Ternyata syaratnya Sujiwati harus melayani nafsu Srimpit saja. Namun, tidak hanya sekali melainkan sampai siluman Ular Cilik itu merasa benar-benar puas.
Demi terwujud harapannya, Sujiwati tidak mempedulikan apa pun syaratnya. Dia yakin setelah memenuhi hasrat siluman tersebut akan ada keajaiban yang dia peroleh.Sujiwati sendiri sampai terlena dalam buaian nafsu. Dia juga menikmati indahnya cumbuan siluman yang mewujud jadi lelaki gagah ini, karena siluman itu mengubah wujud lagi menjadi lelaki yang sedang diidamkannya."Bayu!" Sujiwati terpekik.Seketika gairahnya menggebu-gebu. Sampai semuanya tuntas mencapai puncaknya, Sujiwati terkulai lemas dan terlelap.Ketika terbangun karena tersiram cahaya mentari pagi, Sujiwati sudah terbaring di atas pasir pantai. Bukan di pulau sebelumnya, tapi sudah berada di seberang yaitu pulau Jawa.Wanita ini terkejut setelah menyadarinya. Lebih terkejut lagi melihat keadaan dirinya. Kulit tubuhSeperti kepada Dharma Satya dulu, sang Ratu para makhluk duyung memberi hadiah berupa kereta ajaib. Bedanya kereta ini lebih kecil.Kereta yang hanya ditarik satu ekor kuda. Dari luar tampak kecil dan biasa saja. Namun, ketika sudah masuk ke dalam biliknya maka akan menemukan keajaiban.Di dalamnya terdapat ruangan besar seluas rumah mewah. Terdapat tiga kamar untuk para istri, ruang untuk berkumpul bersama, kamar mandi dan pawon atau dapur.Kereta ini bisa jadi tempat tinggal yang dapat dibawa ke mana-mana. Maka dari itu Bayu bersama tiga Istrinya akan melakukan perjalanan bulan madu menggunakan kereta tersebut.Sebelum memulai perjalanan, keempatnya tengah berunding di ruang berkumpul yang letak paling depan."Nyai, Dinda dan Rayi. Siapa di antara kalian yang memiliki kepentingan? Kita akan memulai perjalanan untuk melaksanakan kepentingan itu."Tiga panggilan yang berbeda. Bayu menyebut Nyai kepada Asmarini. Sebaliknya istri p
Orang ini terpental lagi setelah mendapatkan luka sabetan pedang dari dalam yang tidak disangka dan terlihat sama sekali.Lalu muncullah Nindya Saroya berdiri di tempat kusir sambil menghunus pedang."Siang bolong begini kalian berani muncul!" seru Nindya Saroya.Sett! Sett! Sett!Puluhan senjata rahasia melesat dari tangan orang-orang yang mengepung kereta kuda. Namun, seluruh senjata tersebut tiba-tiba berhenti di tengah-tengah udara.Seperti tergantung di udara beberapa saat lalu semuanya berjatuhan ke tanah.Nindya Saroya sebenarnya tidak akan mampu menghindari serangan tersebut karena gerakannya sangat cepat dan jumlahnya banyak.Apa yang terjadi tadi karena Bayu mengendalikan angin guna menahan puluhan senjata rahasia tersebut.Akan tetapi para pembunuh bayaran ini tidak surut langkah. Mereka terus memburu mangsanya. Masing-masing kembali meluncurkan senjata rahasia dengan jumlah lebih banyak.Wut
Sujiwati terlihat sedang berbincang dengan tamu kedai lain. Sementara Nindya Saroya langsung menemui pemilik kedai untuk membeli bahan makanan yang dibutuhkan."Ki Sanak, ke manakah saya harus mencari seseorang pendekar sakti yang bisa mengendalikan angin dan petir?" tanya Sujiwati kepada orang di dekatnya.Nindya Saroya sempat terkesiap mendengarnya. Lalu dia menguping diam-diam."Maksud si Neng, Pendekar Angin Petir?" balik tanya orang itu."Oh, julukannya Pendekar Angin Petir?""Benar, Neng. Dia tinggal di dekat Pesantren Quro.""Oh, terima kasih, Ki Sanak!"Kemudian Sujiwati menyewa satu kamar untuk istirahat malam ini. Untungnya ketika berpapasan dengan Nindya Saroya, dia tampak tidak mengenali lagi. Padahal pernah bertemu dan bertempur di pulau Nusakambangan.Ini karena Nindya Saroya sudah tidak memakai pakaian yang biasa dia kenakan dulu.Sampai di kereta, Nindya Saroya segera melaporkan kejadian
