Home / Urban / PENGGARIS SEGITIGA / Bab 19 AKHIR KASUS PESAWAT

Share

Bab 19 AKHIR KASUS PESAWAT

Author: Bebekz_hijau
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Jadi, dengan ini, operasi pencarian dan penyelamatan korban jatuhnya pesawat Eagle Air, kami hentikan. Masih ada beberapa personel yang betugas di kepulauan Riau, untuk mengurus jenasah korban pesawat yang masih di rumah sakit dan belum dijemput oleh keluarganya. Selebihnya, mulai hari ini, kami manarik semua personel. Terima kasih atas perhatiaanya, sekali lagi, kami turut berduka dengan kejadian ini, mohon maaf bila selama kami bekerja, ada perbuatan dan perkataan kami yang tidak berkanan di hati saudara semua, baik yang disengaja maupun tidak. Sekali lagi terima kasih," kata moderator menutup acara konferensi pers sore ini.

Raymond bersyukur karena rangkaian acara ini telah selesai. Selama 2 minggu pertama, Raymond mendapatkan undangan dari berbagai acara acara televisi. Dari mulai acara berita, hingga acara-acara gossip yang mengundangnya sebagai saksi di lapangan. Belum lagi berita-berita di kanal berita online yang menulis berita penyelamatan korban, hingga presenter ganteng pen
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PENGGARIS SEGITIGA   Bab 20 FIRST DATE NIGHT

    Setelah turun dari mobil Dimitri waktu menunjukkan sekitar pk 17.30. Selena segera bergegas untuk bersiap-siap. Dia segera mandi, membersihkan dirinya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Sambil mengeringkan rambutnya, Selena mulai memilih pakaian apa yang harus dikenakannya malam ini. Sudah menjadi kebiasaannya untuk selalu tampil rapih dan menawan dalam segala acara.Waktu menunjukkan pukul 7 sore hari, dan bel apartemen Selena mulai berbunyi."Selamat sore, bu. Ini ada seorang tamu ibu menunggu di bawah," kata salah seorang security di apartemennya."Baik, pak, terima kasih, tolong sampaikan kalau saya akan segera turun," kata Selena.Selena segera memakai anting-anting sambil berusaha melingkarkan tali di sepatu hak tingginya. Sekali lagi melihat penampilannya di depan kaca, memastikan rok hitamnya jatuh dengan sempurna di badannya. setelah penampilannya sempurna, Selena segera keluar dari apartemennya.Pintu lift terbuka dan Selena segera turun ke lobby. Ketika pintu lift kembali

  • PENGGARIS SEGITIGA   Bab 21 MASA LALU

    "Bang terima kasih ya," teriak Raymond berpamitan dengan Bang Joni yang sedang sibuk memasak pesanan nasi goreng bagi para pelanggan-pelanggannya. "Sering-sering kemari, ajak juga mbaknya." "Terima kasih, Bang. Makanannya enak," puji Selena. "Jangan kapok ya mbak," kata Bang Joni. Selena tersenyum dan mengangguk. Raymond segera bersiap untuk mengantar Selena pulang. Kaki mereka melangkah satu per satu ditemani indahnya cahaya lampu jakarta di malam sunyi ini . Bulan bersinar terang ditemani dengan taburan bintang, menjadikan suasana malam itu menjadi lebih romantis. "Jadi, kamu sudah lama kenal Bang Joni ya?" Raymond mengangguk. "Langganan lama?" tanya Selena. "Teman lama, waktu di jalanan." "O ya? Gimana ceritanya?" "Bang Joni sudah seperti kakak sendiri. Waktu di jalan, ngamen bareng, dipukulin bareng, dikerjar-kejar bareng." "Terus...?" tanya Selena semakin penasaran. "Terus tobat, ngelamar kerja di beberapa perusahaan dan keterima di In One Tv, awalnya cuma jadi kru. Ny

