Home / Romansa / PAPAKU MASIH BUJANGAN / 44. PENGAKUAN GILA

Share

44. PENGAKUAN GILA

Author: Zifi Kani
last update Last Updated: 2024-08-26 23:25:24

“Minta maaf sama anakku!”

“A-Apa?”

“Aku bilang minta maaf sama anakku sekarang juga! Di sini, di depan semua orang kamu fitnah anakku. Sekarang kamu harus minta maaf sama Dinaya di depan semua orang!”

Seketika suasana jadi tegang. Kolega Selina yang semula berkumpul mendadak menjauh satu persatu. Seolah menolak ikut campur dan bagian dari pertengkaran yang terjadi.

Mereka semua sebenarnya juga tak terlalu peduli dengan cerita Selina tentang kisah cintanya. Mereka hanya menertawakan kisah cinta Selina yang lagi lagi kandas. Dan setiap kali kisah cinta Selina berakhir, dia selalu berkoar kalau dirinyalah yang memutuskan hubungan karena levelnya berbeda dengan lelaki itu. Dan karena dia tak mau merusak hidupnya sendiri dengan menikahi lelaki rendahan. Padahal semua tau, kenyataannya Selina lah yang dicampakkan.

Dan beberapa hari yang lalu, Selina mengumumkan kalau dirinya akan segera menikah lagi dengan seorang dokter forensik yang tampan dan kaya. Dokter itu juga masih single, dan nyar
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   45. ORANG BODOH MENCARI JODOH

    “Jadi gimana perkembangannya, Nay?”“Perkembangan apa, Buna?” tanya Dinaya saat adik bungsu sang ayah meneleponnya di minggu pagi. Buna adalah singkatan dari Ibu Nina. Dinaya memang memang memanggil adik adik ayahnya dengan sebutan Ibu. Dan hanya Nina yang ingin namanya disingkat. Katanya biar lebih estetik. Lagipula Nina belum menikah dan belum menyandang status ibu. Dia enggan seperti ibu ibu betulan dengan panggilan itu. “Perkembangan proses pencarian jodoh untuk si DJ itu loooh,” sahut Nina sambil tertawa kecil. “DJ? Maksud Buna Papa?”“Iya, Papamu. Mulai sekarang kita panggil dia DJ. Duda Jomblo!” jawab Nina dengan tawa renyah yang menyertai leluconnya. Dinaya ikut tergelak mendengar julukan yang diberikan Nina.“Bukan apa apa Nay, aku kan sebentar lagi mau dilamar Bang Emir. Masa Mas Dirga tiga kali disalip adik adiknya? Aku rasanya beraaat banget mau nikah kalau Mas Dirga belum nikah duluan. Gimana ya Nay? Masa sampe sekarang Mas Dirga belum ketemu jodohnya?” tanya Nina membu

    Last Updated : 2024-08-26
  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   46. KANDIDAT KEDUA

    “Kenapa sih papa nggak suka sama Miss Rei? Dia cantik, baik hati, berbakat, cerdas, keren juga. Kenapa papa malah selalu deket sama para tante aneh aneh yang attitude, otak, sama bajunya sama sama minim?” Dina menggerutu sendirian di kamarnya.Pulang jogging tadi, Dinaya mengambil kesimpulan kalau Papanya selalu menghindari topik yang berkaitan dengan Miss Rei.Memangnya kenapa sih? Apa Miss Rei pernah punya kesalahan besar yang bikin papa dendam? Atau ada sesuatu yang terjadi waktu Papa mengautopsi jenazah abangnya Miss Rei? Tapi perasaan nggak ada apa apa. Semua baik baik aja. Terus kenapa jadinya Papa sekesal itu dengan Miss Rei? Batin Dinaya tak habis pikir.Tapi akhirnya Dinaya menyerah. Dia sudah tak mau lagi menjodohkan sang ayah dengan guru kesayangannya itu. Toh kalau mereka memang jodoh, pasti akan bertemu entah bagaimana caranya.“Nay?” terdengar suara Dirga memanggil sambil mengetuk pintu kamar Dinaya.“Iya Paaa …” Dinaya membuka pintu kamarnya dan melihat Dirga di balik p

