PAPA MUDA 47 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSejak tahu ada kesamaan mimpi antara dua wanita dari masa berbeda, Alsaki terkadang mengikuti beranda biru seorang Andyra Arsha. Meski tidak begitu tahu ada grup khusus menulis, tetapi wanitanya selalu mengunggah tulisannya di wall pribadi. Hal itu cukup memudahkan sang pria menyelami makna apa yang tersirat dalam tulisannya. Bahkan, ketika Dyra mengunggah tulisannya di grup bisa lewat dan ikut membaca. Hampir lima menit, pria yang ingin mencari nama Arista Adila masih saja menggeser layar ponsel. Kemudian, selang beberapa menit akhirnya ketemu juga. Judul dengan huruf kapital terbaca jelas mengenai surat terbuka."Apa ini yang dibilang Dyra?" tanyanya pada diri sendiri tanpa mengalihkan pandangan. Alsaki membaca pelan isi surat yang responsnya lumayan menghancurkan sekaligus menguatkan. Ada banyak tanggapan kemarahan yang tertulis, begitu juga sebaliknya. Bahkan, bayangan bisa berlanjut ke mental merasuk begitu saja. Namun, ia percaya kala
PAPA MUDA 47 COleh: Kenong Auliya ZhafiraSang ibu yang tanpa sengaja masuk kamar anaknya menjadi heran karena pintu tidak terkunci. Padahal biasanya selalu rapat dan harus memastikan Gala sudah tidur apa belum."Kok, belum tidur, Al? Senyum sendiri lagi. Apa ada hal yang membuatmu bahagia?" tanya wanita yang ikut duduk di sebelahnya. Matanya tertuju pada wajah sang anak yang terlihat begitu gembira, tetapi sorot matanya seakan ada luka. Firasat seorang ibu biasanya selalu mendekati kebenaran. Alsaki masih menyunggingkan senyum, lalu menjawab pertanyaan wanita di sebelahnya tanpa ada yang ditutupi. "Enggak ada, Bu. Belum aja. Lagian sekalian pengin santai sebentar. Dan Ibu enggak usah khawatir, Gala udah tidur." "Yakin ...? Aku ini ibumu, Al. Kamu nggak bisa bohong. Kamu habis bertengkar sama Dyra?" tanya sang ibu lagi untuk memastikan kedua kali."Yakin, Bu ... aku enggak bertengkar sama Dyra. Kami masih berhubungan baik. Ibu juga enggak perlu khawatir. Insyaallah aku udah bisa be
PAPA MUDA 48 A2 LAST EPISODEOleh: Kenong Auliya ZhafiraTerkadang raga yang lelah karena ujian kehidupan membutuhkan sejenak ruang sunyi untuk diri sendiri. Memeluk erat jiwa bersama kekuatan air mata untuk mengembalikan pijar semangat yang meredup tertiup angin keresahan. Gelisah yang semakin menekan perasaan ingin segera dibebaskan meski hanya sementara. Setidaknya menjaga kewarasan untuk tetap berada di tempat yang seharusnya. Oleh karena itu, sebuah pilihan hidup akan selalu meninggalkan kebimbangan. Karena baik atau tidaknya belum terlihat pandangan. Dengan kemantapan hati, Arista memilih menghapus aplikasi biru. Harapan untuk melupakan mungkin tidak mudah, tetapi setidaknya menyamarkan perasaan sendiri agar bisa bangkit lebih cepat. "Bismillah ...," ucapnya lirih sembari telunjuknya menyentuh tombol 'delete' dengan sekali tekan. Walaupun merasa ada separuh hatinya yang tertinggal, tetapi ada ketenangan jiwa karena berhasil melawan batin sendiri untuk sebuah pilihan hidup. A
