Share

Bab 116

last update Last Updated: 2024-12-02 08:01:18

Bayu berpikir keras untuk menemukan cara melumpuhkan pohon hidup ini.

Tentu saja bukan hidup secara pengertian harfiah. Bayu paham pohon ini berada dalam pengaruh dan dikendalikan dari jarak jauh oleh Ki Sawung.

"Jangan sungkan-sungkan, Den!" saran Ki Baplang.

Bayu tidak mengerti maksudnya. Lalu Ki Baplang melanjutkan bisikannya.

"Juragan ikuti saja, aku akan menurunkan ilmu 'Membelah Tanah Menarik Sukma'," lalu terdengar guriang ini merapalkan mantera.

Bayu ingat ilmu ini pernah digunakan Ki Baplang saat menerobos Puri Iblis. Rupanya ini maksud si guriang agak memaksa ingin mendampinginya.

Kemudian si pemuda mengikuti saran Ki Baplang. Setelah membaca mantra dia hantamkan tumit ke tanah dengan kuat.

Degh!

Tanah yang dihantam tumit retak sedikit demi sedikit kemudian tanah terbelah memanjang ke depan. Pohon yang bisa bergerak ini otomatis terjerembab ke dalam belahan tanah ini.

Blass! Blep!

Poh
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 117

    "Ini dia!" kata Bayu sambil mengambil sembilu itu lalu memperhatikannya dengan baik-baik.Bayu mengelus-elus leher binatang itu pelan dengan perasaan lembut dan kasih sayang. "Sekarang kau bebas, Can!"Kakinya kembali menghantam tanah, seketika keempat kaki harimau telah terbebas dari jepitan tanah. Harimau ini langsung mengusap-usapkan wajahnya ke kaki Bayu sebagai tanda terima kasih. Lalu sang harimau berlalu meninggalkan sang pendekar."Ki Sawuuung...!" teriak Bayu lagi sambil mengitarkan pandangan. "Ternyata kau baik, aku ucapkan terima kasih!"Kemudian Bayu meninggalkan lembah itu. Dia menyusuri jalan semula yang dilalui hingga keluar dari daerah yang diselimuti kabut tipis itu.***Suatu malam di padepokan Cakrabuana. Di setiap asrama dan tempat-tempat lainnya ada murid atau anggota Jagabaya yang dapat giliran jaga. Semuanya tampak seperti malam-malam biasanya.Namun, di tempat tersembunyi lagi yang tidak diketahui

    Last Updated : 2024-12-02
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 118

    "Dengan sembilu ini, si pemiliknya akan bisa mengendalikan orang yang dituju untuk melakukan tindakan apapun yang diperintahkannya,""Jadi maksudmu mereka dalam kendali seseorang?" tanya Ki Sandaka."Benar!"Pantas saja keempat tersangka ini keukeuh dengan pernyataannya. Namun, tetap saja perlu pembuktian lebih lanjut."Bisa kau buktikan dan tunjukkan siapa orang yang mengendalikan mereka?" tantang Ki Abiasa."Baiklah, sebelumnya apakah Ki Sepuh dan para guru pernah mendengar ilmu 'Menjerat Pikiran'?"Keempat sesepuh tampak berpikir sejenak, begitu juga para anggota Jagabaya. Suasana jadi hening, bahkan di luar juga tak terdengar bisik-bisik lagi."Aku ingat, ilmu ini dimiliki seseorang yang jarang muncul ke dunia persilatan. Namanya Ki Sawung!" kata Nyai Purbasari."Nah, ternyata salah satu murid padepokan ini memiliki ilmu tersebut!"Seketika semuanya terperanjat tak percaya, bagaimana bisa seorang mu

    Last Updated : 2024-12-02
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 119

