Home / Thriller / PENGANTIN KE-13 / SAKIT HATI DENDI

Share

SAKIT HATI DENDI

Author: Angri
last update Last Updated: 2021-09-12 12:28:42

"Oya, Mas. Sebaiknya lupakan saja niat Mas untuk cari jodoh buatku. Bukan aku tak suka Mas ikut campur, maaf saja... aku mau cari sendiri. Kecuali aku sendiri yang minta tolong pada Mas," ucap Winda yang masih panas hatinya.

Dendi memerah wajahnya. 

Wini yang duduk di sebelah Dendi, cepat genggam tangan suaminya itu.

"Win... Kakak bisa mengerti jika kamu menolak. Mungkin cara penyampaian kami yang kurang berkenan untukmu. Mungkin juga kami datang di saat waktu yang tepat. Tapi percayalah, maksud kami baik. Jadi tolong jangan salah paham. Mas Dendi tak bermaksud jahat, dia ingin lihat kamu bahagia. Itu saja tujuan kami," ucap Wini tenang.

"Kak Ni, aku mengerti. Mas Dendi tak ada niat jahat padaku. Ya, sudahlah. Aku minta maaf pada kalian berdua. Mungkin ada ucapan kasarku yang buat salah satu di antara kalian sakit hati." Winda tatap Dendi.

Dendi mendengus. Dia tetap tak terima dengan cara minta maaf Winda. Namun setelah dia berpikir lebih jauh, dia harus berpura-pura di depan iparnya itu, agar bisa menarik keuntungan di masa depan.

Cuma Dendi tak akan pernah lupakan sakit hatinya. Karena ini pertama kali baginya Winda bicara keras dan kasar. Selama ini Dendi berpendapat, Winda itu gadis yang baik dan sopan padanya.

Nyatanya, hari ini mata Dendi terbuka lebar. Winda bukan gadis yang sempurna. Malah dia merasa, ucapan Winda yang walau disusun dengan kata-kata baik, tetap bagaikan mata pisau yang menggores hatinya.

Sakit hati Dendi hanya bisa terhapus, jika Winda menikah dengan pria kaya dan pria itu harus berasal dari pilihannya. Dimana dari pria kaya itu dia akan mendapatkan uang.

Dendi mau menjual Winda pada pria yang dipilihnya dalam bentuk perjodohan yang dia atur demi kepentingan pribadi. Itu janjinya dalam hati.

"Baik, Mas juga minta maaf. Benar kata Wini, kami datang di saat tak tepat. Tapi tak ada salahnya kamu berpikir lebih dalam lagi. Kami pulang dulu!" Dendi ajak Wini pulang.

Berbeda dengan Wini yang masih berjabat tangan dengan Winda. Dendi tidak, dia berjalan lebih dulu dan langkahnya termasuk cepat.

Di depan pagar, Dendi bertemu Wirahadi yang baru pulang dari minimarket. Di kiri Wirahadi ada Dewo yang menggandeng manja. 

"Papa, Kakek beliin aku susu kotak banyak. Ada lima. Sama itu, beliin aku sereal." Dewo angkat plastik yang dibawanya.

"Terima kasih sama Kakekmu. Ayo, pulang!" Dendi sedikit melotot pada Dewo. 

Karena masih kesal pada Winda, Dewo jadi sasaran kemarahannya yang belum terlampiaskan.

Di belakang berjalan Wini mendekat ke arah ayah, suami dan anaknya.

"Dewo mau main lagi sama Kakek," ucap Dewo menolak.

Dendi geleng kepala. Meski marah karena Dewo ikutan melawan dalam bentuk penolakan seperti yang Winda buat beberapa menit lalu.

"Pamit ya, Pa." Dendi menyapa singkat Wirahadi, lalu pergi pulang lebih dulu.

"Wini." Wirahadi tatap Wini yang baru tiba.

"Maaf, Pa." Wini lirik Dewo. 

