Home / Thriller / PENGANTIN KE-13 / PENOLAKAN WINDA

Share

PENOLAKAN WINDA

Author: Angri
last update Last Updated: 2021-09-10 10:59:57

Hari ini.

Gadis yang memakai baju olahraga tangan panjang dan celana training panjang itu baru keluar dari dalam tenda tukang bubur ayam.

Di leher gadis yang cantik itu ada handuk kecil berwarna biru yang senada dengan warna celana.

Kulit putih gadis itu terlihat bercahaya, terutama parasnya yang menjadi penarik pertama sukma mereka para pria hidung belang maupun tidak.

Gadis itu Winda, yang baru saja selesai sarapan pagi semangkuk bubur ayam bersama Dewo yang sedang berdiri di gerobak penjual susu kedelai.

Satu setengah jam sebelumnya, Winda ajak Dewo joging pagi. Joging sih cuma butuh waktu sebentar, sekitar dua puluh menit berlari dari rumah menuju taman kompleks perumahan. Tetapi yang lama itu menunggu Dewo asyik bermain aneka macam permainan di taman, seperti perosotan, ayunan dan lainnya.

Baru setelah merasa bosan, Dewo yang lapar ajak Winda makan bubur ayam.

Walau harus keluar duit buat keponakannya itu, tapi Winda senang daripada dia ditemani pria dewasa berlari pagi.

Dewo ini anak dari Dendi dan Wini yang baru saja masuk sekolah dasar kelas satu.

Winda lebih senang ajak Dewo temani dirinya berolahraga, selain karena keponakan sendiri, juga Dewo anaknya lincah, ramai dan pintar. Ada banyak tawa yang pecah ketika mereka berbicara.

Winda sampai saat ini belum punya kekasih hati. Bukan karena dia tak laku, malah kalau dia sengaja pasang meja pendaftaran untuk jadi kekasih hatinya, bisa jadi akan ada lebih dari seratus pria tua-muda yang ikut mengantri.

Ya, Winda itu bunga hidup di komplek perumahan tempat dia tinggal.

Winda bukan tak mau berbagi cinta dan kasih pada pria yang dia cinta sepenuh hati. Tapi karena dia merasa belum ada yang pas dan cocok saja.

Mendapatkan pria yang sesuai hati bukan seperti beli kacang rebus pinggir jalan. Itu yang diyakini Winda.

Satu-satunya teman pria Winda itu Riga, tetangga depan rumah yang jadi teman baik sejak diijinkan mandi hujan saat kecil dulu.

Riga seusia dengan Winda. Kedekatan mereka berdua sempat menjadi rumor, kalau mereka itu sebenarnya pasangan kekasih.

Tapi itu terbantahkan dengan kehadiran Della, kekasih hati Riga.

Winda yang sudah berdiri di samping Dewo yang baru saja mendapatkan susu kedelai pesannya, pun berikan uang bayaran pada si pedagang susu pria berusia sekitar tiga puluhan dengan kumis acak-acakan.

"Gak usah, Non. Gak usah bayar pakai uang!" senyum si pedagang.

"Terus bayar pakai apa?" tanya Winda yang sudah meraba ke arah mana pembicaraan si pedagang susu kedelai.

"Kalau boleh, minta nomor telepon Non. Ya, siapa tahu kita jodoh. Jelek-jelek gini, saya punya anak buah lima yang jualan susu kedelai. Terus, saya juga masih jomblo, kok!"

"Hihihi, kalau ada yang bilang Abang ganteng, kayaknya perlu diperiksa matanya!" celetuk Dewo.

Tak hanya Winda yang kaget mendengar celotehan Dewo, si pedagang susu kedelai juga sama terkejutnya. 

Kalau bisa, si pedagang susu kedelai pengen jewer kuping Dewo. Tapi berhubung itu kekerasan pada anak kecil yang akan bawa dia pada kasus hukum, si pedagang susu kedelai cuma bisa mesem.

Winda tak mau berlama-lama di depan gerobak pedagang susu kedelai. Dia lempar saja uang sebesar lima ribu di tangannya ke atas gerobak, lalu ajak pergi Dewo.

"Kamu ini, tadi kok main ledek aja!" tegur Winda.

"Ih, kok ngeledek sih Tan? Kan aku ngomong jujur. Kata Kakek, sebagai cowok itu harus berani berkata jujur. Tante juga gak suka kan kalau aku jadi anak tukang bohong?" jawab Dewo pintar.

