Panglima Chou dan Hong Ri sedang berjalan cepat menuju kamar Lu Sicheng. Tentang permintaan tolong si pengurus kuda tadi sungguh membuatnya curiga.Dia harus segera menemui Lu Sicheng dan mengatakan semuanya. Benar, Lu Sicheng adalah reinkarnasi Maha Dewa Ying, dia pasti bisa mengetahuinya jika ada yang tidak beres dengan si pengurus kuda itu."Adik Lu, ada yang ingin kubicarakan denganmu." Panglima Chou segera duduk berhadapan dengan Lu Sicheng saat mendapati pemuda itu sedang duduk sembari menikmati secangkir teh di kamarnya."Katakan, Panglima Chou." Lu Sicheng tampak tenang sembari menuangkan poci teh pada cangkir kecil di hadapan Panglima Chou.Sedangkan Hong Ri segera menghampiri dan bergabung dengan mereka."Adik Lu, tadi aku bertemu dengan seorang pengurus kuda. Dia berkata ingin meminta tolong padamu." Panglima Chou menjawab."Minta tolong seperti apa?" tanya Lu Sicheng lagi.Sedangkan Hong Ri hanya menyimak sembari mengupas kentang rebus yang ada di atas meja."Dia berkata ad
Raja Iblis Xin Yi terbang ke hutang Liowang. Lu Sicheng berhasil mengejarnya. Keduanya pun kembali bertarung. Xin Yi menaikan sudut bibirnya. Sepertinya Lu Sicheng belum menyadari jika dirinya sudah berada di alam Iblis. Di alam Iblis ini mungkin Xin Yi bisa melumpuhkan Lu Sicheng dan merebut Pedang Tiga Elemen itu darinya.TAk!PRANG!Pedang yang dipegang Xin Yi berhasil Lu Sicheng jatuhkan. Xin Yi mengerang kesal sembari memegang lengannya yang terluka akibat sabetan pedang Lu Sicheng."Maha Dewa, santai saja. Aku sengaja membawamu ke kerajaanku. Kita bisa minum arak bersama, bukan?" tukas Xin Yi sembari tersenyum miring.Lu Sicheng mengangkat sepasang matanya."Apa maksudmu? Iblis dan manusia tidak bisa minum arak bersama. Apalagi dirimu! Aku harus membinasakanmu sekarang juga!" Lu Sicheng meraih pedang Xin Yi yang tergeletak dari tanah dengan ujung mata pedangnya, lantas melemparkannya ke arah Xin Yi."Kau sungguh mengagumkan, Maha Dewa!" Xin Yi kembali memegang pedangnya. Dia seg
Ratu Yang masih duduk bersila di tengah ranjangnya. Sepasang mata terpejam dengan pikiran yang terfokus kepada Lu Sicheng. Perlahan Ratu Yang mulai memanggil Lu Sicheng dalam hatinya. Pikirannya mencapai pada tempat dimana kekasihnya itu berada saat ini.'Suamiku, pulanglah. Ritual tarian akan segera dimulai. Aku tak ingin kau datang terlambat,'Suara itu terdengar oleh Lu Sicheng yang sedang bertarung sengit dengan Raja Iblis Xin Yi. Keduanya sudah tampak kelelahan. Apa lagi Xin Yi yang sudah tampak kewalahan menangkis serangan bertubi-tubi dari Lu Sicheng. Sedangkan Dewa Ming hanya duduk melayang menonton mereka bertarung."Xin Yi, mari kita akhiri pertarungan ini!" Lu Sicheng segera menghunus Pedang Tiga Elemen."Ah, tidak!" Xin Yi segera mundur satu langkah. Mata pedang Tiga Elemen itu menyilaukan matanya. Ia segera menaruh punggung tangannya pada pelipisnya. Ini berbahaya. Lu Sicheng akan membunuhnya dengan pedang menatikan itu."Bersiaplah!" Lu Sicheng segera melesat terbang ke
Lu Sicheng baru saja tiba di istana Dong Taiyang. Ia muncul dari belakang istana dan segera berjalan cepat menuju kamar Ratu Yang. Pirasatnya sangat buruk tentang kekasihnya itu. Dia harus segera melihatnya.Di perjalanan dirinya bertemu dengan Hong Ri yang kebetulan baru saja dari arah kandang kuda. Hong Ri menghadang Lu Sicheng dan bertanya banyak padanya. Lu Sicheng hanya mengatakan jika dirinya telah tersesat di hutan Liowang saat mengejar Raja Iblis Xin Yi.Meski tak percaya Hong Ri tetap mengangguk. Mereka pun meneruskan langkahnya menuju kamar Ratu Yang.Setibanya di ambang pintu kamar sang ratu yang tampak terbuka. Hong Ri membulatkan matanya melihat apa yang sedang Pangeran Lin Jiang perbuat. Pemuda itu sedang berusaha memcium bibir Ratu Yang. Sedangkan sang ratu terus berontak sebisanya. Hong Ri segera menolah pada Lu Sicheng.Lu Sicheng mengepalkan buku-buku jemarinya. Dengan geramnya ia segera menyerang Lin Jiang menggunakan kekuatan Dewa. Akibatnya Pangeran Lin Jiang terp
