PAPA MUDA 49LAST EPISODEOleh: Kenong Auliya ZhafiraTanpa pikir panjang, begitu bibir wanita di depannya berhenti bicara, Alsaki segera memberikan kecupan mesra dan santai. Bibir yang saling bertemu seakan tahu jika luka dulu masih ingin diberi penawar. Mencairkan segala luka yang terjebak kesalahan lalu. Perlahan, kecupan itu kian tenggelam bersama kehangatan yang begitu mereka rindukan saat hati merasa ingin pergi tapi kenyataan menawan kuat perasaan. Sungguh sesuatu yang membuat jiwa sekarat. Alsaki menarik diri setelah lima menit berlalu menyelam indahnya cinta berbalut rindu. Ya, meski bertemu setiap hari tapi rindu itu justru semakin menggebu. Apalagi jika tentang menguraikan bahasa paling indah dari cinta. Hal itu dipastikan melumpuhkan debaran dalam sekali tarikan napas. "Aku mencintaimu ... menikahlah denganku, Andyra Arsha," pinta sang pria sekali kali. "Aku juga sangat mencintaimu. Jangankan menikah denganmu, hidup dan mati bersamamu pun aku mau," jawab Dyra tanpa l
PAPA MUDAOleh: Kenong Auliya Zhafira"Al, aku ingin kita cerai. Aku udah mencoba melahirkan Gala untukmu. Sekarang, tolong biarkan aku mengejar mimpiku. Aku nggak mau fokusku terganggu karena kehadiran bayi kecil itu. Semua yang terjadi di antara kita tidak akan jadi penyesalan. Aku harap kamu mengerti." "Apa kamu udah gila? Gimana aku bisa membesarkan Gala sendiri? Kamu jangan egois! Gala masih kecil, masih butuh sosok ibu! Dan kamu ingin pergi hanya demi sebuah mimpi?! Bulshit! Bilang aja kalau kamu nggak mau jadi ibu di usia muda! Kamu tahu? Bukan hanya kamu yang merasakan itu, aku juga tidak mau jadi papa muda. Tapi, inilah bentuk tanggung jawabku sebagai pria. Kalau kamu ingin pergi, pergilah! Tapi, ingat! Setelah kamu pergi, jangan harap bisa kembali. Aku yakin, Gala tidak ingin punya ibu seperti kamu. Ibu yang memberi kehidupan tapi dengan enteng meninggalkan."Sebuah pertengkaran yang terjadi lima tahun lalu masih teringat jelas oleh Alsaki Mahendra—pria yang memutuskan bert
PAPA MUDA 2Oleh: Kenong Auliya ZhafiraWaktu yang terus berputar terkadang belum mampu menghapus segala kesakitan karena lara hati. Karena bisa saja kejadian kecil membangkitkan lagi luka yang sangat ingin dilupakan.Alsaki tidak tahu harus menyusun jawaban seperti apa untuk membuat Gala mengerti tanpa harus tersakiti. Meski dirinya harus berjalan di atas bara api atau tumpukan paku, ia akan rela melakukan asal Gala—anaknya tidak ikut merasakan kehancuran ketika kepergian wanita itu.Pria yang diam-diam merasa bersalah berbalik menghadap bocah di depannya. Tangannya menggenggam jemari mungil yang mungkin hanya tersentuh beberapa kali oleh wanita bergelar mama."Sayang ... kita memang beda dengan yang lain. Tapi, kasih sayang ini melebihi mereka. Apa Gala tidak merasakan semuanya selama ini? Papa sayang sekali sama
PAPA MUDA 3Oleh: Kenong Auliya ZhafiraKenangan pahit memang kadang bisa membekas hingga napas berhenti berembus. Sekeras apa pun melupakan, rasa itu akan tetap hadir dalam batas pikir yang tidak bisa diprediksi. Alsaki belum mampu melakukannya.Karena memang kenyatannya, kepingan kenangan itu masih timbul tenggelam dalam pikiran. Walau sesakit apa pun, hidup harus tetap maju, bukan mundur. Hanya melupa untuk menyamarkan luka yang terlanjur bersemayam.Alsaki mencoba menatap wanita di sebelahnya. Ada binar bahagia di matanya setelah mengatakan mimpinya. Hampir sama dengan Arista dulu. Bedanya, Dyra tidak melepaskan apa pun untuk mendapatkan sesuatu."Kamu suka hal begitu juga?" Akhirnya hanya pertanyaan konyol itu yang keluar dari bibirnya."Ban