  • PENGGARIS SEGITIGA   Bab 22 KEBENCIAN SONIA

    Hari-hari ini adalah hari paling teratur bagi seorang Selena Audrey. Ia tidak lagi melewatkan jadwal makan siang. Setiap siang, Raymond selalu mengirimkan makanan di depan ruangan pribadinya, atau bahkan, jika ada waktu senggang Raymond mengajaknya untuk pergi makan siang bersama. Dan bukan hanya itu, Raymond sanggup membuat hidup Selena menjadi lebih berwarna dengan cerita-cerita dan segudang leluconnya. Sehingga Selena merasa kehilangan apabila Raymond pergi shooting di daerah. Tetapi, terima kasih pada handphone satelite dan peralatan canggih jaman sekarang, mereka tetap dapat berkomunikasi dengan baik walaupan Raymond sedang berada di tengah hutan."Mbak.....,""Mbak....,""Mbak Selena...," teriak Rahayu."Rahayu....," jawab Selena kaget."Kamu masih hobi ngagetin orang?" lanjut Selena."Abisnya, aku udah panggil-panggil Mbak Selena dari tadi," jawab Rahayu tidak terima tudingan Selena."Iya, sorry-sorry. Ada apa?""Mbak Selena di panggil Pak Bos," jawab Rahayu."Ada perlu apa ya?"

  • PENGGARIS SEGITIGA   Bab 23 PENGGEMAR RAHASIA

    Menurut teman-teman Selena di Amerika, jika ada seseorang yang menyukaimu diam-diam, maka semuanya tergantung perasaan kamu dalam menilainya. Jika kamu tidak menyukai "sang penggemar", maka ia akan menjadi stalker mengerikan seperti pada film-film thriller, tetapi jika kamu menyukainya, maka ia akan menjadi cerita super romantis seperti film-film romantic comedy.Selena cukup menyesal menanyakan hal tentang Sonia kepada Rahayu. Kenyataan bahwa Raymond menyukainya sejak lama cukup menganggu pikirannya. Apa karena saya anak orang kaya? Tapi, apa benar Raymond pria yang materialistis? Buktinya, sekarang, ketika ayahnya bangkrut dan Selena tidak memiliki apapun, Raymond tetap mendekatinya. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari, tetapi Selena tidak dapat memejamkan matanya. Apa benar Raymond mendekatinya? Atau hanya gosip semata? Mereka hanya berteman saja kan? Atau jangan-jangan sekarang Selenalah yang mulai menyukai Raymond? Semakin lama berpikir, wajah Selena semakin ber

  • PENGGARIS SEGITIGA   Bab 24 TAMU SPESIAL

    "Dim, sorry, hari ini aku ga bisa pulang malem, jadi, jadwal iklan besok aja ya," pinta Selena."Kamu nih kenapa sih? Sekarang sedikit-sedikit ga bisa, ke mana integritas kamu? Dulu kamu tanggung jawab banget sama kerjaan kamu.""Dim, hari ini aku ada janji, ok? I'll do it tomorrow. Lagian juga Rahayu baru kasih tahu aku kemarin malem, jadi...""Janji? Sama siapa?""Dim, don't cross the line, ga semua urusan aku, kamu harus tahu kan?""Iya, tapi kamu masih kerja di sini kan? Aku masih atasan kamu. Tell me, kamu pergi sama siapa?""My mother, Dim, and it's not your bussiness anymore," jawab Selena kesal dan segera pergi meninggalkan Dimitri di ruang kerjanya.Dimitri tidak bisa menyuruh-nyuruh Selena seperti dulu lagi. Setelah apa yang terjadi dengan hubungan mereka. Sekarang Selena sudah menetapkan niat untuk tidak akan kembali padanya, walaupun dahulu, ketika baru putus, Selena sempat memohon kepada Dimitri untuk memperbaiki hubungan mereka.Waktu berjalan dengan cepat, tugas- tugas S

