Share

BAB 19

Penulis: Faisalicious
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-09 19:00:03

Bab 19: Luka dan Kebangkitan

Malam di Lembah Babi terasa sunyi setelah pertempuran dahsyat yang baru saja berlalu. Udara masih berbau darah dan asap dari rumah-rumah yang terbakar, tanah penuh dengan mayat prajurit musuh yang gagal melarikan diri. Beberapa penduduk yang selamat mulai mengumpulkan tubuh-tubuh itu, memisahkan mereka yang masih bernapas dari yang sudah tiada.

Di tengah desa, di dalam sebuah rumah yang tersisa utuh, Kenta berbaring tak sadarkan diri. Napasnya lemah, tubuhnya penuh luka akibat pertempuran sengit melawan Ragnos. Inferno Overdrive telah menguras seluruh energinya, membuatnya nyaris kehilangan kesadaran begitu serangan terakhirnya berhasil.

Hakka duduk di sampingnya, menggenggam pergelangan tangan Kenta sambil memeriksa denyut nadinya. Ia menghela napas lega. “Bocah ini masih hidup… tapi kondisinya parah.”

Nenek Cio, yang bertugas merawat para korban luka, masuk k

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 20

    Bab 20: Antara Kekaisaran dan KebebasanUdara pagi di Lembah Babi terasa lebih dingin dari biasanya. Meskipun pertempuran telah usai, ketegangan masih menggantung di antara penduduk desa. Mereka telah berhasil bertahan dari serangan Kerajaan Pembunuh Bayaran, tetapi kini ancaman baru datang dalam bentuk Kekaisaran yang ingin menjadikan desa mereka sebagai benteng pertahanan.Di balai desa, Kenta duduk di depan meja besar bersama para pemimpin desa. Hakka, Rengga, Jenderal Batu, Nenek Cio, dan beberapa tokoh lain hadir dalam pertemuan ini. Semua mata tertuju pada Kenta, menunggu keputusan yang akan ia buat."Dalam tiga hari, Kekaisaran akan menuntut jawaban," kata Hakka, suaranya dalam dan serius. "Jika kita menerima tawaran mereka, kita mendapatkan perlindungan. Tapi kita juga kehilangan kendali atas desa ini."Jenderal Batu menyilangkan tangan. "Jika kita menolak, kita harus bersiap menghadapi konsekuensinya. Kekaisaran tid

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 21

    Bab 21: Bayangan yang MengintaiMalam itu, setelah menemukan mayat mata-mata dari Kerajaan Pembunuh Bayaran, Kenta duduk di balai desa bersama Hakka, Rengga, Jenderal Batu, dan beberapa tokoh penting lainnya. Di atas meja kayu yang usang, surat yang ditemukan di genggaman si mata-mata terbuka, tintanya masih jelas meski sudah terkena sedikit darah."Misi gagal. Lembah Babi masih berdiri. Kirim laporan ke markas utama. Siapkan rencana kedua."Kenta membaca ulang tulisan itu, mencoba memahami apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia menoleh ke arah Jenderal Batu yang berdiri dengan tangan menyilang, wajahnya penuh pertimbangan.“Apa menurutmu mereka akan segera menyerang lagi?” tanya Kenta.Jenderal Batu mengangguk pelan. “Jika mereka sampai mengirim mata-mata, itu berarti mereka sedang menyusun strategi baru. Mereka tidak akan menyerah hanya karena satu kekalahan.”Hakka menghembusk

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 22

    Bab 22: Perang di Ambang PintuMatahari terbit di atas Lembah Babi, cahayanya menyinari desa yang kini telah bersiap menghadapi ancaman yang belum usai. Semalam, mereka berhasil menangkap Yara, mata-mata dari Kerajaan Pembunuh Bayaran, menggagalkan salah satu bagian dari rencana musuh. Namun, Kenta tahu betul bahwa ini hanya awal dari sesuatu yang lebih besar.Di dalam balai desa, Yara diikat di kursi dengan tangan terborgol. Wajahnya lebam akibat pukulan Rengga semalam, tetapi matanya masih menyala penuh kebencian. Di sekelilingnya, Kenta, Hakka, Rengga, Jenderal Batu, dan beberapa pemimpin desa berdiri dalam diam, menatapnya dengan penuh kewaspadaan."Kau akan bicara," kata Kenta, suaranya tenang tapi tajam. "Kami ingin tahu seberapa dalam rencana kerajaanmu."Yara menyeringai, seolah tak takut sedikit pun. "Kalian pikir hanya karena menangkapku, kalian sudah menyelamatkan desa ini?" Ia tertawa pelan. "Kalian hanya memperl

