Mobil Arka berhenti di samping pagar rumah ketika melihat mobil rolls royce terparkir manis di dalam halaman rumahnya.
Mobil nenek!Arka segera turun dengan langkah cepat dan tegas, beberapa pengawal yang berjaga dan sopir membungkuk memberi salam.Arka melirik sekilas lalu masuk ke dalam rumah mewah berlantai tiga. "Nenek." Sapa Arka ketika melihat neneknya duduk di sofa sementara ibunya duduk berlutut di lantai."Arka." Senyum nenek Arka. "Kenapa kamu terlambat pulang? Nenek kira kamu kabur, makanya nenek sedikit menghukum ibumu."Dengan wajah datar, Arka menolong ibunya berdiri dan mendudukkannya di sofa terdekat, berhadapan dengan sang nenek.Arka berdiri di samping sofa ibunya. "Apa yang nenek inginkan?""Nenek hanya kangen dan ingin bertemu dengan kamu, sayang.""Nenek, cucu nenek bukan hanya aku. Ayah sudah membuang aku dan kakak jadi, kenapa nenek tidak mengenali anak-anak ayah yang lainnya?"Nenek Arka meletakkan cangkir teh ke tatakan dengan keras. "JANGAN KURANG AJAR KAMU!" bentaknya.Arka tidak takut dengan gertakan musuh di depannya tapi lebih takut dengan posisi ibunya yang menggigil ketakutan. "Ada perlu apa nenek ke sini setelah sekian lama?""Seharusnya kamu bersyukur, nenek datang ke sini untuk memperingatkan kamu tentang ahli waris.""Masih ada kakak, kenapa harus aku?""Kamu belum menikah, nenek akan menjodohkan kamu dengan wanita yang setara jadi-""Maaf, aku akan menikah.""Apa?""Aku akan menikah."Nenek Arka menatap lurus mantan menantunya. "Kenapa kamu tidak bilang sedari awal soal ini?""Ibu tidak tahu." Arka melindungi ibunya. "Aku akan menikah dengan wanita biasa saja."Nenek Arka menatap lurus Arka, menelusuri jejak kebohongan di wajahnya lalu tersenyum. "Berita yang sangat bagus, kenapa kamu tidak mengundangnya ke rumah?"Ayu dan Arka terkejut, jawaban nenek di luar dugaan mereka berdua."Bawa wanita itu ke rumah, kamu seorang pewaris jadi harus bisa belajar di sisi kamu." Nenek berdiri dan mengambil tas mungilnya."Bagaimana jika aku menolak?""Arka, kamu tidak akan bisa menolak. Ini keputusan para tetua, jika kamu merasa takut kami mengintimidasi istri kamu yang hanya orang biasa- tidak perlu takut, selama kamu menurut pada nenek. Nenek tidak akan menyentuhnya."Arka menjadi geram, tanpa sadar sudah masuk ke dalam jebakan neneknya.Ayu menghela napas sedih.Nenek pergi dari rumah setelah menjatuhkan bom. "Jangan mencoba lari, Arka. Jika menurut kamu Arya pantas menggantikan posisi ayah kalian maka tunjukkan di hadapan kami.""Arya menikah dengan wanita yang berasal dari keluarga hebat, tidak sesuai dengan posisi calon istriku. Aku akan menunjukkannya ke nenek dan para tetua lain."Nenek pergi tanpa menjawab.Setelah memastikan mereka pergi, Ayu menghela napas lega."Bu, mereka apakan ibu?" tanya Arka sambil berlutut di depan ibunya."Ibu hanya disuruh berlutut saja, tidak perlu khawatir. Ka, ibu mohon jangan libatkan Nina, dia hanya orang luar.""Ibu bisa lihat sendiri, bagaimana nenek menantangku," ucap Arka dengan kesal. "Nenek kira aku berbohong sehingga menyuruhnya datang ke rumah, memang mau apa dia ke rumah? Dia benar-benar ingin menjodohkan Arka."Ayu tidak tahu harus berkata apa. Pada awalnya dia hanya mendengar niat mantan mertuanya ingin menjodohkan Arka dengan wanita lain, lalu mencari ide supaya Arka mau menikah dengan Nina. Tidak disangka mantan mertuanya datang ke rumah mencari Arka dan mengira kabur."Arka harus bicara dengan kakak.""Ka, Arya itu pilot. Cita-citanya menjadi pilot, apa kamu ingin mengaburkan keinginan kakak kamu? Lagipula dia-""Bu, memangnya kenapa kalau dia pilot? Kakak bisa belajar dari awal denganku, aku akan membantu kakak. Bu, biarkan kakak menjadi pewaris."Ayu menatap sedih putranya. "Kalau itu keinginan kamu, ibu tidak bisa menghalanginya."Arka memeluk erat ibunya. "Terima kasih, bu."Setelahnya, Arka menghubungi kakaknya di Jepang untuk segera pulang ke Indonesia.Ayu menghela napas sekali lagi.