Calista sebenarnya sangat takut, walaupun dia tahu Herley kuat, musuh yang dia hadapi kali ini berbeda dengan yang dikirim Dario. Mendengar ucapan Herley, Angel menjadi semakin marah. “Kamu hanya bekerja sebagai bodyguard saja sudah sangat sombong. Bagaimana jika kamu menjadi Raja Aradorn? Mungkin tingkah lakumu akan lebih tinggi dari langit. Namun, sayang, kamu hanya seekor anjing yang terikat pada majikannya, berlari-lari mengelilingi tuannya yang hanya peduli pada penampilan. Kamu selamanya akan menjadi bayangan setia Nona Calista. Tapi, berterima kasihlah pada Tuan Muda Daniel, karena pengawalnya akan segera menutup lembaran hidupmu sebagai anjing setia Nona Calista.” “Cukup!" Herley menyipitkan matanya dengan sangat tajam. "Jangan pikir karena kamu wanita, aku tidak berani berbuat kasar terhadapmu. Jika kamu berani lagi membuka mulutmu, nasibmu tidak akan seperti mereka!" Herley menunjuk ke arah Daniel dan Gimmy yang terkapar. "Nasibmu akan lebih menderita daripada mereka. Jika
Saat tubuh terakhir jatuh, sekelompok orang yang datang bersama Albern mundur beberapa langkah, mata mereka membulat dengan ketakutan yang nyata. Mereka jelas tidak menyangka bahwa seorang bodyguard bisa memiliki kemampuan seperti itu. Herley, dengan sikap tenang namun mematikan, menatap langsung ke arah Albern. "Dalam hidup, ada kalanya kita bertemu lawan yang lebih kuat dari yang kita kira," ujar Herley, sambil mengangkat pedang pendek yang kini berlumuran darah. "Namun, itu bukan alasan untuk menyerah." Albern menelan ludah, mencoba mengendalikan rasa takut yang mulai merayap di hatinya. "Kau mungkin kuat, tapi jangan lupa, aku adalah orang yang dilatih oleh Kerajaan. Kekuatanmu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekuatan Kerajaan." Herley mengangkat alis, tatapan matanya penuh rasa ingin tahu. "Kerajaan, katamu? Apakah itu seharusnya membuatku takut?" Albern menarik napas dalam-dalam, mencoba memulihkan kepercayaan dirinya. "Ya, Kerajaan. Kau mungkin belum menyadari bet
Herley mengangguk, menatap sekeliling ruangan yang memang porak-poranda. Meja-meja terbalik, kursi-kursi patah, dan hiasan-hiasan yang sebelumnya menghiasi ruangan kini berserakan di lantai. Dia menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya setelah pertempuran sengit itu."Kita bisa memperbaiki ini, Nona Calista," katanya dengan suara yang lebih lembut. "Yang terpenting adalah Anda selamat. Acara amal bisa dijadwalkan ulang."Calista menggelengkan kepala, matanya penuh keprihatinan. "Bukan hanya itu. Reputasi ku bisa terancam karena insiden ini. Banyak tamu penting yang hadir, dan sekarang mereka mungkin berpikir dua kali sebelum mendukungku lagi sebagai model ambasador.""Kami akan mencari cara untuk menjelaskan semuanya. Keamanan Anda adalah prioritas utama, dan Aku yakin mereka akan mengerti."Calista menatap Herley dengan tatapan penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, Herley. Kamu telah menyelamatkan nyawaku hari ini.""Itulah tugasku, Nona. Selalu ada untuk melindungi Anda.
