Mendengar kata-kata penyemangat BJ malah sebal mendengarnya. Kalimat itu adalah ucapan penguatan yang BJ sampaikan sendiri sewaktu mereka masih di halte. Artinya, Happy sebetulnya sedang menyindir dirinya!
“Sialan. Lu nyindir?“
BJ tertantang dan berdiri di bagian depan sehingga posisinya kini bisa terlihat hampir semua orang di dalam kabin bis. “Gue buktiin sekarang juga.“
“Buktiin apa?“
“Di depan semua orang yang ada, gue mau buktiin kejantanan gue.“
“Jangaaaan!“ Happy keceplosan berbicara keras. Saat tersadar ia kembali menurunkan volume suara. “Lu buktiin keberanian aja.“
“Emang itu maksud gue. Lu kira apaan?“
“Ups.“
BJ seka
Sewaktu ulang tahun ketujuhbelasnya hampir setahun lalu, ayahnya Charlie menghadiahi anaknya dengan mobil mereka, Si Doyok. Mulanya Charlie senang tapi lama-kelamaan ia tahu bahwa pemberian itu hanya modus agar Charlie bisa dimintai tolong antar dan jemput barang.Tapi tak apa, Charlie enjoy saja. Bagi dia tetap lebih banyak manfaat mengendarai mobil sendiri daripada kemana-mana naik motor, angkot, atau taksi daring. Ia tak peduli dengan penampilan. Manfaat, itu jauh lebih penting. Masalah penyok di depan kap mobil itu nomor dua.Dan keputusan itu ternyata bijak. Di saat kondisi sekarang dimana sebagai Tim CD ia harus kreatif mencari tambahan dana, Si Doyok pun dioptimalkan. Pengertian dioptimalkan pun tentu dilakukan dalam batasan tertentu karena mobil itu harus diperlakukan hati-hati. Selama berbulan-bulan mengemudikannya, Charlie jadi tahu sendiri beberapa pantangan yang harus diperhatikan. Ketika melewati jalan berlubang, bergel
“Namanya juga pengalaman pertama. Dimaklumin dong.”“Sekarang kita cari bis buat pulang tapi sekalian ngamen. Itu akan jadi ngamen terakhir hari ini.”BJ sepakat. Baru saja duduk di bangku halte terlihat tiga bis Mayasari berwarna hijau secara sekaligus mendekat ke halte. Dua di antaranya adalah bis yang bisa mereka tumpangi untuk pulang.“Itu bisnya dateng.”“Tapi bisnya penuh semua,” Happy bangun dari bangkunya. “Gue masuk lewat pintu belakang, lu lewat pintu depan. Cepat buruan masuk!”Tanpa menunggu aba-aba lagi BJ langsung lari ke bagian depan bis sedangkan Happy ke bagian belakang. Langkah mereka sempat terhalang akibat banyak juga orang yang turun dan naik bersamaan. Tapi berhubung BJ cukup gesit, bisa juga dia menyelinap ke dalam bis.“Selamat siang para penumpang bis yang kami hormati,” BJ langsung memulai dengan kalimat pembukaan saat sudah berdiri di bagian de
“Cari waktu dan studio untuk latihan yang baik. Jangan sampe terlalu mengganggu kegiatan sekolah. Kalo pas mau latihan pikir baik-baik kapan hari dan jamnya.” BJ kembali menanggapi dengan ‘ya’ kecil. “Tau nggak, gue dapet info nama channel lu di Youtube. Kereeen. Jadi kebuka deh semua,” Lichelle berceloteh dengan semangat. “Kapan-kapan lu gue mau kenalin sama oom gue. Dia pemegang saham hotel. Siapa tau lu bisa tampil di live music di sana.” Lagi-lagi BJ hanya menanggapi dengan satu kata. Merasa ada yang berbeda, Lichelle bertanya. “Lu keliatan gak semangat, J. Sakit?” “Nggak. Eh, iya.” “Tau nggak. Happy tadi itu bilang terima kasih karena bue bersedia jadi vokalis. OMG, muka BJ mendadak pucat. “Jadi begitulah, J. Here I am… gue terima soal tawaran kalian.” BJ shocked. “Aku juga udah cerita join-nya aku ini ke Mama, Papa, sama beberapa teman lain” BJ speechles