Suasana dalam aula istana hening beberapa saat. Semua orang tertegun memandangi Lu Sicheng dan Ratu Yang. Keduanya sedang berdiri saling berpandangan di tengah-tengah aula istana. Ibu Suri menggelengkan kepalanya, tidak, Ratu Yang dalam bahaya. Pria itu bukan Lu Sicheng, geramnya dalam hati."Yang Zhu, menikahlah dengaku. Aku sangat mencintaimu," ucap Xin Yi dengan senyuman manis Lu Sicheng.Sepasang matanya menatap penuh mantra pada pupil Ratu Yang. Sesaat sang ratu memejamkan matanya. Pria itu pun segera memajukan wajahnya, bernafsu meraih kecupan atas bibir ranum Ratu Yang."Aakhh!" jerit Xin Yi karena ada seseorang yang menyerangnya dari belakang. Seketika pun wujudnya kembali."Raja iblis Xin Yi?" Ratu Yang segera mundur dari pria di hadapannya itu. Semua orang berhamburan ketakutan melihat Raja Iblis Xin Yi."Iblis lancang! Beraninya kau memasuki aula istana!" Lu Sicheng segera menghunus pedangnya dan menyerang ke arah Xin Yi dengan cekatan.Ratu Yang tersenyum lega melihat Lu S
Raja Iblis Xin Yi langsung memuntahkan darah saat tiba di istananya. Xi-Wang memapahnya berjalan menuju kamarnya. Xi-Wang adalah adik satu perguruan dengan Xin Yi. Xi-Wang diberi tahu oleh salah seorang prajurit, jika Raja Iblis Xin Yi sedang berada di istana Dong Taiyang."Kau ini mengantarkan nyawa atau bagaimana, Kakak Pertama? Maha Dewa Ying bisa saja menghabisimu tadi!" Sambil menggerutu Xi-Wang membanting tubuh kekar Xin Yi ke tengah ranjang."Cepat panggilkan Tabib. Yang Mulia sedang terluka parah. Cepat!" Xi-Wang memberi perintah pada salah seorang dayang yang berada di kamar itu.Dayang tersebut segera membungkuk dan bergegas pergi. Detik berikutnya Ratu Hui-Ying yang datang. Ia langsung histeris melihat keadaan suaminya, Xin Yi yang terus memuntahkan darah."Suamiku, apa yang terjadi padamu?" tanya Hui-Ying sembari duduk di tepi ranjang Xin Yi dan meraih jemari suaminya itu."Adik Wang, apa yang terjadi pada Yang Mulia?" Kali ini Ratu Hui-Ying menoleh pada Xi-Wang yang masih
Pangeran Lin Jiang sedang berdiri di balik jeruji besi yang mengurungnya di penjara bawah tanah. Sedangkan Menteri Ho tampak sedang berdiri di luar penjara. Malam ini Menteri Ho diam-diam menemui Pangeran Lin Jiang. Atas bantuan seorang prajurit akhirnya ia dapat menemui Pangeran Lin Jiang.Menteri Ho mengatakan pada Pangeran Lin Jiang, bahwasanya Ratu Yang dan Lu Sicheng akan menikah esok hari. Tentu saja Pangeran Lin Jiang sangat murka mendengarnya. Sedangkan Menteri Ho juga mengatakan jika Pangeran Lin Jiang akan dikembalikan ke Utara, dan tak diperbolehkan lagi memijakkan kaki di istana Dong Taiyang."Bodoh! Ini semua tidak adil untukku! Aku yakin, pasti Ratu Yang dan Panglima Lu sudah melakukan konspirasi. Semua ini tidak mungkin kebetulan, bukan?!" Pangeran Lin Jiang tampak marah. Ia menghantam dinding penjara sekuat tenaga. Sedangkan lehernya yang miring tak bisa normal lagi."Entahlah, Pangeran Agung. Namun semua petinggi istana sedang menyanjung-nyanjung Panglima Lu saat ini.
