan semangat.Aku melihatnya dan menghela nafas lega. Dia tidak melihatku dengan kasihan atau simpati. Aku tidak memerlukannya.“Jadi, selain itu, apakah segalanya berjalan lancar?” Tanyanya.“Iya. Walau aku juga melihat Rowan dan Emma. Sepertinya mereka juga sedang berkencan.”“Serius?”“Iya.” Aku menjawab lalu meneguk minumanku. Mencoba melupakan bagaimana mereka sangat cocok bersama.Emma benar. Dia dan Rowan cocok. Semua orang setuju dan aku baru saja sadar.“Yah, kuharap Rowan melihat seberapa cantik dirimu dan kuharap dia menyesal telah melepaskan dirimu yang cantik.”Aku tertawa. Ruby benar-benar bagus bagi kepercayaan diriku. Baru kali ini ada manusia yang tidak terobsesi dengan seberapa cantiknya Emma. Akhirnya, seseorang yang tidak membandingkanku atau mengatakannya cantik di depan mataku.“Itu saja? Tidak ada hal la
Aku baru saja selesai bersih-bersih ketika ponselku berdering. Untuk beberapa alasan, aku selalu yakin bahwa bersih-bersih itu menenangkan. Ini adalah caraku untuk melupakan apa yang sedang membuatku stres.Karena aku sudah bisa berjalan dengan benar dan mengurus diriku sendiri, aku membiarkan Lydia pergi. Dia sangatlah membantu, tetapi aku tidak membutuhkan suster lagi. Selain itu, aku lebih memilih untuk mandiri.Aku menyeberangi ruangan dan mengambil ponselku. Untuk beberapa saat, aku tergoda untuk menolak panggilan itu ketika kulihat nama Ruby yang menelepon. Aku masih sedikit tersinggung akan apa yang dikatakannya, tetapi sebagian diriku juga mengertinya. Aku juga akan melakukan apa pun untuk pria yang kucintai, termasuk membuatnya berbaikan dengan adiknya yang terasing.“Hai.” Aku menjawab sembari berjalan ke kamarku.“Maafkan aku, Ava. Aku melewati batas ketika aku berjanji untuk tidak pernah berbicara tentang Travis.” Suaranya yang penuh dengan perasaan membuatku luluh.Dia ter
“Tentu, aku mengerti,” dia berhenti sejenak. “Kita masih teman, ‘kan? Aku berjanji akan menepati janjiku dan tidak menyebut Travis lagi.”“Tentu, kita teman. Jangan khawatir.” Kataku dengan sungguh-sungguh.“Terima kasih,” katanya dengan riang. “Silakan menghabiskan waktu dengan Noah. Bilang padanya aku mengucapkan salam dan selamat malam!”“Kamu juga, Ruby.”Aku memutus sambungan dan mengambil nafas banyak-banyak. Karena Noah sudah mematikannya, aku meneleponnya balik.“Halo?” Aku membeku ketika mendengar suara ibuku di seberang ponsel.Aku belum berbicara dengannya sejak di bandara. Di antara orang-orang yang menyakitiku, dialah yang lebih menyakitiku. Seorang Ibu seharusnya mengasihi dan menyayangi anaknya, tetapi aku tidak mendapatkan keduanya dari ibuku. Maksudku, bagaimana mungkin dia bisa berpaling dariku? Bagaimana mungkin dia bisa memperlakukanku seperti bukan siapa-siapa?Sekarang karena aku sudah memiliki anakku sendiri, aku tidak mengerti bagaimana dia bisa melakukan itu. A
Aku membuka mataku dan menemui diriku ada di ruang tengah, dengan kedua tanganku diikat di belakang kursi.“Ah, akhirnya kamu bangun. Aku sudah bertanya-tanya berapa kama kamu akan bangun. Aku lebih suka korbanku sadar ketika aku membunuh mereka.” Suara lelaki itu membuatku merinding.Dia berjalan berkeliling dan akhirnya aku bisa melihatnya. Setidaknya kebanyakan bagian wajahnya tertutupi. Tubuhnya besar dan berotot. Lengannya saja terlihat dapat menghancurkan kepala orang. Aku tahu bahwa orang ini pasti bahwa dan bukan karena aku sekarang menjadi korbannya. Ada sesuatu yang menyeramkan akan orang ini.Dia duduk di depanku, dengan segelas anggur di tangannya. Gelas dan anggurku. Dia benar-benar membuat dirinya nyaman, seakan ini adalah rumahnya.Aku mencoba untuk melepas ikatannya, tetapi talinya begitu kuat.“Coba saja sekuat tenaga, tetapi kamu tidak akan lari dariku kali ini,” dia tertawa. “Kamu sudah membuatku dalam masalah dan aku tidak suka masalah.”“Siapa kamu dan apa yang kam