  • PENGGARIS SEGITIGA   Bab 25 MAKAN MALAM SPESIAL

    "Tok..tok..."Selena segera membuka pintu apartemennya."Hai, Ray!" sapanya sambil tersenyum."Hai," jawab Raymond."Ayo, masuk!"Raymond membuka sepatunya, menaruhnya di pinggir pintu dan segera masuk ke dalam. Mama Selena segera berdiri untuk menyambut kedatangan Raymond."Tante?" sapa Raymond kaget ketika melihat kehadiran mama Selena."Hai, Mama kira siapa, taunya kamu, Ray. Kalau Raymond, mama sudah kenal," jawab Mama."Hai tante, ini aku bawa sayur tanaman sendiri, kalau Selena ga mau, sayurnya buat tante saja," kata Raymond bercanda."Aku mau kok," jawab Selena."Ya udah, kamu gampang. Ini buat tante dulu ya, bisa di bawa ke Bandung kok Tante," kata Raymond memberikan sayur segar hasil hidroponiknya."Terima kasih," kata Mama. "Kamu sehat, Ray?" lanjut Mama."Sehat-sehat, sudah lama tidak ketemu ya tante, Sehat tante?""Sehat, sehat. Ray, ayo kita makan! Tadi tante sama Selena masak sop sama tumis kangkung kesukaan Selena, semoga kamu suka juga ya?""Pasti suka tante, apalagi ka

  • PENGGARIS SEGITIGA   Bab 26 JAS SANG AYAH

    Bagi Selena, tidak ada yang lebih menyenangkan ketika sedang bersama dengan Raymond. Mereka bisa ngobrol dan bercanda setiap saat, setiap waktu. Tetapi, dalam minggu ini, Selena sibuk mengurus kegiatan kampanyenya untuk memenangkan Penghargaan Pertelevisian Indonesia. Dimitri tidak membiarkan jadwal Selena kosong sedikit saja. Rangkaian acara talk show, wawancara eklusif, bahkan acara off air ke kampus-kampus yang sungguh melelahkan harus dijalankan Selena. Pada akhirnya Raymond juga harus bersabar, setidaknya sampai rangkaian acara ini selesai. Walaupun hal yang membuatnya sedikit kesal adalah ketika Dimitri selalu menemani Selena di setiap rangkaian acara-acara tersebut. "Mon, lo pergi ke PPI?" tanya Arya. "Tahun ini, kayanya gue pergi," jawab Raymond sambil tersipu. "Hah? Ga salah? Dari dulu, lo ga pernah pergi acara gituan, kenapa tahun ini lo semangat banget?" "Kenapa emang? Gue kan juga bagian dari pertelevisian indonesia, di undang pula, ga ada salahnya kan?" tanya Raymond

  • PENGGARIS SEGITIGA   Bab 27 PENGHARGAAN PERTELEVISIAN INDONESIA

    Malam puncak PPI memang meriah. Semua insan pertelevisian akan hadir dengan penampilan yang luar biasa. Dari pagi hingga sore, hampir semua stasiun televisi menampilkan liputan dari acara Penghargan Pertelevisian Indonesia tahun ini, mulai dari dekorasi, nominasi, perkiraan pemenang, dan seluruh rangkaian acara hingga artis-artis yang siap memeriahkan acara ini. Para kru bersiap dan mulai memastikan semua peralatan sudah terpasang sempurna, dan beberapa selebriti sudah mulai melakukan gladi bersih untuk acara malam ini.Demikian pula dengan Selena, sejak siang hari, team make up yang dikirim Dimitri sudah memenuhi seluruh apartemennya. Walaupun Selena merasa ini sangat berlebihan, tetapi ia juga tidak berniat untuk membuat Dimitri kesal. Tetapi, pada akhirnya, Selena harus mengakui kalau tanpa kehadiran team itu, ia tidak akan tampil sesempurna ini.Selena memandangi jam dindingnya. Raymond sudah berjanji akan menjemputnya pukul 5 sore ini, dan seperti yang sudah-sudah, Raymond tidak p