PAPA MUDA 4 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraPernah kehilangan karena sebuah perpisahan yang menginginkan salah satu ikatan terlepas kadang meninggalkan jejak bekas luka. Seperti kulit tergores belati hingga memberi keperihan yang terasa sakit meski sudah mengering dan menghilang. Hati Alsaki tidak ubahnya seperti demikian.Ucapan sang ibu begitu menampar kewarasannya dalam sekejap. Ia memang tidak pernah berpikir untuk mencari mama pengganti. Ia masih sanggup mencurahkan kasih sayang tanpa batas. Meskipun pertanyaan bocah kecil itu mulai membuat hati meringis. Alsaki menggenggam kuat ponsel di tangan kirinya, lalu berusaha keras menjawab pertanyaan wanita di depannya. "So--soal itu belum aku pikirkan, Bu. Aku masih senang berdua bersama Gala."Sang ibu menggeleng, tidak setuju dengan jawaban anaknya. "Apa kamu pernah memikirkan perasaan Gala? Dia juga butuh sosok mama, Al ... oke, kalau kamu bisa urus diri sendiri, tapi Gala? Dia masih butuh," ungkapnya mencoba membuka jalan pikiran se
PAPA MUDA 4 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraDengan melangkah cepat, pria yang menikmati peran ganda untuk buah hatinya langsung membersihkan diri sesampainya di rumah. Kaos oblong berserta celena pendek menjadi pilihan untuk kenyamanan di rumah. Suara televisi dari ruang santai pun menarik perhatiannya. Alsaki keluar kamar, menuju ruang santai untuk melihat sang anak. Sudah menjadi kebiasaannya menonton acara kartun favorit seperti Ultraman dan lainnya. "Sayang, kok, be--" Pertanyaannya terhenti karena sang ibu menempelkan jari telunjuknya ke bibir sebagai kode jangan berisik. "Gala baru tidur," bisiknya setelah anak lelakinya ikut duduk di sebelahnya. "Aku gendong ke kamar," jawabnya ikut berbisik.Seketika tubuh mungil itu sudah berpindah dalam gendongan dengan sekali angkat. Wajahnya terlihat begitu polos tanpa beban. Alsaki meletakkan Gala begitu hati-hati, takut terbangun karena merasa ada gerakan."Maafkan, Papa, Sayang ...," ucapnya sembari membelai lembut rambut hitam sang a
PAPA MUDA 5 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraPenampilan terkadang tidak selalu menunjukkan sisi terdalam seseorang. Bisa saja semua itu berbanding terbalik dengan apa yang kita pikirkan. Ibarat buah nangka yang kulit luarnya berduri, tetapi dalamnya lembut memikat hasrat untuk menikmati. Wanita yang masih sedikit terkejut itu hanya diam, menunggu gilirannya bicara. Benih kagum yang semula hampir memunculkan tunas, dengan cepat ia menepisnya. Alsaki menyadari perubahan wanita yang masih berdiri di depannya. Pasti terkejut mendengar perkataan ibunya. "Ehem! Baiklah, kita bisa lanjutkan. Jadi, kapan kamu bisa mulai kerja?" tanyanya langsung tanpa basa-basi. "Oh, ya, wajahmu nggak perlu begitu. Gala memang anakku," ucapnya lagi seolah memberi tahu bahwa yang didengarnya memang benar, bukan kesalahan.Seketika Dyra menoleh kanan kiri untuk menghilangkan gugup yang begitu jelas merantai kesadarannya. "Em, a--anu ... sekarang pun bisa. Jadi, saya memenuhi semua syarat yang ada, Mas?" tanyanya