“Pikirmu kamu bisa lepas dariku dengan mudah?” Geramnya.Aku menaikkan kakiku, menendang alat viralnya. Aku kembali berdiri dan kabur entah ke mana. Aku hanya ingin menjauh darinya.Dia pulih dengan cepat, karena segera setelah itu aku merasakan tangan yang mencengkeram mata kakiku. Dia menarikku dan aku terjatuh dengan benturan di daguku yang menatap lantai. Dia berada di atasku sebelum aku bisa pulih dari dampak benturan.“Dasar jalang!” Teriaknya sebelum menampar wajahku dengan keras.Untuk beberapa saat, aku merasa pandanganku berkunang-kunang dan kabur. Dipukul oleh pria rasanya sakit.“Karena kamu membuat segalanya sulit bagiku, aku akan bersenang-sennag denganmu sebelum membunuhmu.” Ujarnya dengan nada jahat.Aku tidak perlu lagi berpikir apa yang dimaksud olehnya. Aku merasakan tangannya di pinggangku dan dia mencoba untuk menarik celana piyamaku turun. Ketakutan menyelimutiku. Inikah caraku mati? Diperkosa dan dibunuh di rumahku sendiri?Aku melawannya, tetapi dia menekan kedu
Hai pembaca terkasih, aku baru saja membaca komentar kalian dan kalian benar-benar memberi tahuku perasaan kalian. Setiap orang berhak atas pendapatnya masing-masing, dan aku menghormati itu. Aku tidak bisa melakukan apa pun untuk mengubah pandangan mereka, dan itu benar-benar tidak masalah.Aku telah menerima beberapa kritik yang sangat baik, dan aku ingin berterima kasih kepada mereka yang telah menunjukkan kesalahanku. Aku selalu kesulitan menulis bagian akhir cerita, dan itulah mengapa kadang-kadang terasa terburu-buru. Jangan khawatir, aku akan bekerja keras untuk memperbaikinya di buku berikutnya.Tentang Emma dan Calvin, aku ingin kalian semua mengerti bahwa ini memang selalu menjadi akhir yang direncanakan, setidaknya di buku ini.Emma tidak mencintai Calvin. Dia menyesal atas apa yang dia lakukan, tetapi dia tidak pernah mencintainya dengan kedalaman yang sama seperti Calvin mencintainya. Dengan kata lain, dia mencintai Calvin, tetapi dia tidak jatuh cinta padanya. Calvin pan
Hana. Aku seolah sedang melayang dalam langit ketujuh. Aku merasa hangat, damai, dan dicintai. Perlahan, aku terbangun. Gabriel di belakangku dengan tangannya yang merengkuhku. Dia selalu melakukan ini setiap kali kami tidur. Dia terus memegangiku, seolah takut kalau aku akan menghilang kalau dia tidak melakukannya. Aku menggeliat sedikit untuk lepas dari tangannya. Alih-alih melepasku, dia mengeratkan tangannya, yang mendorongku mendekat ke badannya. Aku berhenti ketika merasakannya. Ketika kurasakan kejantanannya yang mengeras, libidoku naik, dan aku segera menginginkannya. Aku ingin merasakannya memasukiku. Kehidupan ranjang kami sehat, tapi selalu ada waktu di mana aku menginginkan lebih. Dengan memiliki tiga anak, kadang sulit untuk mendapat waktu untuk berduaan. “Hmm,” geram Gabriel ketika aku menggesekkan pantatku di kejantanannya. Suaranya menggetarkan klitorisku. Aku melakukannya lagi, dan mengundang desahan seksi darinya. Gabriel mulai membubuhi punggung, pundak, dan
