Beranda / Pendekar / PENDEKAR MACAN KUMBANG / PEDANG TANPA BAYANGAN

Share

PEDANG TANPA BAYANGAN

Penulis: AKANYAWAN
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-11 22:31:24

"Mudah-mudahan dewi," ucap Angga pelan. 

"Satu lagi, sepertinya pedang itu yang mampu mengendalikan dirimu ketika terkena ilmu hitam. Senjata itu akan berguna untuk melindungi dirimu," ucap Tabib Cadar Putih lagi. 

Angga hanya mengangguk pelan, ada ikatan yang sulit dimengerti tentang senjata tersebut. Namun Angga merasa jika senjata itu yang diceritakan gurunya, saat dia akan pergi mengembara. 

***

"Kamu yakin akan melanjutkan penyamaran di Paladu?" tanya Prana Sinta yang mendekati Angga yang sedang melamun di dekat jendela kediaman Tabib Cadar Putih. 

Perguruan itu memang sedang dalam kondisi paceklik, serba kekurangan. Bahkan usaha Tabib Cadar Putih dalam penyembuhan tidak mampu menutupi kebutuhan Perguruan. Hal itu yang membuat murid pertamanya, Prana Sinta untuk mencari dana bantuan. 

"Tentu saja yakin, apa kamu tidak setuju?" tanya Angga lagi. 

"Bukannya tidak setuju, tetapi di sana banyak orang ber

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   KLAN WASTU KENCANA

    "Kalau aku terlibat kenapa memberi tahu kalian?" tanya Adyaksa lagi, tampak kesal dia malah dicurigai.Angga hanya garuk-garuk kepala, tanda dia mengiyakan ucapan sahabatnya.Ketiganya kemudian bersepakat untuk pergi ke Paladu secepatnya karena Sayembara semakin dekat. Akan ada banyak tokoh kedigdayaan menuju Paladu. Sehingga situasi di tempat tersebut akan lebih berbahaya dari sebelumnya."Sebelum pergi, ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu, Angga!" seru Tabib Cadar Putih menghalangi jalan ketiganya ketika akan meninggalkan Kubanggiri."Ada apa Dewi?""Apa pun yang terjadi, tolong lindungi Putri Lintang Ayu. Dia adalah kunci dari semua kejadian di Paladu," jawab Tabib Cadar Putih."Kenapa Dewi bisa tahu hal itu?" tanya Angga lagi penasaran."Tentu saja, semua orang tahu hal itu. Semenjak kematian misterius Gusti Permaisuri dan Putra Mahkota. Hanya Putri Lintang Ayu yang keturunan asli Wastu Ken

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-11
  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   JURUS SIMPANAN

    "Saya Gara Codet, ajudan Tuan Putri Lintang Ayu Kencana. Saya datang ke sini membawa berita khusus yang harus disampaikan kepada Ki Pramana," ucap Angga berbohong kepada penjaga. Si Codet tak punya pilihan lain demi bisa masuk ke kediaman Ki Pramana yang disatroni sosok serba hitam. "Kamu jangan bohong, mana ada ajudan Tuan Putri berpenampilan seperti kamu?" tanya penjaga tersebut malah tidak percaya. Hal itu sangat wajar ketika melihat perawakan Angga yang menyedihkan. "Katakan saja pada Ki Pramana, dia pasti mengenalku," ucap Angga kembali mencoba meyakinkan. "Apa kau tidak berdusta?" tanya penjaga tersebut masih ragu. "Kalau dia tak mengenalku, kamu bisa mengusirku. Tetapi jika kalian menolak titah Tuan Putri, kalian pasti dihukum berat," ancam Angga karena situasi sedang dalam bahaya. "Baiklah. Tunggu sebentar," ucap penjaga, salah satu dari mereka masuk ke rumah Ki Pramana. ARRRGGGHHH! N

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-13
  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   PENGEMIS TUA EDAN