PAPA MUDA 5 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraKetika azan Zuhur berkumandang, karyawan Gala Cell mulai istirahat secara bergantian. Karena pengunjung memang datang silih berganti. Tidak bisa jika semua karyawan istirahat bersama, mereka harus bisa memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin."Dyra, kami berdua makan siang dulu ya? Kamu tungguin sebentar. Udah bisa melayani pembeli, kan?" tanya Adrian sebelum pergi mencari makan di warung sebelah pertigaan. "Bisa, Adrian. Kamu tenang aja. Buruan ya, kan, gantian," pintanya. "Siap!" Kedua pria itu berlalu pergi mencari makan siang. Sedangkan Dyra memilih sendiri sambil menunggu pembeli datang. Namun, belum ada pembeli yang hadir karena masa istirahat. Jadi, ia memutuskan untuk bermain dengan ponselnya sejenak.Hari ini ia belum membaca novel online sama sekali. Begitu ada celah dan kesempatan, wanita yang menyukai cerita sejak sekolah langsung berselancar di aplikasi grup menulis. Bahkan dirinya sudah mulai memiliki penulis favorit. "Wah
PAPA MUDA 49LAST EPISODEOleh: Kenong Auliya ZhafiraTanpa pikir panjang, begitu bibir wanita di depannya berhenti bicara, Alsaki segera memberikan kecupan mesra dan santai. Bibir yang saling bertemu seakan tahu jika luka dulu masih ingin diberi penawar. Mencairkan segala luka yang terjebak kesalahan lalu. Perlahan, kecupan itu kian tenggelam bersama kehangatan yang begitu mereka rindukan saat hati merasa ingin pergi tapi kenyataan menawan kuat perasaan. Sungguh sesuatu yang membuat jiwa sekarat. Alsaki menarik diri setelah lima menit berlalu menyelam indahnya cinta berbalut rindu. Ya, meski bertemu setiap hari tapi rindu itu justru semakin menggebu. Apalagi jika tentang menguraikan bahasa paling indah dari cinta. Hal itu dipastikan melumpuhkan debaran dalam sekali tarikan napas. "Aku mencintaimu ... menikahlah denganku, Andyra Arsha," pinta sang pria sekali kali. "Aku juga sangat mencintaimu. Jangankan menikah denganmu, hidup dan mati bersamamu pun aku mau," jawab Dyra tanpa l
PAPA MUDA 49LAST EPISODE HOleh: Kenong Auliya ZhafiraDyra sengaja berjalan lebih cepat untuk memastikan keberadaan Malik di taman belakang. Takutnya itu hanya tipuan belaka. "Aku lihat Malik dulu ada apa enggak, Mbak. Bentar," ujarnya sembari mengintip dari balik tembok. Ia dapat melihat pria bernama Malik itu tengah memainkan ponselnya. "Oke, Mbak ... Malik beneran ada di sini," ucapnya lagi setelah memastikan kebenarannya. Arista tanpa ragu menuju taman belakang dengan pose layaknya bintang. Meskipun pakaian sederhana, tetapi ada niatan untuk mencari perhatian dari pria yang sibuk menatap layar ponsel. Namun, semua itu percuma. Pria bernama Malik itu tidak melirik sama sekali. "Haduh ... aku ini kurang cantik apa gimana? Wajahnya datar begitu tanpa ekspresi," kesalnya. Dengan mendekat beberapa langkah, Arista mencoba mengajak bicara. "Biarlah urusan hati bisa dipikirkan sambli jalan atau biar menjadi bagian dari masa lalu. Karena hati emang tidak bisa dipaksa," ucapnya lagi dis
