PAPA MUDA 45 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraDyra hanya mengangguk. Namun, kemudian menggeleng. "Enggak usah! Aku bawa motor. Aku pulang sendiri aja. Nanti kalau ada perkembangan aku kasih tahu. Kamu di sini aja, siapa tahu Adrian butuh. Atau juga kamu ingin melihat tentang dua hari lalu. Aku bisa pulang sendiri. Lagian aku udah kuat karena kamu ngasih asupan kasih sayang. Jadi, tenaga udah penuh," jawabnya sembari sedikit menggoda. Akan tetapi, satu cubitan sayang justru mendarat manja di kedua pipi. "Dasar, gadis aneh! Orang gadis di luar pada seneng dianterin pulang prianya, kamu malah enggak mau." Alsaki begitu gemas melihat perubahan emosi wanita di depannya. Sedetik wajah cantiknya tersapu badai air mata, lalu sedetik setelahnya tersingkap cerah layaknya mentari. Oleh karena itu, tangannya refleks memberi cubitan mesra di kedua pipi. "Aw! Sakit, Mas! Ini pipi, bukan aksesoris ponsel!" protes wanita yang masih mengusap pipinya. Sang pria justru tertawa melihat Dyra mengubah lagi
PAPA MUDA 45 COleh: Kenong Auliya ZhafiraAlsaki sengaja membiarkan Dyra dengan permainannya. Setelah merasa cukup, gilirannya memegang kendali. Tangan kanannya menarik pinggang sang wanita agar mengikus jarak yang ada. Kehangatan kembali tercipta kali kedua. Bahkan, kali ini lebih terasa didominasi nafsu. Kedua belah bibir yang menyatu seakan bernyanyi dalam tarian lidah di dalam sana hingga bertukar ludah berkali-kali. Menikmati gairah tertinggi sebuah hubungan yakni bertukar nafsu berkedok cinta. Hanya itulah mengekspresikan rasa cinta dari sudut pandang orang dewasa, meskipun ada juga yang berbeda, tetapi kembali lagi kalau cinta itu tidak bisa dipaksa. Jadi, lebih baik menikmati selagi ada dan bisa. Ketika tenggah berenang dan menyelami dalamnya rasa berbalut gairah asmara, tiba-tiba telinga mereka mendengar suara yang sangat dekat, siapa lagi kalau bukan Gala Mahendra. Dengan cepat, sang pria menarik diri dari kegilaan yang memberi kebahagiaan. Bahkan, jarinya masih sempat me
PAPA MUDA 46 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMengetahui seseorang yang dulu pernah mengisi keseluruhan hati dan hidup tengah berada dalam keadaan tidak baik-baik saja, pastinya masih memiliki sedikit simpati. Bukan karena ingin kembali, tetapi sekadar wujud terima kasih dan peduli. Seberapa perih hati tergores, tentang manusiawi harus mendapat toleransi di urutan pertama. Apabila itu mampu terlewati, maka keberhasilan hidup tanpa membenci adalah sikap manusia sejati. Alsaki tidak mau lagi terjebak hidup yang menyembunyikan hatinya dalam gelap, tanpa cahaya. Kelam dan muram. Lagian ia sudah berjanji pada wanita yang baru saja pulang untuk berdamai dan menerima masa lalu tanpa menimbun luka. Sekarang menjadi waktu yang tepat. Ketika hati meyakini ingin memberi dukungan, saat itulah rasa benci dan dendam jatuh berguguran ke tanah. Ia tidak ingin lagi terinjak ketidakpastian akan hidup yang sebelumnya. Alsaki menatap Adrian yang memasang wajah khawatir seperti dirinya. Entah karena memiki