Winda ucek-ucek rambut Dewo. Bukan kesal, hanya kagum pada ocehan Dewo yang pintar balikin keadaan.

"Tan udah siang, nih! Pulang naik delman yuk!" ajak Dewo.

"Naik delman? Mahal, Wo. Uang Tante gak cukup, nih tinggal sepuluh ribu!" Winda keluarkan uang sisa dikantongnya.

"Yaaah, sudah. Jalan kaki juga baik kok buat kesehatan," ucap Dewo.

Winda tertawa, lalu dia gandeng tangan Dewo. Saat mau menyebrang dari taman ke seberang jalan, sebuah motor berhenti.

"Hei, Neng. Ikut sama Abang yuk, diantar pulang. Kasihan loh sinar matahari bakal ngaku salah, karena udah ngebakar kulit Neng yang mulus dan bening," kekeh si pengendara motor yang lagi-lagi pria asing di mata Winda.

"Abang tukang ojek, ya?" tanya Dewo yang mewakili Winda.

"Oh, bukan. Tapi calon Ayahmu," jawab si pengendara motor lancang.

"Wah, berdoa yang jelek dilarang agama Oom. Ayahku masih hidup dan ini Tanteku. Tapi karena Oom ngomongnya jelek, aku tolak Oom dekat sama Tante. Awas aja kalau berani!" Dewo kepalkan tangan kanannya yanb kecil.

Si pengendara motor mau ketawa bingung, mau marah sama Dewo pun tak pantas. Akhirnya si pengendara motor pergi tanpa bisa menggoda Winda.

"Wah, kamu galak banget sih?" tanya Winda bernada pujian pada Dewo.

"Bukan galak Tante, tapi tegas!" Dewo busungkan dadanya.

Winda cubit pipi Dewo, lalu ajak Dewo seberangi jalan.

Mereka berdua terus berjalan. Sampai mendengar suara mobil ngerem mendadak, disertai teriakan banyak orang.

Terjadi kecelakaan, seorang pejalan kaki tersenggol mobil yang lewat. Pengendara mobil itu seorang pria tampan, tapi sorot matanya sangat aneh berhawa sesat.

Winda dan Dewo sempat berhenti melihat apa yang terjadi di belakang mereka. Sempat sekilas Winda beradu pandang dengan pria si pengendara mobil.

Detak jantung Winda terasa sesak. Dia cepat ajak Dewo pulang.

*

Winda tatap Dendi dan Wini bergantian. Beruntung Dewo sedang diajak jalan oleh Wirahadi kakeknya.

Di ruang tamu, Winda dipaksa duduk oleh Dendi dan Wini.

Awalnya, Winda tak merasa ada yang aneh. Tapi selepas Dendi dibantu Wini berbicara tentang apa yang menjadi rencana mereka buat Winda, maka Winda tak bisa terima.

"Bagaimana Win? Usiamu sudah cukup loh buat menikah. Kamu juga pintar memasak. Luki ini pria baik, meski duda dia kaya. Jadi hidupmu ke depannya tak akan kesulitan," ucap Dendi bersifat lebih menyakinkan Winda.

"Iya, Win. Kak Ni sama Mas Dendi bermaksud baik. Bukan kami tak percaya pria pilihanmu. Tapi sebagai Kakak, kami mau kamu bahagia dan ini cara kami." Wini ikut menambahkan.

"Maaf, berapa Mas Dendi dan Kak Wini dibayar?" tanya Winda setelah dia menahan cukup lama untuk berbicara.

"Loh, kamu sangka kami menjualmu?" tanya Dendi kaget.

Wini tundukan kepala. Dia tak sanggup tatap mata Winda yang entah kenapa pada siang ini sangat tajam.

"Dari cerita Mas Dendi dan Kak Wini barusan, Luki ini orang kaya dan duda. Bisa saja ada tawaran yang diberikan Luki pada Mas?" tanya Winda ketus.

"Kami tak akan jual dirimu, Win. Kami cuma mau kamu bahagia," jawab Dendi yang bertahan untuk tak bicara jujur.

"Jika Mas mau aku bahagia, biar aku pilih pria yang cocok dengan hatiku sebagai suamiku nanti!" tegas Winda.