----Esok harinya Nina bahagia karena tidak akan ada pengganggu lagi, ternyata harapannya tidak berlangsung lama dikabulkan. Pria mesum itu muncul lagi, bersandar di mobil sambil melihat jam tangan merk mewah dan memakai pakaian resmi pria, minus dasi.Semua murid yang keluar lewat gerbang menatap aneh Arka. Sexy, tampan dan kaya.Nina bisa melihat mobil mewah yang dibawa pria itu.Mulut Jaka menganga lebar sambil memegang cilok di tangan. "Astagfirullah, Nin. Novel mesum kamu kan ada mafia atau petinggi gitu, jangan-jangan dia keluar dari novel kamu."Nina melempar tatapan bermusuhan ke Jaka, masih tidak terima ditinggal begitu saja.Jaka nyengir merasa bersalah.Nina menarik tangan Jaka kembali ke sekolah, mereka akan melompati pagar di belakang.Tidak lama Nina menabrak sesuatu yang keras di depan lalu mendongak, seorang pria bertubuh kekar dengan pakaian formal dan kaca mata, berdiri menghalanginya."Nyonya."Nina tersadar dari lamunannya begitu dipanggil Nyonya. "Hah?""Tuan sudah menunggu.""Nin, kemarin kamu langsung nikah?" tanya Jaka tidak percaya.Nina memukul kepala Jaka dengan buku paket yang dibawanya. "Gila aja, aku nikah! Sebentar lagi aku mau kuliah, dodol!"Jaka membelai kepalanya yang dipukul. "Haduh, Nin. Sakit sekali.""Nyonya, mari."Nina menggeleng sambil memeluk lengan kanan Jaka.Jaka berusaha melepas pelukan Nina sambil mendorong kepalanya. "Nin, minggir. Aku gak mau kena masalah!"Nina tetap memeluk erat lengan Jaka. "Aku nggak mau kemana-mana, tolong aku.""Ya, sama. Kamu mah tinggal masuk mobil di sana, lha nasibku gimana? Bisa-bisa mereka buang aku jauh!""Nggak, pokoknya aku nggak mau jauh dari kamu!""Meskipun aku eek, kamu tetap mau ikut? Nggilani!"Eek yang dimaksud Jaka adalah buang air besar dan nggilani itu bahasa jawa dari jorok."Yah ngapain juga aku ikut ke sana? Pokoknya aku mau sama kamu!""Aku gak mau!""Jaka jahat!""Mending jahat daripada nyawa melayang.""Kya!" teriak Nina yang tiba-tiba tubuhnya melayang di udara.Arka menggendong Nina seperti karung beras, disampirkan ke bahu kanan. "Berisik! Dijemput bukannya terima kasih malah ribut mau ikuteek!"Nina memberontak. "Biar, biarpun Jaka mau eek, aku tetap ikut! Aku gak mau ikut sama si mesum! Tolong, ini penculikan!"Tidak ada yang menolong, semua sibuk merekam kegiatan memalukan itu."Ini penculikan! Bukan syuting!" teriak Nina dengan kesal.Tetap saja tidak ada yang menolong sampai Nina masuk ke dalam mobil.Arka memutar mobil dan masuk ke bagian sopir sementara bodyguard menghalangi pintu Nina supaya tidak bisa keluar. "Pakai sabuk pengaman!" perintahnya."Aku gak mau!""Aku mau ngebut, kamu benar tidak mau pakai?"Dengan berat hati, Nina memakai sabuk pengaman. Tanpa aba-aba, Arka menjalankan mobil sampai tubuh Nina maju ke depan."ARKAAAAA!" jerit Nina."Hueeekk-" Nina muntah di bawah pohon begitu Arka selesai parkir mobil. "Hueek-"Arka mendekati Nina dan menepuk pundaknya. "Kamu tidak apa-apa?"Sontak orang-orang menatap aneh mereka berdua."Hueek-" Nina masih pusing, Arka benar-benar gila!"Haduh, kamu ini norak ya? Mual karena naik mobil."Nina ingin memaki tapi apa daya, tubuhnya masih lemas karena ulah Arka sialan."Kamu kuat jalan nggak?"Nina menggeleng. "Kakiku lemas," rengeknya.Arka menggendongnya ala putri. "Lain kali jangan udik, ke depannya kamu pasti naik mobil itu lagi. Harus dibiasain."Nina menggeleng lemas. "Nggak, itu semakin menguatkan aku supaya tidak dekat denganmu."Arka tersenyum kecil. "Kamu beneran nggak mau nikah sama aku?""Ya, nggaklah. Gila aja, mau cari mati apa?" balas Nina.Arka mengangguk mengerti lalu mereka masuk ke suatu gedung yang seperti masjid? Hah?Ayu mendekati Arka. "Aduh, Nina. Kamu tidak apa?"Nina memaksa turun. "Tante, kenapa di sini?"Retno mendekati Nina. "Nina, Arka sudah cerita sam