PAPA MUDA 46 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraAir yang mengalir dari wastafel tiba-tiba menarik perhatiannya. Seandainya semua masalah hidup bisa seperti air yang begitu mudah keluar menuju tempat seharusnya, pasti tidak ada kesedihan dalam diri manusia. Namun, sayangnya antara kesedihan dan kebahagiaan selalu menjadi penyeimbang kehidupan. "Aku pasti bisa lalui semua ini! Tidak mengapa nama hancur berserakan, asal Gala masih menganggap Mama," ucapnya lirih, lalu membasuh wajah dengan kedua tangan. Setelah selesai, ia pun kembali duduk di hadapan laptop. Arista menghela napas sejenak, lalu mengembuskannya perlahan sebelum jemarinya menekan tombol on. "Aku pasti bisa hadapi ini. Jangankan cacian seperti ini, kritik pedas tentang tulisan dulu pun tidak goyahkan langkah untuk tetap terjun ke dunia literasi," hiburnya pada diri sendiri. Tidak menunggu waktu bermenit-menit, layar berlatar gambar sang anak saat kemarin bermain bersama terlihat jelas. Sejak mendapat izin bertemu Gala, layar
PAPA MUDA 46 COleh: Kenong Auliya ZhafiraArista memberanikan diri melihat kembali postingan yang beberapa menit lalu diunggah. Puluhan komentar berderet urutan dari atas ke bawah. Di antara mereka ada yang mencaci, mengumpat, masa bodoh dan ada juga beberapa yang mendukung. 'Wah, jadi inisial AA itu Adila Arista? Enggak nyangka kalau di balik indahnya tulisan ada hitam yang tersembunyi.''Akhirnya, kamu muncul juga Thor! Bisa spill mantan suaminya enggak? Siapa tahu masih muda dan oke!''Belajar jadi ibu yang baik dulu, Thor! Baru menekuni dunia literasi.''Sayang sekali tulisanmu tidak seindah nasibmu, Thor!''Udah, enggak usah jadi penulis aja, Thor! Menjaga keluarga aja enggak becus!''Spill nama mantan suaminya dong, Thor! Siapa tahu jodoh.''Sabar, Mbak Thor. Aku mengagumi karyamu. Masa bodo dengan kehidupan pribadimu.''Aku masih setia menunggu karya-karya terbaikmu, Thor! Semangat. Salam buat Gala, Thor! Moga bisa jadi anak yang melindungimu, Thor!''Inget, Thor! Sebagus-bag
PAPA MUDA 47 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMengesampingkan sejenak cemburu dan kesakitan akan hati dalam keadaan tidak tepat akan lebih mudah dilakukan, daripada lepas kendali karena amarah berselimut cemburu. Rasa itu harusnya bisa diterima apabila sakit yang dirasakan tidak begitu dalam. Atau memang sudah sepantasnya itulah yang harus dilakukan untuk sebuah hubungan asmara penuh pikiran serba dewasa. Ya, Dyra menjatuhkan hatinya pada pria yang dewasa dari segala sisi. Terutama tentang keadaan dan masa lalunya. Ia dituntut harus banyak mengalah dan menerima karena bukan menjadi orang yang pertama membuka hatinya. Akan tetapi, hal itu tidak penting lagi ketika sang pria mampu membuatnya percaya akan sebuah janji setia bersama. Bahkan, ketika saat-saat seperti ini, di mana wanita masa lalu prianya terkena masalah dan membutuhkan dukungan, ia harus rela dan siap melihat pemandangan yang mungkin menyakitkan hati. "Aku pasti udah melakukan hal yang benar. Bagaimanapun Mbak Arista adalah
PAPA MUDA 47 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSejak tahu ada kesamaan mimpi antara dua wanita dari masa berbeda, Alsaki terkadang mengikuti beranda biru seorang Andyra Arsha. Meski tidak begitu tahu ada grup khusus menulis, tetapi wanitanya selalu mengunggah tulisannya di wall pribadi. Hal itu cukup memudahkan sang pria menyelami makna apa yang tersirat dalam tulisannya. Bahkan, ketika Dyra mengunggah tulisannya di grup bisa lewat dan ikut membaca. Hampir lima menit, pria yang ingin mencari nama Arista Adila masih saja menggeser layar ponsel. Kemudian, selang beberapa menit akhirnya ketemu juga. Judul dengan huruf kapital terbaca jelas mengenai surat terbuka."Apa ini yang dibilang Dyra?" tanyanya pada diri sendiri tanpa mengalihkan pandangan. Alsaki membaca pelan isi surat yang responsnya lumayan menghancurkan sekaligus menguatkan. Ada banyak tanggapan kemarahan yang tertulis, begitu juga sebaliknya. Bahkan, bayangan bisa berlanjut ke mental merasuk begitu saja. Namun, ia percaya kala