Serentak semua anggotanya yang berbaris rapi itu langsung berkelebat ke arah masing-masing yang dituju. Tinggal si pemimpin sendirian di sana."Dua cabang telah lenyap gara-gara si Pengendali Angin Petir itu. Pertama dia berhasil membongkar rahasia cabang selatan yang dipimpin Permani dan kedua baru saja semua anggota cabang barat bunuh diri karena gagal!"Si pemimpin tiba-tiba menoleh ke kiri langsung melemparkan senjata rahasia. Dia sudah merasakan ada seseorang yang mengintainya dari sana.Wush!Sasarannya luput, lalu muncul satu sosok yang pakaiannya serupa dengan si pemimpin."Ketua Cabang Barat, kenapa kau masih hidup?" tanya si pemimpin yang merupakan ketua cabang utara."Salah satu anggotaku tertangkap si Pengendali Angin Petir. Aku yakin dia akan dipaksa memberikan keterangan. Lagi pula aku juga masih punya kesempatan menuntaskan tugas ini!""Sekarang apa rencanamu?""Ikut rencanamu!""Kalau be
"Di sana tempatnya!" tunjuk yang laki-laki ke atas bukit."Tapi siapa sekelompok orang tadi?" tanya yang perempuan.Nindya Saroya semakin tercekat, seperti ingin keluar menghampiri dua orang tersebut, tetapi Asmarini menahannya."Kita akan tahu nanti setelah di atas. Semoga saja berada di pihak kita!"Si lelaki menarik tangan si perempuan bergerak menaiki bukit."Dia kakakmu?" tanya Asmarini."Dari suara dan bentuk tubuhnya aku hapal.""Tidak perlu khawatir. Sekarang yang sedang kau cari sudah ada. Mereka semua dalam pengawasan kita. Sementara orang di luar tidak akan melihat kita."Nindya Saroya menarik napas lega. Memang benar, dia dan yang lain bisa bergerak bebas saat situasi sudah memanggil. Bahkan bisa dilakukan dari dalam kereta kuda ajaib tanpa perlu keluar.Sementara di dalam kamar, masih dalam keadaan tubuh saling menyatu. Bayu dan Miranti sedang saling tatap mesra."Di luar sana kead
Sekali lagi Nindya Saroya dan Bayu terkesiap saling pandang, tapi kemudian sama-sama tersenyum membuat Sutasoma dan Nindira Saroya tampak heran."Baguslah, berarti kau kakak iparku!" ujar Bayu."Hah!" Sutasoma dan Nindira Saroya ternganga."Sekarang tidak ada waktu untuk membicarakan hal itu, mari kita kejar si adik bungsu!" kata Bayu kemudian."Lalu mereka?" Nindira Saroya menunjuk ke arah puluhan manusia yang menjadi patung hidup."Biar saja, nanti juga pimpinan pusat mereka datang sendiri dan itu yang sedang kami nantikan," jawab si Mawar Jingga.Kemudian mereka berempat menuruni bukit mengejar rombongan orang berbadan kekar. Lalu di mana kereta kuda ajaib?Kereta tersebut tidak jauh dari mereka, tapi hanya Bayu dan Nindya Saroya yang bisa melihatnya. Kenapa pula masih tidak bisa dilihat selian mereka padahal Bayu sudah keluar dan otomatis Rompi Halimunan tidak aktif.Namanya juga kereta dari alam siluman, ja