Latest chapter

  • PENGGARIS SEGITIGA   Bab 90

    Andrea menaruh dagunya tepat pada topangan tangannya. Sambil memandangi bulan yang bersinar indah, pikirannya melayang-layang entah kemana. Diambilnya kedua amplop yang berada di atas meja belajarnya. Sebuah amplop coklat berisi panggilan test beasiswa yang akan menjadi masa depannya, dan satu amplop lagi yang sudah berisi surat pengunduran dirinya yang akan diberikannya pada Daniel esok hari. "Mungkin memang sudah jalannya, ini yang terbaik, Andrea, yang terbaik," bisik Andrea untuk menghibur dirinya sendiri. Sesungguhnya Andrea ingin keluar saat semuanya selesai, tetapi perkataan Daniel tadi siang membuatnya sadar. Seberapa lamanya Andrea berada di sisi Daniel untuk membantunya, pada akhirnya ia memang harus meninggalkannya. Saat ini, atau nanti, tidak menjadi masalah. "Tok..., tok...,tok...," pintu kamar Andrea berbunyi. "Masuk," kata Andrea mempersilahkan bapak untuk masuk kamarnya. "Dea, Bapak bikinin teh hangat untuk kamu," kata Bapak sambil menaruh segelas teh di atas meja

  • PENGGARIS SEGITIGA   Bab 89

    Tanganku mulai merogoh ke dalam saku jas, mencari benda yang dengan susah payah kudapatkan hari ini. Aku tahu, pengumumannya sudah keluar dan kami kalah. Agak berat untuk diterima, tapi, sama seperti apa kukatakan sebelumnya... aku tidak peduli. Aku sudah berusaha dan tetap akan berusaha lebih keras lagi. Bagaimanapun juga, aku akan mencari cara agar kita berdua dapat keluar dari jeratan Madam Devil. Aku tahu, perjuanganku masih sangat panjang. Tapi saat ini, ada hal penting yang harus kulakukan. Dan aku tidak mau menundanya lebih lama. Ok, Steven! Sekarang, kamu tinggal mengatakannya. Sandra Bayu Hutama, maukah engkau menikah denganku? Mudah bukan? Tapi...tunggu! Apa cukup jika hanya denga kata-kata seperti itu saja? Apa aku harus menambahkan sedikit kata-kata yang lebih poetic agar peristiwa ini lebih berkesan? Sandra, o sayangku...? Hiiiii, kenapa itu terdengar menjijikan, kurang manly, dan... oh Shit!! Komohon, otak... jangan malas! Ayo bantu aku! Apa yang harus kukatakan padanya?

  • PENGGARIS SEGITIGA   BAB 88

    "Andrea, gue udah nungguin lo dari tadi, eh.., baru nongol sekarang," kata Pak Mamat divisi ME di rumah sakit ini. "Sorry Pak, tadi pagi bu Novi sudah ngabarin, cuma saya aja yang kelupaan," jawab Andrea sambil mengatupkan kedua tangannya sebagai tanda permintaan maaf. "Ya udah, nih, barang lo udah gue benerin. Cek dulu aja!" kata Pak Mamat sambil memberikan sebuah raket listrik alat penangkap nyamuk pada Andrea. Andrea segera mencari nyamuk kecil yang sudah sejak tadi berdenging di telinganya. Diayunkannya raket itu dan dengan seketika, suara keras dan kilatan listrik muncul dari alat tersebut. "TEK!" bunyi keras muncul ketika alat itu mengenai seekor serangga. "Tuh, udah bagus kan? Gue bilang juga apa," kata Pak Mamat begitu melihat alat itu sudah kembali berfungsi dengan baik. "Makasih Pak. Ng..., saya harus bayar berapa untuk biaya perbaikannya?" tanya Andrea. "Ah, Ga usah, raket lo sih masih bagus, cuma baterenya aja yang melendung. Pas kemaren ada tetangga yang raket nya

