Aiden dan Lex pergi meninggalkan Ardan dan Karissa setelah membuat pernyataan yang mempermalukan Ardan dan Karissa.
''Maksud lu sebenernya apa?'' tanya Ardan dengan nada yang jelas tidak ramah, ''Kenapa malah lu bikin kacau semuanya?!''
''Kamu marah sama aku?'' tanya Karissa dengan wajah memelas berlagak sedih, ''Tapi, aku kan cuma berniat dampingin kamu karena Deon enggak ada.''
''Lo enggak pernah kek gini sebelumnya Riss...yang kek gini, siapa pun itu, elu enggak pernah mau tahu. Gue tahu elu, ini bukan gaya lo...''
''Tahu apa kamu tentang aku Ndra?'' tanya Karissa dengan sorot mata tajam menatap Ardan, ''Aku anak Mahendra, hitam... putih... aku mengerti semuanya. Kenapa aku harus didiskriminasi?''
''Jelas
133 Arjuna melunakDi waktu yang lain, tampak Karissa dan Arjuna duduk bersama di sebuah kafe tidak jauh dari kantor Karissa.''Tumben amat...''''Apanya?''''Lo dateng duluan nemuin gue...''''Kangen gue ama elo...''''Wow...'' sahut Karissa dengan senyum mengembang di wajah cantiknya, ''Akhirnya, Arjuna si dosen ganteng mengakui pesona Karissa.''''Hm... terserah elo aja deh,'' sahut Arjuna yang terkesan seolah acuh.Sorot mata Arjuna yang sedang menunjukkan pesonanya sengaja bertemu dengan bola mata cantik Karissa.Karissa sempat tersipu tapi dia menyembunyikannya dengan sangat baik dengan tingkah manjanya.
134 Perseteruan dua saudara*****''Bos, Arjuna terus bergerak... apa itu enggak apa-apa?'' tanya Rendra memberi laporan pada Ardan.Ardan hanya mengangguk menanggapinya, tapi, dia juga melihat ada ekspresi waspada di wajah Rendra.''Kenapa?'' tanya Ardan dengan nada santai, ''Ada yang laen lagi?''''Karissa, pergerakannya makin aneh...'' jawab Rendra serius.''Eum,'' angguk Ardan, ''Kalo itu gue juga tauk...''''Iya, cuma...'' sahut Rendra yang kemudian terdiam tidak melanjutkan kalimatnya.Ardan mengernyitkan dahi bereaksi dengan kelakuan Rendra yang jelas memperlihatkan kecemasannya.''Bos, Karissa engga
Karissa yang sempat terbawa emosi lalu menangis dalam pelukan Deon, beberapa waktu kemudian kembali pada kesadarannya.''Sudah cukup kak...'' ujar Rissa sambil mendorong tubuh Deon, melepaskan diri dari pelukannya.''Riss???'' panggil Deon yang masih merasa khawatir akan mental Karissa karena dia merasa ada yang aneh dengan adiknya.''Kakak banyak kerjaan... urus kerjaan kakak aja...'' ujar Karissa sambil mengalihkan wajah yang tersipu malu agar tak terlihat oleh Deon.''Ngapain di sembunyiin... dari kecil juga kamu udah biasa ngerengek sama kakak...''''Itu dulu... sekarang Rissa bukan anak-anak lagi...''''Dulu atau sekarang... kamu tetep adik kakak yang cantik...''''Gombal... udah sono, ah!''Deon melangkah pergi setelah mengacak-acak rambut Karissa sambil tersenyum.''Kak!'' panggil Karissa p
''Indra, ada apa ini?! Ini seperti bukan dirimu, tiba-tiba pergi meninggalkan pekerjaan begitu saja...''Ardan diam tidak menjawab pertanyaan Dhani, dia berdiri tegap, tidak menundukkan pandangan tapi juga tidak menatap Dhani.Dhani kesal dengan sikap Ardan yang diam tapi Dhani bisa mengetahui kalau sedang ada hal yang mengganggu Ardan. Dhani masih belum mempercayai Ardan seratus persen tapi dia tahu seberapa kompeten Ardan dalam melaksanakan setiap tugas yang di berikan.''Apakah Karissa membuat masalah?''Mata Ardan bereaksi dengan pertanyaan Dhani.''Belum tahu...'' jawab Ardan singkat tapi nada kesal dan marah yang samar terasa oleh Dhani yang cukup punya pengalaman.''Apakah kau butuh waktu?''''Ya, jika Anda berkenan...''''Baiklah, limpahkan tugasmu pada Deon, aku rasa dia sudah banyak belajar dari kesalahannya