Orang yang cenderung berwatak buruk, sesuatu yang menimpa dirinya lebih condong pula melahirkan dendam.Kalau berwatak baik, maka dia akan berpikir apa yang harus diperbaiki ke depannya agar hidupnya tidak menerima nasib sial lagi.Sebaliknya yang bersifat jahat, maka dalam benaknya hanya menyalahkan orang lain dan menyimpan dendam terhadap orang yang telah membuat dirinya menderita.Seperti yang dialami Soca Srenggi. Untuk ketiga kalinya dia masih diberi kesempatan hidup oleh yang maha kuasa setelah mengalami pertempuran hidup mati.Pertama ketika bergabung dengan Laskar Raja Api, kedua saat menjadi orang kepercayaan Amoksa dan yang terakhir sekarang setelah selamat dan keluar dari pulau Nusakambangan.Soca Srenggi berhasil menyeberang dengan berbagai cara sehingga tidak lagi dikejar-kejar para pendekar pelarian yang berdiam di pulau tersebut.Takdirnya membawa ke sebuah keberuntungan. Soca Srenggi menemukan satu gua kecil yang
Sementara Miranti mengandalkan pedang biasa yang sudah dia miliki sejak di alam dimensi lain. Sedangkan Bayu dan Asmarini masih di tempatnya.Sebelum kedua kakinya menginjak tanah, kedua wanita ini sudah melepaskan serangan. Berupa sabetan pedang masing-masing yang mengeluarkan hempasan angin.Si pemimpin Gagak Setan ambil langkah mundur lagi demi mendapatkan ruang untuk menghindar dan membalas serangan.Hebatnya wanita serba hitam ini tidak menggunakan senjata. Kedua tangannya dilapisi tenaga dalam besar yang bisa diubah ke bentuk apa pun.Seperti yang terjadi sekarang, dia memutar kedua tangan mirip sedang menggulung benang. Lalu dihentakkan ke depan. Maka berhembus gelombang angin menghalau serangan dua lawannya.Wush! Pratt!Dua hempasan angin saling hantam. Dampaknya menghasilkan tenaga dorongan kuat yang hampir saja menghantam Miranti dan Nindya Saroya.Untung saja dua wanita ini lebih dulu mendarat dan menapak kua
Bayu keluarkan semua ilmu yang dimiliki satu persatu dilepaskan menghajar Buta Koneng. Terutama dari kesaktian Dewa Petir dan Dewa Angin. Sett! Derr! Dimulai dari Ilmu Tinju Bayu. Pukulan yang terbentuk dari angin yang dipadatkan. Tinju ini bisa merobohkan bukit. Namun, sosok Buta Koneng tak sedikit pun goyah. Yang terjadi malah tercipta serangan balik serupa mengancam si pemiliknya. Bayu bukannya tidak tahu hal tersebut. Dia memang sengaja dan tentunya sudah punya antisipasi agar serangan balik itu tidak mengenai dirinya seperti yang dialami empat pemimpin kelompok. Di saat yang tepat, Rompi Halimunan langsung aktif. Sosok Bayu tiba-tiba lenyap sehingga serangan balik tersebut hanya menemui sasaran kosong. "Hah!" Buta Koneng terkejut bukan main. Padahal dia memperkirakan lawannya akan hancur oleh ilmunya sendiri, tapi mengapa bisa begitu? Bayu sudah muncul lagi. Dia melepasliark
Hawa sakti sangat kuat menebar di seantero tempat. Ki Sela Waru bersama pengikutnya beringsut mundur hingga cukup jauh.Begitu pula empat pemimpin kelompok walaupun dalam keadaan terluka berat, mereka berusaha menjauh dari arena pertarungan.Termasuk Panji Saksana, tapi tidak jauh seperti yang lainnya. Sedangkan di tempat lain, para pendekar golongan putih menantikan pertarungan yang pasti akan sengit.Hawa sakti tersebut berasal dari Bayu yang mengerahkan seluruh kesaktian yang dimiliki. Tenaga Angin, Petir, Bintang, kesaktian Kitab Aksara Sakti dan Kitab Buana Sampurna."Keluarkan semua kekuatan yang kau punya, Bocah!" teriak Buta Koneng masih percaya diri dengan Ilmu Raga Waja yang belum terkalahkan.Namun, setelah memamerkan kekuatannya, Bayu masih tampak berdiri tenang, sepertinya tidak akan melakukan serangan."Apa maksud anak ini?" batin Panji Saksana.Sebelum ke pertarungan antara Bayu dengan Buta Koneng. Tampak
