PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (25)''Ada apa ini?''Tiba-tiba, seseorang datang menghampiri kami. Dia menatap dengan terkejut. ''Bima ....'' Seru Papa menatap kedatangan Bima. ''Apa yang sudah terjadi, kenapa Tante Anisa pingsan?'' tanya Bima heran.''Tante Anisa terkejut ketika tahu rumah ini telah disita oleh bank. Dia sama sekali nggak tahu kejadian kemarin, makanya pingsan nggak terima kalau rumah ini disita,'' jelas Papa pada Bima. Terlihat, Bima menghela nafas gusar mendengar penjelasan Papa. Nampak, raut sedih pun terlihat jelas pada wajahnya. ''Lebih baik sekarang Pak Sanusi bawa Tante Anisa ke dalam biar urusan ini saya yang selesaikan sekarang juga!'' Perintahnya. Papa lantas mengangguk mempercayakan semuanya kepada Bima. Kemudian, Papa merangkul tubuh Mama dan masuk ke dalam rumah. Sementara itu, aku masih berdiam diri menatap Bima dan kedua defkolektor itu.''Hari ini juga saya akan melunaskan hutang Pak Sanusi, tapi dengan catatan rumah ini nggak boleh disita
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (26)''Biar saya yang jelaskan agar nggak menjadi kesalahpahaman,'' ucap Bima menyahut. Aku menatap wajah Bima dingin, kenapa lagi dia? Apa untungnya dia menjelaskan tentang kejadian tadi?''Untuk apa kamu menjelaskan Bima, lagipula apa untungnya kamu menjelaskan. Aku sama sekali nggak perduli mau kamu sudah punya kekasih kek, atau apa kek aku nggak perduli,'' ujarku kesal pada Bima.''Wulan, jaga bicaramu, nggak baik bicara seperti itu terhadap Bima!'' Mama balik marah.Aku tertegun mendengar ucapan Mama. Tanpa mau berkata-kata lagi, aku memilih pergi meninggalkan Mama, Papa dan juga Bima. Sekarang, aku sama sekali nggak perduli mau Mama dan Papa mengatakan aku keras kepala atau apa kek aku nggak perduli. Aku hanya ingin sendiri sekarang, aku merasa sendiri lebih baik dibanding harus berkumpul lalu mengomentari sesuatu yang sama sekali nggak aku sukai. Aku melangkah keluar rumah, duduk di kursi yang telah tersedia di halaman depan. Kemudian,
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (28)''Mama kenapa menangis?'' tanya Gadis yang seketika langsung menyadari.''Mama nggak kenapa-napa, kok.'' Aku pun lantas segera menghapus air mata yang sudah dari tadi menetes. Kemudian melempar senyum ke arah Gadis.''Aku tahu Mama pasti merasa bahwa kisah dalam tokoh cerita Istri Yang Kucampakan Ternyata Wanita Sukses hampir sama persis seperti apa tengah Mama alami sekarang. Aku yakin, suatu saat nanti Mama pasti akan bahagia setelah apa yang telah terjadi kemarin,'' sahut Gadis menatapku. Lalu, dia memeluk tubuhku erat.''Iya, Gadis. Mama nggak mau berharap banyak. Mama hanya ingin kita bahagia nggak ada lagi kesedihan seperti yang sudah-sudah,'' ujarku mengeratkan pelukan. Gadis seakan menguatkan aku untuk menjadi wanita sabar seperti dalam cerita populer yang dibacanya berjudul Istri Yang Kucampakan Ternyata Wanita Sukses. Dira, memang wanita kuat. Aku pun harus seperti dia, walaupun hanya sebuah cerita, tapi aku yakin hampir rata-rata
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU (29)Kendaraan roda duaku melintas dengan sempurna mengikuti arah lokasi yang dikirimkan oleh Papa barusan. Hingga pada akhirnya mobilku berhasil mendarat di depan sebuah rumah bercat putih bergaya Eropa. Nampak pagar besar berwarna hitam berdiri kokoh dihadapan kami.''Kita sudah sampai, Ma?'' tanya Via.''Mama juga nggak tahu ini rumah Om Bima atau bukan, sayang,'' ujarku heran.Aku nggak menyangka jika memang benar ini adalah rumah Bima, rumah ini terkesan sangat megah berbeda sekali dengan rumah Bima sebelumnya yang nampak sekali sederhana. Tanpa mau berfikir panjang, aku lantas mengklakson agar security yang ada di dalam rumah megah itu keluar membuka gerbang.Seketika, seorang laki-laki paruh baya keluar dari gerbang setelah mendengar klakson yang telah aku tekan di mobil. Laki-laki itu menatap ke arah mobil yang tengah kutumpangi bersama Via, lalu melangkah mendekat. Aku pun langsung menekan tombol yang ada di samping agar kaca terbuka.''Mohon