PAPA MUDA 49LAST EPISODE GOleh: Kenong Auliya ZhafiraPria yang ingin melibatkan apa pun yang ada di konter sebagai sarana bagian dari kejutan itu berbalik, lalu menjelaskan apa yang terbayang dalam benaknya. "Jadi, begini. Nanti, ponsel second yang ada di etalase dinyalakan semua. Aktifkan senter dan masukkan ke botol minum plastik. Lalu bentuk lambang hati di sini. Kita akan berada di dalam lambang itu saat mereka datang. Nanti minta Malik menutup mata mereka. Setelah kedua wanita itu melihat kita, kita bergantian mengatakan apa maunya kita. Gimana?" terang Alsaki sebagai pemilik ide yang cukup menghemat biaya. Adrian sendiri cukup mengagumi pola pikir pria di depannya. Soal memperlakukan wanita yang dicintai memang Alsaki bisa dikatakan sebagai juara. Hanya keadaan yang tidak mendukung hingga hatinya tersakiti dan terluka dalam. Akan tetapi, semua itu telah berlalu. "Boleh, Mas. Mau mulai sekarang, atau gimana? Takut mereka keburu datang." "Ya udah. Kita mulai sekarang." Ked
PAPA MUDA 49LAST EPISODE FOleh: Kenong Auliya ZhafiraMereka bergegas merapikan semua, lalu berjalan bersama layaknya teman. Tidak ada lagi rasa ingin menyaingi atau pun tersaingi. Tuhan memang Maha Pembolak-balik Hati manusia. Arista dan Dyra melihat dengan jelas para pria duduk lesehan di lantai konter tanpa alas sembari menyantap mi ayam bersama. Hal sederhana tapi terasa istimewa. "Punya kita, mana?" celetuk Dyra tiba-tiba yang membuat mereka berhenti mengunyah. "Ada. Duduk dulu. Ambil sendiri, tuh, di dekat Malik," jawab Alsaki sambil menelan mi yang telah berada di mulut. Mereka membaur bersama tanpa ada batasan sosial apa pun. Bahkan perasaan seakan mengerti bahwa ini bukan waktunya untuk bicara. Sekarang adalah waktu untuk menikmati kebersamaan tanpa ada celah kebencian. Sungguh pemandangan luar biasa untuk manusia yang pernah terluka karena masa lalu bisa duduk bersama tanpa saling mengingatkan luka. Hidup mungkin aslinya sederhana, hanya pikiran yang membuatnya rumit ta
PAPA MUDA 49 LAST EPISODE EOleh: Kenong Auliya ZhafiraKetika para wanita asyik bercerita, para pria justru baru selesai setelah beberapa jam menggadaikan waktu untuk sebuah tanggung jawab akan pekerjaan. Ketiganya saling menyandarkan punggung pada tembok untuk menopang sebentar rasa lelah. Sesekali tubuh menggeliat guna melemaskan otot-otot. "Tumben banget hari ini ramai. Sampai kewalahan begini," keluh Malik yang merasakan lelah kaki. "Iya. Aku aja tumben merasa lelah," timpal Adrian. Alsaki paham apa yang mereka katakan. Tanpa basa-basi, ia segera melakukan panggilan telepon untuk memesan mi ayam langganan di sebelah selatan konter. Meski sedikit jauh, tetapi rasanya enak. "Halo, Pak ... pesen mi ayam spesia lima porsi ya? Bisa dikirim ke konter seperti biasa, kan?" pinta pria yang kerap melakukan pemesanan dadakan kalau perut mengajak bercanda pada jam kerja. "Siap, Mas Al!" sahutnya singkat. "Terima kasih sebelumnya." Sambungan telepon terputus. Dua pria yang mendengar
PAPA MUDA 49LAST EPISODE DOleh: Kenong Auliya ZhafiraOrang-orang di sekitar terdiam mendengar bisikan Adrian yang masih terdengar jelas untuk telinga normal. Mereka berpikir sesuai asumsi masing-masing. Akan tetapi, satu doa mengaminkan untuk sesuatu yang belum pasti antara Adrian dan hatinya. Tanpa mereka sadari dari arah lain pun ada wanita yang diam-diam mematung tanpa bisa beranjak. Ya, kehadiran Arista cukup bisa menyaksikan perdebatan manis itu. Ia hanya sengaja menunggu dua pria itu berhenti dari pertikaian kata. Akan tetapi, sikap Adrian justru membuatnya berpikir lagi tentang salam yang disampaikan Dyra waktu itu. Ia tidak memungkiri ada desiran setitik melihat pria yang biasa saja bisa berubah semarah demikian. Namun, ia tidak ingin gegabah menjalin kedekatan setelah kejadian kemarin. "Apa mungkin Adrian suka padaku? Bagaimana bisa?" batinnya masih menerka penuh rasa tidak percaya. Bertepatan tubuh Ghava yang berbalik, semuanya baru menyadari akan kehadiran orang lain