Pertarungan empat pemimpin kelompok melawan Buta Koneng terus berlangsung. Tokoh masa lalu yang bangkit lagi ini tampak sangat percaya diri dengan ilmunya.Buta Koneng membiarkan dirinya diserang sedemikian rupa. Ilmu Raga Waja membuat badannya kebal seperti baja.Ilmu ini memang mirip dengan ilmu yang dimiliki Soca Srenggi dulu setelah memakan telur badak siluman. Ilmu ini juga membuat pemiliknya hidup abadi sampai dunia kiamat.Yang pertama Ki Mandu Reksa melepaskan pukulan dengan tenaga dalam besar, menggunakan ilmu yang baru saja di dapat dari janin milik Nindya Saroya.Wutt!Segelombang angin kuat melesat menghantam dada Buta Koneng laksana tinju raksasa yang hendak mendobrak gunung.Dess! Wutt!Ki Mandu Reksa kaget bukan main, serangannya tidak mempan terhadap tubuh lawan. Malah seperti berbalik menghantam diri sendiri sampai tubuhnya terpental lalu jatuh.Brukk!"Uakh! Sialan keparat!"K
Kaki gunung Salak sebelah barat.Malam hari terasa mencekam. Hawa membunuh berkeliaran. Satu persatu kelompok yang berambisi ingin menjadi yang terkuat di dunia persilatan telah sampai di sana.Mereka tidak meneruskan naik ke lereng. Terlalu dekat dengan sarang musuh akan sangat berbahaya. Empat kelompok tersebut akan memancing Buta Koneng turun.Kalau memang merasa paling kuat pasti akan turun. Jika ingin menjaga harga diri, maka harus menyongsong musuh ke depan. Bukan menunggu.Hal ini disadari oleh Buta Koneng sendiri. Walau dianjurkan untuk tetap menunggu di markas oleh anak buahnya, sosok tinggi besar ini tidak ingin kehilangan muka."Kita akan hadapi mereka di bawah. Semua bersiap, saat menggenggam dunia persilatan!"Maka Buta Koneng segera memimpin pengikutnya untuk turun gunung.Sebelum sampai ke kaki gunung, masih di lereng yang agak tinggi, kelompok Buta Koneng mengawasi ke bawah.Meski malam gelap, ta
Buta Koneng menoleh kepada orang yang berbicara tadi. Lelaki setengah baya. Setelah dipindai, tenaga dalam orang ini masih di bawah Ki Sela Waru.Bahkan Ki Sela Waru sendiri tampak heran mendengarnya. Jelas raut wajahnya menunjukkan tidak suka."Kau jangan lancang bicara!" sentak Ki Sela Waru, tapi dengan suara pelan dan ditekan hampir berbisik."Siapa yang kau maksud orang yang akan merintangi langkahku?" tanya Buta Koneng. Suara hempasan napasnya bagai tiupan angin keras."Saya mendapatkan keterangan bahwa ada beberapa kelompok yang berhasil mendapatkan kekuatan sakti dari janin anak-anaknya Bayu Bentar," jawab lelaki setengah baya salah satu anak buah Ki Sela Waru tadi."Maksudmu kesaktian alami yang dimiliki calon anak-anaknya Bayu Bentar?" tanya Ki Sela Waru karena dia juga sempat mendengar kabar tersebut.Bahkan dia juga telah merencanakan akan menculik tiga istri Bayu setelah berhasil membangkitkan Buta Koneng, tapi ternya
