Share

BAB 44 B

last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-16 11:34:08

PAPA MUDA 44 B

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Mengingat masa dulu membuat Alsaki memberikan kecupan hangat di puncak kepala. Tanda kasih yang begitu besar seperti jagad raya. Bahkan, sayangnya seluas samudera. Alsaki sadar kehadiran Gala di sisinya akan memberikan arti sendiri dalam melakoni peran sebagai bintangnya makhluk Tuhan.

"Ayo, buruan, Pa ... nanti Kak Dyra keburu pulang. Terus Gala batal main bareng," sungutnya tidak sabar. Ya, sejak kemarin ikut menyaksikan kepanikan karena ulah sang papa, ia tidak ingin kejadian itu terulang lagi.

"Ya, ayo! Papa tinggal berangkat. Enggak perlu dandan lah. Mau sebentar juga," jawabnya menggoda sembari tertawa.

"Papa enggak usah dandan dan terlalu tampan. Gala nanti kena saing," balas bocah kecil itu yang sudah memakai pakaian biasa.

Tawa keduanya menggema ke seluruh kamar. Kedekatan dari tawa sederhana yang baru saja terjalin merupakan kebahagiaan mahal tapi harga murah. Alsaki berhasil membangun suasana itu sejak sang anak usia dua tahun l
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • PAPA MUDA   BAB 44 C

    PAPA MUDA 44 COleh: Kenong Auliya ZhafiraBocah itu menggeleng, "Bukan. Mama tadi antar jemput sekolah aja. Gala dateng sama Papa," jawabnya dengan wajah begitu polos dan lucu. "Itu, Papa ...," tunjuknya kemudian ke arah ruangan sang penguasa Gala Cell. Adrian dan Dyra menoleh secara bersamaan. Benar saja, pria yang begitu mengusik pikiran tengah keluar dari ruangannya dan perlahan berjalan mendekat. Dada yang sejak tadi sesak karena dipenuhi rindu, perlahan siap meledak dibarengi debaran. Meskipun wajahnya masih sedikit pucat, tetapi langkahnya yang pasti justru menandakan kalau keadaan sudah baik-baik saja. Berbagai rasa mengaduk perasaan sedih dan bahagia tercampur menjadi kesatuan yang memporak-porandakan jiwa. "Jadi, yang aku lihat tadi beneran dia? Bukan perasaanku aja? Aku pikir tadi kewarasan ini mulai hilang. Alhamdulillah jika kamu udah bisa beraktivitas, Mas ... aku ikut seneng, dan aku ... kangen," gumamnya sembari menghapus bulir bening yang tanpa sadar membasahi pipi.

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-16
  • PAPA MUDA   BAB 45 A

    PAPA MUDA 45 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraTidak selamannya apa yang terlihat mata adalah peristiwa sesungguhnya. Bisa saja, itu hanyalah hasil dari pikiran yang terlalu lemah diprovokasi keadaan. Hingga menyuguhkan puluhan rasa yang mengoyak hati. Ketika sesal datang, mungkin semua yang berada di genggaman bisa terjatuh dan hilang. Berusahalah sekuat mungkin agar jiwa raga tidak bersinggungan dengan hati dan pikiran untuk mempertahankan apa yang dimiliki. Jangan sampai menyiksa karena hadirkan dilema.Dyra sendiri masih merasakan dilema itu, tetapi terlalu gengsi untuk mengungkapkan kata hati. Akan tetapi, jauh di dasar hati masih memiliki simpati. Karena bagaimanapun Mbak Arista adalah wanita yang melahirkan Gala—pria pujaan hati sekaligus calon imam jika Tuhan menjodohkan. Jadi, tanpa berpikir akan seperti apa hubungan yang ada setelah ini, ia memilih memberitahukan berita terpopuler di beranda biru pada sang pria. "Mas, sepertinya Mbak Arista lagi ada masalah soal nama baik deh.