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 1

    Bab 1: Kebangkitan di Lembah BabiGang sempit itu pengap, dipenuhi aroma keringat, asap rokok, dan lumpur basah. Lampu jalan redup berkedip lemas, menciptakan bayangan samar di malam yang pekat. Kenta terjatuh, tubuhnya penuh lebam dan luka. Napasnya tersengal-sengal, sementara dunia di sekelilingnya berputar seperti mimpi buruk yang tak kunjung usai.Beberapa pria berdiri mengepungnya, tatapan mereka tajam penuh kebencian, seperti pemburu yang menemukan mangsa tak berdaya. Tawa dingin mereka menggema di malam kelam, menusuk hati. Salah satu dari mereka maju, tendangannya menghantam kepala Kenta dengan brutal. Darah hangat mengalir dari bibirnya yang pecah.“Uangnya mana? Beri sekarang, atau kau mati di sini!” suara pria itu pendek dan menusuk.Kenta mencoba menegakkan kepala, tapi pandangannya kabur. Tubuhnya gemetar, seperti lentera kecil yang nyaris padam. "Maaf... aku tidak punya apa-apa lagi," suaranya serak, hampir tenggelam dalam tawa para pria itu. "Tolong... jangan bunuh aku.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 2

    Bab 2 : Berburu Babi HutanMatahari pagi baru saja muncul di langit timur ketika Kenta terbangun oleh suara keras yang memekakkan telinga.“Bangun, bocah! Kalau kau terus tidur seperti ini, kita takkan pernah memulai!” seru Hakka sambil mengetuk pintu kamar Kenta dengan tongkat kayunya.Kenta membuka matanya dengan berat, kepalanya masih terasa pening. Malam sebelumnya terasa seperti mimpi buruk, terutama interaksinya dengan Hakka. Namun, suara kasar pria tua itu adalah bukti nyata bahwa dia tak bermimpi."Baik, baik! Aku bangun!" balas Kenta, mencoba bangkit dari tempat tidur dengan malas.Namun, Hakka sudah membuka pintu tanpa menunggu izin. “Lihat dirimu, seperti pangeran manja yang tersesat di pondok petani! Cepat siap-siap. Kita akan pergi ke hutan sebelum matahari terlalu tinggi,” perintahnya sambil melipat tangan, ekspresinya penuh ketidaksabaran.Kenta mendesah panjang, menyadari bahwa tidak ada gunanya membantah. “Kenapa kau begitu bersemangat membawaku ke hutan?” gumamnya, l

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 3

    Bab 3 : Sistem yang TerbangunKenta mengatur napasnya dalam-dalam, mencoba mengatasi kelelahan yang masih terasa setelah pertarungan sengit melawan babi hutan. Tubuhnya yang lelah bersandar pada salah satu pilar aula keluarga, sementara pandangannya sesekali melirik ke arah Hakka yang sedang memeriksa tumpukan daging babi hasil buruan mereka."Atur napasmu, dan coba evaluasi apa yang kau pelajari di hutan tadi," kata Hakka tanpa menoleh. Nada suaranya tegas namun tidak setajam biasanya. "Aku akan ke dapur untuk menyerahkan daging ini kepada tukang masak. Kalau kita beruntung, malam ini kita makan sup daging babi." Ia mengangkat bungkusan daging dan melangkah pergi tanpa menunggu jawaban Kenta.Kenta hanya mengangguk pelan. Setelah Hakka keluar dari aula, ia duduk bersila, mencoba menenangkan pikirannya. Di saat itulah, sesuatu yang penting terlintas di benaknya.“Bukankah aku mendapatkan hadiah dari misi sebelumnya?” gumamnya. Ia memejamkan mata, mencoba memusatkan perhatian.Tiba-tib

