Aditya langsung menggeleng sambil tersenyum menanggapi pertanyaan Jhon. Entah kenapa untuk saat ini dia hanya merasa bahwa masalah tentang Catrina lebih baik diketahui hanya oleh dirinya dan juga Jonathan. Dia belum siap memberitahu hal itu pada orang lain. Lagipula, bisa dibilang untuk saat ini itu bisa menjadi urusan pribadi. Dia tidak mau membuat semua orang terlalu terkejut atau membuat mereka mungkin menuduhnya telah berlaku tidak menyenangkan pada perempuan itu. "Tidak, aku hanya sedikit kelelahan. Eh, bagaimana keadaan ibuku? Apa ada kemajuan?" Jhon membuang napas sebelum kemudian mengangguk pelan. Mereka menatap Aletta yang masih terbaring di sana. Wanita itu belum menunjukkan tanda akan sadar dari kritisnya. Namun Jhon sudah memeriksa kondisi Aletta dan memastikan bahwa wanita itu semakin membaik dan mungkin tak butuh waktu lama untuk sadar kembali. "Ya, kurasa kondisinya semakin membaik. Kau tidak perlu terlalu khawatir untuk saat ini. Aku yakin sebentar lagi ibumu akan s
Jonathan berusaha mencari sesuatu seperti keinginan Aditya. Dalam beberapa lama bahkan dia tidak mengabari lelaki itu sebelum dia mendapatkan informasi penting tentang dua pria tersebut. Dia sudah tahu tentang Catrina, meski mungkin tidak sepenuhnya mengetahui semua kehidupan perempuan itu. Namun ketika mengetahui Catrina adalah putri dari Indra Buana itu sudah sangat cukup baginya. Berbagai cara dia lakukan agar bisa mendapatkan sedikit saja tentang keberadaan dua orang itu, termasuk pula dengan cara bertanya pada beberapa orang yang tinggal tak jauh dari tempat kejadian. Jonathan tidak peduli entah sesulit dan selama apapun tugasnya kali ini. Dia sudah terbiasa dengan tugas yang melelahkan sekaligus rumit. Hal yang paling penting adalah Aditya mendapatkan sesuatu seperti ekspektasinya. Aditya saat ini masih berusaha memulihkan kondisi, baik kondisinya sendiri atau juga kondisi sekarang yang amburadul. Dia memutuskan untuk mulai mengurusi perusahaan ayahnya itu. Dia sadar bahwa jik
Saat itu Aditya belum menyadarinya karena masih terlalu sibuk berbicara dengan Jonathan perihal dua orang asing yang saat ini mereka selidiki. Dia berada di ruangannya saat jam kerja dan tengah menelepon Jonathan. "Aku tidak mendengar kabarmu dalam beberapa lama. Apa kau sudah mendapatkan informasi atau sesuatu tentang dua orang itu?" Aditya bertanya. Sedangkan di seberang sana Jonathan sepertinya sedang sibuk. Tak ada suara yang dia dengar. Dia yakin bahwa saat ini Jonathan sedang berada di tempat yang sepi. Mungkin sedang mengumpulkan informasi yang berhasil dia dapat hari itu dan mencoba memecahkan masalah atau mengambil sebuah kesimpulan. "Tidak, aku belum mengetahui apa pun tentang dua orang itu. Justru karena itulah aku tidak mengabarimu beberapa hari ini. Aku akan langsung meneleponmu atau langsung menemui apabila telah mendapatkan sesuatu yang penting. Kau hanya perlu duduk diam dan menunggu informasi dari kunanti. Aku yakin saat ini kau juga masih sibuk
Seperti sebelumnya, Aditya sama sekali tidak pernah berpikir bahwa dia belum bisa menghandle semua hal tentang perusahaan itu sendirian tanpa bimbingan dari orang lain. Dia masih terlalu pusing dengan masalahnya saat ini. Belum lagi dia harus membagi waktu untuk menjaga ibu dan ibu sambungnya, dia rasanya belum terlalu tepat untuk menggantikan posisi ayahnya. Ada banyak hal yang tidak bisa diurus sendiri dan tentu saja membuatnya sedikit stress. Perusahaan itu bisa dibilang sudah berada di ambang batas. Perusahaan itu kehilangan supir yang selama ini mengurusi semua hal yang ada di sana. Sekarang semuanya tampak kacau dan ricuh. Aditya mengira bahwa dia mungkin saja masih bisa menyelesaikan beberapa masalah yang terjadi di sana, namun dia sama sekali tidak pernah berpikir bahwa salah satu masalah yang terjadi disana adalah hilangnya beberapa dokumen penting bahkan juga properti milik perusahaan mendadak hilang begitu saja. Sebenarnya waktu itu juga ada dokumen yang sudah h