"Tapi kamu mau kan luangkan waktu bertemu Luki?" tanya Dendi masih tetap berusaha pengaruhi Winda.

"Aku menolak!" tegas Winda.

Related chapters

  • PENGANTIN KE-13   SAKIT HATI DENDI

    "Oya, Mas. Sebaiknya lupakan saja niat Mas untuk cari jodoh buatku. Bukan aku tak suka Mas ikut campur, maaf saja... aku mau cari sendiri. Kecuali aku sendiri yang minta tolong pada Mas," ucap Winda yang masih panas hatinya.Dendi memerah wajahnya.Wini yang duduk di sebelah Dendi, cepat genggam tangan suaminya itu."Win... Kakak bisa mengerti jika kamu menolak. Mungkin cara penyampaian kami yang kurang berkenan untukmu. Mungkin juga kami datang di saat waktu yang tepat. Tapi percayalah, maksud kami baik. Jadi tolong jangan salah paham. Mas Dendi tak bermaksud jahat, dia ingin lihat kamu bahagia. Itu saja tujuan kami," ucap Wini tenang."Kak Ni, aku mengerti. Mas Dendi tak ada niat jahat padaku. Ya, sudahlah. Aku minta maaf pada kalian berdua. Mungkin ada ucapan kasarku yang buat salah satu di antara kalian sakit hati." Winda tatap Dendi.Dendi mendengus. Dia tetap tak terima dengan cara minta maaf Winda. Namun setelah dia berpikir lebih jauh

    Last Updated : 2021-09-12
  • PENGANTIN KE-13   TAK SEHARUSNYA MATI

    Gadis itu teringat kejadian beberapa waktu lalu. Dia kabur dari Riga, kekasih hatinya hanya karena masalah sepele.Mereka bertengkar hanya karena Riga tak mau menemaninya melihat-lihat baju di kaki lima di salah satu sudut taman tempat mereka berolahraga. Ada yang mau dia beli.Gadis itu Della adanya.Della yang ngambek meninggalkan Riga yang mengantri membayar makanan nasi pecel yang baru mereka makan.Kepergian Della bukan tak dilihat Riga. Hanya karena dia belum membayar, maka dia harus bersabar sebelum bisa kejar Della.Namun saat Riga selesai membayar, bayangan Della lenyap.Riga bingung. Karena itu dia berdiri di depan persimpangan dengan pikiran kalut. Apa Della ambil jalan kanan menuju tempat pedagang kaki lima diijinkan gelar dagangan setiap hari minggu pagi? Apa ke berbelok ke kiri menuju gerbang taman untuk pulang.Della yang ambil jalan kiri berharap Riga susul dirinya untuk merayu dan ajak dia kembali melihat lapak pedaga

    Last Updated : 2021-09-14
  • PENGANTIN KE-13   PENGANTIN KE-2

    Della tak seharusnya tak mati, itu yang ada di pikiran dan hati Jagat.Kini mayat Della ada di depan mata Jagat, terbungkus kain sprei, tergeletak di atas tanah di halaman belakang."Ra Kala, aku malas untuk menggali tanah. Aku lelah. Ini tugasmu untuk hilangkan jejak. Jika tak mau, akhiri saja ini semua!"Jagat tak menunggu, dia balik badan dan menggeser kakinya maju untuk segera berdiri di depan pintu belakang. Gendang telinganya tersentuh halus suara api membakar.Tetapi Jagat sama sekali tak tertarik, dia sentuh gagang pintu, membelai sekali, lalu ditekan dan daun pintu terbuka.Dengan dua kali langkah kaki, Jagat telah berada di dalam rumah bagian belakang dengan tinggalkan suara berdebam pintu yang dibantingnya.Jagat tinggalkan mayat Della yang terbakar di halaman belakang.Ra Kala telah bantu Jagat, suatu hal yang sering dilakukan olehnya demi kepentingan Jagat dan dirinya sendiri.Belum waktunya. Belum waktunya untuk a