"Apa? Mau protes?" tantang Nina. "Jika aku tidak melakukan ini, aku tidak akan bisa membayar semua kebutuhan rumah.""Mama kamu tidak curiga?""Tidak, mama hanya tahu aku gambar komik.""Kamu- bisa membohongi dua orang tua dengan mulus, jangan-jangan juga bisa bohong ke suami kamu ini?"Nina tidak suka dengan klaim status Arka. "Meskipun kita nikah siri, aku masih belum setuju menikah dengan kamu. Biar saja aku dibilang istri tidak tahu diri, proses menikahnya saja paksa. Aku juga curiga kenapa tante dan mama hanya diam saja, berarti ke depannya aku disuruh menghadapi sesuatu kan?""Benar." Angguk Arka.Nina tiba-tiba menampar pipi Arka.Arka terkejut, ini kedua kalinya ditampar Nina."Talak aku!""Kamu melakukan ini untuk aku talak?""Memang!""Kamu-""Aku tidak mau ikut denganmu, aku masih mau sama mama.""Kamu istriku!""Dan aku musuh kamu!"Arka dan Nina saling melotot, tidak takut dengan intimidasi masing-masing lawan.Arka akhirnya menyerah. "Kamu mau apa sekarang?""Tetap menjal
Nina merasa ada sesuatu yang menindih tangannya, kedua mata perlahan dibuka dan melihat seseorang tertidur di samping tempat tidur dengan salah satu tangan di atas tempat tidur, lebih tepatnya di atas tangan Nina.Nina hampir menjerit lalu menutup mulut, melihat jam tangan di tangan pria itu sudah jam dua belas malam.Nina tersadar dirinya sudah di rumah. Kapan?Nina segera menggoyang tubuh Arka dan membangunkannya. "Arka!"Arka membuka mata. "Mhm?" erangnya.Astaga, mengerang saja sudah sexy begitu.PLAK!Nina menampar pipinya sendiri dengan keras, Arka sontak membuka mata. "Kamu kenapa pukul pipi sendiri?"Nina menatap Arka lalu menggeleng. "Tidak."Arka menarik tangan Nina lalu mengusapnya pelan. "Astaga, ini sampai merah."Nina menepis tangan Arka. "Kamu kenapa di kamarku?""Wajar, aku kan suami kamu.""Tidak wajar bagiku," bantah Nina."Biarkan aku istirahat di sini.""Enak saja, di dunia ini tidak gratis! Pergi sana!""Aku kabulkan apa pun yang kamu inginkan.""Tidak mau!""Ah,
Mulut Arka menganga lebar ketika sudah tiba di kamar Nina, hari ini dia memutuskan kabur dari rumah setelah dikirimi koper oleh Ayu. Masalahnya si nenek berkali-kali datang ke rumah membawa siapa tuh namanya.Arka serius membaca sekaligus mendalami isi buku. "Pantas saja dia tiba-tiba begitu, ternyata tokoh prianya seperti ini. Ck, yang benar aja kali kabur begitu saja demi wanita."Nina yang sedari tadi belajar di meja belajar, memutar kursi dan menatap kesal Arka. "Bisa nggak sih diem?"Arka melirik sekilas Nina lalu memunggungi istri dajjal itu, ceritanya hari ini dia mau ngambek.Nina mengangkat kedua bahu dengan santai lalu kembali fokus belajar.Kedua mata Arka mengerjap ketika sudah masuk adegan hot, dia membacanya sampai habis."Nin," panggilnya setelah merenung."Apa?""Ini adegan kita semalam kan?"Nina berlari ke tempat tidur dan berusaha merampas buku di tangan Arka lalu gagal karena tangan sang suami lebih panjang.Arka tertawa geli. "Haduh istriku, sudah berani menyerang