PAPA MUDA 49LAST EPISODE COleh: Kenong Auliya ZhafiraAngin sepoi-sepoi memberi sejuk hati di sepanjang perjalanan. Bentuk angin yang tidak terlihat, tetapi bisa dirasakan membuatnya memahami bahwa tentang ketulusan hati itu sama seperti angin, tidak terlihat tapi bisa terasa.Sementara wanita yang baru memasuki keputusan baru dalam hidup penuh pertimbangan hati dan rasa, di tempat lain justru ada orang yang tidak pernah menimbang hari dan perasaan para pembeli. Siapa lagi kalau bukan Dyra dan dua pria yang sudah seperti penjaga.Entah berawal dari mana, tiba-tiba ada salah satu pembeli yang komplain tentang penanganan Gala Cell. Dyra mulai lelah dan jenuh mendengar alasan yang menurutnya tidak masuk akal."Pokoknya saya mau ganti rugi, Mbak! Masa pulsa tidak masuk suruh bayar?! Professional dong, Mbak! Ini kan, bukan salah saya. Saya sudah menulis nomor dengan benar loh ...," ujar pria berkaos hitam itu dengan kekeh."Tapi, aku hanya menurun dari tulisan ini, Mas ... sepertinya Mas
PAPA MUDA 49LAST EPISODE BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSang pria yang tengah bermain dengan Gala menjadi tertarik untuk mendekat. Entah kenapa melihat dua wanita itu berpelukan seperti gersangnya bumi yang basah tersiram derasnya hujan. Sejuk. Sungguh tidak pernah menyangka akan dipertemukan dengan titik ini. Titik di mana bisa melepas masa lalu tanpa harus berpura-pura kuat. Ada sesal kenapa tidak dipertemukan dan jatuh cinta lebih awal. Seandainya itu terjadi mungkin cerita akan lebih berbeda dan berwarna. Akan tetapi, kembali lagi pada Tuhan Yang Maha Baik adalah sumber segala kisah makhluk bumi. "Sayang ... ke sana yuk?" Alsaki seketika mengajak sang anak untuk bertemu dengan mamanya setelah hampir lelah bermain. Gala melirik bersama arahan dagu sang pria yang menyerahkan seluruh hidup hanya untuknya. Dua wanita yang memiliki peran sama tengah saling tersenyum dalam pelukan. Hati bocah kecil itu sungguh ingin berada di tengah mereka. Tanpa pikir panjang, ia pun mengangguk tanda
PAPA MUDA 49 LAST EPISODE A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Mendapati pertanyaan tentang setengah kehidupan yang tengah berusaha dilupakan meski sejenak tetaplah membuat hati terbelah. Bukannya tidak ingin kembali pada dunia yang telah memberikan hidup kedua, tetapi rasa ingin menepi sendiri karena sebuah tragedi masih begitu besar menggerogoti nurani. Walaupun ada niat ingin kembali, tetapi bukan untuk saat ini. Belum ada persiapan dan pemulihan mental sama sekali setelah diterpa badai beberapa hari yang lalu. Arista belum seberani itu memilih kembali masuk dunia literasi. Meski kenyataan ada lubang sunyi kehilangan hobi dan pembaca yang pernah mendukung juga menunggu karya tidak seberapa. Akan tetapi, hasrat menulis masih tenggelam di dasar jiwa bersama rasa bersalah telah berbohong tentang keadaannya sebelum menjadi sang bintang di hati pembaca. Dengan menarik bibir menjadi lengkungan manis, Arista memberi satu jawaban. "Maaf, Ra ...," ujarnya penuh nada sesal, "saat ini aku belu