Orang tua berpakaian serba hitam ini memiliki rambut keriting diikat kepala warna merah. Wajahnya kelimis tirus dan keriput. Kedua matanya tampak cekung, tapi sorotnya sangat tajam."Usia kandungannya masih muda. Nanti kalau sudah lebih dari empat purnama, baru aku bisa menyedot kesaktian alami yang ada dalam janinnya. Masukkan dia ke kamarku!"Dua orang yang tadi membawa Nindya Saroya segera memindahkan wanita yang sudah tak sadarkan diri itu ke dalam kamar lelaki serba hitam ini.Kamar yang dimaksud ternyata berada di balik ruangan ini. Di belakang lelaki tua tersebut, tepat pada sudut ruangan ternyata ada sebuah pintu batu yang dibuka dengan cara dorong lalu digeser ke kiri.Setelah terbuka, barulah kamar lelaki tua itu terlihat dari luar. Nindya Saroya dimasukkan ke sana. Di baringkan di atas tempat tidur terbuat dari kayu. Dua orang tadi sudah keluar lagi.Sementara Santana palsu memperhatikan setiap sudut ruangan sembari menyesuaika
Yang keluar adalah Nindya Saroya dari pintu belakang rumah. Dia hendak memetik sayuran di kebun. Istri kedua Bayu ini tampak tenang saja melangkah memasuki kebun.Sementara beberapa sosok yang mengepung rumah Panji langsung bergerak cepat. Terutama yang paling dekat dengan sasaran.Ilmu meringankan tubuh mereka cukup sempurna sehingga tidak bisa dirasakan oleh sasaran yang terus masuk ke kebun seolah tidak ada yang mengintainya.Kemudian dua sosok berkelebat paling cepat menyambar tubuh Nindya Saroya bagaikan elang mencengkram ayam. Secepat kilat pula kedua sosok tersebut langsung menghilang membawa Nindya Saroya.Begitu terlihat sasaran berhasil ditangkap, yang lainnya segera kembali ke tempat masing-masing. Menunggu buruan berikutnya keluar.Dua sosok yang berhasil membawa Nindya Saroya berhenti berkelebat ketika bertemu seseorang. Tubuh si Mawar Jingga dipanggul salah seorang. Rupanya mereka telah menotok wanita tersebut sehingga tidak
Sempat terpikir pula, dia bisa saja bolak balik pindah jaman agar bisa bersama semua wanita yang dia miliki. Namun, semua itu juga harus diawali dengan kejujuran.Bisa jadi Arumi malah ingin ikut ke masa depan. Dengan demikian istrinya menjadi empat. Apakah Bayu mampu berbuat adil terhadap mereka.Namun, akhirnya Bayu harus memantapkan hati. Memilih satu jaman untuk menjalani kehidupannya sampai akhir hayat nanti.Kalau menurutkan kata hati, maka tidak akan ada habisnya menuruti hawa nafsu. Ya, bisa jadi rasa ketertarikan kepada Arumi sekarang hanyalah nafsu belaka.Bayu sudah punya tiga istri di jamannya. Jangan sampai jadi manusia serakah. Dia bukan raja yang bisa memiliki banyak selir.Setelah berpikir matang akhirnya Bayu menunjukkan cara berpindah ke jaman yang berbeda menggunakan Batu Pemutar Waktu.Bayu menatap Arumi saat dua jarinya sudah siap menekan ujung batu tersebut."Jaga diri baik-baik. Kau wanita hebat. K
Yang paling mencolok adalah di belakang rumah kayu tersebut ada sebuah kolam kecil. Di dalam kolam itu terlihat satu sosok mengambang seperti bangkai.Sosok ini menghadap ke atas sehingga jelas rupanya, yaitu seorang wanita cantik. Sepertinya masih gadis. Tubuhnya mungil terbalut kain sinjang basah sehingga membentuk lekuk tubuhnya yang indah.Bayu tidak mempedulikan dulu wanita cantik dalam kolam kecil itu, dia menembus atap masuk ke rumah. Di dalam sana bau kemenyan sangat tebal.Bahkan sepertinya seluruh ruangan rumah terpenuhi asal kemenyan yang entah berada di mana asalnya karena Bayu tidak menemukan tempat pembakaran kemenyan di dalam sana.Ganggasara juga masuk ke sana. Dia bergerak ke sudut sebelah kiri. Di situlah terlihat satu benda panjang dibungkus kain hitam tebal tersampir di dinding.Bayu merasakan aura sakti kuat dari benda panjang tersebut. Auranya sesuai dengan petunjuk ahli senjata di istana Kawali. Tombak Kawijayan.