Arka semakin kesal ketika Aiko yang terang-terangan menyatakan suka dengan suara keras, rekan-rekan di sekitar ruangannya jadi mendengar."Aiko, aku tidak tertarik padamu. Kita baru saling mengenal.""Kalau tidak salah, ada namanya kenal setelah menikah. Aku tidak keberatan.""Memangnya apa yang diberikan nenekku kepada orang tuamu?""Ya?""Tidak mungkin kamu seperti ini jika tidak ada sesuatu."Aiko menggigit bibir bawahnya, enggan bicara yang sebenarnya. "Aku hanya jatuh hati saat pandangan pertama, aku hanya ingin mengejar cinta pertamaku."Arka tahu kebohongan Aiko lalu menghubungi temannya. "Aku mau ke tempat klien, bisa tolong urusi tamu yang tidak diundang ini?""Arka, kamu keterlaluan." Aiko menjadi sedih.Arka tidak peduli dan segera membereskan mejanya, tidak lupa membawa bekal makan dari ibu mertua.Aiko berdiri dan menghalangi Arka. "Kenapa kamu keras kepala seperti ini? Harusnya terima saja semua yang akan diberikan nenek kamu. Aku-""Tidak perlu ikut campur masalah orang
Nenek dan Aiko sudah pulang sementara Arka duduk berhadapan dengan Arya dan istrinya."Kakak."Arya mengangkat tangan dan menggeleng. "Aku sudah tahu apa yang akan kamu katakan. Tapi, maaf. Aku tidak tertarik menggantikan posisi ayah.""Tapi, kak.""Aku pilot, bukan ahli keuangan seperti kamu- selain itu, aku juga bukan putra sah ayah. Aku hanya anak dari selingkuhan ayah."Ayu mengeratkan genggamannya di Arka dan menatap sedih Arya. "Tapi kamu tetap anak ibu."Arya tersenyum sedih. "Aku tahu, terima kasih sudah merawat aku, bu. Tapi memang aku tidak pantas menjadi pengganti ayah, yang dicari nenek juga adalah kamu satu-satunya anak sah ayah. Kita semua tahu bagaimana sifat nenek, bahkan sempat ada isu, beliau rela membuang anak hasil diperkosa. Padahal anak itu juga tidak bersalah."Arka mengacak rambut dengan kesal. "Tapi pengadilan negara sudah memutuskan kakak adalah anak ibu, kenapa kakak tidak menerimanya saja?"Arya menatap heran Arka. "Kamu sendiri kenapa tidak mau menerimanya
"Nina menginap disini?" tanya Ayu.Nina mengangguk. "Ya, tadinya Nina tidak mau menginap tapi begitu melihat ada mas Arya dan istrinya disini, Nina tidak mungkin pergi dong.""Kalau begitu, tidur di kamar Arka ya," kata Ayu. Mika yang mendengar itu, sontak menoleh, Arya melirik sekilas istrinya.Arka menarik tangan Nina hingga mencapai lantai dua, tiba-tiba Nina teringat dengan gebetan semasa SMP. "Kamu tahu, beberapa rumah dari sini, ada rumah pria pujaanku lho.""Aku tidak tertarik, toh kamu istriku."Entah kenapa Nina merasa sakit hati dengan sikap acuh Arka.Arka membuka pintu lalu menyuruh Nina masuk ke dalam kamar.Nina masuk dan melihat isi kamar berwarna serba abu-abu. "Apakah kamu suka warna abu-abu?""Kenapa kamu ke rumah?""Tidak boleh?""Bukan begitu, tapi-""Aku hanya ingin kangen sama suami sendiri." Nina menatap Arka dengan tatapan puppy eye.Arka menepis semua tatapan Nina. "Aku akan menelepon tante."Nina mendecak kesal. "Apa salahnya sih datang ke rumah suami sendiri
Nina bangun dan melihat Arka masih tidur pulas, hari ini dia sudah minta izin ke mamanya untuk tidak masuk sekolah. Dia sudah menikah sekarang, pria di hadapannya adalah seorang suami tapi dia tahu tidak akan bisa mengandalkan hidup ke pria ini.Arka membuka mata perlahan karena merasakan sesuatu di pipinya. "Mhm?"Nina menatap dingin Arka. "Sudah bangun?"Arka menatap sebentar lalu menarik Nina masuk ke dalam pelukannya. "Jam berapa ini? Tidur lagi saja."Nina mendorong Arka. "Kamu tidak kerja?""Kerja dan tidak kerja sama saja, aku tidak akan jatuh miskin." Arka bangun dan langsung masuk ke kamar mandi.Nina menatap rumit Arka lalu tiba-tiba mengikutinya dari belakang dan masuk ke dalam kamar mandir.Arka yang sedang membuka piyama tidur, terkejut. "Hei!""Jangan mengambil alih perusahaan.""Hah?""Mereka membunuh banyak orang, jangan diambil.""Apa maksud-""Kamu tahu alasan kenapa nenek kamu tidak pernah bisa menyentuh mama dan aku?""Yah, karena ayah kandung kamu pergi dari rumah