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 4

    BAB 4 : SayembaraKenta mengangguk dengan penuh keyakinan, meskipun hatinya berdegup keras. Dia menatap peta di tangannya dengan serius, seolah-olah peta itu adalah kunci terakhir untuk menyelamatkan desa. “Kita adakan sayembara,” katanya, suaranya tegas. “Kita kumpulkan orang-orang yang memiliki kemampuan dari desa ini.”Hakka, yang berdiri di sisinya, memandangnya dengan tatapan tajam sebelum tersenyum tipis. “Rencanamu lumayan juga bocah, tapi biar bagaimanapun dirimu harus waspada, Bocah. Desa ini sedang di ambang kehancuran. Orang-orangnya tidak mudah percaya. Luka mereka dalam, seperti jurang yang sulit dijembatani.”Tanpa membuang waktu, keduanya berjalan menuju pusat desa, di mana sebuah batu besar yang biasa digunakan untuk pengumuman penting berdiri megah di tengah alun-alun. Setiap langkah terasa berat bagi Kenta, karena dia tahu tanggung jawab yang menanti. Ketika mereka tiba, sebuah kerumunan kecil telah berkumpul. Wajah-wajah kusam itu mencerminkan kelelahan, kemarahan y

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 5

    BAB 5. Penaklukan Goa HitamMalam itu, udara malam itu terasa begitu pekat. Kelompok kecil yang dipimpin oleh Kenta telah berkumpul dalam radius 50 meter dari dekat mulut Gua Hitam, bersembunyi di balik formasi batu besar yang setengah terkikis waktu. Dari tempat mereka, cahaya bulan yang suram hanya cukup untuk menyoroti siluet besar goblin raksasa yang mondar-mandir di depan pintu masuk goa. Di belakang goblin, goa itu tampak seperti rahang raksasa, gelap, dan penuh rahasia mengerikan.Kenta melirik peta tambang yang dipenuhi tanda posisi peledak, jalur mundur, dan rencana cadangan. Sekitar mereka, bebatuan dan pecahan pohon berserakan, seolah menjadi bukti pertempuran yang pernah terjadi di sini. “Kita tidak bisa membiarkan goblin itu keluar. Kalau dia menyerang desa, kita semua selesai,” katanya pelan namun tegas.Di depan mereka, goblin raksasa itu berdiri, tubuhnya setinggi tiga meter dengan kulit bersisik seperti batu bara. Matanya kuning menyala, bergerak liar, mencari sesuatu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27

Bab terbaru

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 22

    Bab 22: Perang di Ambang PintuMatahari terbit di atas Lembah Babi, cahayanya menyinari desa yang kini telah bersiap menghadapi ancaman yang belum usai. Semalam, mereka berhasil menangkap Yara, mata-mata dari Kerajaan Pembunuh Bayaran, menggagalkan salah satu bagian dari rencana musuh. Namun, Kenta tahu betul bahwa ini hanya awal dari sesuatu yang lebih besar.Di dalam balai desa, Yara diikat di kursi dengan tangan terborgol. Wajahnya lebam akibat pukulan Rengga semalam, tetapi matanya masih menyala penuh kebencian. Di sekelilingnya, Kenta, Hakka, Rengga, Jenderal Batu, dan beberapa pemimpin desa berdiri dalam diam, menatapnya dengan penuh kewaspadaan."Kau akan bicara," kata Kenta, suaranya tenang tapi tajam. "Kami ingin tahu seberapa dalam rencana kerajaanmu."Yara menyeringai, seolah tak takut sedikit pun. "Kalian pikir hanya karena menangkapku, kalian sudah menyelamatkan desa ini?" Ia tertawa pelan. "Kalian hanya memperl

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 21

    Bab 21: Bayangan yang MengintaiMalam itu, setelah menemukan mayat mata-mata dari Kerajaan Pembunuh Bayaran, Kenta duduk di balai desa bersama Hakka, Rengga, Jenderal Batu, dan beberapa tokoh penting lainnya. Di atas meja kayu yang usang, surat yang ditemukan di genggaman si mata-mata terbuka, tintanya masih jelas meski sudah terkena sedikit darah."Misi gagal. Lembah Babi masih berdiri. Kirim laporan ke markas utama. Siapkan rencana kedua."Kenta membaca ulang tulisan itu, mencoba memahami apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia menoleh ke arah Jenderal Batu yang berdiri dengan tangan menyilang, wajahnya penuh pertimbangan.“Apa menurutmu mereka akan segera menyerang lagi?” tanya Kenta.Jenderal Batu mengangguk pelan. “Jika mereka sampai mengirim mata-mata, itu berarti mereka sedang menyusun strategi baru. Mereka tidak akan menyerah hanya karena satu kekalahan.”Hakka menghembusk

