"KYAARRGHKKSS..!!!"Dua pekikkan menggetarkan nyali terdengar bergema, saat melesat dua sosok raksasa panjang di udara yang ternyata adalah dua ekor Naga berwarna hitam dan putih itu."Ahhss!!" Jalu berseru terkejut seraya melesat turun ke bumi. Tubuhnya menggigil seketika, saat merasakan hawa beku melintas di atas kepalanya ,sosok raksasa putih panjang itu ternyata adalah seekor Naga Putih.Ya, sambaran anginnya saja begitu terasa membekukan darah bagi orang awam. Beruntung tadi Jalu tengah kerahkan powernya, saat dia hendak menghabisi Ki Taksaka. Sehingga dia hanya merasa menggigil saja. Luar biasa!Namun waktu kelengahan Jalu yang hanya sekejap itu, ternyata bisa di manfaatkan dengan sangat baik oleh Ki Taksaka. Ki Taksaka langsung melesat cepat sekali, menyelinap ke dalam lebatnya hutan di sekitar area itu.'Ahh! Hhmmssh! Bedebah kau Taksaka pengecut! Baiklah, tempatmu sudah kuketahui, cepat atau lambat nyawamu pasti akan kutagih!' seru bathin Jalu geram, saat menyadari sosok Ki T
"A-apa katamu?! Dari siapa kau dengar fitnah seperti itu?!" sentak Kirana pada Ayu, matanya semakin berkilat tajam menatap Ayu."Arya sendiri yang menceritakannya padaku! Masihkah kau mau mengelak Kirana?!" seru Ayu dengan yakinnya."Panggil sekalian Aryanya kesini! Biar semuanya menjadi jelas!" sentak Kirana mulai dikuasai emosi."Hmm! Sudahlah Kirana, tenangkan dulu dirimu. Tak perlu kaudengarkan ucapannya, pasti Arya telah membohonginya habis-habisan," Jalu berkata menenangkan Kirana, seraya menatap tajam pada Ayu."Teganya Mas Jalu berkata begitu pada sahabat sendiri. Bukankah Arya adalah sahabat Mas Jalu?!" seru Ayu yang kini meradang, karena ucapannya dikatakan sebuah kebohongan belaka oleh Kirana dan Jalu."Sa-sahabat?! Sungguh seorang pengarang kelas wahid si Arya itu! Bagaimana aku bersahabat dengan orang yang telah menjerumuskanku ke jurang Sirna Wujud! Lekas kau panggil dia kemari!" kini Jalu yang menjadi emosi, mendengar kebohongan Arya yang dirasanya sudah sangat keterlal
Grrghhkhh..! Braallghk..! Wuunnggzzt..! Bumi bergetar keras dan berderak di kedalaman, lalu amblas di bekas hantaman kaki Jalu. Dan sebuah pedang merah membara seketika melesat ke angkasa.Dan hal yang belum pernah dilatihnya segera di uji cobakan oleh Jalu, di saat kritisnya menghadapi sepuh sakti Eyang Dharmala. Sungguh ini semua adalah intuisi dari bakat dan pemahaman Jalu semata."MENYATU..!" Jalu berseru lantang ke arah Pedang Bumi. Wuunnggzt..! Slapsshk! Pedang Bumi Langsung menyatu dalam tubuh Jalu, yang langsung terapkan jurus 7 pamungkasnya 'Pedang Jagad Jiwa'.Sementara Pedang Rajawali Emas di tangannya hendak dijadikan Jalu, sebagai perpanjangan tebasan Pedang Bumi yang menyatu dalam raganya.Jalu sebenarnya sudah lama memiliki pemahaman itu, namun baru kali ini dia berniat mencobanya. Karena dia beranggapan Pedang Rajawali Emas termasuk dalam jenis Pedang Langit.Pedang Rajawali Emas secara ajaib berputaran melayang di sekitar sosok Jalu, pedang itu menyala dalam kilau
"Hehehe..! Sembah hormat Eyang, pada Gusti Prabu Alugoro," kekeh senang sosok renta berkain putih, yang muncul dengan tiba-tiba di samping Baruna. Bagaikan hantu yang menembus dinding tebal istana Kashimpa saja layaknya. "Salam hormat kembali Eyang Waranaya. Senang mendapatkan kunjungan Eyang di saat yang membahagiakan ini," sahut sang Maharaja Alugoro dengan wajah makin berseri, saat melihat kedatangan Eyang Guru dari putranya itu. Ya, selain sebagai Eyang Guru dari putranya, Eyang Waranaya juga telah di anggap sebagai sepuh Guru Besar dari kerajaan Kashimpa. Ini merupakan penghormatan besar, yang diberikan pihak kerajaan pada sepuh tersakti di Tlatah Kashimpa itu. Eyang sepuh Waranaya sendiri tinggal di lereng Gunung Sewu, yang terletak di wilayah Paragu. Ada 3 wilayah yang masuk dalam kekuasaan Kerajaan Kashimpa, yaitu: - Wilayah Paragu - Wilayah Banawa - Wilayah Latungga Masing-masing wilayah itu di pimpin oleh seorang Raja wilayah yang merupakan taklukkan dari kera