    Last Updated : 2024-08-27
  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   47. MENGGAGALKAN RENCANA

    “Naya kamu nggak apa apa kan?”“Nggak apa apa Pa. Cuma sosisnya gosong nih. Maaf ya Pa, dapurnya jadi berantakan.”“Ya udah nggak apa pa. Yang penting kamu baik baik aja. Lain kali hati hati, Nay. Kalau kamu capek atau apa nggak usah masak sendiri. Beli aja, atau minta masakin Bi Surti. Biasanya Papa juga suka minta masakin dia kalau pas dia datang beres beres. Masakannya enak kok.”“Iya Pa. Kemarin itu lagi pengen makan sosis aja. Mau beli males banget nungguin lama.”“Ya udah nggak apa apa.”Dirga membelai rambut Dinaya dan tersenyum hangat. Dapur yang berantakan tak masalah asalkan putrinya sehat wal afiat.Tapi melihat reaksi ayahnya yang terlihat sangat khawatir, Dinaya jadi merasa bersalah sudah berbohong. Tapi Dinaya benar benar tak ingin ayahnya salah pilih wanita lagi. Entah mengapa, firasatnya mengatakan kalau jodoh Dirga adalah Reisha dan itu tak bisa diganggu gugat.“Nay, papa nanti malem mau ketemu Tante Kiara lagi ya. Kan tadi Papa belum sempat ngomong apapun sama Tante

    Last Updated : 2024-08-27
  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   48. INSIDEN

    “Beneran udah nggak apa apa?”“Beneran Pa. Nggak usah ke rumah sakit. Kayaknya nggak apa apa sih, cuma sakit sedikit. Jauh berkurang dibanding semalam.”“Ya udah, ntar papa bilang ke sekolah kamu nggak masuk dulu hari ini. Istirahat aja di rumah sampai sembuh total ya.” Dirga hanya mengusap rambut Dinaya sekilas, lalu menelepon wali kelasnya. Jantung Dinaya berdebar kencang. Ia takut Dirga memeriksa kakinya. Kakinya baik baik saja, tidak bengkak, memar, atau apapun. Dia takut kalau Dirga memeriksa kakinya dan ternyata ketahuan dia cuma pura pura.Dinaya menutupi kakinya dengan selimut tebal, berharap Dirga tidak menyibakkan selimut itu untuk memeriksa kakinya. Dinaya takut sekali. Untungnya setelah menelepon, Dirga hanya duduk di sisi tempat tidur tanpa membuka selimut.“Papa kerja dulu ya. Papa udah bilang sama Bi Surti hari ini temenin kamu sampai Papa pulang. Jadi kalau mau susu atau apa bilang aja sama Bi Surti. Jangan turun sendiri, nanti kaki kamu malah makin parah.”“Iya, Pa.”“

    Last Updated : 2024-08-28
  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   49. DUA KUTUB MAGNET

    “Kamu tau kan papa ini dokter spesialis apa?”“Patologi forensik.”“Kerjaan papa ngapain?”“Menganalisis jenazah.”“Kamu tau kan papa terbiasa menganalisis? Jadi sudah keseharian papa meneliti sesuatu yang ganjil dan mencurigakan.”Dinaya diam saja saat Dirga mengoles gel pereda nyeri di kakinya sambil berceloteh tentang profesinya. Dinaya tau kemana arah pembicaraan sang ayah kali ini. Itu sebabnya nyali Dinaya langsung ciut.“Boleh papa tau alasannya?”“Alasan apa Pa?” Dinaya balik bertanya dengan perasaan takut. Selama ini Dinaya belum pernah melihat Dirga marah padanya. Kalaupun Dirga marah, itu karena membelanya. Tapi kali ini Dinaya harus menyiapkan diri kalau ternyata Dirga memberikan hukuman.“Alasan kamu pura pura jatuh di kamar mandi dan kakimu ketiban rak sabun, padahal kamu sengaja jatuhkan. Papa tau karena pakunya utuh. Dan rencana kamu rapi sekali. Kamu minta buatkan susu hangat padahal semua akses untuk membuat air panas sudah kamu putuskan. Boleh papa tau alasannya?” ta