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 20

    Bab 20: Antara Kekaisaran dan KebebasanUdara pagi di Lembah Babi terasa lebih dingin dari biasanya. Meskipun pertempuran telah usai, ketegangan masih menggantung di antara penduduk desa. Mereka telah berhasil bertahan dari serangan Kerajaan Pembunuh Bayaran, tetapi kini ancaman baru datang dalam bentuk Kekaisaran yang ingin menjadikan desa mereka sebagai benteng pertahanan.Di balai desa, Kenta duduk di depan meja besar bersama para pemimpin desa. Hakka, Rengga, Jenderal Batu, Nenek Cio, dan beberapa tokoh lain hadir dalam pertemuan ini. Semua mata tertuju pada Kenta, menunggu keputusan yang akan ia buat."Dalam tiga hari, Kekaisaran akan menuntut jawaban," kata Hakka, suaranya dalam dan serius. "Jika kita menerima tawaran mereka, kita mendapatkan perlindungan. Tapi kita juga kehilangan kendali atas desa ini."Jenderal Batu menyilangkan tangan. "Jika kita menolak, kita harus bersiap menghadapi konsekuensinya. Kekaisaran tid

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 19

    Bab 19: Luka dan KebangkitanMalam di Lembah Babi terasa sunyi setelah pertempuran dahsyat yang baru saja berlalu. Udara masih berbau darah dan asap dari rumah-rumah yang terbakar, tanah penuh dengan mayat prajurit musuh yang gagal melarikan diri. Beberapa penduduk yang selamat mulai mengumpulkan tubuh-tubuh itu, memisahkan mereka yang masih bernapas dari yang sudah tiada.Di tengah desa, di dalam sebuah rumah yang tersisa utuh, Kenta berbaring tak sadarkan diri. Napasnya lemah, tubuhnya penuh luka akibat pertempuran sengit melawan Ragnos. Inferno Overdrive telah menguras seluruh energinya, membuatnya nyaris kehilangan kesadaran begitu serangan terakhirnya berhasil.Hakka duduk di sampingnya, menggenggam pergelangan tangan Kenta sambil memeriksa denyut nadinya. Ia menghela napas lega. “Bocah ini masih hidup… tapi kondisinya parah.”Nenek Cio, yang bertugas merawat para korban luka, masuk k

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 18

    Bab 18: Inferno GuardianApi yang dilepaskan Kenta menyala dengan hebat, bergulung-gulung seperti naga liar yang berusaha menelan Ragnos. Tanah di sekitarnya menghitam, udara mendidih oleh panasnya. Semua orang di medan perang berhenti bertarung sejenak, terpaku melihat gelombang api yang begitu besar meluncur ke arah algojo kerajaan.Namun, Ragnos hanya menyeringai. Dengan gerakan cepat, ia menghunus pedangnya ke depan.CLANG!Pedang hitamnya berpendar dengan cahaya merah gelap, dan dalam sekejap, api yang menghampirinya terbelah menjadi dua. Gelombang api yang seharusnya menghancurkannya malah terpencar ke samping, membakar rumah-rumah kosong di sekitar medan pertempuran.Kenta terkejut. "Tidak mungkin... dia menebas apiku?"Ragnos menatapnya dengan senyum dingin. "Sihir api yang mengandalkan kekuatan mentah? Itu terlalu mudah untuk ditangkis."Dalam sekejap, ia menghilang.Kent

