PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (21)
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (22)''Lalu, apa Mama sudah membuka isi amplop cokelat itu?'' tanyaku penasaran. Aku nggak perduli jika Mama membuang dan membakar amplop cokelat, yang aku ingin tahu isi amplop itu.''Mama nggak tahu, Wulan, Mama belum buka amplop itu. Lagipula emang apaan sih isinya jadi penasaran,'' ucap Mama."Aku juga belum tahu isinya apa, Ma, tapi yang jelas itu pemberian dari Mas Hilman, aku sama sekali belum buka,'' sahutku memberitahu.''Ah, ngapain juga kamu terima pemberian si Hilman, mungkin isinya kecoa biar kamu ngerasa ketakutan,'' ujar Mama yakin.''Kecoa?''''Iya, bisa jadi 'kan, lagipula dia mau apa kirim surat segala ditutupi amplop cokelat. Sekarang mah jangan apa-apa diterima pemberian orang lain, apalagi mantan suami. Bukankah kamu sekarang sangat membencinya?'' ucap Mama.''Aku hanya penasaran dengan isinya saja, Ma, bukan bermaksud aku menerima pemberian dari Mas Hilma
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (23)Aku pun langsung melajukan kembali kendaraan roda empat yang tengah kami tumpangi.Entah kenapa, perasaanku begitu sakit, aku merasa Bima marah dan ia sudah nggak akan lagi datang ke kehidupanku. Aku takut dia pergi. Ya Tuhan ... kenapa ini? Ada apa dengan perasaanku? Setelah lama perjalanan akhirnya kami tiba di salah satu Mall terbesar yang ada di kota ini. Aku dan ketiga anakku langsung masuk ke dalam. Suasana di dalam seakan membuat hati merasa tenang, apalagi ketika melihat anak-anak membuat perasaanku begitu lebih bahagia.Kami memasuki toko pakaian, dilanjut masuk ke toko sandal. Harganya begitu mahal dan menguras dompet, tapi nggak papa demi anak-anak aku rela mengeluarkan uang tabunganku. Lagipula nggak setiap hari kami berbelanja di Mall. Biasanya, sesaat aku masih menjadi istri Mas Hilman, aku selalu berbelanja di pasar dan memilih barang yang paling murah untuk dibelanjakan.''Ma, aku capek, perutku juga lapar,'' ucap Gadis pada
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (24)''Mama ... awas!"Tiba-tiba Gadis berteriak sembari menepuk pundakku dengan kasar. Aku yang sejak tadi melamun lantas terkejut ketika mengetahui ada sebuah mobil yang melintas berada tepat di depan. ''Argh ....''Dengan segera tanganku membanting stir ke samping. Hingga pada akhirnya. Bruk!Aku meringis kesakitan, ketiga anakku pun sama. Namun, untung saja kami masih diberikan keselamatan hanya luka ringan yang terasa memar di tubuh. Aku pun segera membantu ketiga anakku keluar. ''Kamu nggak apa-apa, kan, sayang?'' tanyaku pada mereka. ''Sakit, Ma.'' Gadis bersuara.''Iya, Ma, aku juga sakit,'' timpal Melisa. ''Maaf, ya, Sayang, karena Mama kalian jadi celaka,'' ujarku penuh penyesalan.Aku merasa menyesal karena sesaat sebelum kejadian ini malah mengingat Bima sehingga mengakibatkan ketiga anakku celaka. Karena dia, pikiranku menjadi berantakan. Beberapa orang yang mengetahui adanya kecelakaan langsung menghambur menghampiri kami. Sal
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (25)''Ada apa ini?''Tiba-tiba, seseorang datang menghampiri kami. Dia menatap dengan terkejut. ''Bima ....'' Seru Papa menatap kedatangan Bima. ''Apa yang sudah terjadi, kenapa Tante Anisa pingsan?'' tanya Bima heran.''Tante Anisa terkejut ketika tahu rumah ini telah disita oleh bank. Dia sama sekali nggak tahu kejadian kemarin, makanya pingsan nggak terima kalau rumah ini disita,'' jelas Papa pada Bima. Terlihat, Bima menghela nafas gusar mendengar penjelasan Papa. Nampak, raut sedih pun terlihat jelas pada wajahnya. ''Lebih baik sekarang Pak Sanusi bawa Tante Anisa ke dalam biar urusan ini saya yang selesaikan sekarang juga!'' Perintahnya. Papa lantas mengangguk mempercayakan semuanya kepada Bima. Kemudian, Papa merangkul tubuh Mama dan masuk ke dalam rumah. Sementara itu, aku masih berdiam diri menatap Bima dan kedua defkolektor itu.''Hari ini juga saya akan melunaskan hutang Pak Sanusi, tapi dengan catatan rumah ini nggak boleh disita