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-19
  • PAPA MUDA   BAB 45 B

    PAPA MUDA 45 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraDyra hanya mengangguk. Namun, kemudian menggeleng. "Enggak usah! Aku bawa motor. Aku pulang sendiri aja. Nanti kalau ada perkembangan aku kasih tahu. Kamu di sini aja, siapa tahu Adrian butuh. Atau juga kamu ingin melihat tentang dua hari lalu. Aku bisa pulang sendiri. Lagian aku udah kuat karena kamu ngasih asupan kasih sayang. Jadi, tenaga udah penuh," jawabnya sembari sedikit menggoda. Akan tetapi, satu cubitan sayang justru mendarat manja di kedua pipi. "Dasar, gadis aneh! Orang gadis di luar pada seneng dianterin pulang prianya, kamu malah enggak mau." Alsaki begitu gemas melihat perubahan emosi wanita di depannya. Sedetik wajah cantiknya tersapu badai air mata, lalu sedetik setelahnya tersingkap cerah layaknya mentari. Oleh karena itu, tangannya refleks memberi cubitan mesra di kedua pipi. "Aw! Sakit, Mas! Ini pipi, bukan aksesoris ponsel!" protes wanita yang masih mengusap pipinya. Sang pria justru tertawa melihat Dyra mengubah lagi

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-19
  • PAPA MUDA   BAB 45 C

    PAPA MUDA 45 COleh: Kenong Auliya ZhafiraAlsaki sengaja membiarkan Dyra dengan permainannya. Setelah merasa cukup, gilirannya memegang kendali. Tangan kanannya menarik pinggang sang wanita agar mengikus jarak yang ada. Kehangatan kembali tercipta kali kedua. Bahkan, kali ini lebih terasa didominasi nafsu. Kedua belah bibir yang menyatu seakan bernyanyi dalam tarian lidah di dalam sana hingga bertukar ludah berkali-kali. Menikmati gairah tertinggi sebuah hubungan yakni bertukar nafsu berkedok cinta. Hanya itulah mengekspresikan rasa cinta dari sudut pandang orang dewasa, meskipun ada juga yang berbeda, tetapi kembali lagi kalau cinta itu tidak bisa dipaksa. Jadi, lebih baik menikmati selagi ada dan bisa. Ketika tenggah berenang dan menyelami dalamnya rasa berbalut gairah asmara, tiba-tiba telinga mereka mendengar suara yang sangat dekat, siapa lagi kalau bukan Gala Mahendra. Dengan cepat, sang pria menarik diri dari kegilaan yang memberi kebahagiaan. Bahkan, jarinya masih sempat me

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-19
  • PAPA MUDA   BAB 46 A

    PAPA MUDA 46 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMengetahui seseorang yang dulu pernah mengisi keseluruhan hati dan hidup tengah berada dalam keadaan tidak baik-baik saja, pastinya masih memiliki sedikit simpati. Bukan karena ingin kembali, tetapi sekadar wujud terima kasih dan peduli. Seberapa perih hati tergores, tentang manusiawi harus mendapat toleransi di urutan pertama. Apabila itu mampu terlewati, maka keberhasilan hidup tanpa membenci adalah sikap manusia sejati. Alsaki tidak mau lagi terjebak hidup yang menyembunyikan hatinya dalam gelap, tanpa cahaya. Kelam dan muram. Lagian ia sudah berjanji pada wanita yang baru saja pulang untuk berdamai dan menerima masa lalu tanpa menimbun luka. Sekarang menjadi waktu yang tepat. Ketika hati meyakini ingin memberi dukungan, saat itulah rasa benci dan dendam jatuh berguguran ke tanah. Ia tidak ingin lagi terinjak ketidakpastian akan hidup yang sebelumnya. Alsaki menatap Adrian yang memasang wajah khawatir seperti dirinya. Entah karena memiki

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • PAPA MUDA   BAB 46 B

    PAPA MUDA 46 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraAir yang mengalir dari wastafel tiba-tiba menarik perhatiannya. Seandainya semua masalah hidup bisa seperti air yang begitu mudah keluar menuju tempat seharusnya, pasti tidak ada kesedihan dalam diri manusia. Namun, sayangnya antara kesedihan dan kebahagiaan selalu menjadi penyeimbang kehidupan. "Aku pasti bisa lalui semua ini! Tidak mengapa nama hancur berserakan, asal Gala masih menganggap Mama," ucapnya lirih, lalu membasuh wajah dengan kedua tangan. Setelah selesai, ia pun kembali duduk di hadapan laptop. Arista menghela napas sejenak, lalu mengembuskannya perlahan sebelum jemarinya menekan tombol on. "Aku pasti bisa hadapi ini. Jangankan cacian seperti ini, kritik pedas tentang tulisan dulu pun tidak goyahkan langkah untuk tetap terjun ke dunia literasi," hiburnya pada diri sendiri. Tidak menunggu waktu bermenit-menit, layar berlatar gambar sang anak saat kemarin bermain bersama terlihat jelas. Sejak mendapat izin bertemu Gala, layar