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 17

    Bab 17: Benteng TerakhirSuara dentingan senjata beradu dengan jeritan pertempuran mengisi udara. Lembah Babi, desa kecil yang dulunya hampir terlupakan, kini berubah menjadi medan perang. Pasukan dari Kerajaan Pembunuh Bayaran terus menyerang, sementara penduduk desa yang telah dipersiapkan oleh Kenta dan Rengga bertahan mati-matian.Di tengah kekacauan itu, Kenta berdiri di atas menara pemantau, mengamati jalannya pertempuran. Hatinya berdegup kencang. Meski strategi awal mereka berhasil menghambat musuh, pasukan dari barat masih terlalu banyak.Di bawah, Rengga bertarung dengan brutal. Pedangnya menebas tanpa ampun, setiap gerakannya penuh ketepatan. Beberapa prajurit musuh yang mencoba menyerang langsung terhempas oleh kekuatannya. Namun, bahkan dengan keterampilan bertarung yang luar biasa, ia sadar bahwa mereka berada dalam posisi sulit."Jangan biarkan mereka menembus barikade!" seru Rengga sambil menangkis serangan seorang prajuri

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 16

    Bab 16: Perang di Gerbang DesaUdara pagi di Lembah Babi terasa berat. Kabut tipis melayang di antara pohon-pohon yang mengelilingi desa, menambah kesan suram di tengah ketegangan yang semakin memuncak. Di menara pemantau, Kenta berdiri dengan mata tajam mengamati perbatasan barat. Di kejauhan, kepulan asap hitam terlihat membumbung ke langit, menandakan pergerakan musuh semakin dekat.Di bawah menara, para penduduk bersiap dalam diam. Ada yang memperbaiki tombak dan pedang di bengkel baru, ada yang mengisi anak panah dengan racun buatan Nenek Cio, dan beberapa orang lainnya menggali parit jebakan di sepanjang jalan masuk desa. Meskipun ketakutan masih menyelimuti hati mereka, tidak ada satu pun yang memilih untuk lari. Mereka telah memutuskan: mereka akan bertarung.Hakka mendekat ke arah Kenta, ekspresinya penuh kekhawatiran. "Mereka akan tiba sebelum matahari mencapai puncaknya. Kita tidak bisa berharap pada bantuan Kekaisaran. Desa ini sepen

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 15

    Bab 15: Benteng Pertama yang TerancamKehidupan di Lembah Babi mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan. Desa yang selama ini terlupakan oleh dunia luar, kini perlahan-lahan dibangkitkan kembali. Pembangunan tembok pertahanan semakin menyelesaikan tahap awal, dengan menara pemantau tinggi yang baru selesai dibangun di ujung desa. Dari menara ini, Kenta bisa memandang jauh ke lembah yang sunyi. Jalan desa yang dulu penuh debu dan lumpur kini berubah, dengan rumah-rumah warga yang mulai diperbaiki.Tidak hanya infrastruktur yang dibangun. Sebuah bengkel besar baru dibuka di pusat desa, mengolah logam dari Tambang Besi Hitam yang sebelumnya terkubur dalam gua. Di bengkel ini, penduduk desa mulai memproduksi senjata dan baju zirah, berusaha menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Para pemuda yang terpilih dalam sayembara mulai dilatih oleh Rengga, sang Jenderal Batu, dengan keterampi

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 14

    BAB 14 : ZeroSeorang pria bertubuh kekar dengan postur tegap muncul dari balik pintu. Dia mengenakan pakaian sederhana namun terlihat kuat, dengan lengan berotot yang terlihat jelas dari balik bajunya yang tergulung. Sebuah ikat kepala cokelat mengikat rambutnya yang gelap, dan pensil tersembul dari telinga kiri, seolah ia sedang siap untuk bekerja dengan tangan terampilnya. Wajahnya tampak penuh dengan bekas luka kecil, bukti dari banyaknya pengalaman dan kerja keras yang telah dilalui. Meskipun usianya cukup tua, ada kesan lembut yang terpancar dari sorot matanya yang tajam dan wajah yang tegas.“Tuan Muda, ini dia. Zero, pandai besi terkenal di desa ini. Seorang ahli yang dapat membuat senjata dan peralatan dengan kualitas terbaik,” ujar Liam dengan suara penuh kebanggaan.Zero mengangguk perlahan, menyapa Kenta dengan tatapan tajam dan penuh penghormatan. “Tuan Muda, saya dengar Anda sedang berencana membangun kembali desa in

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status