    Kenapa Panji tampak bingung? Kita lewati dulu. Yang sudah menebak simpan saja.Kita kembali ke tempat di mana Sujiwati berada. Pada kisah lalu diceritakan kantung berisi kelabang mengeluarkan asap putih disertai suara mendesis keras. Semakin lama semakin tebal dan membumbung tinggi hingga menyentuh langit-langit gua.Asap tebal ini membentuk satu sosok yaitu kelabang raksasa berwarna hitam. Suara yang keluar terdengar seperti perempuan tua."Nyai Siluman Kelabang Ireng, sebelumnya aku tidak pernah memanggil Nyai seperti ini. Semua karena suatu hal yang amat penting," ungkap Sujiwati sambil menunduk hampir menempel ke lantai gua."Katakan apa persoalanmu, apakah ada yang menandingi ilmu yang aku berikan? Apakah ada yang membuatmu sakit hati?"Rupanya Sujiwati memuja siluman Kelabang Ireng untuk memperoleh ilmu-ilmunya. Sebenarnya ketika harus menyingkir ke luar pulau, dia sedang menambah kesaktiannya.Sujiwati juga sudah punya ren

    Last Updated : 2024-12-02
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 120

    Ternyata syaratnya Sujiwati harus melayani nafsu Srimpit saja. Namun, tidak hanya sekali melainkan sampai siluman Ular Cilik itu merasa benar-benar puas.Demi terwujud harapannya, Sujiwati tidak mempedulikan apa pun syaratnya. Dia yakin setelah memenuhi hasrat siluman tersebut akan ada keajaiban yang dia peroleh.Sujiwati sendiri sampai terlena dalam buaian nafsu. Dia juga menikmati indahnya cumbuan siluman yang mewujud jadi lelaki gagah ini, karena siluman itu mengubah wujud lagi menjadi lelaki yang sedang diidamkannya."Bayu!" Sujiwati terpekik.Seketika gairahnya menggebu-gebu. Sampai semuanya tuntas mencapai puncaknya, Sujiwati terkulai lemas dan terlelap.Ketika terbangun karena tersiram cahaya mentari pagi, Sujiwati sudah terbaring di atas pasir pantai. Bukan di pulau sebelumnya, tapi sudah berada di seberang yaitu pulau Jawa.Wanita ini terkejut setelah menyadarinya. Lebih terkejut lagi melihat keadaan dirinya. Kulit tubuh

    Last Updated : 2024-12-02
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 121

    Seperti kepada Dharma Satya dulu, sang Ratu para makhluk duyung memberi hadiah berupa kereta ajaib. Bedanya kereta ini lebih kecil.Kereta yang hanya ditarik satu ekor kuda. Dari luar tampak kecil dan biasa saja. Namun, ketika sudah masuk ke dalam biliknya maka akan menemukan keajaiban.Di dalamnya terdapat ruangan besar seluas rumah mewah. Terdapat tiga kamar untuk para istri, ruang untuk berkumpul bersama, kamar mandi dan pawon atau dapur.Kereta ini bisa jadi tempat tinggal yang dapat dibawa ke mana-mana. Maka dari itu Bayu bersama tiga Istrinya akan melakukan perjalanan bulan madu menggunakan kereta tersebut.Sebelum memulai perjalanan, keempatnya tengah berunding di ruang berkumpul yang letak paling depan."Nyai, Dinda dan Rayi. Siapa di antara kalian yang memiliki kepentingan? Kita akan memulai perjalanan untuk melaksanakan kepentingan itu."Tiga panggilan yang berbeda. Bayu menyebut Nyai kepada Asmarini. Sebaliknya istri p

    Last Updated : 2024-12-03
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 122

    Orang ini terpental lagi setelah mendapatkan luka sabetan pedang dari dalam yang tidak disangka dan terlihat sama sekali.Lalu muncullah Nindya Saroya berdiri di tempat kusir sambil menghunus pedang."Siang bolong begini kalian berani muncul!" seru Nindya Saroya.Sett! Sett! Sett!Puluhan senjata rahasia melesat dari tangan orang-orang yang mengepung kereta kuda. Namun, seluruh senjata tersebut tiba-tiba berhenti di tengah-tengah udara.Seperti tergantung di udara beberapa saat lalu semuanya berjatuhan ke tanah.Nindya Saroya sebenarnya tidak akan mampu menghindari serangan tersebut karena gerakannya sangat cepat dan jumlahnya banyak.Apa yang terjadi tadi karena Bayu mengendalikan angin guna menahan puluhan senjata rahasia tersebut.Akan tetapi para pembunuh bayaran ini tidak surut langkah. Mereka terus memburu mangsanya. Masing-masing kembali meluncurkan senjata rahasia dengan jumlah lebih banyak.Wut

    Last Updated : 2024-12-03
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 123