Wirahadi paham arti lirikan Wini. Sebisa mungkin Dewo sebagai anak tak perlu tahu urusan orang tuanya, jika bukan urusan yang menyangkut diri Dewo sendiri atau hal penting lainnya.

"Pamit pulang dulu ya, Pa," ucap Wini pada Wirahadi. Lalu dia berjongkok di depan Dewo. "Jangan nakal main sama Kakek! Kamu juga harus mandi!"

"Iya, Ma."

Wini pun ucapkan salam, lalu berjalan pulang susul Dendi yang sudah lebih dulu pulang.

*

Di dalam rumah.

Winda yang mau mandi dan bersiap pergi ke kamar mandi, dicegah Wirahadi yang curiga ada kejadian di antara anak dan mantunya, peristiwa yang terjadi ketika dia tak ada.

Sebelum berbicara dengan Winda, Wirahadi menyuruh Dewo pergi mandi. Setelah cucu kesayangannya itu ke kamar mandi, baru Wirahadi ajak Winda duduk di ruang tamu.

"Ada apa Pa?" tanya Winda sopan.

"Pertanyaan itu harusnya jadi hak Papa lebih dulu. Ada apa Win? Apa yang barusan terjadi di rumah ini?" Mata Wirahadi menyipit.

"Tak ada kejadian apa-apa kok, Pa." Winda gelengkan kepala.

"Oh, sejak kapan kamu belajar bohong, hingga jadi pandai Winda? Apa Papa pernah ajarkan itu? Apa Mamamu yang menanti Papa di alam sana tak akan sedih? Melihat anaknya sudah pintar berbohong?" 

Winda tundukan kepala dan meminta maaf dengan nada pelan.

"Sekali lagi, ada apa?" desak Wirahadi.

"Mas Dendi dan Kak Wini datang ke sini untuk bicarakan perjodohan, Pa." Winda angkat kepalanya.

Wirahadi angkat alisnya.

"Aku sih tak masalah kalau mereka bicara tentang hal itu. Karena usiaku pun sudah cukup. Yang aku tak suka, aku terkesan dijual Pa. Dipaksa dengan iming-iming hidup bahagia karena duda kaya yang diniatkan jadi suamiku. Aku tak mau dipaksa. Ini bukan jaman paksa." Winda coba tenangkan diri, setelah sedikit emosi dalam berkata-kata tadi.

"Hmmm, tapi Papa rasa tak ada yang salah dengan penawaran Dendi serta Wini. Ya, bahagia bukan sekedar uang belaka. Ada banyak faktor X dan itu pun berbeda-beda setiap manusia dalam memandang arti kebahagiaan itu. Hanya dunia ini butuh uang untuk bertahan hidup." 

"Dengan kata lain, Papa menyuruh aku terima tawaran perjodohan Mas Dendi?" tanya Winda dengan nada tak suka.

"Jangan salah paham! Yang Papa maksud, kamu harus cari calon suami yang bukan hanya bermodal cinta. Cinta yang sama, yang bertujuan untuk bersama-sama belajar mengenal pemilik cahaya dan berjalan ke pemilik cahaya, itu harus jadi pondasi dasar pilihan kamu memilih suami."

Winda membisu.

"Lalu pria pilihanmu itu sebaiknya yang beradab baik, dari mana pun dia berasal. Memilik modal harta yang cukup agar setan tak menggoda dengan alasan kekurangan yang berpotensi putuskan tali pernikahan atau ke jurang perselingkuhan."

"Kalau begitu, pria yang miskin tak boleh menikah dong Pa?" 

"Papa tak berkata seperti itu bukan? Siapapun manusia di dunia ini berhak untuk menikah. Tapi menikah itu bukan hanya untuk sehari atau sebulan. Tak cukup hanya bermodal, oh aku cinta padamu, mari kita nikah! Yang perlu dilakukan itu, tanyalah pada diri, apa kita siap secara mental dan materi untuk menikah?"

Winda tak mau komentar.