“Tentu,” dia membalas senyumku tepat saat Henry berjalan mendekati kami.“Aku di sini untuk mencuri istriku yang cantik.” Suaranya serak, dan aku tak bisa menahan diri untuk tidak meleleh mendengar nadanya. Suaranya benar-benar seksi.“Dia milikmu.” Calvin melepaskanku dan menyingkir sebelum pergi.Henry menarikku ke dalam pelukannya, memastikan tidak ada jarak di antara kami. “Apakah kamu baik-baik saja? Punggungmu sakit? Kaki-kakimu bagaimana?”Lihat apa yang aku bilang? Dia mendominasi di dunia hukum, tapi perhatian dan penuh cinta sebagai pasangan. Aku bahkan tidak tahu bahwa aku punya tipe pria seperti ini sampai aku bertemu dengannya.“Aku baik-baik saja, cintaku, berhentilah khawatir,” ujarku sambil terkekeh dan menyeret diriku lebih dekat padanya.“Sudahkah aku memberitahumu bahwa aku mencintaimu?” tanyanya.Aku tidak bisa menahan senyum saat aku berdiri di ujung jari kakiku dan berbisik di bibirnya. “Sudah kamu katakan seribu kali hari ini, tapi aku tidak mengeluh.”“Kamu adal
Merrisa adalah salah satu pengiring pengantin perempuanku, begitu juga Ava, Calista, Ruby, Hana, dan Anjani. Mereka telah menjadi sahabatku selama empat tahun terakhir sejak kecelakaan itu. Tentu saja, aku tidak pernah bisa menggantikan Merrisa, dia sahabat terbaikku, tapi aku bersyukur memiliki mereka.Ditambah lagi, kemarin Merrisa memberitahuku bahwa dia berpikir untuk pindah ke sini. Aku sangat bersemangat. Aku menyayanginya, tapi kami mengakui bahwa menjalani persahabatan jarak jauh itu sulit. Aku benar-benar merasa di atas awan karena dia akan berada di dekatku.Musiknya melambat, dan Guntur mendekat, memecah semua percakapan lain.“Bolehkah aku berdansa denganmu, Ibu?”Seruan riuh para tamu terdengar, dan aku bersumpah hatiku langsung meleleh.“Tentu saja, putra tampanku,” jawabku sebelum menggenggam tangannya.Guntur sekarang sudah empat belas tahun, sudah jadi remaja. Bisa kalian percaya itu? Tingginya sudah sama denganku, dan aku yakin dalam beberapa tahun dia akan lebih ting
Emma. Aku menari dengan Merrisa, membiarkan musik menenggelamkanku. Aku merasakan sedikit rasa sakit di punggungku, tapi masa bodoh, sebab aku merasa sangat bahagia. Gaunku berayun mengikuti irama tubuhku sembari kami meneriakkan lirik lagu Cruel Summer milik Taylor Swift sekuat tenaga. Ava, yang hamil besar bergabung dengan kami. Aku tertawa sebab dia berpikir bahwa dia sedang menari, tapi tidak. Aku bahkan tidak tahu apa yang dilakukannya. Aku bisa menghitung saat-saat terbahagiaku dengan jari. Satu adalah ketika aku lolos ujian pengacara. Kedua, ketika Guntur memanggilku Ibu untuk pertama kali setelah bertahun-tahun lamanya, dan yang ketiga adalah hari ini, di hari pernikahanku.Kalian tidak salah dengar. Aku baru saja menikah, dan aku tidak pernah sebahagia ini. Ingat pengacara tampan yang kuberi tahu Ava saat ulang tahun James? Ya, dia tidak mau menyerah, tidak peduli berapa kali aku menolaknya. Dia terus bertanya hampir setiap hari. Aku lelah ditanyai hal yang sama setiap har
Jadi, kalian sudah sampai pada akhir dari Penyesalan Mantan Suami dan cerita sampingannya. Aku hanya mau berterima kasih pada kalian semua atas cinta dan dukungan kalian akan buku ini. Ini adalah buku terpanjang yang pernah kutulis, dan sejauh ini adalah yang paling sukses. Buku ini tidak akan sesukses ini kalau bukan karena dukungan kalian. Maka dari itu, terima kasih banyak. Terima kasih sudah menjadi bagian dari perjalanan buku ini dari awal sampai akhir. Hal ini sungguh berarti bagiku. Sekarang, aku mau mengumumkan bahwa buku Noah akan diunggah selanjutnya. Judulnya ‘Perjuangan Sang Milyuner untuk Pengampunan’. Aku masih mengerjakan plotnya, tapi akan kuunggah pada pertengahan Oktober, nantikan saja! Kita akan ada cerita sampingan soal Guntur dan mungkin satu lagi soal Lilly. Inilah sedikit intipan dari Perjuangan Sang Milyuner untuk Pengampunan. Di bawah ini hanyalah cuplikan kasarnya. ***Shella. Aku berjalan ke arah altar. Jantungku berdegup, dan langkahku lambat. Bunga mawa