Rama yang jengkel segera beranjak dari kursinya, dengan perasaan kesal dia mencari tahu ada apa di luar hingga mengganggu percakapannya dengan Aruna.BUAKTubuh Rama terpelanting dengan sangat keras karena sesaat setelah dia membuka pintu karena tendangan Ardan langsung mendarat di tubuhnya.Rama mengaduh kesakitan sambil memegang dada dan perutnya, belum sempat dia bangun, tangan kekar Ardan merenggut kerah baju Rama memaksanya untuk berdiri. Lalu, pukulan keras dari tangan kanan Ardan menghantam wajah Rama hingga membuat mulutnya berdarah.Rama terhuyung-huyung menahan sakit bukan hanya di perutnya tapi sekarang juga di wajahnya, berusaha berdiri setelah kembali terjatuh untuk kedua kalinya.DUGSekali lagi, tendangan Ardan menghantam tulang kering di kaki Rama membuatnya jatuh tersungkur sambil merengkuh kakinya.Melihat sosok suaminya
''Cuma begini... dan elu belagak mau rebut bini gue...''Ardan menyeringai saat dia puas melihat Rama yang sudah terengah-engah tanpa daya meringkuk menahan sakit di sekujur tubuhnya.Rama yang awalnya melakukan perlawanan karena saat akan diinterogasi oleh Ardan dia malah menantang Ardan dengan dalih tangannya yang terikat.Tapi, ketika ikatannya dilepas dan dia diperbolehkan menyerang Ardan lalu dia bisa bebas keluar kalau bisa memukulnya meski hanya sekali. Pada akhirnya, dia sama sekali bukan tandingan Ardan, perlawanan Rama hanya cukup untuk pemanasan.''Lu ketemu Karissa sekali tapi cuma karena dia kasih harapan enggak jelas... elo ancurin masa depan yang bukan cuma elo di situ, tapi ada hak orang tua yang selama ini punya andil besar setelah puluhan tahun ngegedein elo... ambisi dan nafsu elo, ngancurin impian dan harapan orang tua lu, bego!''''Cih... mafia kek elo kasih
BRAKArdan meletakkan dokumen di meja Karissa dengan kasar, membuat wajahnya masam saat melirik Ardan yang berdiri dengan ekspresi sangat tidak bersahabat menatap Karissa.''Kenapa, kok kamu kasar banget sih?!''Seperti biasa, Karissa selalu membuat suaranya terdengar manja saat bicara dengan Ardan.''Jangan belagak pilon, udah cukup Karissa Mahendra, jangan lagi lu masuk di urusan pribadi gue!''''Karissa Ayu Mahendra, itu nama lengkapku Indra, kamu harus hafal untuk ijab kabul nanti...''''Karissa!''''Ndra, itu semua bukan hal baru untukku... kamu kenal aku, sebelum aku punya feeling sama kamu, permainan itu hal biasa... jangan di ambil hati.''''Elo mau main sama siapa pun, gue enggak peduli!'' seru Ardan menjawab Karissa dengan nada marah, ''Asal elo jangan kotak-katik keluarga gue!''''Letna
Alis mata Ardan nyaris menyatu dengan sorot mata tajam, giginya bergemeretak menahan emosi hingga membuat salah tingkah beberapa bawahannya ketika Ardan, Rendra dan yang lainnya tiba di TKP selang waktu 40 menit setelah mendapat laporan.Suara sirene mobil polisi dan mobil ambulans bersahutan sebelum kedatangannya ke TKP. Kehebohan terjadi dengan beberapa mahasiswa terlihat tergeletak bertebaran dengan luka-luka di tubuh.Beberapa preman tertangkap dan babak belur, nyaris sekarat karena di hajar banyaknya warga kampus yang kesal apa lagi saat beberapa orang hampir tewas karena mini van yang nekat melaju menerjang kerumunan.''Vin, elu enggak apa-apa?!''''Dimananya?!'' jawab Gavin dengan nada ketus, ''Udah jelas bonyok begini...''''Baru bonyok...'' sahut Ardan sambil menepak dahi Gavin,''Nah bini gue, ilang lagi aja...''Ardan tampak tenang menanggapi Gavin,