    "Melawan orang yang tak punya ilmu kedigdayaan sama sekali, sangat mudah buat kami," ucap sosok yang membuat Angga kalah pada pertarungan sebelumnya. Lelaki itu memberi isyarat kepada kawannya untuk menghadapi Angga.Setelah menganggukkan kepala, sosok serba hitam langsung menyerang. Tujuannya hanya satu, menyingkirkan pemuda aneh itu secepatnya.Namun betapa terkejutnya ketika sosok serba hitam menyerang, lawannya bisa menahan serangan dengan mudah. Lebih aneh dia menggunakan gerakan acak yang tak bisa ditebak oleh sosok serba hitam.Gerakan Angga mirip seperti orang gila yang sedang mabuk daun kecubung. Sehingga dia bergerak luwes tanpa bisa mengendalikan dirinya sendiri.Alhasil serangan keduanya tidak berkesinambungan, lebih sering sosok serba hitam malah memukul angin. Sosok serba hitam malah sulit mengantisipasi serangan lawannya yang tak terduga.Angga bertarung seperti orang yang tak bisa bertarung. Menye

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-14
  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   PEDANG PEMBELAH KAYU

    "Untung saja kamu bisa menyadari jika ada bahaya di tempat ini," ucap Ki Pramana mendengar penjelasan Angga ketika berada di bukit di atas Lembah Hijau.Angga hanya garuk-garuk kepala, bingung mau bicara apa, malah takut ketahuan jika dia Pendekar Macan Kumbang. Jika itu terjadi, tamatlah penyamarannya saat ini."Anak muda. Kenapa kau membawa Pedang Tanpa Bayangan?" tanya Ki Pramana lagi. Sebagai sosok yang kenyang pengalaman dia dapat mengenali pusaka dunia kedigdayaan yang maha sakti itu.Mendengar hal itu Angga tampak bingung mau menjawab apa. Namun otaknya tetap berpikir apa yang harus diucapkan."Ini punya Tuan Adyaksa, saya yang membawakan untuknya," ucap Angga berbohong."Kenapa pemuda itu bisa memiliki senjata Pusaka?" tanya Ki Pramana lagi. "Dia berhasil merebutnya dari Tokoh Golongan Hitam bergelar Iblis Janggut Putih,""Aneh sekali, pemuda itu belum mencapai kedigdayaan tingkat langit. Tetap

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-14
  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   FITNAH LAGI

    "Ada hubungan apa sebenarnya Si Codet dengan Putra Senopati itu?" tanya Bayu Buwana dalam hati. Perwira tersebut curiga jika sosok serba hitam ada hubungannya dengan Angga dan Adyaksa. Meskipun dia tidak punya bukti bahwa keduanya terlibat dalam kekacauan di Paladu."Tidak ada sama sekali Tuan. Kebetulan dia ingin membuang senjata ini, lalu saya memintanya. Daripada dibuang mending dipakai untuk membelah kayu saja," ucap Angga."Coba aku ingin lihat, apa pedang sebagus itu tumpul?" pinta Perwira Bayu Buwana sambil mengadahkan tangan.Angga hanya menunduk, bingung mau memberikan atau tidak."Apa kau tak ingin memberikannya padaku?" tanya sang perwira lagi.Angga akhirnya mengangguk, kemudian meletakkan pedang ke tangan Perwira Bayu Buwana dengan kedua tangannya.Namun alangkah terkejutnya sang perwira, ketika tahu betapa beratnya pedang tersebut. Jika ditimbang beratnya sama dengan satu buah kapak pembelah

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-14
  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   SENOPATI DARMAYAKSA

    “Betul Angga malam tadi bersama saya?” sanggah Jati Luhur.“Sebaiknya Tuan Putri dan Jati Luhur ikut kami ke Paseban, silakan berikan keterangan di sana. Kami hanya diberi perintah untuk membawa Si Codet ke sana,” ucap Perwira Tinggi.Semua pada akhirnya setuju untuk bersama-sama menuju ke Paseban untuk melihat hukuman yang akan dijatuhkan kepada Angga.Sesampainya di Paseban, yang berada di dekat Istana Utama, terletak di tengah-tengah Istana Paladu. Tampak semua sesepuh kerajaan sudah berada di kursi kehormatan masing-masing. Semua sudah menyiapkan pertanyaan yang mirip dengan apa yang dikatakan oleh Perwira Tinggi.Jati Luhur juga telah memberi keterangan bahwa dia bersama Angga tadi malam. Namun ada beberapa pihak yang masih tidak percaya dengan keterangan tersebut.“Tetapi pisau kecil itu ada di kamar Gara! Itu adalah bukti yang tak terbantahkan,” ucap Ki Wiranata, Ketua Partai Bukit Merah.&n