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • PAPA MUDA   BAB 46 C

    PAPA MUDA 46 COleh: Kenong Auliya ZhafiraArista memberanikan diri melihat kembali postingan yang beberapa menit lalu diunggah. Puluhan komentar berderet urutan dari atas ke bawah. Di antara mereka ada yang mencaci, mengumpat, masa bodoh dan ada juga beberapa yang mendukung. 'Wah, jadi inisial AA itu Adila Arista? Enggak nyangka kalau di balik indahnya tulisan ada hitam yang tersembunyi.''Akhirnya, kamu muncul juga Thor! Bisa spill mantan suaminya enggak? Siapa tahu masih muda dan oke!''Belajar jadi ibu yang baik dulu, Thor! Baru menekuni dunia literasi.''Sayang sekali tulisanmu tidak seindah nasibmu, Thor!''Udah, enggak usah jadi penulis aja, Thor! Menjaga keluarga aja enggak becus!''Spill nama mantan suaminya dong, Thor! Siapa tahu jodoh.''Sabar, Mbak Thor. Aku mengagumi karyamu. Masa bodo dengan kehidupan pribadimu.''Aku masih setia menunggu karya-karya terbaikmu, Thor! Semangat. Salam buat Gala, Thor! Moga bisa jadi anak yang melindungimu, Thor!''Inget, Thor! Sebagus-bag

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • PAPA MUDA   BAB 47 A

    PAPA MUDA 47 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMengesampingkan sejenak cemburu dan kesakitan akan hati dalam keadaan tidak tepat akan lebih mudah dilakukan, daripada lepas kendali karena amarah berselimut cemburu. Rasa itu harusnya bisa diterima apabila sakit yang dirasakan tidak begitu dalam. Atau memang sudah sepantasnya itulah yang harus dilakukan untuk sebuah hubungan asmara penuh pikiran serba dewasa. Ya, Dyra menjatuhkan hatinya pada pria yang dewasa dari segala sisi. Terutama tentang keadaan dan masa lalunya. Ia dituntut harus banyak mengalah dan menerima karena bukan menjadi orang yang pertama membuka hatinya. Akan tetapi, hal itu tidak penting lagi ketika sang pria mampu membuatnya percaya akan sebuah janji setia bersama. Bahkan, ketika saat-saat seperti ini, di mana wanita masa lalu prianya terkena masalah dan membutuhkan dukungan, ia harus rela dan siap melihat pemandangan yang mungkin menyakitkan hati. "Aku pasti udah melakukan hal yang benar. Bagaimanapun Mbak Arista adalah

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-26

Bab terbaru

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE

    PAPA MUDA 49LAST EPISODEOleh: Kenong Auliya ZhafiraTanpa pikir panjang, begitu bibir wanita di depannya berhenti bicara, Alsaki segera memberikan kecupan mesra dan santai. Bibir yang saling bertemu seakan tahu jika luka dulu masih ingin diberi penawar. Mencairkan segala luka yang terjebak kesalahan lalu. Perlahan, kecupan itu kian tenggelam bersama kehangatan yang begitu mereka rindukan saat hati merasa ingin pergi tapi kenyataan menawan kuat perasaan. Sungguh sesuatu yang membuat jiwa sekarat. Alsaki menarik diri setelah lima menit berlalu menyelam indahnya cinta berbalut rindu. Ya, meski bertemu setiap hari tapi rindu itu justru semakin menggebu. Apalagi jika tentang menguraikan bahasa paling indah dari cinta. Hal itu dipastikan melumpuhkan debaran dalam sekali tarikan napas. "Aku mencintaimu ... menikahlah denganku, Andyra Arsha," pinta sang pria sekali kali. "Aku juga sangat mencintaimu. Jangankan menikah denganmu, hidup dan mati bersamamu pun aku mau," jawab Dyra tanpa l

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE H

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE HOleh: Kenong Auliya ZhafiraDyra sengaja berjalan lebih cepat untuk memastikan keberadaan Malik di taman belakang. Takutnya itu hanya tipuan belaka. "Aku lihat Malik dulu ada apa enggak, Mbak. Bentar," ujarnya sembari mengintip dari balik tembok. Ia dapat melihat pria bernama Malik itu tengah memainkan ponselnya. "Oke, Mbak ... Malik beneran ada di sini," ucapnya lagi setelah memastikan kebenarannya. Arista tanpa ragu menuju taman belakang dengan pose layaknya bintang. Meskipun pakaian sederhana, tetapi ada niatan untuk mencari perhatian dari pria yang sibuk menatap layar ponsel. Namun, semua itu percuma. Pria bernama Malik itu tidak melirik sama sekali. "Haduh ... aku ini kurang cantik apa gimana? Wajahnya datar begitu tanpa ekspresi," kesalnya. Dengan mendekat beberapa langkah, Arista mencoba mengajak bicara. "Biarlah urusan hati bisa dipikirkan sambli jalan atau biar menjadi bagian dari masa lalu. Karena hati emang tidak bisa dipaksa," ucapnya lagi dis