"Ya, sudah. Tentang perjodohan yang Dendi tawarkan padamu, Papa tak akan ikut campur dengan memaksamu menerima itu. Hanya saja, kamu harus minta maaf secara tulus pada Dendi. Wajahnya saat pulang tadi mirip udang rebus. Papa tak mau di hari tua lihat kalian bertengkar." Wirahadi tepuk bahu Winda pelan.

*

Dendi hempaskan tubuhnya ke sofa ruang tamu. Kedua tangan terangkat dan ditaruh di belakang kepala. Matanya menatap langit-langit ruang.

Tak lama Wini masuk, dia tatap Dendi, lalu hela nafas dan bergegas menuju ke dalam rumah. Niatnya pergi ke dapur membuat minum untuk Dendi, sebagai penawar emosi suaminya itu agar bisa turun cepat.

"Adikmu kurang ajar! Cewek yang gak bisa lihat masa depan. Luki kaya dan dia bisa beri apa yang Winda mau!" ucap Dendi yang tatap Wini.

Wini berhenti, dia balik menatap Dendi.

"Kamu harus rayu Winda dengan cara apapun ya, Ni. Kalau Winda bisa menikah dengan Luki, kita juga yang untung, rumah bisa lunas dengan cepat!" Dendi tersenyum lebar.

"Sadar Mas! Winda itu bukan barang yang bisa dijual begitu saja. Dia punya hati, perasaannya sendiri. Kita gak boleh paksa dia sekedar untuk keuntungan pribadi. Selama ini kita masih mampu bayar cicilan rumah." Wini gelengkan kepala.

"Ah, sudah! Kakak dan adik sama saja, cuma bisa bikin kesal!" Dendi berdiri untuk segera pergi dari rumah.

*

Gadis itu terbangun dan saat dia sadar, dirinya  berdiri dengan kaki terbuka lebar dan kedua tangan mengembang ke atas. Yang dia tahu, dirinya terikat kedua tangan dan kakinya di atas ranjang kasur di kamar yang asing.

Related chapters

  • PENGANTIN KE-13   TAK SEHARUSNYA MATI

    Gadis itu teringat kejadian beberapa waktu lalu. Dia kabur dari Riga, kekasih hatinya hanya karena masalah sepele.Mereka bertengkar hanya karena Riga tak mau menemaninya melihat-lihat baju di kaki lima di salah satu sudut taman tempat mereka berolahraga. Ada yang mau dia beli.Gadis itu Della adanya.Della yang ngambek meninggalkan Riga yang mengantri membayar makanan nasi pecel yang baru mereka makan.Kepergian Della bukan tak dilihat Riga. Hanya karena dia belum membayar, maka dia harus bersabar sebelum bisa kejar Della.Namun saat Riga selesai membayar, bayangan Della lenyap.Riga bingung. Karena itu dia berdiri di depan persimpangan dengan pikiran kalut. Apa Della ambil jalan kanan menuju tempat pedagang kaki lima diijinkan gelar dagangan setiap hari minggu pagi? Apa ke berbelok ke kiri menuju gerbang taman untuk pulang.Della yang ambil jalan kiri berharap Riga susul dirinya untuk merayu dan ajak dia kembali melihat lapak pedaga

    Last Updated : 2021-09-14
  • PENGANTIN KE-13   PENGANTIN KE-2

    Della tak seharusnya tak mati, itu yang ada di pikiran dan hati Jagat.Kini mayat Della ada di depan mata Jagat, terbungkus kain sprei, tergeletak di atas tanah di halaman belakang."Ra Kala, aku malas untuk menggali tanah. Aku lelah. Ini tugasmu untuk hilangkan jejak. Jika tak mau, akhiri saja ini semua!"Jagat tak menunggu, dia balik badan dan menggeser kakinya maju untuk segera berdiri di depan pintu belakang. Gendang telinganya tersentuh halus suara api membakar.Tetapi Jagat sama sekali tak tertarik, dia sentuh gagang pintu, membelai sekali, lalu ditekan dan daun pintu terbuka.Dengan dua kali langkah kaki, Jagat telah berada di dalam rumah bagian belakang dengan tinggalkan suara berdebam pintu yang dibantingnya.Jagat tinggalkan mayat Della yang terbakar di halaman belakang.Ra Kala telah bantu Jagat, suatu hal yang sering dilakukan olehnya demi kepentingan Jagat dan dirinya sendiri.Belum waktunya. Belum waktunya untuk a