PAPA MUDA 48 B2 LAST EPISODEOleh: Kenong Auliya ZhafiraSementara Arista ingin menepi sejenak dari dunia literasi setelah menulis surat terbuka, di tempat lain ada orang yang mengkhawatirkan wanita tersebut. Ya, Dyra dan Alsaki merasa khawatir karena akun Adila Arista sama sekali tidak menanggapi pertanyaan yang diunggah sang pria. Bahkan, terkesan pergi dan hanya meninggalkan react love di setiap komentar pada surat terbuka yang diunggahnya. Adrian pun mulai mengikuti dan mencari tahu tentang sosok Arista dari media sosial sejak melihat kejadian di depan konter dulu. Ada rasa penasaran yang lama-lama berubah kagum ketika membaca beberapa cerita di dunia biru. Ketiga orang tersebut saling melamun saat keadaan konter sepi. Akan tetapi, Dyra memilih membuka obrolan untuk mencari cara mengetahui keadaan Arista saat ini. "Kita harus gimana untuk mengetahui kabar Mbak Arista, Mas? Sejak mengunggah surat terbuka itu, dia tidak respons sama sekali. Apa Mas Al tidak tahu sama sekali temp
PAPA MUDA 48 C2 LAST EPISODEOleh: Kenong Auliya ZhafiraBerpuluh-puluh menit bermanja bersama beberapa pembeli yang berdatangan, akhirnya menunggu jam Gala pulang sekolah datang juga. Sang pria yang tengah sibuk mengoreksi beberapa lembar kertas langsung mengabaikan tanpa kompromi. Alsaki sengaja mengatur alarm ponsel untuk mengingat kepulangan sang anak dari sekolah. "Udah waktunya jemput Gala. Nanti ngambek kalau terlambat," gumamnya sendiri, lalu beranjak pergi meninggalkan ruangannya. Dengan langkah cepat, pria berstatus papa muda itu menuju di mana wanita kedua yang berhasil menawan setengah hatinya masih melayani pembeli. Namun, Alsaki masih mau menunggu hingga transaksi itu selesai. Sesekali ia melempar senyum ketika wanita di sana melirik sebagai kode untuk segera menyudahi sementara pekerjaannya dan ikut menjemput Gala. "Ayo ... udah waktunya," ucap sang pria sembari menunjuk arah jam dinding. Dyra pun mengikuti, melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 12.45 WI
PAPA MUDA 49 LAST EPISODE A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Mendapati pertanyaan tentang setengah kehidupan yang tengah berusaha dilupakan meski sejenak tetaplah membuat hati terbelah. Bukannya tidak ingin kembali pada dunia yang telah memberikan hidup kedua, tetapi rasa ingin menepi sendiri karena sebuah tragedi masih begitu besar menggerogoti nurani. Walaupun ada niat ingin kembali, tetapi bukan untuk saat ini. Belum ada persiapan dan pemulihan mental sama sekali setelah diterpa badai beberapa hari yang lalu. Arista belum seberani itu memilih kembali masuk dunia literasi. Meski kenyataan ada lubang sunyi kehilangan hobi dan pembaca yang pernah mendukung juga menunggu karya tidak seberapa. Akan tetapi, hasrat menulis masih tenggelam di dasar jiwa bersama rasa bersalah telah berbohong tentang keadaannya sebelum menjadi sang bintang di hati pembaca. Dengan menarik bibir menjadi lengkungan manis, Arista memberi satu jawaban. "Maaf, Ra ...," ujarnya penuh nada sesal, "saat ini aku belu
PAPA MUDA 49LAST EPISODE BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSang pria yang tengah bermain dengan Gala menjadi tertarik untuk mendekat. Entah kenapa melihat dua wanita itu berpelukan seperti gersangnya bumi yang basah tersiram derasnya hujan. Sejuk. Sungguh tidak pernah menyangka akan dipertemukan dengan titik ini. Titik di mana bisa melepas masa lalu tanpa harus berpura-pura kuat. Ada sesal kenapa tidak dipertemukan dan jatuh cinta lebih awal. Seandainya itu terjadi mungkin cerita akan lebih berbeda dan berwarna. Akan tetapi, kembali lagi pada Tuhan Yang Maha Baik adalah sumber segala kisah makhluk bumi. "Sayang ... ke sana yuk?" Alsaki seketika mengajak sang anak untuk bertemu dengan mamanya setelah hampir lelah bermain. Gala melirik bersama arahan dagu sang pria yang menyerahkan seluruh hidup hanya untuknya. Dua wanita yang memiliki peran sama tengah saling tersenyum dalam pelukan. Hati bocah kecil itu sungguh ingin berada di tengah mereka. Tanpa pikir panjang, ia pun mengangguk tanda