Yang jelas Aditya menjadi perasa dan memikirkan segala hal kecil padahal sebenarnya tidak mungkin Jonathan merasa kesal padanya."Maaf, kalau menurutmu aku mengganggu malam ini. Aku meneleponmu bukan untuk membahas masalah itu. Bahkan untuk sekarang ini akan lebih baik jika kamu melupakannya sejenak dan mendengarkan apa yang akan kukatakan ini." Aditya di sana menebak bahwa barangkali Jonathan merasa tertarik ketika dia mengatakan hal itu. Jonathan tidak menjawab dalam beberapa detik hingga kemudian Aditya melanjutkan kalimatnya. "Ada masalah baru yang terjadi di perusahaan. Semuanya tampak kacau dalam beberapa hari terakhir ini. Aku merasa tidak bisa menanganinya sendirian. Kau tahu bahwa untuk saat ini aku belum bisa bekerja sebaiknya yang dilakukan oleh ayahku. Ada beberapa dokumen penting yang hilang dan juga properti maupun aset sudah pergi begitu saja. Seakan hilang ditelan bumi. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini, tapi aku yakin kau memahami pe
Memang tak butuh waktu lama bagi Jonathan dan gengnya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada perusahaan. Dengan sangat berhati-hati dia memeriksa semua kejanggalan yang terjadi di dalam perusahaan tersebut. Dan memang bisa dibilang cukup mudah baginya untuk mengetahui siapa pelaku dari menghilangnya semua dokumen penting maupun sebagian aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dia mulai memeriksa semuanya, dari CCTV, beberapa kesaksian orang-orang yang menjadi bagian dari kantor tersebut, bahkan ada beberapa bukti kecil lain yang membuatnya semakin yakin bahwa apa yang dia pikirkan saat ini seratus persen tepat adanya. Jonathan yang berminggu-minggu ini bekerja keras mencari pelaku di gudang waktu itu hingga permasalahan di dalam perusahaan, tampaknya tidak perlu berpikir panjang untuk memberitahu semua hal itu pada Aditya. Dia tahu bahwa Aditya sudah cukup sabar menangani semua ini sendirian. Dia tidak pernah memikirkan bagaimana reaksi lelaki itu
Aditya yang mengetahui hal tersebut langsung saja geram. Dia sama sekali tidak memikirkan apa yang diinginkan oleh dua orang itu terhadap dirinya sehingga tega melakukan hal semacam ini. Awalnya memang tahu betapa brengseknya mereka, tapi Aditya menyangka jika mereka hanya serakah terhadap hartanya saja dan tidak sampai hati jika membahayakan keselamatan orang lain apalagi sampai melenyapkan nyawa seseorang."Aku harus mendapat jawaban dari mereka. Kau tahu bahwa aku tidak akan mungkin membiarkan mereka kabar begitu saja tanpa menjelaskan sepatah kata padaku. Mereka harus menjelaskan semua tujuan atau alasan mereka melakukan hal semacam ini. Aku ingin kau mencarinya." Perkataan tegas dari Aditya sudah menjadi sinyal hijau bagi Jonathan. Bahkan tanpa disuruh sekalipun dia akan tetap mencari dua orang tersebut dan membawanya kembali ke hadapan Aditya. "Apa yang akan kau lakukan pada mereka berdua jika aku berhasil membawanya kembali?" tanya Jonathan. Aditya sejenak menghilang tanda b
"Lantas dari mana saja kau selama ini? Di mana tempat persembunyianmu selama ini? Aku tidak mengerti masalah apa yang sedang kau hadapi, namun yang jelas aku ingin membicarakan sesuatu bersamamu. Dan tentu saja aku bersyukur kau mendadak datang sekarang setelah beberapa hari kemarin kau tidak menjawab telepon dan tidak membalas ratusan pesanku itu." Catrina menarik napas panjang. Dia masih sedikit takut apabila harus menjelaskan semuanya pada Aditya hari ini. Ia menatap gelisah pada Jonathan. Dalam hatinya, dia hanya ingin berbicara dengan Aditya saat ini tanpa disaksikan atau didengar oleh orang lain. Baginya, bisa dibilang ini merupakan urusan pribadi antara dirinya dan Aditya. Apa pun status Jonathan saat ini, dia hanya tidak ingin lelaki itu ada di sana. Jonathan yang menyadari tatapan gelisah dari Catrina pun langsung mengerti apa maksud perempuan itu bahkan juga bisa membaca bagaimana perasaannya saat ini. Tanpa sepatah kata Jonathan pun berlalu dari sana,