PAPA MUDA 47 COleh: Kenong Auliya ZhafiraSang ibu yang tanpa sengaja masuk kamar anaknya menjadi heran karena pintu tidak terkunci. Padahal biasanya selalu rapat dan harus memastikan Gala sudah tidur apa belum."Kok, belum tidur, Al? Senyum sendiri lagi. Apa ada hal yang membuatmu bahagia?" tanya wanita yang ikut duduk di sebelahnya. Matanya tertuju pada wajah sang anak yang terlihat begitu gembira, tetapi sorot matanya seakan ada luka. Firasat seorang ibu biasanya selalu mendekati kebenaran. Alsaki masih menyunggingkan senyum, lalu menjawab pertanyaan wanita di sebelahnya tanpa ada yang ditutupi. "Enggak ada, Bu. Belum aja. Lagian sekalian pengin santai sebentar. Dan Ibu enggak usah khawatir, Gala udah tidur." "Yakin ...? Aku ini ibumu, Al. Kamu nggak bisa bohong. Kamu habis bertengkar sama Dyra?" tanya sang ibu lagi untuk memastikan kedua kali."Yakin, Bu ... aku enggak bertengkar sama Dyra. Kami masih berhubungan baik. Ibu juga enggak perlu khawatir. Insyaallah aku udah bisa be
PAPA MUDA 49LAST EPISODEOleh: Kenong Auliya ZhafiraTanpa pikir panjang, begitu bibir wanita di depannya berhenti bicara, Alsaki segera memberikan kecupan mesra dan santai. Bibir yang saling bertemu seakan tahu jika luka dulu masih ingin diberi penawar. Mencairkan segala luka yang terjebak kesalahan lalu. Perlahan, kecupan itu kian tenggelam bersama kehangatan yang begitu mereka rindukan saat hati merasa ingin pergi tapi kenyataan menawan kuat perasaan. Sungguh sesuatu yang membuat jiwa sekarat. Alsaki menarik diri setelah lima menit berlalu menyelam indahnya cinta berbalut rindu. Ya, meski bertemu setiap hari tapi rindu itu justru semakin menggebu. Apalagi jika tentang menguraikan bahasa paling indah dari cinta. Hal itu dipastikan melumpuhkan debaran dalam sekali tarikan napas. "Aku mencintaimu ... menikahlah denganku, Andyra Arsha," pinta sang pria sekali kali. "Aku juga sangat mencintaimu. Jangankan menikah denganmu, hidup dan mati bersamamu pun aku mau," jawab Dyra tanpa l
PAPA MUDA 49LAST EPISODE HOleh: Kenong Auliya ZhafiraDyra sengaja berjalan lebih cepat untuk memastikan keberadaan Malik di taman belakang. Takutnya itu hanya tipuan belaka. "Aku lihat Malik dulu ada apa enggak, Mbak. Bentar," ujarnya sembari mengintip dari balik tembok. Ia dapat melihat pria bernama Malik itu tengah memainkan ponselnya. "Oke, Mbak ... Malik beneran ada di sini," ucapnya lagi setelah memastikan kebenarannya. Arista tanpa ragu menuju taman belakang dengan pose layaknya bintang. Meskipun pakaian sederhana, tetapi ada niatan untuk mencari perhatian dari pria yang sibuk menatap layar ponsel. Namun, semua itu percuma. Pria bernama Malik itu tidak melirik sama sekali. "Haduh ... aku ini kurang cantik apa gimana? Wajahnya datar begitu tanpa ekspresi," kesalnya. Dengan mendekat beberapa langkah, Arista mencoba mengajak bicara. "Biarlah urusan hati bisa dipikirkan sambli jalan atau biar menjadi bagian dari masa lalu. Karena hati emang tidak bisa dipaksa," ucapnya lagi dis