    Last Updated : 2024-08-28
  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   50. MEMULAI STRATEGI

    “Nay, sebentar. Sebelum kamu atur jadwal ketemu antara Papa sama Gurumu itu, papa mau tanya satu hal, kamu niatnya mau jodohin dia sama papa gitu kan?”“Iya Pa. Papa sih baru liat dari luarnya aja udah bilang beda kutub magnet apalah itu.”“Oke, papa akan coba kenal dia lebih dulu. Tapi Nay, kamu udah bilang belum sama dia?”“Sama Miss Rei? Bilang apa Pa?”“Bilang kalau kamu mau jodohin dia sama Papa lah.”“Hah? Belum Pa. Emang harus bilang ya pa?”“Loh? Kamu gimana sih? Kamu juga nggak tau kan Miss Rei itu single atau nggak?” tanya Dirga lagi.“Single kok Pa. Miss Rei belum menikah.”“Belum menikah bukan berarti single Naya. Siapa tau dia sudah punya pacar atau tunangan kan? Papa nggak mau merusak hubungan orang lain. Papa paling anti yang begitu.”“Padahal kata Shelly sebelum janur kuning melengkung masih bisa ditikung.”“Heh! Yang mana tuh temen kamu yang namanya Shelly? Hati hati, kecil kecil udah ada bibit pelakor itu anak. Nggak boleh, Naya! Dalam islam aja ada hukumnya larangan

    Last Updated : 2024-08-28
  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   51. PELUANG YANG HILANG

    “Ini apaan?”“Bunga sama kado. Itu buat dikasih ke Miss Rei. Aku udah tau papa pasti nggak peduli detail kayak gini. Ini attitude Pa, aturan dasar tak tertulis. Kalau ngedate sama cewek harus bawa hadiah atau sesuatu gitu. Jangan tangan kosong, nggak sopan,” omel Dinaya yang hanya direspon Dirga dengan anggukan acuh tak acuh.“Tapi kan Papa hari ini bukan mau ngedate, Nay. Kan kita mau ketemu bertiga, mau nongki nongki aja minum kopi sama makan es krim di café dessert,” protes Dirga.“Siapa bilang? Kan aku udah atur strategi, Pa.”“Hah? Strategi apa?”“Jadi gini …” Dinaya memasang tampang serius. Ia lalu menarik tangan ayahnya untuk duduk berhadapan dengannya di sofa ruang tengah.“Papa denger instruksiku ya, jangan ada yang terlewat.”“Oke,” jawab Dirga. Detik berikutnya ia sadar, posisi mereka saat ini berubah. Entah kenapa Dirga merasa seperti anak lelaki yang sedang menyimak wejangan ibunya. Padahal dialah sang ayah dan Dinaya adalah anaknya. Dasar anak gadis!“Nanti papa jalan aj

    Last Updated : 2024-08-29
  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   52. TAK ASING

    “Begitu syuliiiit lupakan Rehaaan, apalagi Rehan ganteeeng …” Dirga bernyanyi dengan nada lagu yang pernah viral di tiktok beberapa tahun yang lalu sambil tertawa lepas. Dirga sengaja meledek Dinaya dengan menyebut nama Rehan dalam lagu yang dinyanyikannya. Nama Rehan membuat Dinaya kesal sekali karena itu nama tunangan Reisha, orang yang Dinaya anggap sudah menghancurkan rencana perjodohannya.“Papaa!! Udah deeehh! Jangan ngeledek lagi!” Dinaya melempar bantal kursi ke arah Dirga yang tertawa meledek di sudut sofa. Memang ini kekanak kanakan, tapi Dirga suka sekali melihat Dinaya marah dan cemberut seperti ini.“Lagian nggak usah badmood gitu dong Nay. Yang harusnya patah hati kan Papa. Papa yang nggak jadi nikah sama Miss Rei, kenapa jadinya kamu yang uring uringan?” Dirga terus meledek sambil menahan tawa. Dirga memang sempat terpesona dengan penampilan baru Reisha yang terlihat cantik sekali. Tapi belum sampai tahap jatuh cinta. Itu sebabnya dia tak terlalu patah hati atau sedih s