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (29) Secara tiba-tiba datang sebuah mobil Alphard berwarna putih masuk ke halaman rumah ini, aku menatap kedatangan mobil mewah itu dengan terpana. Tak lama berselang, keluar seorang laki-laki memakai kemeja hitam serta celana pendek yang melekat di tubuhnya. Laki-laki itu menatap ke arahku dengan heran. "Wulan?" Sesaat kuketahui bahwa dia adalah Bima dengan secepat kilat aku memalingkan pandangan dan melangkah cepat menggandeng tangan Via agar segera masuk ke mobil. "Sejak kapan kamu ada di sini?'' tanya Bima melangkah mendekat berusaha menghentikan langkah kakiku. "Barusan." Tanpa melirik ke arahnya. "Kenapa buru-buru, aku baru saja sampai?" tanyanya lagi. "Papa barusan telepon meminta aku untuk segera pulang." Aku tersenyum. ''Kalau begitu aku pamit, ya." Tidak mungkin aku menjelaskan yang sebenarnya kepada Bima bahwa aku pulang karena sakit hati atas perkataan Tante Miranda. "Kita masuk saja yuk, sepertinya juga Via terlihat mengant
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (30)Tuhan ... aku bingung! Tolong bantu aku agar nggak merasa bimbang di situasi seperti ini. ''Untuk saat ini mungkin belum dulu, aku nggak bisa mengatakan iya karena aku takut kamu menyesal. Kamu sendiri tahu aku belum lama bercerai dari mantan suamiku dan aku masih dalam masa iddah. Jadi, untuk saat ini maaf aku belum bisa menerima kamu. Ya, aku tahu, ketiga anakku dan juga kedua orang tuaku sangat dekat sekali dengan kamu, mereka bahkan menyuruh aku untuk menerima kamu, tapi kamu tahu sendiri luka yang sudah mantan suamiku perbuat belum sembuh. Aku hanya ingin sendiri dulu untuk saat ini." Aku menjelaskan dengan hati-hati. Aku berharap Bima mengerti perasaanku. "Tapi jika suatu saat nanti ketika kamu telah siap, apakah kamu mau menerima lamaranku?" tanyanya penuh harap. "InsyaAllah."Bima bergeming. Dia masih berdiam diri menatapku, raut wajahnya masih menahan kesedihan, nampak sorot kedua matanya berkaca-kaca. Hatiku merasa bersalah pa
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (31) Aku yang berada di samping Papa sudah pasang mata, tak lupa aku pun menyiarkan siaran di ponsel pintar yang tengah kupegang ini. Jika memang terbukti apa yang Mama katakan benar, atau mungkin barang yang lebih membuat kami terkejut nantinya akan siaran ini akan menjadi bukti yang kuat di kantor kepolisian. Dengan hati yang sudah berdebar, akhirnya barang yang terbungkus itu pun terbuka lebar. Nampak sesuatu menonjol sehingga membuat jantungku berdetak lebih cepat. "Boneka?" Kami heran, ternyata isi di dalamnya sebuah boneka bukan bom yang dimaksud Mama. Boneka itu terlihat sangat kotor, banyak sekali noda. Terlihat sepucuk surat terselit di tubuh boneka itu. Dengan hati-hati aku langsung meraih dan menbukanya. "Kamu akan menyesal karena sudah membuat aku seperti ini, Wulan, tunggu pembalasanku, aku akan membuat kamu menyesal karena telah berbuat tega terhadapku." Degh. Keningku mengerut ketika tahu siapa yang mengirim. Dia pasti mantan
PEMBALASAN UNTUK SUAMI TIDAK TAHU DIRI (32)"Itu lebih bagus." Aku tersenyum bahagia. Perlahan, aku mulai meraih makanan meletakannya tepat di atas piring bersama nasi. Bima pun ikut menikmati."Oh iya, Wulan, penceraian kamu dengan Hilman apakah sudah selesai?" "Belum ada hilal, mungkin secepatnya akan diurus oleh pengacaraku," ucapku sambil tersenyum."Semoga berjalan lancar, ya, aku ingin statusmu jelas dan aku juga ingin kamu lebih bahagia setelah terlepas dari suamimu,'' ujarnya penuh harap."Iya, aku pun demikian begitu. Rasanya setelah sepuluh tahun berlalu semua waktu terbuang sia-sia. Jika saja pernikahanku dengan dia nggak terjadi mungkin—" Aku menunduk pandangan ke bawah tak melanjutkan. Perasaan seakan telah hancur seperti kaca yang pecah tak mampu diperbaiki lagi. Kesetiaanku tak membuat Mas Hilman berteguh pada janji yang telah ia ucapkan saat ijab qobul sepuluh tahun silam."Semua sudah digariskan oleh Tuhan, Wulan. Mungkin jalanmu harus seperti ini. Kamu yang tabah.