PAPA MUDA 49LAST EPISODE COleh: Kenong Auliya ZhafiraAngin sepoi-sepoi memberi sejuk hati di sepanjang perjalanan. Bentuk angin yang tidak terlihat, tetapi bisa dirasakan membuatnya memahami bahwa tentang ketulusan hati itu sama seperti angin, tidak terlihat tapi bisa terasa.Sementara wanita yang baru memasuki keputusan baru dalam hidup penuh pertimbangan hati dan rasa, di tempat lain justru ada orang yang tidak pernah menimbang hari dan perasaan para pembeli. Siapa lagi kalau bukan Dyra dan dua pria yang sudah seperti penjaga.Entah berawal dari mana, tiba-tiba ada salah satu pembeli yang komplain tentang penanganan Gala Cell. Dyra mulai lelah dan jenuh mendengar alasan yang menurutnya tidak masuk akal."Pokoknya saya mau ganti rugi, Mbak! Masa pulsa tidak masuk suruh bayar?! Professional dong, Mbak! Ini kan, bukan salah saya. Saya sudah menulis nomor dengan benar loh ...," ujar pria berkaos hitam itu dengan kekeh."Tapi, aku hanya menurun dari tulisan ini, Mas ... sepertinya Mas
PAPA MUDA 49LAST EPISODEOleh: Kenong Auliya ZhafiraTanpa pikir panjang, begitu bibir wanita di depannya berhenti bicara, Alsaki segera memberikan kecupan mesra dan santai. Bibir yang saling bertemu seakan tahu jika luka dulu masih ingin diberi penawar. Mencairkan segala luka yang terjebak kesalahan lalu. Perlahan, kecupan itu kian tenggelam bersama kehangatan yang begitu mereka rindukan saat hati merasa ingin pergi tapi kenyataan menawan kuat perasaan. Sungguh sesuatu yang membuat jiwa sekarat. Alsaki menarik diri setelah lima menit berlalu menyelam indahnya cinta berbalut rindu. Ya, meski bertemu setiap hari tapi rindu itu justru semakin menggebu. Apalagi jika tentang menguraikan bahasa paling indah dari cinta. Hal itu dipastikan melumpuhkan debaran dalam sekali tarikan napas. "Aku mencintaimu ... menikahlah denganku, Andyra Arsha," pinta sang pria sekali kali. "Aku juga sangat mencintaimu. Jangankan menikah denganmu, hidup dan mati bersamamu pun aku mau," jawab Dyra tanpa l
PAPA MUDA 49LAST EPISODE HOleh: Kenong Auliya ZhafiraDyra sengaja berjalan lebih cepat untuk memastikan keberadaan Malik di taman belakang. Takutnya itu hanya tipuan belaka. "Aku lihat Malik dulu ada apa enggak, Mbak. Bentar," ujarnya sembari mengintip dari balik tembok. Ia dapat melihat pria bernama Malik itu tengah memainkan ponselnya. "Oke, Mbak ... Malik beneran ada di sini," ucapnya lagi setelah memastikan kebenarannya. Arista tanpa ragu menuju taman belakang dengan pose layaknya bintang. Meskipun pakaian sederhana, tetapi ada niatan untuk mencari perhatian dari pria yang sibuk menatap layar ponsel. Namun, semua itu percuma. Pria bernama Malik itu tidak melirik sama sekali. "Haduh ... aku ini kurang cantik apa gimana? Wajahnya datar begitu tanpa ekspresi," kesalnya. Dengan mendekat beberapa langkah, Arista mencoba mengajak bicara. "Biarlah urusan hati bisa dipikirkan sambli jalan atau biar menjadi bagian dari masa lalu. Karena hati emang tidak bisa dipaksa," ucapnya lagi dis