    Last Updated : 2021-09-19
  • PENGANTIN KE-13   MUSUH PERTAMA

    "Pelet? Mamang terlalu berperasaan buruk. Ayuni mencintaiku tanpa paksaan. Oh, aku tahu, apa Mamang mencari uangku? Kalau iya, berapa yang Mamang butuh?" sindir Jagat. "Jarot jaga ucapanmu! Uang, aku tak munafik. Aku butuh uang untuk bertahan hidup. Tapi bukan uang darimu. Ayuni itu keponakan paling kusayang. Kalau ada apa-apa dengan dirinya, aku akan kejar dirimu. Sampai ke lubang terkecil sekalipun, aku akan dapatkan kamu!" Eman mengancam. "Apa Mamang tak sadar? Aku dan Ayuni saling menyayangi. Kami terikat takdir sebagai suami - istri. Tenang saja, tak akan ada yang terjadi pada Ayuni. Kalau ada hal buruk menimpanya, aku akan cari Mamang!" gantian Jagat yang mengancam. "Kamu mengancamku?" Eman naikkan kepalanya. "Sama-sama. Mamang juga mengancamku. Dalam hidup ini, aku tak mau mencari musuh. Tapi kalau musuh datang mencariku, aku tak takut!" Jagat berdiri. Eman ikut berdiri. Mata mereka berdua keluarkan hawa permusuhan luar biasa. Ber

    Last Updated : 2021-09-29
  • PENGANTIN KE-13   TAMU TANPA UNDANGAN

    Waktu merangkak pelan tapi pasti. Tak terasa hari ini menjadi hari ketujuh bagi Jagat yang memakai identitas Jarot, hidup bersama Ayuni.Ayuni merasa bahagia dan senang bisa menjadi istri Jagat alias Jarot, dia bukan mengejar harta seperti yang dirumorkan tetangganya.Cinta Ayuni besar pada Jarot alias Jagat itu. Karena seleranya beda, Ayuni menyukai pria dewasa yang usianya belasan tahun darinya. Jarot memenuhi kriteria pasangan idaman yang Ayuni impikan. Selain jauh lebih dewasa, status duda yang dimiliki Jarot menjadi nilai lebih di mata Ayuni.Walau selama malam datang Ayuni sedikit merasa takut akan kebuasan Jarot di atas ranjang, tapi tak mengurangi kasih sayangnya. Malah ada rasa ketagihan yang ingin terus diulang dan diulang Ayuni, yang dalam hatinya berharap malam tak cepat berakhir.Lelah pasti, tapi setiap bangun Ayuni malah merasakan dirinya jauh bertambah segar.Seperti di pagi terakhir ini.Ayuni yang hampir semalaman ber

    Last Updated : 2021-09-30
  • PENGANTIN KE-13   KORBAN KEDUA

    "Rajaku Ra Kala." Jagat melihat ke sekeliling.Tepat di cermin kecil yang tergantung di pintu dalam, Jagat melihat bayangan hitam.Dengan langkah ringan, Jagat datangi cermin."Siapa tadi yang baru datang?""Eman, Paman dari Ayuni.""Mau apa dia ke sini?""Ampun rajaku, dia ingin ingatkan aku agar tak menyakiti Ayuni.""Hahaha, peringatan kosong!""Tapi....""Apa kamu ragu padaku? Aku akan buat dia menyusul Ayuni. Itu tergantung pada apa dirimu punya nyali atau tidak!""Apa artinya rajaku?""Sama seperti Ayuni, kamu harus bunuh dia! Habisi Eman, ambil jiwanya, makan hatinya. Jika kamu bisa lakukan itu, kamu akan dapatkan kekuatan lebih dan aku akan lebih kuat pula. Cukup itu yang kamu ketahui. Nah, sekarang aku pinjam tubuhmu untuk aku bertemu bidadari Ayuni, bersamanya aku ingin mendaki ke atas puncak berkali-kali. Hahaha.""Rajaku, apa tak bisa nanti saja?" tanya Jagat menawar.

    Last Updated : 2021-10-04
  • PENGANTIN KE-13   TANGIS

    Eman berhenti berlari. Tempat yang dipilih Eman itu jauh dari keramaian, di sebuah lahan yang banyak ditumbuhi pohon bambu. Eman yakin di sini lokasi yang tepat untuk mengubur Jagat yang dikenalnya sebagai Jarot, pria yang diyakini pula penyebab kematian tak wajar Ayuni. Bagi Eman, persetan dengan perkiraan banyak orang yang percaya Ayuni hembuskan nafas terakhir karena sakit. Karena tak ada tanda-tanda bekas luka di tubuh Ayuni secara kasat mata. Namun Eman melihat dengan mata lain, mata batinnya yang terasah sekian lama. Eman bukan pria baik di masa mudanya, bahkan di hari tua pun tidak, sampai hidayah datang padanya dan menjadikan dirinya melangkah di jalan tobat. Salah satunya berkat Ayuni yang semasa hidup mau dekat dan peduli padanya. Kini Ayuni telah pergi lebih dulu dengan cara yang tragis. Kematian Ayuni karena tangan jahat suaminya Jarot alias Jagat. "Katakan apa maumu?" tanya Jagat yang sudah ikut berhenti. "Ak