Suara gemuruh sepatu kuda terdengar semakin mendekat. Lu Sicheng dan Jenderal Chou segera menaiki kudanya. Keduanya sudah mengenakan pakaian ziran dan bersiap untuk berperang. Para prajurit sudah berdiri di barisan paling depan. Tombak dan perisai mereka pegang erat dengan pandangan lurus ke depan.Pasukkan musuh tampak sudah terlihat keluar dari kegelapan malam. Bendera Dong Taiyang segera Panglima Chou kibarkan sembari duduk di atas kudanya. Dia menoleh pada Lu Sicheng."Adik Lu, ini adalah perang pertama yang terjadi selama pemerintahan Yang Mulia Ratu. Aku harap kau bisa memimpin perang ini dengan baik," ucap Panglima Chou tampak begitu yakin pada Lu Sicheng.Namun, Lu Sicheng tidak menjawab. Pemuda itu hanya tersenyum tipis. Peperangan ini tidak seharusnya terjadi. Tidak, tidak, peperangan ini memang tak boleh sampai terjadi.Lu Sicheng segera memajukan kudanya menuju pasukkan musuh."Adik Lu!" Jenderal Chou sangat terkejut melihat Lu Sicheng melesat pergi menuju pasukkan musuh.
Malam itu sedang turun salju di kayangan. Permaisuri menangis saat bayinya diambil oleh Dewa Ming. Dikecup berkali-kali wajah bayi laki-laki itu sebelum diserahkan pada Dewa Ming.Kaisar Langit hanya mengangguk dengan wajah sedih saat istrinya menoleh. Permaisuri menangis semakin cetar saat Dewa Ming melangkah pergi."Bayiku!" jerit Permaisuri. Ingin rasanya dia mengejar Dewa Ming lalu mengabil bayinya lagi.Kaisar Langit segera merangkul bahu istrinya. Dia pun amat sedih akan kehilangan Putra Mahkota. Namun, takdir semesta tak bisa dirubah. Putra Mahkota merupakan suku dewa terpilih. Dia yang kelak akan menghabisi suku iblis.Langkah Dewa Ming kian menjauh dari pintu kamar Permaisuri. Penasehat Yu dan kedua Dewa Utama mengikuti dari belakang. Bayi laki-laki itu digendong oleh Dewa Ming menuju aula istana.Sinar jingga menyambut di depan pintu saat langkah mereka nyaris keluar dari istana. Mata Dewa Ming menanggah ke langit hitam malam itu. Salju masih berjatuhan disertai embusan angi
Elang hitam berjongkok di atas sebuah tebing di mana di bawahnya tampak seorang pria yang sedang berkuda. Sepasang manik merah itu memandangi pria berkuda di sana. Wu Xian memacu kudanya menuju kayangan. Urusannya dengan Chen Guo dan Siolang telah selesai, ia ingin kembali ke tempat asalnya yaitu alam suku dewa.Mata jeli Elang hitam masih mengintai dari atas tebing. Pangeran Agung Wu, ternyata benar jika pria itu adalah rinkarnasi Lu Sicheng dan merupakan perwujudan nyata dari Maha Dewa Ying.Ini sungguh tak masuk akal! Namun, dia melihatnya sendiri saat Wu Xian memusnahkan Chen Guo lalu mengunci Siolang sebagai roh penjaga. Itu mimpi buruk bagi suku iblis.Chen Guo telah tiada dan Siolang menjadi abdi setia suku dewa, ini sungguh sesuai rencana. Sekarang apa yang harus dia lakukan? Apakah dia harus kembali ke istana Raja Iblis dan menjadi budaknya lagi?Tidak, tidak, ini justru kesempatan baginya untuk terlepas dari belenggu Raja Iblis Xin Yi. Benar, dia bisa kembali ke tempat asal