    Last Updated : 2021-09-19
  • PENGANTIN KE-13   MUSUH PERTAMA

    "Pelet? Mamang terlalu berperasaan buruk. Ayuni mencintaiku tanpa paksaan. Oh, aku tahu, apa Mamang mencari uangku? Kalau iya, berapa yang Mamang butuh?" sindir Jagat. "Jarot jaga ucapanmu! Uang, aku tak munafik. Aku butuh uang untuk bertahan hidup. Tapi bukan uang darimu. Ayuni itu keponakan paling kusayang. Kalau ada apa-apa dengan dirinya, aku akan kejar dirimu. Sampai ke lubang terkecil sekalipun, aku akan dapatkan kamu!" Eman mengancam. "Apa Mamang tak sadar? Aku dan Ayuni saling menyayangi. Kami terikat takdir sebagai suami - istri. Tenang saja, tak akan ada yang terjadi pada Ayuni. Kalau ada hal buruk menimpanya, aku akan cari Mamang!" gantian Jagat yang mengancam. "Kamu mengancamku?" Eman naikkan kepalanya. "Sama-sama. Mamang juga mengancamku. Dalam hidup ini, aku tak mau mencari musuh. Tapi kalau musuh datang mencariku, aku tak takut!" Jagat berdiri. Eman ikut berdiri. Mata mereka berdua keluarkan hawa permusuhan luar biasa. Ber

    Last Updated : 2021-09-29
  • PENGANTIN KE-13   TAMU TANPA UNDANGAN

    Waktu merangkak pelan tapi pasti. Tak terasa hari ini menjadi hari ketujuh bagi Jagat yang memakai identitas Jarot, hidup bersama Ayuni.Ayuni merasa bahagia dan senang bisa menjadi istri Jagat alias Jarot, dia bukan mengejar harta seperti yang dirumorkan tetangganya.Cinta Ayuni besar pada Jarot alias Jagat itu. Karena seleranya beda, Ayuni menyukai pria dewasa yang usianya belasan tahun darinya. Jarot memenuhi kriteria pasangan idaman yang Ayuni impikan. Selain jauh lebih dewasa, status duda yang dimiliki Jarot menjadi nilai lebih di mata Ayuni.Walau selama malam datang Ayuni sedikit merasa takut akan kebuasan Jarot di atas ranjang, tapi tak mengurangi kasih sayangnya. Malah ada rasa ketagihan yang ingin terus diulang dan diulang Ayuni, yang dalam hatinya berharap malam tak cepat berakhir.Lelah pasti, tapi setiap bangun Ayuni malah merasakan dirinya jauh bertambah segar.Seperti di pagi terakhir ini.Ayuni yang hampir semalaman ber

    Last Updated : 2021-09-30
  • PENGANTIN KE-13   KORBAN KEDUA

    "Rajaku Ra Kala." Jagat melihat ke sekeliling.Tepat di cermin kecil yang tergantung di pintu dalam, Jagat melihat bayangan hitam.Dengan langkah ringan, Jagat datangi cermin."Siapa tadi yang baru datang?""Eman, Paman dari Ayuni.""Mau apa dia ke sini?""Ampun rajaku, dia ingin ingatkan aku agar tak menyakiti Ayuni.""Hahaha, peringatan kosong!""Tapi....""Apa kamu ragu padaku? Aku akan buat dia menyusul Ayuni. Itu tergantung pada apa dirimu punya nyali atau tidak!""Apa artinya rajaku?""Sama seperti Ayuni, kamu harus bunuh dia! Habisi Eman, ambil jiwanya, makan hatinya. Jika kamu bisa lakukan itu, kamu akan dapatkan kekuatan lebih dan aku akan lebih kuat pula. Cukup itu yang kamu ketahui. Nah, sekarang aku pinjam tubuhmu untuk aku bertemu bidadari Ayuni, bersamanya aku ingin mendaki ke atas puncak berkali-kali. Hahaha.""Rajaku, apa tak bisa nanti saja?" tanya Jagat menawar.