PAPA MUDA 49LAST EPISODE GOleh: Kenong Auliya ZhafiraPria yang ingin melibatkan apa pun yang ada di konter sebagai sarana bagian dari kejutan itu berbalik, lalu menjelaskan apa yang terbayang dalam benaknya. "Jadi, begini. Nanti, ponsel second yang ada di etalase dinyalakan semua. Aktifkan senter dan masukkan ke botol minum plastik. Lalu bentuk lambang hati di sini. Kita akan berada di dalam lambang itu saat mereka datang. Nanti minta Malik menutup mata mereka. Setelah kedua wanita itu melihat kita, kita bergantian mengatakan apa maunya kita. Gimana?" terang Alsaki sebagai pemilik ide yang cukup menghemat biaya. Adrian sendiri cukup mengagumi pola pikir pria di depannya. Soal memperlakukan wanita yang dicintai memang Alsaki bisa dikatakan sebagai juara. Hanya keadaan yang tidak mendukung hingga hatinya tersakiti dan terluka dalam. Akan tetapi, semua itu telah berlalu. "Boleh, Mas. Mau mulai sekarang, atau gimana? Takut mereka keburu datang." "Ya udah. Kita mulai sekarang." Ked
PAPA MUDA 49LAST EPISODE FOleh: Kenong Auliya ZhafiraMereka bergegas merapikan semua, lalu berjalan bersama layaknya teman. Tidak ada lagi rasa ingin menyaingi atau pun tersaingi. Tuhan memang Maha Pembolak-balik Hati manusia. Arista dan Dyra melihat dengan jelas para pria duduk lesehan di lantai konter tanpa alas sembari menyantap mi ayam bersama. Hal sederhana tapi terasa istimewa. "Punya kita, mana?" celetuk Dyra tiba-tiba yang membuat mereka berhenti mengunyah. "Ada. Duduk dulu. Ambil sendiri, tuh, di dekat Malik," jawab Alsaki sambil menelan mi yang telah berada di mulut. Mereka membaur bersama tanpa ada batasan sosial apa pun. Bahkan perasaan seakan mengerti bahwa ini bukan waktunya untuk bicara. Sekarang adalah waktu untuk menikmati kebersamaan tanpa ada celah kebencian. Sungguh pemandangan luar biasa untuk manusia yang pernah terluka karena masa lalu bisa duduk bersama tanpa saling mengingatkan luka. Hidup mungkin aslinya sederhana, hanya pikiran yang membuatnya rumit ta
PAPA MUDA 49 LAST EPISODE EOleh: Kenong Auliya ZhafiraKetika para wanita asyik bercerita, para pria justru baru selesai setelah beberapa jam menggadaikan waktu untuk sebuah tanggung jawab akan pekerjaan. Ketiganya saling menyandarkan punggung pada tembok untuk menopang sebentar rasa lelah. Sesekali tubuh menggeliat guna melemaskan otot-otot. "Tumben banget hari ini ramai. Sampai kewalahan begini," keluh Malik yang merasakan lelah kaki. "Iya. Aku aja tumben merasa lelah," timpal Adrian. Alsaki paham apa yang mereka katakan. Tanpa basa-basi, ia segera melakukan panggilan telepon untuk memesan mi ayam langganan di sebelah selatan konter. Meski sedikit jauh, tetapi rasanya enak. "Halo, Pak ... pesen mi ayam spesia lima porsi ya? Bisa dikirim ke konter seperti biasa, kan?" pinta pria yang kerap melakukan pemesanan dadakan kalau perut mengajak bercanda pada jam kerja. "Siap, Mas Al!" sahutnya singkat. "Terima kasih sebelumnya." Sambungan telepon terputus. Dua pria yang mendengar
PAPA MUDA 49LAST EPISODE DOleh: Kenong Auliya ZhafiraOrang-orang di sekitar terdiam mendengar bisikan Adrian yang masih terdengar jelas untuk telinga normal. Mereka berpikir sesuai asumsi masing-masing. Akan tetapi, satu doa mengaminkan untuk sesuatu yang belum pasti antara Adrian dan hatinya. Tanpa mereka sadari dari arah lain pun ada wanita yang diam-diam mematung tanpa bisa beranjak. Ya, kehadiran Arista cukup bisa menyaksikan perdebatan manis itu. Ia hanya sengaja menunggu dua pria itu berhenti dari pertikaian kata. Akan tetapi, sikap Adrian justru membuatnya berpikir lagi tentang salam yang disampaikan Dyra waktu itu. Ia tidak memungkiri ada desiran setitik melihat pria yang biasa saja bisa berubah semarah demikian. Namun, ia tidak ingin gegabah menjalin kedekatan setelah kejadian kemarin. "Apa mungkin Adrian suka padaku? Bagaimana bisa?" batinnya masih menerka penuh rasa tidak percaya. Bertepatan tubuh Ghava yang berbalik, semuanya baru menyadari akan kehadiran orang lain