Salju berjatuhan dari langit disertai embusan angin dari Barat. Wu Xian memacu kudanya menyusuri lembah berbatu. Badai salju terlihat putih di depannya, tapi ksatria sejati tak gentar sedikit pun.Perpisahannya dengan Pedang Tiga Elemen telah menyisakan luka mendalam di hati Wu Xian. Dia telah gagal mengemban tugas dari para dewa.Meski darah dewa mengalir di tubuh, Wu Xian menyangkal akan dirinya yang merupakan reinkarnasi Lu Sicheng. Dia tak sehebat itu.Kuda hitam berlari makin kencang menembus badai salju. Wu Xian menyipitkan mata dengan pandangan yang samar.Dari kejauhan dilihatnya sekumpulan pasukan berkuda. Jumlahnya cukup banyak. Apa yang sedang mereka tunggu? Apakah perang masih belum berakhir. Wu Xian semakin kencang memacu kudanya ke depan.Di seberang, tampak pasukan yang sudah siap menunggu kedatangan musuh. Chen Guo membawa tentara iblis ke tanah Timur.Seperti yang dikatakan Elang Hitam, Pangeran Agung Wu telah memenggal kepala Raja Iblis lalu membawa tubuhnya entah ke
Salju putih berjatuhan dari langit kayangan. Angin cukup bersahabat sore itu. Bangunan istana langit diselimuti kabut putih dan rasa berkabung yang kental.Perang besar telah berakhir. Wu Xian dan Tiga Dewa Utama telah berhasil mengunci Naksu dalam Pedang Tiga Elemen.Peti mati berisi tubuh tanpa kepala Raja Iblis Xin Yi disimpan di dalam kuil tua yang berada di lereng bukit salju. Letaknya amat jauh dari kayangan dan alam iblis.Peti mati itu di segel oleh mantra suci Budha. Hanya orang khusus yang bisa membukanya. Setelah peti disimpan dalam ruangan bawah tanah, Wu Xian menutup mulut gua dengan mantra sakti.Tidak ada satu orang pun yang bisa memasuki gua dan menemukan peti mati Raja Iblis Xin Yi.Peti mati itu akan tersiman untuk waktu yang lama. Namun, Xin Yi memiliki keabadian. Tubuhnya tidak bisa busuk atau hancur meski terus berada di dalam peti hingga ribuan tahun."Apa rencanamu selanjutnya?" Kaisar Langit bertanya pada Wu Xian setelah hari berikutnya. Mereka tengah berdiri
Raja Iblis Xin Yi membulatkan matanya melihat Wu Xian menuju sambil mengacungkan Pedang Tiga Elemen. Semuanya terjadi begitu cepat. Xin Yi tak sempat menghindar saat mata pedang pusaka itu mengenai lehernya.Elang Hitam yang sedang menyimak sangat terkejut melihat apa yang terjadi. Wu Xian berhasil menebas leher Xin Yi. Dilihatnya kepala Raja Iblis yang menggelinding.Kaisar Langit dan Dewa Ming sangat tercengang. Mereka tak menyangka Xin Yi akan tewas di tangan Wu Xian. Namun, mereka tak boleh lengah. Raja Iblis Xin Yi bisa hidup kembali jika kepalanya tidak dipisahkan dari tubuhnya.Menyadari semua itu, Xi Wang pun segera melesat menuju Wu Xian yang masih berdiri sambil memegang pedangnya di depan tubuh Xin Yi yang sudah tergolek tanpa kepala.Wu Xian masih menatap siaga pada jasad Xin Yi. Dia tak yakin jika pria itu sudah tewas. Bisa saja ini hanya fantasi yang Xin Yi ciptakan. Sejatinya Raja Iblis amatlah licik.Cukup lama keadaan di sana menjadi hening. Hingga kemudian bayangan
Langit kayangan masih diselimuti awan hitan dan petir. Wu Xian mengangkat sepasang matanya. Tatapan yang marah tapi juga terlihat lirih dan sendu.Di langit masih tampak ular besar Naksu yang sedang mengincar. Juga Raja Iblis Xin Yi dan Xi Wang yang juga sedang menatap ke arah Wu Xian.Kaisar Langit dan Dewa Ming hanya terdiam bak patung. Tak ada yang bisa mereka lakukan lagi untuk mengembalikan jiwa Dewi Quan Hie. Segalanya sudah berakhir.Setelah mengabsen wajah-wajah di sekelilingnya, Wu Xian mengembalikan pandanagnnya pada wajah pias Yang Zhu. Kemudian tangan kekar itu meraih bahunya, mengangkat jasad lemas Yang Zhu serayak bangkit.Mata Wu Xian menatap lurus ke depan. Sinar jingga keemasan tiba-tiba terpancar dari dahinya. Sinar itu memantul ke depan dan membentuk sebuah lingkaran suci.Raja Iblis Xin Yi mengepalkan buku-buku jemarinya sampai memutih. Hatinya perih melihat Wu Xian memasukan jasad Yang Zhu ke dalam lingkaran suci yang ia ciptakan.Yang Zhu, putrinya. Sebagai seor