    Last Updated : 2021-10-04
  • PENGANTIN KE-13   TANGIS

    Eman berhenti berlari. Tempat yang dipilih Eman itu jauh dari keramaian, di sebuah lahan yang banyak ditumbuhi pohon bambu. Eman yakin di sini lokasi yang tepat untuk mengubur Jagat yang dikenalnya sebagai Jarot, pria yang diyakini pula penyebab kematian tak wajar Ayuni. Bagi Eman, persetan dengan perkiraan banyak orang yang percaya Ayuni hembuskan nafas terakhir karena sakit. Karena tak ada tanda-tanda bekas luka di tubuh Ayuni secara kasat mata. Namun Eman melihat dengan mata lain, mata batinnya yang terasah sekian lama. Eman bukan pria baik di masa mudanya, bahkan di hari tua pun tidak, sampai hidayah datang padanya dan menjadikan dirinya melangkah di jalan tobat. Salah satunya berkat Ayuni yang semasa hidup mau dekat dan peduli padanya. Kini Ayuni telah pergi lebih dulu dengan cara yang tragis. Kematian Ayuni karena tangan jahat suaminya Jarot alias Jagat. "Katakan apa maumu?" tanya Jagat yang sudah ikut berhenti. "Ak

    Last Updated : 2021-10-06
  • PENGANTIN KE-13   PENCARIAN DELLA

    "Eh, tunggu. Tadi lo bilang Della keserempet mobil?" tanya Winda. "Perasaan gue gak bilang Della, deh. Tapi ada cewek yang keserempet mobil." "Tapi kok gue curiga Della yang keserempet itu mobil," ucap Winda yakin. "Serius lo?" Riga tampak berubah roman wajahnya. "Kalau serius apa gak, bisa kita coba cari tahu!" "Caranya?" "Ya, bertanya Riga. Kan di dekat kejadian itu ada banyak orang. Salah satunya bisa aja kenal sama sosok Della," jelas Winda. "Oh, iya. Cukup banyak yang kenal sama gue dan Della. Terutama petugas keamanan taman. Kan gue ke sana gak cuma hari minggu pas olahraga aja." "Kita balik ke taman, cari tahu!" ajak Winda. Riga tumbuh semangatnya. Walau belum tentu akan tahu keberadaan Della, tapi dengan petunjuk kecil yang didapat, dimana Della berada bisa saja diketahui. "Ayo, berangkat!" ajak Riga. Baru saja keduanya beranjak berdiri, Wirahadi keluar dari dalam rumah. "Loh, pad

    Last Updated : 2021-10-10
  • PENGANTIN KE-13   TANGIS

    Eman berhenti berlari.Tempat yang dipilih Eman itu jauh dari keramaian, di sebuah lahan yang banyak ditumbuhi pohon bambu.Eman yakin di sini lokasi yang tepat untuk mengubur Jagat yang dikenalnya sebagai Jarot, pria yang diyakini pula penyebab kematian tak wajar Ayuni.Bagi Eman, persetan dengan perkiraan banyak orang yang percaya Ayuni hembuskan nafas terakhir karena sakit. Karena tak ada tanda-tanda bekas luka di tubuh Ayuni secara kasat mata. Namun Eman melihat dengan mata lain, mata batinnya yang terasah sekian lama.Eman bukan pria baik di masa mudanya, bahkan di hari tua pun tidak, sampai hidayah datang padanya dan menjadikan dirinya melangkah di jalan tobat. Salah satunya berkat Ayuni yang semasa hidup mau dekat dan peduli padanya.Kini Ayuni telah pergi lebih dulu dengan cara yang tragis. Kematian Ayuni karena tangan jahat suaminya Jarot alias Jagat."Katakan apa maumu?" tanya Jagat yang sudah ikut berhenti."Aku mau n