Sadar bahwa puteranya telah beranjak makin dewasa, Emak sadar ia perlu berkata sejujurnya. “Kamu benar. Kita emang lagi super hemat.”“Apa ini akibat surat kontrak yang robek?”Emak memang kemarin akhirnya menceritakan kasus itu kepada dirinya. Kasus yang membuat ketakutan BJ menjadi kenyataan. Bahwa mereka sekeluarga kini terancam mengalami kesulitan ekonomi untuk beberapa bulan ke depan.“Tadi ada kabar. Entah ini baik atau buruk. Surat kontrak untuk usaha Abah mau diperbarui sama yang beli.”“Bagus dong. Kenapa Emak bilang bisa baik bisa buruk? Buruknya di mana?”“Si pembeli minta agar Abah kirim kayu lagi.”“Berapa truk?”“Siko.”“Satu? Satu apa? Satu truk engkel?”“Iya.”“Kalo hanya satu truk engkel, apakah Abah punya dana cukup?”“Cukup. Pas. Tapi kalo itu dilaku
“Kita kan masih Kelas 11. Masih ada waktu setahun buat persiapan diri.”“Itu sih gue juga tua. Tapi gue ngarep banget setamat dari sini bisa ngelanjutin ke sana biarpun gue sadar peluangnya tipis atau mungkin nggak ada.”“Dedot, kenapa jadi apatis?”“Gue punya kelemahan yang pasti bikin gue ditolak kalo ngotot masuk TNI,” jawab Dedot dengan nada memelas.“Kelemahan apa?”“Gue suka ngigo.”Happy merasa tidak sependapat. Bagaimana mungkin seorang calon taruna ditolak masuk TNI hanya karena ia suka mengigau. “Lebay. Gimana ceritanya tuh?”“Gue mikirnya begini. Kalo umpama gue sama temen sekompi dikirim ke tengah hutan untuk misi pengintaian pasti kacau hasilnya. Giliran gue piket jaga sih gapapa. Tapi kalo giliran gue tidur pasti ketauan musuh waktu gue ngigo.”“Iya juga ya. Elo bisa mati bukan karena musuh tapi akib
Charlie masih protes tapi Happy dan Dedot betul-betul tegas dengan tidak mengizinkan Charlie pergi. Setelah dirasa tenang BJ kemudian menceritakan inti pertemuan diadakan. Diawali dengan permintaan maaf sedalam-dalamnya, BJ kemudian bercerita. Mengaku salah, tepatnya, karena telah melakukan dosa yaitu tanpa sepengetahun rekan lain telah dengan sengaja menolak keinginan Lichelle untuk menjadi vokalis. BJ dalam hal ini sadar bahwa ia belum bisa membukakan alasan blackmail yang dilakukan Bayu terhadap dirinya. Alasannya, jika ia membuka hal itu akan merembet ke terbongkarnya dosa BJ di masa lalu terhadap Abah.Dampaknya, pengakuan dosa itu membuat ketiga rekannya tercengang.“Astaga J, koq bisa sih lu bikin begitu sama Lichelle?”“Lichelle itu vokalis paling sempurna dari segala sudut pandangan kita semua.”“Lu nolak Lichelle sama aja satu kebodohan luar biasa.”“Lu ngambil keputusan sep
“BJ hanya nggak ingin Abah dapat kesulitan lagi.”Mata Abah berkaca-kaca. “Abah bangga sama kamu. Abah tau kamu anak yang sangat berbakti. Tapi tindakan kamu tadi sudah keterlaluan bahayanya. Kamu pertaruhkan nyawa. Abah ndak akan memaafkan diri sendiri kalo terjadi apa-apa sama kamu. Buat Abah, kamu jauh lebih berharga dari mobil apapun.”BJ menanggapi dengan anggukan. Abah kemudian mengajak puteranya untuk masuk ke dalam toko merangkap rumah mereka. Melihat begitu sayangnya Abah, sebersit pikiran melintas di benak BJ. Ia merasa ini waktu yang sangat tepat untuk mengutarkan sesuatu yang selama ini kerap mengusik hatinya.“Abah,” panggil BJ ketika mereka baru berjalan beberapa langkah. “Boleh minta waktu sebentar?”“Soal truk?”BJ menggeleng. “BJ ingin kita ngobrol… sebagai orangtua dan anak”Firasat kebapakan Abah s
“Kita nggak punya banyak pilihan.”“Vokalisnya?”“BJ merangkap vokalis. Selama ngamen gue bisa nilai kalo vokal BJ lumayan oke.”Orang terakhir yang mereka tunggu, Dedot, akhirnya muncul.“Gimana soal kelangsungan band kita?“ Dedot langsung membuka dengan sebuah pertanyaan.“Situasi sekarang sulit. Hanya Tim CD yang bisa beraksi cari duit,“ kata Charlie.“Siapa bilang? Gapapa gue tampil sendiri,“ cetus Happy.“Dana yang udah didapet hanya cukup untuk dua kali latihan. Kita pasti kepinginnya penampilan kita sukses. Jadi kita musti latihan lebih sering.“ “So pasti. Gue kan ngejar beasiswanya juga.“ Charlie menimpali. “Gue juga butuh. Soalnya gue mikirnya begini. P