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-14
  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   TERSANGKA MAKAR

    Namun yang terjadi justru di luar dugaan, Perwira Palangka malah menyerang Gusti Patih. Lelaki itu tampak kesetanan dengan merebut golok yang dipegang oleh Gusti Patih.Sayangnya golok kecil simbol kerajaan Paladu justru menancap di leher Perwira Palangka. Lelaki tersebut tewas sebelum dia bersaksi siapa yang menyuruhnya membunuh beberapa orang di Paladu."Ada yang tidak beres dengan Perwira Palangka dan Gusti Patih?" tanya Angga dalam hati. Saat dia melihat kejadian tersebut karena Gusti Patih membisikkan sesuatu sebelum Perwira Palangka merebut goloknya.Ternyata bukan hanya Angga yang melihat keanehan tersebut, tetapi juga Adyaksa. Bahkan Gusti Prabu sendiri raut wajahnya juga berubah melihat kejadian tersebut. Hal itu terjadi karena Gusti Patih Singa Maruta tidak pernah berdiri dari tempat duduknya ketika ada acara di Paseban.Namun semua yang berada di Paseban tampak hanya bisa geleng-geleng kepala, tak menyangka jika Perwira Palang

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-15
  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   MAIN PAKSA

    Tuan Putri Lintang Ayu merupakan delegasi Sayembara dua tahun lalu. Tidak tanggung-tanggung, dia mencapai babak semifinal sebelum kalah oleh Adyaksa. Semenjak kekalahan itu keduanya tak lagi akrab karena Adyaksa dianggap tidak mau mengalah dengan Tuan Putri."Tetapi dia sekarang sudah mendaftarkan diri dari sebagai perwakilan dari Kerajaan Patuha," ucap Ki Pramana. Hal itu jelas membuat Tuan Putri tampak terkejut dengan apa yang didengarnya."Kenapa paman bisa tahu hal itu?""Tadi ketika melihat daftar peserta yang sudah mendaftar, ada namanya," ucap Ki Pramana, "Kita tidak boleh sembarangan memilih perwakilan mengingat orang yang mendaftar mempunyai kedigdayaan tinggi,""Betul Paman, Pangeran Mahesa juga ikut mewakili Sindang Nagara," ucap Tuan Putri. Gadis itu paham jika Pangeran tersebut memiliki kedigdayaan di atas rata-rata tokoh di Tanah Suci."Namun jika memaksakan anggota Partai yang ada di Lembah Hijau itu sama saja bunuh

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-15

Bab terbaru

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   Melarikan Diri

    Setelah itu dilanjutkan dengan adat perkawinan antara Adyaksa dengan Lintang Ayu Wardani. Keduanya dinikahkan oleh sesepuh yaitu tak lain adalah Aki Jati Luhur.Angga harus menjadi wali bersama ayahnya, Prabu Bajra Wastu Kencana.Di tempat itu juga diadakan sebuah adat ketika seorang adik melangkahi kakaknya dalam sebuah pernikahan. Angga harus lari kemudian dikejar oleh Adyaksa sampai dapat. Sebagai bukti bahwa Anggara Wastu Kencana telah rela jika adiknya menikah, sebuah adat yang akan terus dijaga sampai ratusan tahun ke depan."Kenapa aku mau disuruh berlari?" ucap Angga sambil garuk-garuk kepala. Namun dia tampak kaget ketika di antara penonton ada seorang perempuan yang tersenyum kepadanya. Hal itu jelas membuat dirinya kaget bukan main, mungkin takut diajak nikah seperti adiknya."Apa yang terjadi kepadamu?" tanya Ranu Paksi kepada muridnya yang tampak bingung."Ada urusan pribadi yang sedikit mengganggu, paman" ucap Angga."Apa yang bisa aku bantu?" tanya Ranu Paksi mencoba me