    Last Updated : 2021-10-10

Latest chapter

  • PENGANTIN KE-13   PULANG TANPA HASIL

    "Loh, memangnya kenapa sama Della? Kok, lo terlihat cemas gitu?" tanya Nusi, lalu anggukkan kepala pada Winda yang berdiri di belakang Riga."Della belum pulang Bang," jawab Riga cepat."Kok, bisa?" Nusi kaget.Winda ambil alih, sebisanya dia jelaskan kronologi awal pada Nusi. Mengenai pertengkaran Riga dan Della. Diakhiri dengan cerita sampai sekarang Della belum pulang."Oh, aneh kalau gitu!" seru Nusi."Jelasin, Bang!" pinta Riga cemas."Tadi gue lihat Della keluar dari taman dengan wajah merah. Kayaknya lagi kesal dia, sampai gak lihat ada mobil lewat. Kena keserempet, terus pemilik mobil keluar. Della diajak pergi ke klinik. Eh, klinik apa gak, gue gak tahu pasti sih. Cuma yang gue lihat Della ya masuk itu mobil," jelas Nusi."Bang, lo kan keamanan taman. Masa iya, lo gak tahan dulu itu orang, tanya-tanya gitu dimana rumah orang itu, jaga-jaga kalau ada apa-apa sama Della," ucap Riga nyaris tanpa jeda."Lo ny

  • PENGANTIN KE-13   PENCARIAN DELLA

    "Eh, tunggu. Tadi lo bilang Della keserempet mobil?" tanya Winda."Perasaan gue gak bilang Della, deh. Tapi ada cewek yang keserempet mobil.""Tapi kok gue curiga Della yang keserempet itu mobil," ucap Winda yakin."Serius lo?" Riga tampak berubah roman wajahnya."Kalau serius apa gak, bisa kita coba cari tahu!""Caranya?""Ya, bertanya Riga. Kan di dekat kejadian itu ada banyak orang. Salah satunya bisa aja kenal sama sosok Della," jelas Winda."Oh, iya. Cukup banyak yang kenal sama gue dan Della. Terutama petugas keamanan taman. Kan gue ke sana gak cuma hari minggu pas olahraga aja.""Kita balik ke taman, cari tahu!" ajak Winda.Riga tumbuh semangatnya. Walau belum tentu akan tahu keberadaan Della, tapi dengan petunjuk kecil yang didapat, dimana Della berada bisa saja diketahui."Ayo, berangkat!" ajak Riga.Baru saja keduanya beranjak berdiri, Wirahadi keluar dari dalam rumah."Loh, pada mau kemana

  • PENGANTIN KE-13   TANGIS

    Eman berhenti berlari.Tempat yang dipilih Eman itu jauh dari keramaian, di sebuah lahan yang banyak ditumbuhi pohon bambu.Eman yakin di sini lokasi yang tepat untuk mengubur Jagat yang dikenalnya sebagai Jarot, pria yang diyakini pula penyebab kematian tak wajar Ayuni.Bagi Eman, persetan dengan perkiraan banyak orang yang percaya Ayuni hembuskan nafas terakhir karena sakit. Karena tak ada tanda-tanda bekas luka di tubuh Ayuni secara kasat mata. Namun Eman melihat dengan mata lain, mata batinnya yang terasah sekian lama.Eman bukan pria baik di masa mudanya, bahkan di hari tua pun tidak, sampai hidayah datang padanya dan menjadikan dirinya melangkah di jalan tobat. Salah satunya berkat Ayuni yang semasa hidup mau dekat dan peduli padanya.Kini Ayuni telah pergi lebih dulu dengan cara yang tragis. Kematian Ayuni karena tangan jahat suaminya Jarot alias Jagat."Katakan apa maumu?" tanya Jagat yang sudah ikut berhenti."Aku mau n