    Last Updated : 2021-10-06
  • PENGANTIN KE-13   PENCARIAN DELLA

    "Eh, tunggu. Tadi lo bilang Della keserempet mobil?" tanya Winda. "Perasaan gue gak bilang Della, deh. Tapi ada cewek yang keserempet mobil." "Tapi kok gue curiga Della yang keserempet itu mobil," ucap Winda yakin. "Serius lo?" Riga tampak berubah roman wajahnya. "Kalau serius apa gak, bisa kita coba cari tahu!" "Caranya?" "Ya, bertanya Riga. Kan di dekat kejadian itu ada banyak orang. Salah satunya bisa aja kenal sama sosok Della," jelas Winda. "Oh, iya. Cukup banyak yang kenal sama gue dan Della. Terutama petugas keamanan taman. Kan gue ke sana gak cuma hari minggu pas olahraga aja." "Kita balik ke taman, cari tahu!" ajak Winda. Riga tumbuh semangatnya. Walau belum tentu akan tahu keberadaan Della, tapi dengan petunjuk kecil yang didapat, dimana Della berada bisa saja diketahui. "Ayo, berangkat!" ajak Riga. Baru saja keduanya beranjak berdiri, Wirahadi keluar dari dalam rumah. "Loh, pad

    Last Updated : 2021-10-10

Latest chapter

  • PENGANTIN KE-13   PULANG TANPA HASIL

    "Loh, memangnya kenapa sama Della? Kok, lo terlihat cemas gitu?" tanya Nusi, lalu anggukkan kepala pada Winda yang berdiri di belakang Riga."Della belum pulang Bang," jawab Riga cepat."Kok, bisa?" Nusi kaget.Winda ambil alih, sebisanya dia jelaskan kronologi awal pada Nusi. Mengenai pertengkaran Riga dan Della. Diakhiri dengan cerita sampai sekarang Della belum pulang."Oh, aneh kalau gitu!" seru Nusi."Jelasin, Bang!" pinta Riga cemas."Tadi gue lihat Della keluar dari taman dengan wajah merah. Kayaknya lagi kesal dia, sampai gak lihat ada mobil lewat. Kena keserempet, terus pemilik mobil keluar. Della diajak pergi ke klinik. Eh, klinik apa gak, gue gak tahu pasti sih. Cuma yang gue lihat Della ya masuk itu mobil," jelas Nusi."Bang, lo kan keamanan taman. Masa iya, lo gak tahan dulu itu orang, tanya-tanya gitu dimana rumah orang itu, jaga-jaga kalau ada apa-apa sama Della," ucap Riga nyaris tanpa jeda."Lo ny

  • PENGANTIN KE-13   PENCARIAN DELLA

    "Eh, tunggu. Tadi lo bilang Della keserempet mobil?" tanya Winda."Perasaan gue gak bilang Della, deh. Tapi ada cewek yang keserempet mobil.""Tapi kok gue curiga Della yang keserempet itu mobil," ucap Winda yakin."Serius lo?" Riga tampak berubah roman wajahnya."Kalau serius apa gak, bisa kita coba cari tahu!""Caranya?""Ya, bertanya Riga. Kan di dekat kejadian itu ada banyak orang. Salah satunya bisa aja kenal sama sosok Della," jelas Winda."Oh, iya. Cukup banyak yang kenal sama gue dan Della. Terutama petugas keamanan taman. Kan gue ke sana gak cuma hari minggu pas olahraga aja.""Kita balik ke taman, cari tahu!" ajak Winda.Riga tumbuh semangatnya. Walau belum tentu akan tahu keberadaan Della, tapi dengan petunjuk kecil yang didapat, dimana Della berada bisa saja diketahui."Ayo, berangkat!" ajak Riga.Baru saja keduanya beranjak berdiri, Wirahadi keluar dari dalam rumah."Loh, pada mau kemana