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   Raja Guru Adyaksa

    "Tentu saja, sekali gerakan kau akan kehilangan kepalamu.""Kenapa kau paham dengannya?""Tentu saja, ketika kau sibuk di Istana. Aku mengangkat seorang murid yaitu dirinya." ucap Semanik yang seakan membuat Pangeran Mandura tidak percaya hal itu terjadi.Pangeran Mandura tetap menganggap Angga seperti dulu, hanya orang lemah yang tidak punya kemampuan apa-apa."Jadi apa yang akan kau lakukan jika aku tetap akan berangkat?" tanya Pangeran Mandura yang malah kecewa dengan ayahnya yang justru memberikan kemampuan kepada orang lain. Padahal Pangeran Mandura sendiri yang tak pernah pulang ketika berada di Istana Sindang Nagara dimana akan dilakukan prosesi Raja baru."Aku yang akan membunuhmu!"Jelas semua orang kaget dengan ucapan dari Semanik. Tidak mengerti apa yang sebenarnya dipikirkan oleh resi yang paling berpengaruh itu."Partai Ngarai Biru adalah milik Anggara Wastu Kencana, jadi akan setia terhadap yang sah apapun yang terjadi!"Beberapa orang yang mendengarkan ucapan dari Seman

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   MUNCULNYA WANITA ASING

    "Bukan, aku bukan putra Mahkota. Sudah ada Raja baru yang akan memimpin Nagarawangi ke depannya." ucap Angga yang kini bicara sendiri namun menggunakan suara yang berbeda dengan aslinya.Mendengar hal itu jelas membuat Pangeran Mandura terkejut bukan main, tak mengerti siapa yang akan meneruskan tahta Sindang Nagara."Siapa yang kau maksud?" tanya Pangeran Mandura tampak penasaran."Satu yang pasti bukan dirimu!"Angga malah bicara seenaknya yang membuat Pangeran Mandura jelas tersinggung, lawannya tahu niatnya. Meskipun masih penasaran, namun rasa kesal lebih menumpuk di dirinya.Angga sama sekali tidak menjelaskan bahwa yang akan menjadi Raja adalah Adyaksa yang menikahi Gusti Putri Lintang Ayu Warda

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   PERGERAKAN DARI NGARAI BIRU

    “Maafkan Ayah, Aku sedang urusan penting di Hutan Mati. Sepertinya tempat kita dulu sangat cocok untuk dijadikan tempat perjuangan mendapatkan tahta Sindang Nagara.” ucap sang anak yang tidak merasa sedih akan kematian adiknya sendiri itu.“Mau kau jadikan apa anakku? Bukankah bencana dahsyat itu sudah memperingatkan kita untuk tidak gegabah di sana?” Sang Ayah mencoba untuk memberi masukan kepada anaknya yang semakin hari semakin tidak jelas pikirannya.“Tenang saja ayah, tidak akan terjadi apa-apa. Sindang Nagara sedang kosong, ini kesempatan kita untuk mendapatkan tahta itu.”Anak tersebut adalah Pangeran Mandura semakin bersemangat untuk melancarkan hasrat terpendam nya. Hasrat yang selama ini tertutup oleh sang ayah, yang ternyata adalah seseorang yang mengabdi lama di Sindan

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   RAJA CODET DAN BAYANGAN HITAM

    Angga berteriak ketika ada sebuah senjata menyerang, jelas membuat Prana Shinta kaget. Namun dapat ditahan menggunakan tangan, sehingga serangan tidak datang lagi.JLEP!Sebuah anak panah terbang dengan sangat cepat, langsung mengenai pohon. Beruntung tidak kena ke tubuh tiga orang yang sedang berjuang."Hei bayangan hitam, siapa kau? Cepat tunjukan siapa kau?" tanya Prana Shinta sambil mengeluarkan pedang miliknya."Apa yang akan kita lakukan?" tanya Prana Shinta sambil waspada terhadap serangan."Kita harus berpencar, supaya ketahuan dimana sebenarnya serangan datang!"Keduanya berpencar seraya mencari dari mana asal serangan yang datang. Namun aneh