  • PENGANTIN KE-13   PENCARIAN DELLA

    "Eh, tunggu. Tadi lo bilang Della keserempet mobil?" tanya Winda. "Perasaan gue gak bilang Della, deh. Tapi ada cewek yang keserempet mobil." "Tapi kok gue curiga Della yang keserempet itu mobil," ucap Winda yakin. "Serius lo?" Riga tampak berubah roman wajahnya. "Kalau serius apa gak, bisa kita coba cari tahu!" "Caranya?" "Ya, bertanya Riga. Kan di dekat kejadian itu ada banyak orang. Salah satunya bisa aja kenal sama sosok Della," jelas Winda. "Oh, iya. Cukup banyak yang kenal sama gue dan Della. Terutama petugas keamanan taman. Kan gue ke sana gak cuma hari minggu pas olahraga aja." "Kita balik ke taman, cari tahu!" ajak Winda. Riga tumbuh semangatnya. Walau belum tentu akan tahu keberadaan Della, tapi dengan petunjuk kecil yang didapat, dimana Della berada bisa saja diketahui. "Ayo, berangkat!" ajak Riga. Baru saja keduanya beranjak berdiri, Wirahadi keluar dari dalam rumah. "Loh, pad

  • PENGANTIN KE-13   TANGIS

    Eman berhenti berlari. Tempat yang dipilih Eman itu jauh dari keramaian, di sebuah lahan yang banyak ditumbuhi pohon bambu. Eman yakin di sini lokasi yang tepat untuk mengubur Jagat yang dikenalnya sebagai Jarot, pria yang diyakini pula penyebab kematian tak wajar Ayuni. Bagi Eman, persetan dengan perkiraan banyak orang yang percaya Ayuni hembuskan nafas terakhir karena sakit. Karena tak ada tanda-tanda bekas luka di tubuh Ayuni secara kasat mata. Namun Eman melihat dengan mata lain, mata batinnya yang terasah sekian lama. Eman bukan pria baik di masa mudanya, bahkan di hari tua pun tidak, sampai hidayah datang padanya dan menjadikan dirinya melangkah di jalan tobat. Salah satunya berkat Ayuni yang semasa hidup mau dekat dan peduli padanya. Kini Ayuni telah pergi lebih dulu dengan cara yang tragis. Kematian Ayuni karena tangan jahat suaminya Jarot alias Jagat. "Katakan apa maumu?" tanya Jagat yang sudah ikut berhenti. "Ak

  • PENGANTIN KE-13   KORBAN KEDUA

    "Rajaku Ra Kala." Jagat melihat ke sekeliling.Tepat di cermin kecil yang tergantung di pintu dalam, Jagat melihat bayangan hitam.Dengan langkah ringan, Jagat datangi cermin."Siapa tadi yang baru datang?""Eman, Paman dari Ayuni.""Mau apa dia ke sini?""Ampun rajaku, dia ingin ingatkan aku agar tak menyakiti Ayuni.""Hahaha, peringatan kosong!""Tapi....""Apa kamu ragu padaku? Aku akan buat dia menyusul Ayuni. Itu tergantung pada apa dirimu punya nyali atau tidak!""Apa artinya rajaku?""Sama seperti Ayuni, kamu harus bunuh dia! Habisi Eman, ambil jiwanya, makan hatinya. Jika kamu bisa lakukan itu, kamu akan dapatkan kekuatan lebih dan aku akan lebih kuat pula. Cukup itu yang kamu ketahui. Nah, sekarang aku pinjam tubuhmu untuk aku bertemu bidadari Ayuni, bersamanya aku ingin mendaki ke atas puncak berkali-kali. Hahaha.""Rajaku, apa tak bisa nanti saja?" tanya Jagat menawar.