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE G

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE GOleh: Kenong Auliya ZhafiraPria yang ingin melibatkan apa pun yang ada di konter sebagai sarana bagian dari kejutan itu berbalik, lalu menjelaskan apa yang terbayang dalam benaknya. "Jadi, begini. Nanti, ponsel second yang ada di etalase dinyalakan semua. Aktifkan senter dan masukkan ke botol minum plastik. Lalu bentuk lambang hati di sini. Kita akan berada di dalam lambang itu saat mereka datang. Nanti minta Malik menutup mata mereka. Setelah kedua wanita itu melihat kita, kita bergantian mengatakan apa maunya kita. Gimana?" terang Alsaki sebagai pemilik ide yang cukup menghemat biaya. Adrian sendiri cukup mengagumi pola pikir pria di depannya. Soal memperlakukan wanita yang dicintai memang Alsaki bisa dikatakan sebagai juara. Hanya keadaan yang tidak mendukung hingga hatinya tersakiti dan terluka dalam. Akan tetapi, semua itu telah berlalu. "Boleh, Mas. Mau mulai sekarang, atau gimana? Takut mereka keburu datang." "Ya udah. Kita mulai sekarang." Ked

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE F

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE FOleh: Kenong Auliya ZhafiraMereka bergegas merapikan semua, lalu berjalan bersama layaknya teman. Tidak ada lagi rasa ingin menyaingi atau pun tersaingi. Tuhan memang Maha Pembolak-balik Hati manusia. Arista dan Dyra melihat dengan jelas para pria duduk lesehan di lantai konter tanpa alas sembari menyantap mi ayam bersama. Hal sederhana tapi terasa istimewa. "Punya kita, mana?" celetuk Dyra tiba-tiba yang membuat mereka berhenti mengunyah. "Ada. Duduk dulu. Ambil sendiri, tuh, di dekat Malik," jawab Alsaki sambil menelan mi yang telah berada di mulut. Mereka membaur bersama tanpa ada batasan sosial apa pun. Bahkan perasaan seakan mengerti bahwa ini bukan waktunya untuk bicara. Sekarang adalah waktu untuk menikmati kebersamaan tanpa ada celah kebencian. Sungguh pemandangan luar biasa untuk manusia yang pernah terluka karena masa lalu bisa duduk bersama tanpa saling mengingatkan luka. Hidup mungkin aslinya sederhana, hanya pikiran yang membuatnya rumit ta

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE E

    PAPA MUDA 49 LAST EPISODE EOleh: Kenong Auliya ZhafiraKetika para wanita asyik bercerita, para pria justru baru selesai setelah beberapa jam menggadaikan waktu untuk sebuah tanggung jawab akan pekerjaan. Ketiganya saling menyandarkan punggung pada tembok untuk menopang sebentar rasa lelah. Sesekali tubuh menggeliat guna melemaskan otot-otot. "Tumben banget hari ini ramai. Sampai kewalahan begini," keluh Malik yang merasakan lelah kaki. "Iya. Aku aja tumben merasa lelah," timpal Adrian. Alsaki paham apa yang mereka katakan. Tanpa basa-basi, ia segera melakukan panggilan telepon untuk memesan mi ayam langganan di sebelah selatan konter. Meski sedikit jauh, tetapi rasanya enak. "Halo, Pak ... pesen mi ayam spesia lima porsi ya? Bisa dikirim ke konter seperti biasa, kan?" pinta pria yang kerap melakukan pemesanan dadakan kalau perut mengajak bercanda pada jam kerja. "Siap, Mas Al!" sahutnya singkat. "Terima kasih sebelumnya." Sambungan telepon terputus. Dua pria yang mendengar

