Lagi-lagi mendengar perkataan bibi Fang Yuri membuat Fang Jianheeng tercengang, bagaimana bisa ia memfitnah Fang Jianheeng seperti itu? "Bibi, jangan-jangan kau yang membuat warga datang untuk mengusirku serta menyebarkan fitnah itu?" tanya Fang Jianheeng dengan tepat. Fang Yuri terlihat gugup, namun ia berusaha untuk bersikap tenang. "Apa maksudmu? Aku tentu saja mendengar cerita itu ketika sampai di sini, kalau kamu marah artinya semua berita itu benar adanya!!" sahut Fang Yuri. Fang Jianheeng hampir tertawa karena merasa nasibnya sangatlah lucu, bukan hanya orang lain ternyata bibinya juga berniat akan menyingkirkannya. "Bibi, tak perlu mengelak!! Dari sikapmu sudah ketahuan kalau tujuanmu memfitnahku adalah untuk menguasai rumah ini!!" kata Fang Jianheeng kesal. "Halah!! Tapi benarkan kamu berbuat mesum di rumah ini!! Kudengar laki-laki itu sangat tampan!! Dan..." Fang Yuri tercengang sedetik kemudian ia tersenyum picik. "Anak siapa ini Jian?" tentunya Fang Yuri sudah menemu
"Kamu apakan ayahku?!" Mei Lan sudah akan maju, tapi Larasati mengangkat tangannya dari kepala Mei Guon. Mei Guon terdiam, tatapannya kosong sesaat, kemudian kembali sadar. Nyatanya Larasati telah membuat otak Mei Guon mendengarkan kata-katanya. "Nona Larasati, aku akan memenuhi permintaanmu!!" kata Mei Guon kemudian. "Apa yang kamu lakukan kepada ayahku?" Mei Lan jelas heran, sesuatu terjadi kepada ayahnya. Mei Guon tidak terlihat seperti dirinya yang biasa. "Tenanglah Mei Lan, sesuai janjiku kepadamu kalau aku akan menolongmu, jadi menurutlah! Setidaknya saat ini kamu tidak akan mendapatkan hukuman dari ayahmu." jelas Larasati. Larasati bertemu dengan Mei Lan saat di restoran, tempat Mei Lan dan Raja Saetan berselisih. Larasati menjanjikan sesuatu kepada Mei Lan. Larasati melihat peluang karena Mao Jihan adalah siluman rubah. Larasati harus mencari cara untuk bekerja sama dengan Mao Jihan. Ia harus bisa membuat Raja Saetan berada di sisinya. "Mei Guon, atur janji temu den
Fang Jinaheeng, Bibo dan Sisu menatap ke arah pintu. Meski Raja Saetan terlihat tenang, mereka tetap penasaran dengan siapa yang akan datang? "Wush!!" "Sssshhhh!!" Seorang manusia, tapi jelas pendar kehitaman yang memancar dari tubuhnya memancarkan ia bukanlah manusia, sosok itu memakai tubuh manusia. "Yang Mulia! Hormat hamba kepadamu!" Manusia itu kemudian memberi hormat kepada Raja Saetan. "Siblies, akhirnya kau menemukanku..." Siblies adalah salah satu pasukan alam Jien, merupakan salah satu pasukan yang dipercaya oleh Raja Saetan, tangan kanannya! Sekilas jelas Siblies mengeluarkan airmata. "Apa ini?" Siblies kebingungan dengan air mata yang mengalir di pipinya. "Kamu menangis?" kata Fang Jianheeng. Raja Saetan menatap heran, bagaimana bisa Siblies yang seorang Panglima perang dari alam Jien menangis? Seperti manusia? "Aku menangis? Tapi aku tidak bisa menangis!" jawab Siblies geram. Dia tidak terima saat manusia seperti Fang Jianheeng mengatakan kalau
Fang Jianheeng memasuki rumah mewah dengan mata berbinar, Raja Saetan menjelaskan kalau mereka hanya sementara di sini. Raja Saetan tau kalau Fang Jianheeng tidak akan mau pindah kalau mereka selamanya di rumah baru. "Raja Sae, apa benar kita akan tinggal di sini?" tanya Fang Jianheeng dengan tatapan mengedar ke seluruh rumah. "Mengapa? Kamu tidak suka rumah ini? Kalau tidak suka, kita akan pindah... Siblies!" "Jangan!" Fang Jianheeng lalu memegang tangan Raja Saetan, Siblies yang menoleh saat di panggil bahkan menatap heran, bagaimana bisa manusia biasa seperti Fang Jianheeng sangat leluasa memegang tubuh Raja Saetan, bahkan mereka pasukan terpecaya saja tidak berani bahkan untuk menatap mata Raja Saetan. "Siblies, dimana kamar kami?" tanya Fang Jianheeng kemudian, Raja Saetan juga menatap ke arah Siblies, seolah menyetujui perkataan Fang Jianheeng. "Yang Mulia, apa kalian akan tidur di kamar yang sama?" tanya Siblies. "Tidak!! Iya!!" Fang Jianheeng dan Raja Saetan
