"Jian, apa yang terjadi?" Raja Saetan menghampiri Fang Jianheeng karena ia tidak kunjung kembali. Semua orang langsung menatap Raja Saetan dengan tatapan takjub dan terpesona. Bahkan paman penjaga tiket juga tak menyangka, pria tampan seperti Raja Saetan akan bersama Fang Jianheeng. "Paman ini mengira aku mencuri kartu hitam itu, ia tidak mau mengembalikannya." jelas Fang Jianheeng dengan nada marah. "Anak muda, apa pemuda sepertimu tidak salah lihat? Kamu beneran sama gadis ini? Yah kurasa wajahnya memang cukup cantik, hanya saja..." Paman penjaga itu menggantung ucapannya, karena ia melayangkan tatapan meremehkan ke arah Fang Jianheeng. "Anak muda, lebih cantik keponakanku!! Mau kuperkenalkan, ia bahkan seorang pramugari." salah satu pelanggan juga ikut berkomentar. "Yah, aku tidak secantik dia!! Tapi setidaknya aku dari keluarga berada, sedangkan dia..." Bahkan seorang gadis ikut menghina Fang Jianheeng dengan tatapan menyisir Fang Jianheeng dari atas kebawah, kemudia
"Pilihlah!!" Raja Saetan menunjuk semua jenis sepatu dengan merek termahal. Beberapa menit yang lalu Raja Saetan menghentikan sebuah taksi, mengajak Fang Jianheeng pergi ke mall, Raja Saetan akan membeli beberapa sepatu dan baju untuk Fang Jianheeng. Jadi di sinilah mereka berada, Fang Jianheeng dihadapkan kepada beberapa pilihan sepatu, dengan harga yang sangat mahal!! "Woah!! Mahal banget!!" ia hanya bisa menangkup mulutnya ketika melihat harga yang tertera. "Pilihlah mana yang kamu suka, bukankah kita punya kartu ini!!" kata Raja Saetan dengan memamerkan kartu yang ada di tangannya. "Aku akan memilih dengan baik!!" sahut Fang Jianheeng, kapan lagi ia bisa melakukan semua ini. Maka Fang Jianheeng akan memanfaatkan waktunya sebaik mungkin. Raja Saetan dengan setia menemani Fang Jianheeng memilih beberapa sepatu, mereka juga membeli beberapa stel pakaian untuk Fang Jianheeng. "Tuan, maaf!! Tidak boleh masuk ke sini, hanya VVIP yang boleh masuk!!" seorang penjaga mencegah
Fang Jianheeng terdiam, sedangkan Raja Saetan terlihat murka. Raja Saetan lalu melepaskan pegangan tangannya dari tangan Fang Jianheeng dan berjalan mendekati Mei Lan. "Tap!!" Raja Saetan mencekik Mei Lan dengan satu tangan, semua orang terkejut. "Beraninya kamu!!" Bahkan Sehun Chao mendekat dan akan menolong Mei Lan dengan sekali gerakan tangan Raja Saetan yang satunya, ia terjengkal ke belakang. "Beraninya manusia seperti kalian bersikap sombong di depanku!!" kata Raja Saetan dengan suara yang memancarkan kemarahan. "Uhk!! Uhk!!" Mei Lan melotot, napasnya hampir habis karena Raja Saetan mencekiknya dengan kuat. "Raja Sae!!" Fang Jianheeng memegangi tangan Raja Saetan dan menggeleng pelan, berharap Raja Saetan paham apa maksudnya. "Kumohon!!" pinta Fang Jianheeng. "Cih!!" Raja Saetan lalu melepaskan tangannya dari leher Mei Lan, dengan cepat Mei Lan mengambil napas, ia bahkan tak menyangka akan mendapatkan perlakuan seperti itu. Sementara itu Raja Saetan kemudian
Raja Saetan sedari tadi sudah mengirim telepati kepada Mao Jihan, karena itulah di saat ia merasa lemah setelah mengeluarkan tenaga yang begitu besar, Raja Saetan duduk di kursi. Diam-diam Raja Saetan juga menyerap energi kegelapan dari semua orang yang menghinanya dengan Fang Jianheeng. "Tuan Mao!! Apa kau mengenal mereka?" kini Wang Yue terlihat pucat, tidak ada yang tidak mengenal Mao Jihan, salah satu orang paling berkuasa di kota Xianwen, bahkan keluarga Sehun Chao dan Mei Lan tidak ada apa-apanya dibandingkan keluarga Mao Jihan. "Apa pedulimu?! Jelas aku mengenal Yang Mulia, dan beraninya kau dengan mulutmu itu menghinanya!! Kamu hanya seorang manajer!! Akan kubuat kamu yang kehilangan pekerjaan!!" Wang Yue langsung bersujud di depan Mao Jihan. "Ampun Tuan!! Ampuni aku!! Aku tidak tau kalau kau mengenal pemuda ini... Akh!!" Mao Jihan menendang Wang Yue dengan kencang, membuat pria itu terjerembab, namun ia kembali bersujud. "Minta maaf kepada Yang Mulia!! Kamu bahkan bu