    Last Updated : 2024-08-29

Latest chapter

  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   S2.06 - TURUT BERDUKA CITA

    “Dia itu anak tirinya adik Mami.”“Hah? Gimana gimana?” tanya Aufa. Dia memang paling benci mengurai silsilah keluarga. Apalagi kalau sudah keluarga jauh yang rumit.“Jadi sebenarnya si Lala itu bukan sepupu langsung. Dia itu anak tirinya adik Mamiku. Jadi, Om Karel itu menikah dengan janda beranak satu. Anak janda itu ya si Lala. Salah satu bisnis Om Karel kan dealer mobil, nah si Tante ini dulu kerja jadi SPG di sana. Entah gimana, Om Karel malah nikahin dia. Hampir seluruh keluarga besar Mami nggak setuju. Bukan karena statusnya yang janda atau profesinya yang SPG, tapi karena kelakuannya ya ampuuun! Nggak banget! Belum apa apa udah keliatan banget matrenya. Oma yang paling nggak setuju. Masa dia ke acara keluarga bajunya kayak LC mau open BO? Nggak punya otak!” cibir Shelly.“Oooh, jadi bukan sepupu kandung. Cuma sepupu karena ikatan pernikahan aja. Syukurlah,” sahut Aufa sambil menghela nafas lega. Tak terbayang kalau Shelly ternyata benar benar sepupu kandung perempuan mengerika

  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   S2.05 - SEPUPU KANJENG RATU

    “Hei! Bangun pemalaaaass!”Dinaya masih meringkuk di balik selimutnya yang nyaman dan hangat saat suara melengking nyaring dan sama sekali tak merdu itu tiba tiba merusak suasana. Aufa mendadak muncul dan menarik selimut Dinaya sampai gadis itu mengerang kesal.“Aaaah! Aku masih ngantuk, Fa,” protes Dinaya. Semalam dia tak bisa tidur, dan sehabis sholat subuh, Dinaya memutuskan untuk tidur sebentar dan minta bangunkan Bi Asih jam 9 pagi. Tapi bukannya Bi Asih yang membangunkannya dengan lembut, malah Aufa yang datang dengan teriakan tarzannya.“Anak gadis kok bangunnya siang, ntar jodohnya Om Om loh!” seru Aufa sambil menyibak selimut Dinaya sampai gadis itu terjaga sepenuhnya dan memelototi Aufa.“Sebentar lagi tahun 2025, kamu masih aja percaya mitos nggak masuk akal itu. Nggak ada relevansinya antara kebiasaan bangun siang dengan jodoh, Aufa! Terus kalau aku bangunnya sore jodohnya kakek kakek gitu? Gimana kalau aku bangun jam 3 pagi? Apa jodohku bocah SMP?” bantah Dinaya mematahka

  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   S2.04 - LELAKI DARI MASA LALU

    Kalau ditanya kapan saat paling memalukan yang dialami Dinaya, dalam dua detik tanpa pikir panjang, dia pasti akan menjawab : tiga tahun yang lalu!Tiga tahun yang lalu, tepatnya tanggal 12 Desember adalah hari yang ingin sekali dihapus Dinaya dari ingatannya. Kalau bisa selama lamanya. Sayangnya itu mustahil. Manusia punya amygdala, dan fungsi bagian otak yang satu itu adalah mengingat dan menyimpan memory yang berkaitan dengan emosi dan itu tentu saja dalam dalam jangka waktu yang lama. Itu sebabnya Dinaya tak pernah bisa melupakan peristiwa memalukan itu walaupun setengah mati ia mengusirnya.Dan sekarang, manusia yang punya andil paling besar membentuk kejadian memalukan itu ada di hadapannya entah darimana datangnya. Baru beberapa menit Dinaya menginjak bumi setelah terbang 15 jam dari London – Singapore – Jakarta sejauh lebih dari 11.000 km, tiba tiba saja makhluk paling menyebalkan itu berdiri di depannya dengan senyum memuakkannya. Argh!“Baru landing dari pesawat?” tanya lela