Acara penggalangan dana berlangsung dengan lancar tanpa keributan lebih lanjut. Dario dan Leo masih berbisik merencanakan pembunuhan Herley. "Bagaimana setelah ini kita ke clubku, banyak wanita cantik yang akan menjamumu," Dario terus berusaha mendekati Leo yang pengaruhnya di dunia bisnis, tidak main-main. Hanya menggerakkan ujung jarinya, maka semua masalah akan selesai dengan keuntungan yang tidak main-main juga. "Apakah ini sogokan?" "Tentu saja tidak, Aku tahu kau memiliki jejeran model yang siap memuaskanmu. Tapi apa kau tidak penasaran dengan koleksiku?" "Aku tidak tertarik dengan barang bekas." "Aku jamin yang aku suguhkan padamu bukan barang bekas, tapi barang langka yang sangat sulit di dapatkan." Leo mengangkat alisnya, matanya memandang Dario dengan campuran skeptisisme dan minat. "Barang langka, katamu?" Dario tersenyum licik, matanya berkilat dengan niat tersembunyi. "Benar. Wanita-wanita yang aku miliki di klubku bukan hanya cantik, tapi juga memiliki kea
"Siapa dia?" Leo berbisik pada Dario ketika melihat di klub itu seorang wanita bertubuh tinggi, seragam hitam yang mengkilat dan rambut yang diikat tinggi. Wanita itu tampak seperti seorang bodyguard."Oh, jangan lirik dia. Dia bukan wanita yang pandai berjoget dan menemanimu bergoyang diatas ranjang. Tapi dia wanita yang bisa membuatmu kehilangan nyawa hanya sekali pukulan saja." jawab Dario sambil bergoyang mengikuti alunan musik. "Apa dia bisa melawan Herley?"Dario tertegun detik kemudian dia tersenyum memikirkan perkataan Leo. Seorang laki-laki bertubuh besar memegang gelas koktail mendekati mereka berdua. "Herley? Yang kau ceritakan itu? Dia pasti tak berani mendekat ke wilayah tempat ini. Wanita itu bernama Valentina, dikenal sebagai 'The Black Swan' di dunia bawah tanah. Tidak hanya kekuatan fisiknya yang menakutkan, tapi juga kecerdasannya dalam strategi pertarungan."Leo memperhatikan lebih jauh, melihat Valentina yang sedang berbicara dengan beberapa pria yang tampaknya s
Herley menatap tajam ke arah Valentina yang berdiri di tengah kerumunan. "Dia?" gumamnya, suaranya nyaris tak terdengar.Calista mengerutkan kening, berbalik ke arah Leo. "Dia wanita yang memukulmu? Bagaimana bisa wanita itu bisa memukulmu?" "Bisa saja." Calista menatap curiga, "kau menggodanya?" "Tidak, Sayang. Dia yang menggodaku." "Kau pikir, Aku akan percaya dengan apa yang kau katakan? Tapi dia terlihat seperti bodyguard profesional, Leo. Kau yakin?"Leo mengangguk dengan mantap, memasang wajah memelas. "Aku yakin. Dia memukulku tanpa alasan. Aku hanya ingin melindungi diriku dan tempat ini dari ancaman."Dario tertawa kecil, berjalan mendekati Herley. "Jadi, Herley, kau masih ingin melindungi Calista? Inilah waktunya kau memperlihatkan kesetiaanmu, Leo dan Calista adalah kekasih, jika Leo di ganggu, itu sama halnya dengan Calista yang diganggu juga." Herley mengabaikan Dario, matanya tetap tertuju pada Valentina. Wanita itu masih berdiri dengan tenang, ekspresinya datar tap
Valentina menghampiri Herley dengan langkah mantap, membuat kerumunan di sekitarnya membuka jalan. Setiap gerakannya dipenuhi dengan intensitas, seperti seorang pejuang yang siap beraksi. Tatapannya yang tajam mengunci pandangan Herley, dan suasana di ruangan itu langsung berubah menjadi tegang. Orang-orang yang semula menikmati pesta kini beralih menatap mereka, menahan napas menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.Herley tetap berdiri tegak, tidak bergeming sedikit pun ketika Valentina berhenti tepat di depannya. Wajah wanita itu kini berjarak hanya beberapa senti dari wajahnya. Herley dapat melihat kemarahan yang berkobar di mata Valentina, tetapi dia menolak untuk terpancing oleh provokasi tersebut."Jadi, ini ucapanmu tentang aku?" tanya Valentina dengan suara dingin, hampir seperti bisikan yang beracun. "Kau bilang aku hanya seorang wanita penghibur?"Herley menatap Valentina dengan tenang, mencoba membaca setiap gerak-geriknya. "Aku tidak pernah mengatakan hal seperti itu,"
"Tetaplah di tempatmu!" seru Valentina dengan amarah yang membara. "Kau tidak bisa mempermainkan kami!" Dengan cepat, dia mengambil sebuah botol kaca dari meja dan melemparkannya ke arah Herley.Herley dengan sigap memutar tubuhnya, membiarkan botol tersebut melayang melewatinya. Botol itu menghantam dinding di belakang, pecah menjadi serpihan kaca yang berserakan di lantai."Aku tidak di sini untuk bertarung denganmu," kata Herley dengan suara yang tetap tenang. "Dario sedang mempermainkanmu. Dia hanya ingin melihat kita bertarung.""Aku tidak peduli!" balas Valentina, yang kemudian meraih kursi terdekat dan mengayunkannya ke arah Herley.Herley menunduk cepat, kursi itu terbang di atas kepalanya dan menghantam meja di belakangnya, menyebabkan meja itu roboh. Pecahan kaca dan kayu berhamburan di lantai.Orang-orang di sekitar mereka mulai menjauh, menghindari puing-puing yang beterbangan. Suara barang-barang pecah dan keributan menyebar di seluruh klub, menciptakan kekacauan yang tak