PAPA MUDA 49LAST EPISODE GOleh: Kenong Auliya ZhafiraPria yang ingin melibatkan apa pun yang ada di konter sebagai sarana bagian dari kejutan itu berbalik, lalu menjelaskan apa yang terbayang dalam benaknya. "Jadi, begini. Nanti, ponsel second yang ada di etalase dinyalakan semua. Aktifkan senter dan masukkan ke botol minum plastik. Lalu bentuk lambang hati di sini. Kita akan berada di dalam lambang itu saat mereka datang. Nanti minta Malik menutup mata mereka. Setelah kedua wanita itu melihat kita, kita bergantian mengatakan apa maunya kita. Gimana?" terang Alsaki sebagai pemilik ide yang cukup menghemat biaya. Adrian sendiri cukup mengagumi pola pikir pria di depannya. Soal memperlakukan wanita yang dicintai memang Alsaki bisa dikatakan sebagai juara. Hanya keadaan yang tidak mendukung hingga hatinya tersakiti dan terluka dalam. Akan tetapi, semua itu telah berlalu. "Boleh, Mas. Mau mulai sekarang, atau gimana? Takut mereka keburu datang." "Ya udah. Kita mulai sekarang." Ked
PAPA MUDA 49LAST EPISODE FOleh: Kenong Auliya ZhafiraMereka bergegas merapikan semua, lalu berjalan bersama layaknya teman. Tidak ada lagi rasa ingin menyaingi atau pun tersaingi. Tuhan memang Maha Pembolak-balik Hati manusia. Arista dan Dyra melihat dengan jelas para pria duduk lesehan di lantai konter tanpa alas sembari menyantap mi ayam bersama. Hal sederhana tapi terasa istimewa. "Punya kita, mana?" celetuk Dyra tiba-tiba yang membuat mereka berhenti mengunyah. "Ada. Duduk dulu. Ambil sendiri, tuh, di dekat Malik," jawab Alsaki sambil menelan mi yang telah berada di mulut. Mereka membaur bersama tanpa ada batasan sosial apa pun. Bahkan perasaan seakan mengerti bahwa ini bukan waktunya untuk bicara. Sekarang adalah waktu untuk menikmati kebersamaan tanpa ada celah kebencian. Sungguh pemandangan luar biasa untuk manusia yang pernah terluka karena masa lalu bisa duduk bersama tanpa saling mengingatkan luka. Hidup mungkin aslinya sederhana, hanya pikiran yang membuatnya rumit ta
PAPA MUDA 49 LAST EPISODE EOleh: Kenong Auliya ZhafiraKetika para wanita asyik bercerita, para pria justru baru selesai setelah beberapa jam menggadaikan waktu untuk sebuah tanggung jawab akan pekerjaan. Ketiganya saling menyandarkan punggung pada tembok untuk menopang sebentar rasa lelah. Sesekali tubuh menggeliat guna melemaskan otot-otot. "Tumben banget hari ini ramai. Sampai kewalahan begini," keluh Malik yang merasakan lelah kaki. "Iya. Aku aja tumben merasa lelah," timpal Adrian. Alsaki paham apa yang mereka katakan. Tanpa basa-basi, ia segera melakukan panggilan telepon untuk memesan mi ayam langganan di sebelah selatan konter. Meski sedikit jauh, tetapi rasanya enak. "Halo, Pak ... pesen mi ayam spesia lima porsi ya? Bisa dikirim ke konter seperti biasa, kan?" pinta pria yang kerap melakukan pemesanan dadakan kalau perut mengajak bercanda pada jam kerja. "Siap, Mas Al!" sahutnya singkat. "Terima kasih sebelumnya." Sambungan telepon terputus. Dua pria yang mendengar
PAPA MUDA 49LAST EPISODE DOleh: Kenong Auliya ZhafiraOrang-orang di sekitar terdiam mendengar bisikan Adrian yang masih terdengar jelas untuk telinga normal. Mereka berpikir sesuai asumsi masing-masing. Akan tetapi, satu doa mengaminkan untuk sesuatu yang belum pasti antara Adrian dan hatinya. Tanpa mereka sadari dari arah lain pun ada wanita yang diam-diam mematung tanpa bisa beranjak. Ya, kehadiran Arista cukup bisa menyaksikan perdebatan manis itu. Ia hanya sengaja menunggu dua pria itu berhenti dari pertikaian kata. Akan tetapi, sikap Adrian justru membuatnya berpikir lagi tentang salam yang disampaikan Dyra waktu itu. Ia tidak memungkiri ada desiran setitik melihat pria yang biasa saja bisa berubah semarah demikian. Namun, ia tidak ingin gegabah menjalin kedekatan setelah kejadian kemarin. "Apa mungkin Adrian suka padaku? Bagaimana bisa?" batinnya masih menerka penuh rasa tidak percaya. Bertepatan tubuh Ghava yang berbalik, semuanya baru menyadari akan kehadiran orang lain