  • PENGANTIN KE-13   TAMU TANPA UNDANGAN

    Waktu merangkak pelan tapi pasti. Tak terasa hari ini menjadi hari ketujuh bagi Jagat yang memakai identitas Jarot, hidup bersama Ayuni.Ayuni merasa bahagia dan senang bisa menjadi istri Jagat alias Jarot, dia bukan mengejar harta seperti yang dirumorkan tetangganya.Cinta Ayuni besar pada Jarot alias Jagat itu. Karena seleranya beda, Ayuni menyukai pria dewasa yang usianya belasan tahun darinya. Jarot memenuhi kriteria pasangan idaman yang Ayuni impikan. Selain jauh lebih dewasa, status duda yang dimiliki Jarot menjadi nilai lebih di mata Ayuni.Walau selama malam datang Ayuni sedikit merasa takut akan kebuasan Jarot di atas ranjang, tapi tak mengurangi kasih sayangnya. Malah ada rasa ketagihan yang ingin terus diulang dan diulang Ayuni, yang dalam hatinya berharap malam tak cepat berakhir.Lelah pasti, tapi setiap bangun Ayuni malah merasakan dirinya jauh bertambah segar.Seperti di pagi terakhir ini.Ayuni yang hampir semalaman ber

  • PENGANTIN KE-13   MUSUH PERTAMA

    "Pelet? Mamang terlalu berperasaan buruk. Ayuni mencintaiku tanpa paksaan. Oh, aku tahu, apa Mamang mencari uangku? Kalau iya, berapa yang Mamang butuh?" sindir Jagat. "Jarot jaga ucapanmu! Uang, aku tak munafik. Aku butuh uang untuk bertahan hidup. Tapi bukan uang darimu. Ayuni itu keponakan paling kusayang. Kalau ada apa-apa dengan dirinya, aku akan kejar dirimu. Sampai ke lubang terkecil sekalipun, aku akan dapatkan kamu!" Eman mengancam. "Apa Mamang tak sadar? Aku dan Ayuni saling menyayangi. Kami terikat takdir sebagai suami - istri. Tenang saja, tak akan ada yang terjadi pada Ayuni. Kalau ada hal buruk menimpanya, aku akan cari Mamang!" gantian Jagat yang mengancam. "Kamu mengancamku?" Eman naikkan kepalanya. "Sama-sama. Mamang juga mengancamku. Dalam hidup ini, aku tak mau mencari musuh. Tapi kalau musuh datang mencariku, aku tak takut!" Jagat berdiri. Eman ikut berdiri. Mata mereka berdua keluarkan hawa permusuhan luar biasa. Ber

  • PENGANTIN KE-13   PENGANTIN KE-2

    Della tak seharusnya tak mati, itu yang ada di pikiran dan hati Jagat.Kini mayat Della ada di depan mata Jagat, terbungkus kain sprei, tergeletak di atas tanah di halaman belakang."Ra Kala, aku malas untuk menggali tanah. Aku lelah. Ini tugasmu untuk hilangkan jejak. Jika tak mau, akhiri saja ini semua!"Jagat tak menunggu, dia balik badan dan menggeser kakinya maju untuk segera berdiri di depan pintu belakang. Gendang telinganya tersentuh halus suara api membakar.Tetapi Jagat sama sekali tak tertarik, dia sentuh gagang pintu, membelai sekali, lalu ditekan dan daun pintu terbuka.Dengan dua kali langkah kaki, Jagat telah berada di dalam rumah bagian belakang dengan tinggalkan suara berdebam pintu yang dibantingnya.Jagat tinggalkan mayat Della yang terbakar di halaman belakang.Ra Kala telah bantu Jagat, suatu hal yang sering dilakukan olehnya demi kepentingan Jagat dan dirinya sendiri.Belum waktunya. Belum waktunya untuk a

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status