Baph..!Sosok Arya dan Eyang Balatapa pun lenyap seketika."Hei! Jangan lari kau Arya bedebah pembohong!" seru Ayu marah. Dia baru saja hendak lepaskan aji 'Gelang Gelang Langit'nya untuk menghajar Arya.Blaph! Sosok Eyang Balatapa dan Arya muncul begitu saja di dimensi Tlatah Kashimpa.Ya, tak salah lagi. Ternyata Eyang Balatapa juga telah kuasai aji Sabdo Lampah. Hingga tak heran dia mampu menembus dimensi mana pun yang di inginkannya.Sama seperti halnya Eyang Dharmala, namun Eyang Dharmala sepertinya enggan menggunakan aji Sabdo Lampahnya untuk bepergian ke dimensi lain."Nah, siapa namamu kulup?!" tanya Eyang Balatapa pada calon muridnya itu."Nama saya Arya, Eyang Guru," sahut Arya dengan wajah agak ngeri. Setelah dia melihat jelas kini penampakkan Eyang Balatapa.Ya, sepasang mata sepuh itu ternyata mirip sekali dengan mata burung hantu. Bola matanya hitam bulat, dengan warna kuning kehijauan di sekitar bola mata bulatnya itu. Ngeri!"Hahaa! Arya! Mulai saat ini kau adalah muri
"Jalu. Sebaiknya kau cobalah memasuki Ruang Langit di masa ini, kau pasti bisa mengira-ngira di mana lokasi Ruang Langit itu bukan?" ucap Eyang Karmajaya tersenyum. Dia mengetahui Jalu belum sampai memasuki tingkat Ruang Langit."Baik Moyang Guru. Jalu akan mencarinya nanti bersama Kirana," sahut Jalu patuh."Ketahuilah Jalu, setelah menyelesaikan latihan di Ruang Langit, maka secara otomatis kau akan masuk dalam tataran Ksatria Semesta Penuh," ucap Eyang Karmajaya tersenyum penuh arti pada Jalu.'Luar biasa memang 'garis' anak muda ini. Sangatlah tepat Jayasona mengambilnya menjadi murid', bathin Eyang Karmajaya memuji kejelian Jayasona.Akhirnya Eyang Waranaya, Eyang Karmajaya, dan Jalu terus terlibat dalam perbincangan hangat seputaran dunia persilatan, serta kabar mengenai pagebluk yang melanda tlatah Kashimpa."Moyang Guru, Eyang sepuh, adakah tempat khusus untuk melatih 'power' berhawa dingin yang moyang Guru ketahui?" akhirnya Jalu melontarkan pertanyaan itu di tengah-tengah pe
"Sebaiknya Kirana ikut dengan Mas Jalu saja Moyang sepuh. Karena selama ini Kirana sudah terbiasa hidup di alam bebas," sahut Kirana sopan."Hmm. Baiklah, kalau begitu kalian berdua akan moyang kirim ke lokasi Ruang Langit pada dimensi ini. Bersiaplah," ucap Eyang Karmajaya tersenyum, memaklumi sepasang kekasih yang tak mau saling terpisah itu.Hanya sejenak Eyang Karmajaya terdiam, memfokuskan bayangan Gunung Lingga Dewa, lalu..Splaassh..!Eyang Karmajaya kibaskan pelan tangan kanannya ke arah Jalu dan Kirana, seketika Jalu dan Kirana pun lenyap tanpa bekas dari hadapannya. GILA!Sebuah pertunjukkan aji 'Pindah Rogo' tingkat tinggi di lakukan Eyang Karmajaya dengan sangat sempurna. Dan memang hanya dengan ajian ini saja, lawan-lawan Eyang Karmajaya sudah gemetar ketakutan sebelum bertarung.Ya, tentu saja sangatlah mengerikkan bagi lawan Eyang Karmajaya, jika tiba-tiba saja mereka di pindahkan ke tengah samudera, dalam jurang, bahkan mungkin langsung ke neraka. Hehe! Blaph!Jalu da
"Hahahaa! Dasar yang bagus, Arya!" Eyang Balatapa tergelak puas melihat dasar kemampuan maksimal Arya.'Hmm! Kau akan kujadikan penerusku di dimensi sana Arya! Kau akan merajai dunia persilatan di masa 1000 tahun yang akan datang itu!' seru bathin Eyang Balatapa penuh ambisi.'Sayang sekali Eyang Guru Gentaloka belum sempat menurunkan ajian 'Samudera Neraka Bergolak' padaku', sesal bathin Arya.Namun rasa kecewa Arya segera terhapus, demi mengingat bahkan Eyang Gurunya itu kalah dari Eyang Balatapa, gurunya yang sekarang."Maaf Eyang Guru, baru sebatas itu saja yang Arya pelajari hingga saat ini. Arya yakin kemampuan Eyang Guru pasti jauh lebih dahsyat dari ini," ucap Arya menunduk hormat.Ya, akal culas Arya segera bekerja cepat, untuk mendapatkan simpati dan kemurahan hati Eyang Balatapa menurunkan ilmu terhebatnya. Dia memang sangat paham dan lihai dalam hal yang satu itu. Merendah dan menjilat, untuk mendapatkan hal yang lebih besar dan menguntungkan!"Hahahaa! Murid pandai! Tenang