Kabut hitam masih menutupi kayangan. Angin puting beliung meluluh lantakan segalanya. Juga gemuruh badai dan petir yang menyambar-nyambar. Wilayah kayangan diselimuti aura yang mencekam.Wu Xian masih terbaring di tengah ranjang. Dia sedang bermimpi. Mimpi di mana dirinya dan Yang Zhu sedang berada di sebuah sampan. Keduanya duduk berdampingan sambil menikmati angin sore.Yang Zhu mengatakan banyak hal padanya. Salah satunya tentang hubungan mereka yang mungkin akan segera berakhir. Quensi telah meminjam raganya dan menguasai jiwa Yang Zhu. Ini lebih buruk dari akhir dunia.Wu Xian mengusap pipi licin Yang Zhu. Juga bulir bening yang berjatuhan di kedua pipi gadis itu. Cintanya memang tak mungkin dapat berhasil di kehidupan ini. Namun, itulah takdir semesta."Kakak Cheng, jika kau telah kembali, cepat habisi Quensi dan selamatkan alam semesta. Biarlah aku terkunci bersama Naksu dalam Pedang Pusaka. Aku rela, asal keseimbangan semesta kembali baik," lirih Yang Zhu. Matanya menatap sen
Manik merah Xin Yi mengunci pandangan tajam Quensi. Ratu Iblis bisa saja menghabisinya saat ini juga. Dia tak boleh lengah.Quensi sudah berevolusi. Dia bukan lagi iblis kecil yang pernah datang padanya dulu, dan mengabdi.Sejak Quensi meninggalkan istana Raja Iblis, wanita itu bukan lagi sekutunya.Meski memiliki misi yang sama. Namun, Quensi tak sudi bersekutu dengan Raja Iblis yang licik itu."Kau tidak akan bisa menggabisiku, Quensi," desis Xin Yi. Kemudian dengan gerakan tak terbaca ia menyelinapkan tanganya ke balik punggung Quensi."Aarkhh!"Quensi mendongkak saat tangan Xin Yi mencengkeram tengkuk lehernya. Manik merah itu memutar ke atas, lantas melirik pada Xin Yi.Raja Iblis menyeringai tipis. Tanpa membuang waktu lagi, dia segera memukul dada Quensi.Pukulan yang telak. Ratu Iblis terpental cukup jauh. Namun, dia berhasil memulihkan lagi tenaganya. Xin Yi menatap murka saat Quensi melayang-layang di udara sambil tertawa."Raja Iblis Xin Yi, kau pikir kau sudah hebat, hah?!
Raja Iblis Xin Yi amat murka mendengar kabar yang dibawa oleh Elang Hitam.Dewa Ming telah berhasil membawa jiwa Wu Xian dari gua iblis. Sementara, Janghue tampak diam saja sambil menikmati memori masa lalunya dengan Dewa Ming.Dengan penuh murka, Raja Iblis memerintah Xi Wang untuk mengurung Janghue dan semua klan Siluman Salju di gua iblis.Siluman Salju tak dibolehkan lagi meninggalkan gua iblis. Mereka dikurung untuk selamanya. Janghue amat sedih atas keputusan Raja Iblis Xin Yi. Klan Siluman Salju menyalahkan dirinya atas hukuman itu."Yang Mulia, aku dengar tiga dewa utama sedang berusaha membangkitkan Wu Xian. Apa tidak seharusnya kita segera menyerang kayangan sebelum Pangeran Agung Wu kembali sadar?"Xi Wang bicara pada Xin Yi. Dia baru saja kembali dari alam dewa. Berita hilangnya Ibu Suri dan Yang Zhu pun sudah ia sampaikan pada tuannya itu. Namun, sepertinya Xin Yi lebih tertarik untuk menghabisi Wu Xian.Raja Iblis sedang berdiri di tepi jembatan. Tangannya sibuk memberi