Tiga tahun kemudian.Emma.“Serius, Emma, kapan kamu akan mulai berkencan?” tanya Ava sambil duduk di sampingku.Aku memandang ke arah halaman belakang, dan aku tak bisa menahan senyum yang muncul di bibirku. Hari ini adalah ulang tahun anak laki-laki Travis dan Ruby. James, dinamai dari ayah kami, yang berusia satu tahun hari ini.Ruby dan Travis menikah sekitar dua tahun yang lalu. Travis langsung melamarnya setelah aku sadar dari kecelakaan yang hampir merenggut nyawaku. Kalian mungkin bertanya-tanya apa yang terjadi pada pengemudi itu. Dia saat ini sedang menjalani hukuman lima tahun penjara karena mengemudi sembarangan. Aku berharap dia belajar dari kesalahannya.Kembali ke Travis dan Ruby. Kurasa melihatku di rumah sakit membuatnya menyadari betapa singkatnya hidup manusia. Dia melamarnya, dan Ruby setuju. Mereka menikah saat musim semi. Sebagai hasil dari perbaikan hubunganku dengan Ava, aku dibawa masuk ke pertemanan mereka. Calista dan Reaper menikah dalam sebuah pernikahan k
“Tidak! Aku harus mengejan!” seruku sambil menggenggam baju Gabriel. Aku merasa seperti sudah gila. Seolah aku sudah kehilangan akal sehatku. Rasa sakit ini sungguh sudah membuatku gila. Untungnya, kami sampai di kamar sebelum aku melahirkan di koridor rumah sakit sialan ini. Aku menghela nafas lega saat memasuki ruangan, dan mereka mulai mempersiapkanku. Ava sudah di dalam. Aku bersyukur memiliki seseorang yang mengerti rasanya kemaluan terbelah dua agar manusia cilik itu bisa terlahir ke dunia. “Aku tidak bisa menahannya lagi,” ujarku sebelum mengejan sekuat tenaga. Aku bersumpah bisa merasakan belahan pantatku seolah terbelah, yang menambah rasa sakitku.“Ini semua salahmu!” seruku pada Gabriel sambil mencengkeram erat tangannya. Aku menatap tajam padanya dengan nafas yang menderu. Batang hidungku kembang-kempis untuk berusaha meraup sebanyak-banyaknya oksigen ke paru-paruku. “Ayo, Hana, ejanlah!” ujar Ava sambil menyeka keringat dari dahiku. “Jangan pedulikan Gabriel.”“Jaha
“Tidak apa-apa, sayangku. Ibu hanya akan melahirkan. Ingatkah yang Ibu katakan padamu apa yang akan terjadi ketika sudah waktunya?”Dia menganggukkan kepalanya. “Iya. Ibu bilang akan merasa kesakitan, tapi aku tidak seharusnya takut, sebab itu bagian dari melahirkan bayi ke dunia.”“Bagus,” ujarku sambil meringis saat sakit kontraksi kembali menghampiri. “Itulah yang terjadi sekarang, jadi janganlah takut.”Gabriel menggenggam tanganku dan membantuku keluar dari kamar. Aku bernafas melalui hidung dan mulutku, tapi jujur saja. Ini sama sekali tidak membantu, ‘kan?“Aku hanya tidak paham. Kenapa Ibu harus kesakitan? Kenapa bayinya tidak langsung lahir saja tanpa menyakiti Ibu?”Hal terakhir yang kuinginkan adalah menorehkan trauma pada putriku dengan menjelaskan padanya bahwa rasa sakit memang lumrah untuk mengeluarkan bayi dari diriku. Dia pasti akan ingin tahu mengapa bayi harus dikeluarkan dengan mengejan, dan aku harus menjelaskan bahwa bayi itu besar, dan jalan keluarnya lebih kecil