    Sujiwati terlihat sedang berbincang dengan tamu kedai lain. Sementara Nindya Saroya langsung menemui pemilik kedai untuk membeli bahan makanan yang dibutuhkan."Ki Sanak, ke manakah saya harus mencari seseorang pendekar sakti yang bisa mengendalikan angin dan petir?" tanya Sujiwati kepada orang di dekatnya.Nindya Saroya sempat terkesiap mendengarnya. Lalu dia menguping diam-diam."Maksud si Neng, Pendekar Angin Petir?" balik tanya orang itu."Oh, julukannya Pendekar Angin Petir?""Benar, Neng. Dia tinggal di dekat Pesantren Quro.""Oh, terima kasih, Ki Sanak!"Kemudian Sujiwati menyewa satu kamar untuk istirahat malam ini. Untungnya ketika berpapasan dengan Nindya Saroya, dia tampak tidak mengenali lagi. Padahal pernah bertemu dan bertempur di pulau Nusakambangan.Ini karena Nindya Saroya sudah tidak memakai pakaian yang biasa dia kenakan dulu.Sampai di kereta, Nindya Saroya segera melaporkan kejadian

    Last Updated : 2024-12-03
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 124

    Serentak semua anggotanya yang berbaris rapi itu langsung berkelebat ke arah masing-masing yang dituju. Tinggal si pemimpin sendirian di sana."Dua cabang telah lenyap gara-gara si Pengendali Angin Petir itu. Pertama dia berhasil membongkar rahasia cabang selatan yang dipimpin Permani dan kedua baru saja semua anggota cabang barat bunuh diri karena gagal!"Si pemimpin tiba-tiba menoleh ke kiri langsung melemparkan senjata rahasia. Dia sudah merasakan ada seseorang yang mengintainya dari sana.Wush!Sasarannya luput, lalu muncul satu sosok yang pakaiannya serupa dengan si pemimpin."Ketua Cabang Barat, kenapa kau masih hidup?" tanya si pemimpin yang merupakan ketua cabang utara."Salah satu anggotaku tertangkap si Pengendali Angin Petir. Aku yakin dia akan dipaksa memberikan keterangan. Lagi pula aku juga masih punya kesempatan menuntaskan tugas ini!""Sekarang apa rencanamu?""Ikut rencanamu!""Kalau be

    Last Updated : 2024-12-03

Latest chapter

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 191

    Bayu keluarkan semua ilmu yang dimiliki satu persatu dilepaskan menghajar Buta Koneng. Terutama dari kesaktian Dewa Petir dan Dewa Angin. Sett! Derr! Dimulai dari Ilmu Tinju Bayu. Pukulan yang terbentuk dari angin yang dipadatkan. Tinju ini bisa merobohkan bukit. Namun, sosok Buta Koneng tak sedikit pun goyah. Yang terjadi malah tercipta serangan balik serupa mengancam si pemiliknya. Bayu bukannya tidak tahu hal tersebut. Dia memang sengaja dan tentunya sudah punya antisipasi agar serangan balik itu tidak mengenai dirinya seperti yang dialami empat pemimpin kelompok. Di saat yang tepat, Rompi Halimunan langsung aktif. Sosok Bayu tiba-tiba lenyap sehingga serangan balik tersebut hanya menemui sasaran kosong. "Hah!" Buta Koneng terkejut bukan main. Padahal dia memperkirakan lawannya akan hancur oleh ilmunya sendiri, tapi mengapa bisa begitu? Bayu sudah muncul lagi. Dia melepasliark

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 190

    Hawa sakti sangat kuat menebar di seantero tempat. Ki Sela Waru bersama pengikutnya beringsut mundur hingga cukup jauh.Begitu pula empat pemimpin kelompok walaupun dalam keadaan terluka berat, mereka berusaha menjauh dari arena pertarungan.Termasuk Panji Saksana, tapi tidak jauh seperti yang lainnya. Sedangkan di tempat lain, para pendekar golongan putih menantikan pertarungan yang pasti akan sengit.Hawa sakti tersebut berasal dari Bayu yang mengerahkan seluruh kesaktian yang dimiliki. Tenaga Angin, Petir, Bintang, kesaktian Kitab Aksara Sakti dan Kitab Buana Sampurna."Keluarkan semua kekuatan yang kau punya, Bocah!" teriak Buta Koneng masih percaya diri dengan Ilmu Raga Waja yang belum terkalahkan.Namun, setelah memamerkan kekuatannya, Bayu masih tampak berdiri tenang, sepertinya tidak akan melakukan serangan."Apa maksud anak ini?" batin Panji Saksana.Sebelum ke pertarungan antara Bayu dengan Buta Koneng. Tampak