  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   S2.03 - PESAN MISTERIUS

    “Sayang? Udah tidur?” Dirga memanggil Reisha yang berbaring memunggunginya. Mata Dirga menatap langit langit kamar yang diterangi cahaya redup dari lampu tidur di sisi meja. Reisha yang belum tidur berbalik menghadap Dirga.“Baru mau tidur Mas. Kenapa? Mas nggak bisa tidur ya? Mas kepikiran sesuatu? Soal Naya ya?” tanya Reisha sambil berbalik menghadap Dirga. Ia kebetulan memang belum tidur.Dirga menghela nafas seolah menyimpan beban pikiran yang benar benar menghimpit dan membuat dadanya sesak. Tebakan Reisha benar, yang memenuhi beban pikiran Dirga memang Dinaya.“Rei, besok Naya pulang ke Jakarta, dan aku entah kenapa takut banget melepas dia,” ujar Dirga jujur.“Yang kamu takutkan apa, Mas?” tanya Reisha meskipun sedikit banyak ia sudah tau jawabannya.“Aku takut Naya ketemu lelaki yang salah. Di Jakarta dia sendirian, Rei. Nggak ada kita yang bisa jagain dan ngawasin dia. Apalagi kondisinya yang sering sakit setelah kecelakaan waktu itu. Tadi aja aku hampir ikut beli tiket ke Jak

  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   S2.02 - MUSUH PAPA

    Jangan jangan Papa tau sehari sebelum aku berangkat ke sini, aku menginap di apartemen Ghazi hanya ... berdua? Batin Dinaya panik.“Nay?” Dirga memanggil nama Dinaya karena putrinya itu tak merespon.“Eh i-iya, Pa,” jawab Dinaya gugup.“Kamu kenapa bengong?” tanya Dirga dengan tatapan curiga. Dinaya tau Dirga punya insting tajam. Dan biasanya apapun yang disembunyikan Dinaya, Dirga pasti tau.“Nggak kok Pa. Cuma aku udah ngantuk banget, Pa,” kilah Dinaya cepat. Tapi justru kebohongannya itu makin menambah kecurigaan Dirga.“Nay? Kamu nggak lagi nyembunyiin sesuatu sama Papa kan?” tanya Dirga membuat Dinaya mengerang dalam hati.Aahh! Kan? Detektor kebohongannya menyala? Pasti Papa langsung tau aku bohong. Keluh Dinaya dalam hati. Sekarang dia pasrah seandainya Dirga pada akhirnya tau apa yang dilakukannya malam itu.“Nggak, Pa. Nyembunyiin apaan sih?” Dinaya masih mencoba mengelak.“Kamu jangan bikin Papa makin khawatir, Nay. Papa tau kamu nyembunyiin sesuatu. Nay, kamu sekarang jauh d

  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   S2.01 - APA PAPA SUDAH TAU?

    (Lima tahun kemudian)“Papaaa! Tolooong! Aduuuh!” Dinaya terhuyung jatuh dan lututnya membentur lantai dengan keras. Sementara pengejarnya makin beringas berusaha menangkap Dinaya yang sudah kelelahan.“Papaaaa! Mamaaa! Tolooong!” Dinaya terus berusaha berlari dengan nafas tersengal sengal, tapi dia kehilangan keseimbangan dan jatuh. Sekarang jarak antara Dinaya dan pengejarnya tinggal beberapa langkah saja. Dinaya tak sanggup lagi berdiri, dia sudah benar benar kelelahan.Salah satu pengejarnya mulai menarik tangan Dinaya dan gadis itu tak bisa berkutik. Lalu penyerang kedua mulai mengincar pinggangnya. Lalu ...“Kitik kitik kitik...”“Aaaah! Udah deeek! Geliiii! Papaaa tolongin Paaa ... Mereka berdua keroyokan nih. Aduuuh dek, geliiii!” Dinaya tertawa terbahak bahak saat Disha terus menggelitiki pinggangnya, sementara Shaga memegangi tangannya.Dirga yang melihat itu hanya tersenyum dan membiarkan Dinaya dikeroyok dua balita itu sampai kelelahan.“Shaga, Disha ... Udah udah, kakaknya