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE D

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE DOleh: Kenong Auliya ZhafiraOrang-orang di sekitar terdiam mendengar bisikan Adrian yang masih terdengar jelas untuk telinga normal. Mereka berpikir sesuai asumsi masing-masing. Akan tetapi, satu doa mengaminkan untuk sesuatu yang belum pasti antara Adrian dan hatinya. Tanpa mereka sadari dari arah lain pun ada wanita yang diam-diam mematung tanpa bisa beranjak. Ya, kehadiran Arista cukup bisa menyaksikan perdebatan manis itu. Ia hanya sengaja menunggu dua pria itu berhenti dari pertikaian kata. Akan tetapi, sikap Adrian justru membuatnya berpikir lagi tentang salam yang disampaikan Dyra waktu itu. Ia tidak memungkiri ada desiran setitik melihat pria yang biasa saja bisa berubah semarah demikian. Namun, ia tidak ingin gegabah menjalin kedekatan setelah kejadian kemarin. "Apa mungkin Adrian suka padaku? Bagaimana bisa?" batinnya masih menerka penuh rasa tidak percaya. Bertepatan tubuh Ghava yang berbalik, semuanya baru menyadari akan kehadiran orang lain

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE C

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE COleh: Kenong Auliya ZhafiraAngin sepoi-sepoi memberi sejuk hati di sepanjang perjalanan. Bentuk angin yang tidak terlihat, tetapi bisa dirasakan membuatnya memahami bahwa tentang ketulusan hati itu sama seperti angin, tidak terlihat tapi bisa terasa.Sementara wanita yang baru memasuki keputusan baru dalam hidup penuh pertimbangan hati dan rasa, di tempat lain justru ada orang yang tidak pernah menimbang hari dan perasaan para pembeli. Siapa lagi kalau bukan Dyra dan dua pria yang sudah seperti penjaga.Entah berawal dari mana, tiba-tiba ada salah satu pembeli yang komplain tentang penanganan Gala Cell. Dyra mulai lelah dan jenuh mendengar alasan yang menurutnya tidak masuk akal."Pokoknya saya mau ganti rugi, Mbak! Masa pulsa tidak masuk suruh bayar?! Professional dong, Mbak! Ini kan, bukan salah saya. Saya sudah menulis nomor dengan benar loh ...," ujar pria berkaos hitam itu dengan kekeh."Tapi, aku hanya menurun dari tulisan ini, Mas ... sepertinya Mas

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE B

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSang pria yang tengah bermain dengan Gala menjadi tertarik untuk mendekat. Entah kenapa melihat dua wanita itu berpelukan seperti gersangnya bumi yang basah tersiram derasnya hujan. Sejuk. Sungguh tidak pernah menyangka akan dipertemukan dengan titik ini. Titik di mana bisa melepas masa lalu tanpa harus berpura-pura kuat. Ada sesal kenapa tidak dipertemukan dan jatuh cinta lebih awal. Seandainya itu terjadi mungkin cerita akan lebih berbeda dan berwarna. Akan tetapi, kembali lagi pada Tuhan Yang Maha Baik adalah sumber segala kisah makhluk bumi. "Sayang ... ke sana yuk?" Alsaki seketika mengajak sang anak untuk bertemu dengan mamanya setelah hampir lelah bermain. Gala melirik bersama arahan dagu sang pria yang menyerahkan seluruh hidup hanya untuknya. Dua wanita yang memiliki peran sama tengah saling tersenyum dalam pelukan. Hati bocah kecil itu sungguh ingin berada di tengah mereka. Tanpa pikir panjang, ia pun mengangguk tanda

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE A

    PAPA MUDA 49 LAST EPISODE A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Mendapati pertanyaan tentang setengah kehidupan yang tengah berusaha dilupakan meski sejenak tetaplah membuat hati terbelah. Bukannya tidak ingin kembali pada dunia yang telah memberikan hidup kedua, tetapi rasa ingin menepi sendiri karena sebuah tragedi masih begitu besar menggerogoti nurani. Walaupun ada niat ingin kembali, tetapi bukan untuk saat ini. Belum ada persiapan dan pemulihan mental sama sekali setelah diterpa badai beberapa hari yang lalu. Arista belum seberani itu memilih kembali masuk dunia literasi. Meski kenyataan ada lubang sunyi kehilangan hobi dan pembaca yang pernah mendukung juga menunggu karya tidak seberapa. Akan tetapi, hasrat menulis masih tenggelam di dasar jiwa bersama rasa bersalah telah berbohong tentang keadaannya sebelum menjadi sang bintang di hati pembaca. Dengan menarik bibir menjadi lengkungan manis, Arista memberi satu jawaban. "Maaf, Ra ...," ujarnya penuh nada sesal, "saat ini aku belu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status