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 189

    Pertarungan empat pemimpin kelompok melawan Buta Koneng terus berlangsung. Tokoh masa lalu yang bangkit lagi ini tampak sangat percaya diri dengan ilmunya.Buta Koneng membiarkan dirinya diserang sedemikian rupa. Ilmu Raga Waja membuat badannya kebal seperti baja.Ilmu ini memang mirip dengan ilmu yang dimiliki Soca Srenggi dulu setelah memakan telur badak siluman. Ilmu ini juga membuat pemiliknya hidup abadi sampai dunia kiamat.Yang pertama Ki Mandu Reksa melepaskan pukulan dengan tenaga dalam besar, menggunakan ilmu yang baru saja di dapat dari janin milik Nindya Saroya.Wutt!Segelombang angin kuat melesat menghantam dada Buta Koneng laksana tinju raksasa yang hendak mendobrak gunung.Dess! Wutt!Ki Mandu Reksa kaget bukan main, serangannya tidak mempan terhadap tubuh lawan. Malah seperti berbalik menghantam diri sendiri sampai tubuhnya terpental lalu jatuh.Brukk!"Uakh! Sialan keparat!"K

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 188

    Kaki gunung Salak sebelah barat.Malam hari terasa mencekam. Hawa membunuh berkeliaran. Satu persatu kelompok yang berambisi ingin menjadi yang terkuat di dunia persilatan telah sampai di sana.Mereka tidak meneruskan naik ke lereng. Terlalu dekat dengan sarang musuh akan sangat berbahaya. Empat kelompok tersebut akan memancing Buta Koneng turun.Kalau memang merasa paling kuat pasti akan turun. Jika ingin menjaga harga diri, maka harus menyongsong musuh ke depan. Bukan menunggu.Hal ini disadari oleh Buta Koneng sendiri. Walau dianjurkan untuk tetap menunggu di markas oleh anak buahnya, sosok tinggi besar ini tidak ingin kehilangan muka."Kita akan hadapi mereka di bawah. Semua bersiap, saat menggenggam dunia persilatan!"Maka Buta Koneng segera memimpin pengikutnya untuk turun gunung.Sebelum sampai ke kaki gunung, masih di lereng yang agak tinggi, kelompok Buta Koneng mengawasi ke bawah.Meski malam gelap, ta

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 187

    Buta Koneng menoleh kepada orang yang berbicara tadi. Lelaki setengah baya. Setelah dipindai, tenaga dalam orang ini masih di bawah Ki Sela Waru.Bahkan Ki Sela Waru sendiri tampak heran mendengarnya. Jelas raut wajahnya menunjukkan tidak suka."Kau jangan lancang bicara!" sentak Ki Sela Waru, tapi dengan suara pelan dan ditekan hampir berbisik."Siapa yang kau maksud orang yang akan merintangi langkahku?" tanya Buta Koneng. Suara hempasan napasnya bagai tiupan angin keras."Saya mendapatkan keterangan bahwa ada beberapa kelompok yang berhasil mendapatkan kekuatan sakti dari janin anak-anaknya Bayu Bentar," jawab lelaki setengah baya salah satu anak buah Ki Sela Waru tadi."Maksudmu kesaktian alami yang dimiliki calon anak-anaknya Bayu Bentar?" tanya Ki Sela Waru karena dia juga sempat mendengar kabar tersebut.Bahkan dia juga telah merencanakan akan menculik tiga istri Bayu setelah berhasil membangkitkan Buta Koneng, tapi ternya