  • PENGGARIS SEGITIGA   Bab 87

    Baru satu jam ia resmi bekerja dengan Daniel, Andrea mulai menyesali keputusannya. Baru saja ia memberikan surat pengunduran diri pada Bu Novi, Daniel sudah menyeretnya pergi tanpa memberikannya waktu untuk mengucapkan selamat tinggal kepada rekan-rekan lainnya. Andrea masih tidak enak hati melihat kegundahan di hati bu Novi, sepertinya perempuan malang itu akan menerima banyak komplain hari ini karena pengunduran diri Andrea yang serba tiba-tiba. Untung saja, foto bersama Daniel Leo, cukup dapat menghibur hati Bu Novi di hari buruknya ini.Dan sialnya, bagi Andrea, kejadian buruk di hari ini masih akan terus berlangsung. Melihat Daniel berjalan keluar rumah sakit, beberapa fans dan wartawan sudah menunggunya di koridor luar rumah sakit."Daniel!!!" teriak mereka memanggil nama idola mereka.Melihat kerumunan banyak orang, Andrea merasa begitu tidak nyaman. Ia ingat terakhir kali ia betemu dengan fans-fans Daniel, kejadian yang berakhir dengan perundungan menyebalkan. Setelah beberapa

  • PENGGARIS SEGITIGA   Bab 86

    " dalam kepalaku, aku tidak akan pernah membuatnya menghentikan langkahku. Tidak hari ini, tidak juga nanti. "Selamat sore, hadirin yang terhormat, salam sejahtera bagi kita semua," salamku untuk memulai presentasi hari ini. "Sttt... ga salah ya? Speaker personnya Ruanna masih muda banget!" "Iya, padahal aku berharap Anna Gunadi sendiri yang akan presentasi hari ini. Aku sudah menunggu penampilannya." "Yah, padahal kukira Anna Gunadi sendiri yang akan presentasi mewakili bironya. Tahunya orang lain. Aneh, mengapa mereka mempercayakan presentasi penting seperti ini pada anak kecil itu? " "Atau mungkin mereka sudah pasrah... Tapi masa sih? Sekelas Anna Gunadi pasrah begitu saja? Tapi, aku ngerti sih, kalau mereka takut dengan Architext." Aku mendengar banyak bisikan ketika mereka melihatku berdiri di tengah panggung. Aku tidak tersinggung. Benar-benar tidak tersinggung. Hahaha... memang tidak perlu tersinggung jika mereka memanggilku dengan sebutan anak kecil atau anak baru. Toh, a

  • PENGGARIS SEGITIGA   BAB 85

    Dug... dug... Dug... dug... Dug... dug... "Waaaa... plok...plok… plok..." Dug... dug... Dug... dug... , ok? Setelah membereskan ruangan ini dan membangunkan 'kucing' malas itu," katanya sambil memandang Cat. "Ok!" kataku sambil berjalan keluar mengikuti panitia. "Hei Sandra, break a leg!" sahut Steven sebelum aku meninggalkan ruangan. Hahaha, Sialan... apa dia berharap aku naik panggung untuk menyanyi atau menari balet? Dia tidak perlu mengucapkan mantra sukses pemeran broadway sebelum mereka tampil. Tapi untuk humornya yang super random dan menghibur, kuucapkan sedikit terima kasih. Sedikit saja... ga banyak-banyak. Aku berjalan menuju ke belakang panggung. Yang ternyata hanya berjarak sekitar 10 meter dari ruangan kami bekerja. Tidak jauh, dan kuharap, Steven bisa langsung menyusulku kemari jika aku membutuhkan bantuannya. "t right now!"