"Benar!! Kami saksinya, kalian tidak punya masalah? Kami berada di tempat yang sama, kami juga ada di rumah Jian dan mereka tidak pernah berbuat mesum!!" sahut Sisu maju ke depan para warga. "Kalian ini senang sekali menuduh orang!! Bubar-bubar semuanya!! Bukankah kalian sudah tau siapa pria ini." kata Bibo sembari berkacak pinggang. "Kami tidak mau ada yang berbuat mesum di sekitar sini!! Bisa bawa si*l!! Awas saja kalau sampai kami grebek sedang melakukan hal mesum, akan kami usir!!" sahut paman Tao Ma dengan nada menyindir. "Baiklah, usir saja kalau kami memang berbuat mesum, tapi kalian bahkan tidak memiliki bukti!!" sahut Fang Jianheeng. Para warga bungkam, mereka lalu saling tatap dan berbisik. "Tidak perlu ada bukti, lihatlah saat ini saja kalian bergandengan tangan!! Kalau masuk ke dalam rumah sudah pasti akan melakukan hal mesum!! Benar bukan!!" cibir bibi Yuerin. Semua warga kembali berbisik dan menatap hina ke arah Fang Jianheeng. "Begini saja, daripada
"Fang Wei, keluar kau!! Bayar hutangmu!!"Deg!Itu adalah suara paman Bao, preman yang menjaga klub malam di pasar. Fang Jianheeng sontak keluar dari rumah-- menatap Bao dan beberapa anak buahnya dengan perasaan takut. Namun jika tidak dihadapi maka pintu rumah yang sudah reot itu sepertinya akan roboh jika terus digedor secara kasar seperti itu. "Paman, ada apa?" tanya Fang Jianheeng pelan. "Jianheeng, dimana ayahmu? Dia sudah membuat onar tadi malam!! Dia meminum banyak alkohol, dia berutang untuk judi, dan semua belum dibayar!!" kata Bao dengan kasar, ia bahkan berkacak pinggang dan menunjuk-nunjuk Fang Jianheeng. "Ayah masih belum sadar dari mabuknya, bisakah paman pulang dulu? Nanti ketika ayah sadar maka aku akan memberitahunya perihal hal ini," kata Fang Jianheeng lagi. Ia masih memegang kain lap di tangannya, sehingga ia bisa meremas kain itu untuk menghilangkan perasaan gugup. "Aku bukan orang bodoh Jianheeng, jika ayahmu tau kami datang menagih hutang, maka ia pas
"Apa ada maling?"Fang Jianheeng seketika teringat dengan uang tabungan yang ia simpan di dalam kotak dan berada di bawah lemari bajunya.Dan benar saja kotak tabungannya sudah terbuka dengan uang tembaga yang ia tabung selama bertahun-tahun lenyap tak berbekas. Hanya ada sepucuk surat di atasnya.[Jianheeng anakku sayang... Maafkan ayah, ayah pinjam uangmu!! Nanti jika kembali ayah akan ganti berkali-kali lipat!! Ayah tau ayah tidak berguna dan tidak bisa diandalkan, kali ini ayah akan mencari cara untuk mengembalikan kehidupan kita agar lebih nyaman, karena itu ayah pinjam dulu uangmu!! Anakku, hiduplah dengan giat dan gigih seperti namamu!!]Srak! Fang Jianheeng meremas kuat surat tersebut dan menyobeknya untuk menghilangkan seluruh amarah yang kini membuncah di dadanya. Bagaimana bisa ayahnya mencuri uang yang sudah susah payah ia kumpulkan? Tetesan air mata membasahi pipi Fang Jianheeng, ia menangis sekuat tenaga karena marah, karena tidak berdaya!! "Apa aku harus mati saj
"Uuuggghhh!!" Rasa sakit di kepala karena terbentur saat jatuh membuat Fang Jianheeng memegangi kepalanya, ia melihat ke sekitar namun tatapannya masih buram. "Kau sudah sadar?" tanya Bibo dengan tubuh manusianya sebagai gadis muda yang terlihat dewasa dengan wajah yang tajam. "Mengapa kau bertanya, sudah jelas dia sadar sekarang!!" kata Sisu dengan tatapan kesal ke arah Bibo, Sisu memiliki tubuh gadis cantik muda dengan tatapan ceria. "Aku di mana?" tanya Fang Jianheeng, ia menatap Bibo dan Sisu bergantian. "Apa... Kalian siluman?" tanya Fang Jianheeng lagi. Karena mustahil rasanya ada dua orang wanita cantik yang mampu bertahan hidup di dalam hutan yang terkenal dengan penghuni siluman dan monsternya. "Kau dirumah kami dan mengapa pertanyaanmu seperti itu? Apa kami terlihat seperti siluman?" tanya Bibo dengan nada sinis. Ia sudah menampakkan sosok manusianya yang cantik tapi masih dikira siluman, ingin rasanya Bibo menjitak kepala gadis muda di depannya. "Tidak, kalian sangat c