"Ya kamu!! bantu kami!! barang-barang ini sangat berharga, kalau dibawa sekaligus akan merusak kualitasnya!!" seorang wanita yang terlihat seperti wakil ketua group itu langsung menyerahkan beberapa pasang kotak sepatu kepada Fang Jianheeng. "Bantu aku ya, kamu pembantu di rumah ini kan?" wanita itu bicara lagi bahkan berlalu sebelum Fang Jianheeng sempat menjawab. Namun Fang Jianheeng tidak marah ataupun tersinggung, ia merasa bukan hal buruk jika membantu wanita itu membawa kotak sepatu yang kini berada di tangannya. "Bawa barang itu dengan hati-hati!!" terlihat wanita itu memarahi staf lainnya. "Hei, bagaimana dengan Nona Muda rumah ini? katanya sangat cantik?" seorang staff yang berjalan bersama Fang Jianheeng mengajaknya bicara. "Nona Muda? Aku belum pernah melihatnya..." jawab Fang Jianheeng tidak paham, karena ia baru memasuki rumah hari ini. Siapa Nona Muda yang dimaksud? "Apa kamu baru di rumah ini?" tanya Staf wanita lainnya. Fang Jianheeng lalu mengangguk, k
Mendengar suara Raja Saetan, pria paruh baya yang bernama Cha Huang itu langsung menunduk, begitu pula dengan para staf. Hanya Fang Jianheeng yang menatap Raja Saetan dengan kebingungan. "Jian, apa yang kamu lakukan di situ?" tanya Raja Saetan lagi, ia melangkah turun dan mendekati Fang Jianheeng. "Tuan maafkan kami, kami tidak bermaksud menggunakan pelayanmu untuk membantu, hanya saja beberapa barang harus dibawa dalam keadaan terpisah agar tidak merusak kualitas barang untuk pasanganmu." jelas Cha Huang lagi dengan suara bergetar. "Jian, kamu berinisiatif sendiri membantu mereka atau..." "Aku berinisiatif membantu mereka Tuan!" potong Fang Jianheeng dengan cepat. Raja Saetan menatap Fang Jianheeng dengan tanda tanya, Fang Jianheeng malah mengedipkan matanya. (Mengapa kamu mengedipkan mata?) tanya Raja Saetan di dalam pikiran Fang Jianheeng. (Kurasa mereka salah paham dan mengira aku adalah seorang pelayan, bisakah kamu bekerja sama? Aku baru saja mendapatkan teman baru)
Pagi ini Raja Saetan dibawa oleh Siblies menuju pusat perusahaan mereka, sementara Raja Saetan berada di alam manusia. Maka Siblies harus bisa menjalankan perusahaan tubuh manusia yang ia rasuki. Demi kemakmuran Raja Saetan di alam manusia, maka mereka tetap harus bekerja seperti manusia. "Gya gya da da gya gya da!!" (Siblies, mengapa aku juga harus ikut ke kantor?) tanya Raja Saetan dengan wajah yang datar. "Selama kita di alam manusia, Yang Mulia harus hidup seperti manusia untuk bertahan hidup, jika kita ingin merasakan kemewahan, maka kantor manusia ini harus diurus Yang Mulia, agar tetap bisa menghasilkan pundi-pundi kekayaan. Yah, walaupun kebanyakan kita memakai hipnotis agar klien mau bekerja sama dengan kita." jelas Siblies. "Gya da gya gya?" (Mengapa bukan kamu saja yang mengaturnya?) "Yang Mulia harus tau, hamba tidak bisa terlalu lama di alam manusia, hamba juga harus mengatur alam Jien, jadi hamba akan bolak-balik ke alam Jien, disaat itulah Yang Mulia harus be
"Sial!! Anak itu begitu sial, bagaimana bisa ia menempatkan orang-orang itu dirumahnya!!" kata Fang Yuri dengan kesal, ia kemudian melirik ke arah Beichua, anak buahnya yang sedang menyupir. "apa kamu punya kenalan beberapa orang preman? Aku harus mendapatkan rumah itu bagaimana pun caranya!! Waktuku tinggal sedikit lagi, para rentenir itu pasti akan mengambil rumahku jika aku tidak bisa mengambil rumah gadis bodoh itu, dasar keponakan tidak tau diri!!" umpat Fang Yuri kesal. "Aku mengenal beberapa preman di dekat sini nyonya, kamu memerlukan berapa orang untuk melakukan pekerjaan ini?" tanya Beichua sembari berkonsentrasi menyetir. "5 sampai 10 orang kurasa cukup untuk membuat para gadis itu ketakutan bukan?" kata Fang Yuri dengan senyum liciknya. "Baik nyonya, aku akan carikan preman-preman terbaik untukmu..." Fang Yuri kemudian menyenderkan dirinya, membayangkan kalau sebentar lagi semua masalah yang ia hadapi akan segera selesai dengan mendapatkan rumah Fang Jianheeng.