  • PENGGARIS SEGITIGA   Bab 84

    "It's not her fault...!" kataku untuk menurunkan tensi di ruangan ini. "It Is NOT her fault?" tanya Steven seolah-olah tidak percaya dengan perkataanku. Kini matanya beralih padaku, ia memandangku begitu tajam. Ok, kini amarahnya juga berpaling padaku. "Sandra! Kumohon, jangan belain dia lagi. Sejak awal, kalau kamu mendengarkanku..., kalau kamu tidak memasukkan dia dalam team ini, maka semua kejadian ini tidak akan terjadi!" "Kamu benar, aku setuju," kataku sambil memandangi Cat. Berharap kemarahan Steven beralih padaku. Berharap, jika ia melupakan anak itu sebagai luapan emosinya. "Ya, kuakui ini salahku! Silahkan marah padaku! Aku akan menerima semua amarahmu. Tapi..., tidak sekarang, ok? Karena daripada kita menghabiskan waktu untuk marah, untuk berkelahi dan menyalahkan satu sama lain, bisakah kita memikirkan, rencana apa yang harus dilakukan kedepan?" "ak pada kita. Mereka tidak akan mentolerir kasus plagiarisme. Mereka sudah menyelidiki desain yang dikumpulkan Tyo. Jo sebelum

  • PENGGARIS SEGITIGA   BAB 83

    "kata seorang karyawan yang sedang merapihkan barang pajangan di etalase depan. "Iya,Kuakui, aku memang tidak berencana melamarnya hari ini. Sejak lama aku berpikir tentang hubungan kami, dan segala hal yang terjadi di antara kami berdua. Betapa dia begitu berbeda dengan perempuan-perempuan lain yang pernah mengisi hidupku. Seorang di luar akal sehat. Dia tulus, dan apa adanya, dia mengucapkan semua yang ada di hatinya. Dia tidak bisa berbohong, dan yang paling penting, dia wanita bodoh yang tidak pernah meninggalkanku. Siapa yang dapat menduga, jika dia memutuskan untuk kembali, saat kupikir dia akan pergi meninggalkanku senidirian. Dia... dia tidak gentar dengan besarnya masalahku, dia tidak mengatakan apapun tentang dendamku. Dia tidak memintaku untuk memilih antara dirinya atau ambisiku. Dia selalu berdiri di sampingku, menemaniku, bahkan saat aku membenci diriku sendiri, saat aku kesepian. Saat tidak ada satupun yang sanggup bersamaku, wanita cantik itu tidak meninggalkanku sen

  • PENGGARIS SEGITIGA   Bab 82

    ""Jam tiga lebih empat puluh lima menit. Ok I get it. Oh, satu lagi... Architext, mereka dapat urutan berapa? Kurasa akan sangat menarik untuk melihat presentasi mereka lebih dahulu. Kita bisa mengambil apa yang baik, lalu bisa membuat strategi untuk melawan mereka." "an mereka?" "Sepertinya begitu," jawabku pasrah. " Hahaha... ya sudahlah..., nanti kita lihat lagi situasinya seperti apa." "Ok, Steven." "Ng... Sandra! Sayang, ini masih pagi, belum jam sepuluh juga. Aku pergi beli sarapan sebentar. Kamu mau makan apa?" "Oh...," jawabku bingung. Sebenarnya aku sedikit mengharapkan Steven untuk kembali ke sini secepatya. Aku tidak peduli betapa laparnya diriku, aku hanya ingin dia menemaniku. Tapi..., biasakah aku memintanya untuk selalu ada di sisiku? Bisakah aku bertindak begitu egois? Walaupun hanya untuk hari ini saja, karena ini hari yang penting untukku, tapi.... "Sayang...? Sandra sayang? Aku beneran lapar," lanjut Steven. "Kamu tidak keberatan jika aku pergi makan sebentar

DMCA.com Protection Status