PAPA MUDA 49LAST EPISODE COleh: Kenong Auliya ZhafiraAngin sepoi-sepoi memberi sejuk hati di sepanjang perjalanan. Bentuk angin yang tidak terlihat, tetapi bisa dirasakan membuatnya memahami bahwa tentang ketulusan hati itu sama seperti angin, tidak terlihat tapi bisa terasa.Sementara wanita yang baru memasuki keputusan baru dalam hidup penuh pertimbangan hati dan rasa, di tempat lain justru ada orang yang tidak pernah menimbang hari dan perasaan para pembeli. Siapa lagi kalau bukan Dyra dan dua pria yang sudah seperti penjaga.Entah berawal dari mana, tiba-tiba ada salah satu pembeli yang komplain tentang penanganan Gala Cell. Dyra mulai lelah dan jenuh mendengar alasan yang menurutnya tidak masuk akal."Pokoknya saya mau ganti rugi, Mbak! Masa pulsa tidak masuk suruh bayar?! Professional dong, Mbak! Ini kan, bukan salah saya. Saya sudah menulis nomor dengan benar loh ...," ujar pria berkaos hitam itu dengan kekeh."Tapi, aku hanya menurun dari tulisan ini, Mas ... sepertinya Mas
PAPA MUDA 49LAST EPISODE BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSang pria yang tengah bermain dengan Gala menjadi tertarik untuk mendekat. Entah kenapa melihat dua wanita itu berpelukan seperti gersangnya bumi yang basah tersiram derasnya hujan. Sejuk. Sungguh tidak pernah menyangka akan dipertemukan dengan titik ini. Titik di mana bisa melepas masa lalu tanpa harus berpura-pura kuat. Ada sesal kenapa tidak dipertemukan dan jatuh cinta lebih awal. Seandainya itu terjadi mungkin cerita akan lebih berbeda dan berwarna. Akan tetapi, kembali lagi pada Tuhan Yang Maha Baik adalah sumber segala kisah makhluk bumi. "Sayang ... ke sana yuk?" Alsaki seketika mengajak sang anak untuk bertemu dengan mamanya setelah hampir lelah bermain. Gala melirik bersama arahan dagu sang pria yang menyerahkan seluruh hidup hanya untuknya. Dua wanita yang memiliki peran sama tengah saling tersenyum dalam pelukan. Hati bocah kecil itu sungguh ingin berada di tengah mereka. Tanpa pikir panjang, ia pun mengangguk tanda
PAPA MUDA 49 LAST EPISODE A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Mendapati pertanyaan tentang setengah kehidupan yang tengah berusaha dilupakan meski sejenak tetaplah membuat hati terbelah. Bukannya tidak ingin kembali pada dunia yang telah memberikan hidup kedua, tetapi rasa ingin menepi sendiri karena sebuah tragedi masih begitu besar menggerogoti nurani. Walaupun ada niat ingin kembali, tetapi bukan untuk saat ini. Belum ada persiapan dan pemulihan mental sama sekali setelah diterpa badai beberapa hari yang lalu. Arista belum seberani itu memilih kembali masuk dunia literasi. Meski kenyataan ada lubang sunyi kehilangan hobi dan pembaca yang pernah mendukung juga menunggu karya tidak seberapa. Akan tetapi, hasrat menulis masih tenggelam di dasar jiwa bersama rasa bersalah telah berbohong tentang keadaannya sebelum menjadi sang bintang di hati pembaca. Dengan menarik bibir menjadi lengkungan manis, Arista memberi satu jawaban. "Maaf, Ra ...," ujarnya penuh nada sesal, "saat ini aku belu