  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   97. EPILOG - PAPAKU BUKAN LAGI BUJANGAN

    Tiga bapak bapak tampak duduk di sudut gedung resepsi pernikahan dengan mata sembab. Yang satu sibuk menyusut air matanya dengan sapu tangan, yang satu pura pura batuk agar terlihat sedang flu, seolah mata yang merah dan ingus yang keluar bukan karena menangis melainkan karena pilek. Sementara yang satu lagi sejak tadi terlihat minum air mineral sesekali. Entah sudah berapa botol tandas, dan ia bolak balik ke kamar kecil.“Kita kenapa sedih?” tanya Rio sambil menghapus air matanya dengan saputangan pink buatan sang istri. Saputangan itu sudah basah karena Rio sejak akad nikah tadi tak bisa menahan tangis.“Memangnya kamu nggak sedih?” tanya Dillo sambil membuang botol air mineral yang sudah kosong ke tempat sampah di sudut.“Aku cuma terharu. Mungkin dia yang sedih,” tunjuk Rio ke arah Farez“Hatttchii!”“Jangan pura pura pilek Rez! Kalau nangis ya nangis aja. Semua orang tau itu air mata dan ingus keluar gara gara nangis dari pagi,” bentak Dillo.“Kalian juga kenapa nangis? Terharu ka

  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   96. TEMPAT DI HATI

    (Satu bulan kemudian)“Naaah kaaan. Feeling saya itu tepat loh Mbak Tari. Dari awal entah kenapa saya yakin banget Dirga ini jodohnya Reisha,” ujar Bu Ambar dengan wajah sumringah. Sementara Bu Ratih duduk di sebelahnya dengan mata berkaca kaca.Dengan suasana haru yang masih menggantung di ruangan, Reisha dan keluarganya masih terlihat sumringah. Keceriaan terpancar dari setiap wajah, terutama Bu Ambar yang seakan-akan tidak berhenti mengulang kalimat penuh kepastian bahwa Reisha akhirnya bertemu dengan jodoh yang baik. Di satu sisi, Bu Ratih masih menyeka air matanya, teringat betapa berat perjalanan hidup keponakannya sejak kehilangan orang tua dan saudara kandungnya. Kini, Reisha akhirnya menemukan sosok pria yang mampu mengisi kekosongan itu, seorang pria yang tidak hanya tulus, tetapi juga datang dengan penuh niat baik. Bu Ratih menatap wajah Reisha dengan tatapan penuh kasih sayang.“Ya Allah, Nduk ... Reisha ... Ibu, Bapak, dan Mas mu pasti tenang di sana. Kamu sekarang udah ng

  • PAPAKU MASIH BUJANGAN   95. MENJAGA DAN MEMBAHAGIAKAN

    “Dinaya! Stop! Kalau kamu masih ketawa juga, papa potong uang saku kamu tiga bulan!!”“Hahahaha ... Iya iya maaf Papaaa. Abisnya papa lucu banget. Bisa bisanya papa mikir mau mati detik itu juga. Padahal kan papa nggak kenapa kenapa, cuma nggak bisa keluar doang. Astaga Papaaa ... Gemes banget sih papaku ini,” celoteh Dinaya saat mereka berdua sudah dalam perjalanan pulang ke rumah.Akhirnya semalam Dirga berhasil mengutarakan isi hatinya pada Reisha. Dan bisa ditebak, tentu saja Reisha mengiyakan meski dengan wajah bersemu merah.“Kamu bukannya khawatir papa hampir ketiban pohon, malah diketawain. Gimana sih?” omel Dirga sambil cemberut. Sementara Dinaya menahan tawa sampai wajahnya merah padam.“Maaf Papa. Abisnya lucu banget. Aku bukannya nggak khawatir, semalem pas denger kabar itu aku panik banget, tapi HP ku kan lowbatt. Terus kata Bu Indah semua baik baik aja dan Papa sama Miss Rei udah aman aman aja. Terus aku kan ngecharge HP, eeh ketiduran sampai pagi. Makanya nggak telepon

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status