  • PENGANTIN KE-13   TANGIS

    Eman berhenti berlari.Tempat yang dipilih Eman itu jauh dari keramaian, di sebuah lahan yang banyak ditumbuhi pohon bambu.Eman yakin di sini lokasi yang tepat untuk mengubur Jagat yang dikenalnya sebagai Jarot, pria yang diyakini pula penyebab kematian tak wajar Ayuni.Bagi Eman, persetan dengan perkiraan banyak orang yang percaya Ayuni hembuskan nafas terakhir karena sakit. Karena tak ada tanda-tanda bekas luka di tubuh Ayuni secara kasat mata. Namun Eman melihat dengan mata lain, mata batinnya yang terasah sekian lama.Eman bukan pria baik di masa mudanya, bahkan di hari tua pun tidak, sampai hidayah datang padanya dan menjadikan dirinya melangkah di jalan tobat. Salah satunya berkat Ayuni yang semasa hidup mau dekat dan peduli padanya.Kini Ayuni telah pergi lebih dulu dengan cara yang tragis. Kematian Ayuni karena tangan jahat suaminya Jarot alias Jagat."Katakan apa maumu?" tanya Jagat yang sudah ikut berhenti."Aku mau n

  • PENGANTIN KE-13   PENCARIAN DELLA

    "Eh, tunggu. Tadi lo bilang Della keserempet mobil?" tanya Winda. "Perasaan gue gak bilang Della, deh. Tapi ada cewek yang keserempet mobil." "Tapi kok gue curiga Della yang keserempet itu mobil," ucap Winda yakin. "Serius lo?" Riga tampak berubah roman wajahnya. "Kalau serius apa gak, bisa kita coba cari tahu!" "Caranya?" "Ya, bertanya Riga. Kan di dekat kejadian itu ada banyak orang. Salah satunya bisa aja kenal sama sosok Della," jelas Winda. "Oh, iya. Cukup banyak yang kenal sama gue dan Della. Terutama petugas keamanan taman. Kan gue ke sana gak cuma hari minggu pas olahraga aja." "Kita balik ke taman, cari tahu!" ajak Winda. Riga tumbuh semangatnya. Walau belum tentu akan tahu keberadaan Della, tapi dengan petunjuk kecil yang didapat, dimana Della berada bisa saja diketahui. "Ayo, berangkat!" ajak Riga. Baru saja keduanya beranjak berdiri, Wirahadi keluar dari dalam rumah. "Loh, pad

  • PENGANTIN KE-13   TANGIS

    Eman berhenti berlari. Tempat yang dipilih Eman itu jauh dari keramaian, di sebuah lahan yang banyak ditumbuhi pohon bambu. Eman yakin di sini lokasi yang tepat untuk mengubur Jagat yang dikenalnya sebagai Jarot, pria yang diyakini pula penyebab kematian tak wajar Ayuni. Bagi Eman, persetan dengan perkiraan banyak orang yang percaya Ayuni hembuskan nafas terakhir karena sakit. Karena tak ada tanda-tanda bekas luka di tubuh Ayuni secara kasat mata. Namun Eman melihat dengan mata lain, mata batinnya yang terasah sekian lama. Eman bukan pria baik di masa mudanya, bahkan di hari tua pun tidak, sampai hidayah datang padanya dan menjadikan dirinya melangkah di jalan tobat. Salah satunya berkat Ayuni yang semasa hidup mau dekat dan peduli padanya. Kini Ayuni telah pergi lebih dulu dengan cara yang tragis. Kematian Ayuni karena tangan jahat suaminya Jarot alias Jagat. "Katakan apa maumu?" tanya Jagat yang sudah ikut berhenti. "Ak

  • PENGANTIN KE-13   KORBAN KEDUA

    "Rajaku Ra Kala." Jagat melihat ke sekeliling.Tepat di cermin kecil yang tergantung di pintu dalam, Jagat melihat bayangan hitam.Dengan langkah ringan, Jagat datangi cermin."Siapa tadi yang baru datang?""Eman, Paman dari Ayuni.""Mau apa dia ke sini?""Ampun rajaku, dia ingin ingatkan aku agar tak menyakiti Ayuni.""Hahaha, peringatan kosong!""Tapi....""Apa kamu ragu padaku? Aku akan buat dia menyusul Ayuni. Itu tergantung pada apa dirimu punya nyali atau tidak!""Apa artinya rajaku?""Sama seperti Ayuni, kamu harus bunuh dia! Habisi Eman, ambil jiwanya, makan hatinya. Jika kamu bisa lakukan itu, kamu akan dapatkan kekuatan lebih dan aku akan lebih kuat pula. Cukup itu yang kamu ketahui. Nah, sekarang aku pinjam tubuhmu untuk aku bertemu bidadari Ayuni, bersamanya aku ingin mendaki ke atas puncak berkali-kali. Hahaha.""Rajaku, apa tak bisa nanti saja?" tanya Jagat menawar.