PAPA MUDA 49LAST EPISODE COleh: Kenong Auliya ZhafiraAngin sepoi-sepoi memberi sejuk hati di sepanjang perjalanan. Bentuk angin yang tidak terlihat, tetapi bisa dirasakan membuatnya memahami bahwa tentang ketulusan hati itu sama seperti angin, tidak terlihat tapi bisa terasa.Sementara wanita yang baru memasuki keputusan baru dalam hidup penuh pertimbangan hati dan rasa, di tempat lain justru ada orang yang tidak pernah menimbang hari dan perasaan para pembeli. Siapa lagi kalau bukan Dyra dan dua pria yang sudah seperti penjaga.Entah berawal dari mana, tiba-tiba ada salah satu pembeli yang komplain tentang penanganan Gala Cell. Dyra mulai lelah dan jenuh mendengar alasan yang menurutnya tidak masuk akal."Pokoknya saya mau ganti rugi, Mbak! Masa pulsa tidak masuk suruh bayar?! Professional dong, Mbak! Ini kan, bukan salah saya. Saya sudah menulis nomor dengan benar loh ...," ujar pria berkaos hitam itu dengan kekeh."Tapi, aku hanya menurun dari tulisan ini, Mas ... sepertinya Mas
PAPA MUDA 49LAST EPISODE BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSang pria yang tengah bermain dengan Gala menjadi tertarik untuk mendekat. Entah kenapa melihat dua wanita itu berpelukan seperti gersangnya bumi yang basah tersiram derasnya hujan. Sejuk. Sungguh tidak pernah menyangka akan dipertemukan dengan titik ini. Titik di mana bisa melepas masa lalu tanpa harus berpura-pura kuat. Ada sesal kenapa tidak dipertemukan dan jatuh cinta lebih awal. Seandainya itu terjadi mungkin cerita akan lebih berbeda dan berwarna. Akan tetapi, kembali lagi pada Tuhan Yang Maha Baik adalah sumber segala kisah makhluk bumi. "Sayang ... ke sana yuk?" Alsaki seketika mengajak sang anak untuk bertemu dengan mamanya setelah hampir lelah bermain. Gala melirik bersama arahan dagu sang pria yang menyerahkan seluruh hidup hanya untuknya. Dua wanita yang memiliki peran sama tengah saling tersenyum dalam pelukan. Hati bocah kecil itu sungguh ingin berada di tengah mereka. Tanpa pikir panjang, ia pun mengangguk tanda
PAPA MUDA 49 LAST EPISODE A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Mendapati pertanyaan tentang setengah kehidupan yang tengah berusaha dilupakan meski sejenak tetaplah membuat hati terbelah. Bukannya tidak ingin kembali pada dunia yang telah memberikan hidup kedua, tetapi rasa ingin menepi sendiri karena sebuah tragedi masih begitu besar menggerogoti nurani. Walaupun ada niat ingin kembali, tetapi bukan untuk saat ini. Belum ada persiapan dan pemulihan mental sama sekali setelah diterpa badai beberapa hari yang lalu. Arista belum seberani itu memilih kembali masuk dunia literasi. Meski kenyataan ada lubang sunyi kehilangan hobi dan pembaca yang pernah mendukung juga menunggu karya tidak seberapa. Akan tetapi, hasrat menulis masih tenggelam di dasar jiwa bersama rasa bersalah telah berbohong tentang keadaannya sebelum menjadi sang bintang di hati pembaca. Dengan menarik bibir menjadi lengkungan manis, Arista memberi satu jawaban. "Maaf, Ra ...," ujarnya penuh nada sesal, "saat ini aku belu