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 186

    Orang tua berpakaian serba hitam ini memiliki rambut keriting diikat kepala warna merah. Wajahnya kelimis tirus dan keriput. Kedua matanya tampak cekung, tapi sorotnya sangat tajam."Usia kandungannya masih muda. Nanti kalau sudah lebih dari empat purnama, baru aku bisa menyedot kesaktian alami yang ada dalam janinnya. Masukkan dia ke kamarku!"Dua orang yang tadi membawa Nindya Saroya segera memindahkan wanita yang sudah tak sadarkan diri itu ke dalam kamar lelaki serba hitam ini.Kamar yang dimaksud ternyata berada di balik ruangan ini. Di belakang lelaki tua tersebut, tepat pada sudut ruangan ternyata ada sebuah pintu batu yang dibuka dengan cara dorong lalu digeser ke kiri.Setelah terbuka, barulah kamar lelaki tua itu terlihat dari luar. Nindya Saroya dimasukkan ke sana. Di baringkan di atas tempat tidur terbuat dari kayu. Dua orang tadi sudah keluar lagi.Sementara Santana palsu memperhatikan setiap sudut ruangan sembari menyesuaika

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 185

    Yang keluar adalah Nindya Saroya dari pintu belakang rumah. Dia hendak memetik sayuran di kebun. Istri kedua Bayu ini tampak tenang saja melangkah memasuki kebun.Sementara beberapa sosok yang mengepung rumah Panji langsung bergerak cepat. Terutama yang paling dekat dengan sasaran.Ilmu meringankan tubuh mereka cukup sempurna sehingga tidak bisa dirasakan oleh sasaran yang terus masuk ke kebun seolah tidak ada yang mengintainya.Kemudian dua sosok berkelebat paling cepat menyambar tubuh Nindya Saroya bagaikan elang mencengkram ayam. Secepat kilat pula kedua sosok tersebut langsung menghilang membawa Nindya Saroya.Begitu terlihat sasaran berhasil ditangkap, yang lainnya segera kembali ke tempat masing-masing. Menunggu buruan berikutnya keluar.Dua sosok yang berhasil membawa Nindya Saroya berhenti berkelebat ketika bertemu seseorang. Tubuh si Mawar Jingga dipanggul salah seorang. Rupanya mereka telah menotok wanita tersebut sehingga tidak

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 184

    Sempat terpikir pula, dia bisa saja bolak balik pindah jaman agar bisa bersama semua wanita yang dia miliki. Namun, semua itu juga harus diawali dengan kejujuran.Bisa jadi Arumi malah ingin ikut ke masa depan. Dengan demikian istrinya menjadi empat. Apakah Bayu mampu berbuat adil terhadap mereka.Namun, akhirnya Bayu harus memantapkan hati. Memilih satu jaman untuk menjalani kehidupannya sampai akhir hayat nanti.Kalau menurutkan kata hati, maka tidak akan ada habisnya menuruti hawa nafsu. Ya, bisa jadi rasa ketertarikan kepada Arumi sekarang hanyalah nafsu belaka.Bayu sudah punya tiga istri di jamannya. Jangan sampai jadi manusia serakah. Dia bukan raja yang bisa memiliki banyak selir.Setelah berpikir matang akhirnya Bayu menunjukkan cara berpindah ke jaman yang berbeda menggunakan Batu Pemutar Waktu.Bayu menatap Arumi saat dua jarinya sudah siap menekan ujung batu tersebut."Jaga diri baik-baik. Kau wanita hebat. K

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 183

    Yang paling mencolok adalah di belakang rumah kayu tersebut ada sebuah kolam kecil. Di dalam kolam itu terlihat satu sosok mengambang seperti bangkai.Sosok ini menghadap ke atas sehingga jelas rupanya, yaitu seorang wanita cantik. Sepertinya masih gadis. Tubuhnya mungil terbalut kain sinjang basah sehingga membentuk lekuk tubuhnya yang indah.Bayu tidak mempedulikan dulu wanita cantik dalam kolam kecil itu, dia menembus atap masuk ke rumah. Di dalam sana bau kemenyan sangat tebal.Bahkan sepertinya seluruh ruangan rumah terpenuhi asal kemenyan yang entah berada di mana asalnya karena Bayu tidak menemukan tempat pembakaran kemenyan di dalam sana.Ganggasara juga masuk ke sana. Dia bergerak ke sudut sebelah kiri. Di situlah terlihat satu benda panjang dibungkus kain hitam tebal tersampir di dinding.Bayu merasakan aura sakti kuat dari benda panjang tersebut. Auranya sesuai dengan petunjuk ahli senjata di istana Kawali. Tombak Kawijayan.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status