  • PENGANTIN KE-13   TAMU TANPA UNDANGAN

    Waktu merangkak pelan tapi pasti. Tak terasa hari ini menjadi hari ketujuh bagi Jagat yang memakai identitas Jarot, hidup bersama Ayuni.Ayuni merasa bahagia dan senang bisa menjadi istri Jagat alias Jarot, dia bukan mengejar harta seperti yang dirumorkan tetangganya.Cinta Ayuni besar pada Jarot alias Jagat itu. Karena seleranya beda, Ayuni menyukai pria dewasa yang usianya belasan tahun darinya. Jarot memenuhi kriteria pasangan idaman yang Ayuni impikan. Selain jauh lebih dewasa, status duda yang dimiliki Jarot menjadi nilai lebih di mata Ayuni.Walau selama malam datang Ayuni sedikit merasa takut akan kebuasan Jarot di atas ranjang, tapi tak mengurangi kasih sayangnya. Malah ada rasa ketagihan yang ingin terus diulang dan diulang Ayuni, yang dalam hatinya berharap malam tak cepat berakhir.Lelah pasti, tapi setiap bangun Ayuni malah merasakan dirinya jauh bertambah segar.Seperti di pagi terakhir ini.Ayuni yang hampir semalaman ber

  • PENGANTIN KE-13   MUSUH PERTAMA

    "Pelet? Mamang terlalu berperasaan buruk. Ayuni mencintaiku tanpa paksaan. Oh, aku tahu, apa Mamang mencari uangku? Kalau iya, berapa yang Mamang butuh?" sindir Jagat. "Jarot jaga ucapanmu! Uang, aku tak munafik. Aku butuh uang untuk bertahan hidup. Tapi bukan uang darimu. Ayuni itu keponakan paling kusayang. Kalau ada apa-apa dengan dirinya, aku akan kejar dirimu. Sampai ke lubang terkecil sekalipun, aku akan dapatkan kamu!" Eman mengancam. "Apa Mamang tak sadar? Aku dan Ayuni saling menyayangi. Kami terikat takdir sebagai suami - istri. Tenang saja, tak akan ada yang terjadi pada Ayuni. Kalau ada hal buruk menimpanya, aku akan cari Mamang!" gantian Jagat yang mengancam. "Kamu mengancamku?" Eman naikkan kepalanya. "Sama-sama. Mamang juga mengancamku. Dalam hidup ini, aku tak mau mencari musuh. Tapi kalau musuh datang mencariku, aku tak takut!" Jagat berdiri. Eman ikut berdiri. Mata mereka berdua keluarkan hawa permusuhan luar biasa. Ber

  • PENGANTIN KE-13   PENGANTIN KE-2

    Della tak seharusnya tak mati, itu yang ada di pikiran dan hati Jagat.Kini mayat Della ada di depan mata Jagat, terbungkus kain sprei, tergeletak di atas tanah di halaman belakang."Ra Kala, aku malas untuk menggali tanah. Aku lelah. Ini tugasmu untuk hilangkan jejak. Jika tak mau, akhiri saja ini semua!"Jagat tak menunggu, dia balik badan dan menggeser kakinya maju untuk segera berdiri di depan pintu belakang. Gendang telinganya tersentuh halus suara api membakar.Tetapi Jagat sama sekali tak tertarik, dia sentuh gagang pintu, membelai sekali, lalu ditekan dan daun pintu terbuka.Dengan dua kali langkah kaki, Jagat telah berada di dalam rumah bagian belakang dengan tinggalkan suara berdebam pintu yang dibantingnya.Jagat tinggalkan mayat Della yang terbakar di halaman belakang.Ra Kala telah bantu Jagat, suatu hal yang sering dilakukan olehnya demi kepentingan Jagat dan dirinya sendiri.Belum waktunya. Belum waktunya untuk a

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status