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (26)''Biar saya yang jelaskan agar nggak menjadi kesalahpahaman,'' ucap Bima menyahut. Aku menatap wajah Bima dingin, kenapa lagi dia? Apa untungnya dia menjelaskan tentang kejadian tadi?''Untuk apa kamu menjelaskan Bima, lagipula apa untungnya kamu menjelaskan. Aku sama sekali nggak perduli mau kamu sudah punya kekasih kek, atau apa kek aku nggak perduli,'' ujarku kesal pada Bima.''Wulan, jaga bicaramu, nggak baik bicara seperti itu terhadap Bima!'' Mama balik marah.Aku tertegun mendengar ucapan Mama. Tanpa mau berkata-kata lagi, aku memilih pergi meninggalkan Mama, Papa dan juga Bima. Sekarang, aku sama sekali nggak perduli mau Mama dan Papa mengatakan aku keras kepala atau apa kek aku nggak perduli. Aku hanya ingin sendiri sekarang, aku merasa sendiri lebih baik dibanding harus berkumpul lalu mengomentari sesuatu yang sama sekali nggak aku sukai. Aku melangkah keluar rumah, duduk di kursi yang telah tersedia di halaman depan. Kemudian,
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (28)''Mama kenapa menangis?'' tanya Gadis yang seketika langsung menyadari.''Mama nggak kenapa-napa, kok.'' Aku pun lantas segera menghapus air mata yang sudah dari tadi menetes. Kemudian melempar senyum ke arah Gadis.''Aku tahu Mama pasti merasa bahwa kisah dalam tokoh cerita Istri Yang Kucampakan Ternyata Wanita Sukses hampir sama persis seperti apa tengah Mama alami sekarang. Aku yakin, suatu saat nanti Mama pasti akan bahagia setelah apa yang telah terjadi kemarin,'' sahut Gadis menatapku. Lalu, dia memeluk tubuhku erat.''Iya, Gadis. Mama nggak mau berharap banyak. Mama hanya ingin kita bahagia nggak ada lagi kesedihan seperti yang sudah-sudah,'' ujarku mengeratkan pelukan. Gadis seakan menguatkan aku untuk menjadi wanita sabar seperti dalam cerita populer yang dibacanya berjudul Istri Yang Kucampakan Ternyata Wanita Sukses. Dira, memang wanita kuat. Aku pun harus seperti dia, walaupun hanya sebuah cerita, tapi aku yakin hampir rata-rata
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU (29)Kendaraan roda duaku melintas dengan sempurna mengikuti arah lokasi yang dikirimkan oleh Papa barusan. Hingga pada akhirnya mobilku berhasil mendarat di depan sebuah rumah bercat putih bergaya Eropa. Nampak pagar besar berwarna hitam berdiri kokoh dihadapan kami.''Kita sudah sampai, Ma?'' tanya Via.''Mama juga nggak tahu ini rumah Om Bima atau bukan, sayang,'' ujarku heran.Aku nggak menyangka jika memang benar ini adalah rumah Bima, rumah ini terkesan sangat megah berbeda sekali dengan rumah Bima sebelumnya yang nampak sekali sederhana. Tanpa mau berfikir panjang, aku lantas mengklakson agar security yang ada di dalam rumah megah itu keluar membuka gerbang.Seketika, seorang laki-laki paruh baya keluar dari gerbang setelah mendengar klakson yang telah aku tekan di mobil. Laki-laki itu menatap ke arah mobil yang tengah kutumpangi bersama Via, lalu melangkah mendekat. Aku pun langsung menekan tombol yang ada di samping agar kaca terbuka.''Mohon
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (29) Secara tiba-tiba datang sebuah mobil Alphard berwarna putih masuk ke halaman rumah ini, aku menatap kedatangan mobil mewah itu dengan terpana. Tak lama berselang, keluar seorang laki-laki memakai kemeja hitam serta celana pendek yang melekat di tubuhnya. Laki-laki itu menatap ke arahku dengan heran. "Wulan?" Sesaat kuketahui bahwa dia adalah Bima dengan secepat kilat aku memalingkan pandangan dan melangkah cepat menggandeng tangan Via agar segera masuk ke mobil. "Sejak kapan kamu ada di sini?'' tanya Bima melangkah mendekat berusaha menghentikan langkah kakiku. "Barusan." Tanpa melirik ke arahnya. "Kenapa buru-buru, aku baru saja sampai?" tanyanya lagi. "Papa barusan telepon meminta aku untuk segera pulang." Aku tersenyum. ''Kalau begitu aku pamit, ya." Tidak mungkin aku menjelaskan yang sebenarnya kepada Bima bahwa aku pulang karena sakit hati atas perkataan Tante Miranda. "Kita masuk saja yuk, sepertinya juga Via terlihat mengant