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   SEPASANG WALET MERAH

    "Raja, aku di sini," ucap perempuan yang menjadi pasangannya. Tampak jika perempuan itu tertimpa reruntuhan, namun dia bisa selamat dari kematian."Syukurlah kau tidak apa-apa, ayo kita pergi dari sini. Kita tunggu apakah ada orang yang datang atau tidak," ucap Raja yang ternyata masih hidup. "Menurut dugaan pasti ada serangan lain yang akan merebut Nagarawangi!"Keduanya kemudian pergi dari reruntuhan yang membuat mereka terluka. Ada yang lecet, ada juga yang terluka dalam hingga perlu pertolongan temannya.Dua puluh persen dari semua kekuatan memang masih bisa bertahan, mereka memutuskan untuk kembali ke kediaman Raja. Mengikuti apa yang diperintahkan oleh Raja bahwa akan mengawasi jika serangan datang.***

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   SEBUAH JEBAKAN

    Lokajaya kemudian menjelaskan tentang keterlibatan Randu Paksi yang menyamar menjadi Topeng Putih. Saka Wulan dan Saka Surya juga muncul selain beberapa orang yang menjadi bagian Paladu lainnya."Tidak mungkin, kau pasti bohong. Mana mungkin Randu Paksi masih hidup?" tanya perempuan dari Sepasang Walet Merah."Dia ternyata hanya pura-pura mati, sehingga dapat menyaksikan apa yang terjadi di Paladu!"Semakin kaget ekspresi wajah semua orang yang ada di ruang pertemuan. Mengingat hal itu jelas sebuah ancaman yang dapat membuat para pimpinan Sindang Nagara kembali kehilangan jabatannya."Aku yakin bukan dia yang menyebabkan dirimu seperti ini, Lokajaya?" tanya Raja lagi terus berkacak pinggang. Terus menatap wajah Lokajaya yang memiliki sorot wajah yang an

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   LAPORAN LOKAJAYA

    "Mohon maaf Raja, ada orang dari Paladu yang menghadap!" ucap salah satu prajurit dengan nada cemas, entah apa yang terjadi sebenarnya."Namun mereka sepertinya terluka parah," tambah prajurit yang satu lagi."Siapa mereka?" tanya Raja sambil berdiri dari tempat duduknya.Kedua prajurit tampak bingung mulai bicara dari mana, mengingat mereka terluka parah. Meskipun pada akhirnya tidak ada pilihan lain selain jujur kepada junjungan nya daripada kena damprat akibat tidak menaati perintah.“Kenapa diam? Katakan siapa yang datang menghadap?” tanya Raja Sindang Nagara yang baru saja menjadi Raja.“Mereka yang bertugas untuk menaklukan Kerajaan Paladu,” ucap salah satu prajurit sambil memberi hor

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   NASIB TANAH PALADU

    "Muridmu harus menerima takdir sebagai penerus Iblis Ular Hijau," ucap Angga pada akhirnya bicara. Jelas membuat perempuan itu terkejut bukan main, bagai petir di siang bolong. "Jadi Lintang Ayu putri Dewi Cadar Putih?" tanya Randu Paksi yang mengenal siapa sebenarnya Dewi Cadar Putih. Perempuan yang menjadi tabib karena memiliki racun dalam tubuhnya. Keterkejutan bertambah jika Dewi Cadar Putih ternyata adalah Cempaka Ayu. "Bukan hanya itu, Cempaka Ayu adalah Gusti Permaisuri yang telah lama hilang!"Angga kemudian menjelaskan hal yang terjadi, jelas membuat Randu Paksi begitu kaget. Namun dia mencoba untuk tenang, memikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Setidaknya banyak kesulitan di masa lampau membuat Randu Paksi dan Angga bisa lebih bijak dalam menyikapi suatu hal. Terlebih hal tersebut mengenai urusan dendam atas kematian yang ada."Apa kau punya gagasan untuk menyelamatkan Tuan Putri?" tanya Randu Paksi menunggu ide datang dari Angga. "Orang yang sudah meminum darah

DMCA.com Protection Status